Pengetahuan Remaja Putri Dismenorea Sikap Remaja Putri Dismenorea

BAB VI PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti akan membahas untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang pengetahuan dan sikap remaja putri dismenorea SMUN 10 Pekanbaru. Pembahasan yang peneliti maksud disini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan gambaran sikap remaja putri dismenorea dengan membandingkan hasil penelitian yang dilakukan pada remaja putri dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru dengan teori dan penelitian orang lain.

A. Pengetahuan Remaja Putri Dismenorea

Berdasarkan distribusi kategori pengetahuan remaja putri di SMUN 10 Pekanbaru lebih banyak responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 39 orang 55,7, sedangkan berpengetahuan baik sebanyak 31 orang 44,3. Berdasarkan tabel silang dapat dilihat dari sumber informasi yang didapat dari orang mayoritas diperoleh remaja dari orang tua sebanyak 50 orang 71,4. Responden yang mendapatkan sumber informasi langsung dari tenaga kesehatan seperti Dokter, Bidan atau Perawat hanya 3 orang 4,3 . Penulis berasumsi tidak semua orangtua dari remaja putri yang mempunyai pendidikan yang tepat tentang dismenorea. Sedangkan menurut Varney 2007, memberikan informasi, dukungan, dan penanganan pada remaja putri adalah salah satu peran petugas kesehatan. Tetapi banyak remaja putri ragu serta khawatir terhadap dismenorea karena kurangnya pengetahuan tentang apa yang diharapkan dan sedikit kesempatan mendapat informasi dari petugas kesehatan, sehingga menimbulkan Universitas Sumatera Utara kekhawatiran, keraguan, konflik, atau permasalahan dalam mengambil keputusan kesehatan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Berdasarkan pernyataan di atas, remaja putri dismenorea yang memiliki pengetahuan baik tentang dismenorea, salah satunya karena sumber informasi yang diperoleh dari petugas kesehatan. Sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang baik dapat dikarenakan tidak pernah mendapat informasi tentang dismenorea. Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar 2007, pendidikan adalah persyaratan utama untuk membangun masyarakat berbasis pengetahuan dan pendidikan mempengaruhi pengetahuan.

B. Sikap Remaja Putri Dismenorea

Berdasarkan distribusi kategori sikap remaja putri dismenorea di SMUN 10 Pekanbaru 100 bersikap positif dalam menghadapi dismenorea hal ini dapat dilihat Remaja putri dismenorea mayoritas tinggal dengan orang tua 85,7. Berdasarkan tabel silang pengetahuan dengan sikap remaja putri, dapat dilihat mayoritas remaja putri tinggal dengan orang tua 60 orang 85,7, kost 3 orang 4,3 dan ditempat saudara 7 orang 10. Penulis berasumsi bahwa sikap positif orangtua kepada remaja putri dismenorea sedikit banyak mempengaruhi sikap remaja putri terhadap dismenorea yang mana pengertian sikap menurut Slameto adalah merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Menurut Lyewellin, kebanyakan remaja putri yang mengeluh sakit pada dismenorea tidak memerlukan pengobatan, tetapi lebih membutuhkan pengertian dan penerangan, Universitas Sumatera Utara sikap orangtua yang tidak terlalu keras atau mengasihani dapat membantu dalam penerimaan terhadap dismenorea. Yang mana menurut Azwar 2007, Orang lain merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya sikap yaitu seseorang yang kita anggap penting atau seseorang yang berarti khusus dan dapat dipercaya akan banyak mempengaruhi sikap terhadap sesuatu. Orang tua merupakan orang lain yang penting dan paling dekat dengan kita. Hal ini sejalan dengan teori yang mana 100 remaja putri bersikap positif dan mayoritas remaja putri yaitu 60 orang 85,7 tinggal dengan orang tua. Remaja putri mayoritas mendapat informasi dari media cetak yaitu melalui buku pelajaran 47,1. Berdasarkan tabel silang pengetahuan dengan sikap remaja putri memperoleh informasi dari media cetak 33 orang remaja putri 47,1 melalui buku pelajaran, 27 orang 38,6 dari majalah dan 10 orang 14,3 dari koran. Hal ini sesuai dengan pengetahuan tentang dismenorea yang mereka peroleh dari pelajaran biologi yang ada pada kurikulum kurikulum pendidikan nasional 1999. Dengan diperolehnya pengetahuan dari sumber yang tepat yaitu buku pelajaran, dapat menunjukkan bahwa semakin baik pengetahuan semakin baik sikap seseorang dalam berfikir dan bertindak. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa pengetahuan memegang peranan penting dalam memepengaruhi sikap. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut Notoadmodjo, 2003. Menurut Thurstone 1931, sikap adalah penerimaan atau penolakkan penilain suka atau tidak suka, kepositifan atau kegenatifan terhadap suatu objek psikologis. Universitas Sumatera Utara

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN