BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Televisi
Televisi adalah media komunikasi yang terkenal sebagai penerima siaran gambar bergerak dengan suara baik itu hitam putih monochrom atau
berwarna. Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata “tele” bahasa yunani yang berarti “jauh” dan “visio” bahasa latin yang berarti
penglihatan. Penyiaran TV biasanya dipancarkan dengan kanal UHF Ultra High Frequency
dan VHF Very High Frequency. Siaran TV pada awalnya direkam dan dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi
kebelakangan ini perusahaan siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi televisi digital.
2.1.1. Sejarah Pertelevisian di Indonesia
Pertelevisian di Indonesia dimulai pada tahun 1962, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1962 bertepatan dengan
kemerdekaan RI yang ke XVII. Dengan pemancar berkekuatan 100watt, siaran pertama dilakukan untuk menyiarkan peringatan 17
Agustus dari halaman Istana Merdeka Jakarta. Pada awalnya TVRI Televisi Republik Indonesia adalah proyek khusus untuk
mensukseskan penyelenggaraan Asian Games ke 4 di Jakarta. Kemudian pada tanggal 12 November 1962 TVRI mulai
mengudara secara reguler seiring dengan ditetapkannya TVRI
10
sebagai televisi berbadan hukum yayasan melalui keputusan presiden RI nomor 215 tahun1963.
Beberapa tahun kemudian, pemerintah Indonesia menerbitkan Keputusan Menteri Penerangan RI Nomor : 190 A
Kep Menpen 1987 tentang siaran saluran terbatas, yang membuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi. Hingga mulai tahun
1998 mulai bermunculan TV swasta yang dimulai oleh RCTI, SCTV, TPI MNC TV, hingga TV One
Seiring dengan perkembangan jaman, dunia penyiaran TV telah memasukin era konvergensi yaitu perpindahan siaran TV
yang awalnya menggunakan sinyal analog dengan sinyal digital secara perlahan. Sebagai pengguna TV yang cukup banyak,
Indonesia berpotensi dalam industri teknologi dan TV Digital. Migrasi dari analog di mulai dari tahun 2008 yang tengah
dikerjakan oleh BPPT Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
2.1.2. Televisi Digital
Televisi Digital atau DVT adalah jenis televisi yang menggunakan siaran dengan sinyal digital dan sistem kompresi
untuk menyiarkan sinyal gambar, suara dan data ke pesawat televisi. Siaran TV digital yang dikirimkan adalah sinyal digital digital
broadcasting . TV Digital memiliki hasil siaran dengan kualitas
11
gambar dan warna yang jauh lebih baik dari yang dihasilkan televisi analog.
TV Digital TV Analog
Sinyal analog yang telah di kompresi menjadi sinyal
digital dengan menggunakan sistem bit 0 dan 1
Sinyal analog yang mentransmisikan suara dan
gambar dalam bentuk gelombang kontinu
elektromagnetik TV digital dapat menampilkan
siaran yang bagus, selama menerima sinyal walau
pengiriman sinyal lemah. TV analog pada saat
pengiriman sinyal lemah maka kualitas siaran akan
ikut terganggu Struktur TV digital yaitu dapat
menampung 6 siaran channel dalam satu pita kanal
bandwidth. Struktur TV analog yaitu
gelombang UHF hanya dapat menampung 14 channel
siaran Sistem transmisi pancarannya
yaitu data gambar atau suara dikodekan dalam mode digital
baru dipancarkan. Sistem transmisi pancarannya
masih menggunakan sistim analog dengan cara
memodulasikannya langsung ke Frekuensi Carrier
Tabel 2.1 . Perbedaan TV Digital dan TV Analog
Televisi Digital atau DVT adalah jenis televisi yang menggunakan sinyal digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan
sinyal gambar, suara dan data ke pesawat televisi. Siaran TV digital yang dikirimkan adalah sinyal digital digital broadcasting.
Karakteristik Sistem Penyiaran TV digital yang ada di Indonesia
12
dibagi berdasarkan kualitas penyiaran, manfaat dan keunggulan TV digital tersebut. Pada satu sisi, teknologi TV Digital
memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi yang tinggi yang membuatnya memerlukan kanal dengan laju yang
tinggi juga, mencapai belasan Mbps. Di sisi lain, sistem TV digital juga diharapkan mampu menghasilkan penerimaan gambar yang
jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar buram walau pesawat penerima sinya berada dalam keadaan bergerak dengan
kecepatan tinggi. Ketika migrasi TV digital dilakukan, masyarakat tidak
perlu membeli TV baru yang mendukung sinyal digital. Namun hanya perlu menambah alat bernama Set-top Box untuk dapat
menerima sinyal TV digital. Set-top Box setiap TV digital berbeda, tergantung standar apa yang digunakan oleh TV digital tersebut.
Kualitas gambar dan warna yang dihasilkan sinyal digital jauh lebih bagus daripada televisi analog. Kelebihan sinyal digital
dibandingkan dengan analog adalah ketahanannya terhadap noise dan kemudahannya untuk diperbaiki recovery di bagian penerima
dengan suatu kode koreksi error error correction code. Keuntungan lainnya adalah konsumsi bandwidth yang lebih efisien
dan efek interferensi yang lebih rendah. Pada beberapa standar, hal ini dimungkinkan oleh penggunaan sistem OFDM Orthogonal
Frequency Division Multiplexing yang tangguh dalam mengatasi
13
efek lintas jamak Hary Budiarto, Bambang Heru Tjahjono dan tim : 2007. Pada sistem analog, efek lintasan jamak ini akan
menimbulkan echo yang berakibat munculnya gambar ganda yang sangat mengganggu kenikmatan menonton. Sinyal digital juga bisa
dioperasikan dengan daya yang lebih rendah serta menghasilkan kualitas gambar dan warna yang jauh lebih bagus daripada TV
analog.
2.1.2.1. Kelebihan TV Digital
Sebagai sistem penyiaran baru, TV digital mempunya beberapa kelebihan yang menjadikannya
alasan untuk bermigrasi dari TV analog ke TV digital. Berikut adalah keunggulan dari TV digital :
1. Ketahanan terhadap kondisi lingkungan yang terjadi
karena pergerakan pesawat penerima
2.
Sistem TV digital mampu meningkatkan kualitas siaran di samping memberikan lebih banyak pilihan program
kepada pengguna.
3.
Siaran TV digital memberikan fleksibilitas aplikasi interaktif sehingga akan sangat mendukung kebutuhan
interaksi antara suatu enteprise dengan penggunanya baik yang bersifat komersial, nonprofit seperti
interactive advertisement, tele-news, tele-banking, tele-
14
shopping, maupun nonkomersial seperti tele-education,
tele-working, dan tele-traffic.
2.1.2.2. DVB-T Digital Television Broadcasting-Terrestrial
Sebagai sistem yang open-source, DVB telah mengalami banyak proses penyempurnaan dan selanjutnya
terbagi atas beberapa katagori disesuaikan akan kebutuhan. Saat ini salah satu pengembangan DVB yang menarik
adalah penggunaan standar DVB dalam penyiaran televisi digital terrestrial DVB-T.
DVB-T atau Digital Television Broadcasting Terrestial adalah salah satu standar TV digital yang
digunakan di benua Eropa yang di adaptasi oleh Indonesia karena beberapa kelebihannya, terutama karena
kehandalan DVB-T yang mampu mengirimkan sejumlah besar data pada kecepatan tinggi secara point-to-point.
Pada unit penerima, dibutuhkan sistem penerima digital yang berupa Set-top Box STB yang fungsinya
menerima sinyal modulasi DVB-T dan mengolahnya sehingga siarannya dapat ditonton melalui televisi biasa.
Perangkat STB ini bentuk dan fungsinya mirip seperti penerima satelitdekoder semacam milik Indovision atau
Astro, hanya saja alat ini cukup dihubungkan ke antena biasa. Nantinya, rangkaian penerima pada televisi masa
15
depan akan dapat langsung mengolah sinyal modulasi DVB-T sehingga tidak lagi dibutuhkan penerima STB
terpisah. Sistem DVB-T memiliki ketahanan tinggi terhadap
berbagai gangguan akibat kondisi kanal yang buruk dengan adanya derau, lintasan jamak, dan variasi daya
terima karena fading. DVB-T juga dapat diimplementasikan dalam mode SFN single frequency
network di mana suatu operator dapat memasang
beberapa pemancar dengan frekuensi yang sama tersebar pada suatu area dengan tujuan untuk memperluas dan
memperbaiki kualitas cakupan tanpa perlu menambah frekuensi.
Data digital yang digunakan dalam standar DVB merupakan data terkompresi dalam format MPEG-2.
Pemilihan format kompresi ini dilandasi pertimbangan karena kualitas kompresi yang baik dan dari sudut
pandang komersial juga menguntungkan. Disamping itu format MPEG-2 juga telah menjadi standar dalam sistem
video digital di dunia seperti dalam format DVD.
2.1.2.3. MHP
MHP atau Multimedia Home Platform adalah standar dari sistem middleware yang dirancang khusus
16
untuk DVB sebagai aplikasi interaktif pada TV digital. MHP menerima dan melakukan eksekusi interaktif pada
TV digital dengan menggunakan Java. Aplikasi TV interaktif dapat dikirimkan melalui broadcast channel
bersama dengan gambar dan video streaming. Contoh aplikasi middleware MHP adalah layanan informasi,
games, voting interaktif, email, SMS atau shopping The MHP Knowledge Project : 2006
Gambar 2.1. Contoh Sistem MHP secara Umum Sebagai aplikasi interaktif, MHP dibuat dengan
menggunakan program Java yang dapat berjalan di atas MHP Middleware. Program Java yang digunakan dapat
dikontrol dengan broadcaster atau melalui middleware. Middleware pada TV digital berperan sebagai software
atau juga dapet berperan sebagai sistem informasi yang
17
ada di dalam Set-top-Box. Middleware berjalan diantara sistem operasi dan aplikasi
Gambar 2.2. Sistem Middleware secara Umum
MHP sebagai aplikasi interaktif dibuat dengan menggunakan Java yang disebut “Xlets”. Xlets adalah
Java yang dapat bekerja pada aplikasi untuk TV digital. X pada Xlet berarti “unknown” yang artinya Xlet dapat
digunakan pada konten apapun yang cocok dengan TV digital. Contoh koding Xlet
Gambar 2.3. Contoh program Xlet untuk TV Digital
18
2.1.2.4. Return Channel
Set-top-Box MHP memiliki beberapa aplikasi lain
yang memungkinkan terjadinya interaksi dua arah, seperti voting atau aplikasi shopping. Aplikasi ini disebut Return
channel . Untuk menggunakan return channel, dibutuhkan
internet akses dengan xDSL, modem kabel ataupun wireless. Ada dua tipe return channel yaitu “always on” atau
“connection based” tergantung kebutuhan user yang diinginkan.
Tipe always on adalah tipe dimana IP address selalu tersedia, misalnya dengan tersedianya model kabel.
Return channel dengan tipe always on memerlukan
bandwidht yang cukup besar dan kecepatannya tergantung ada ISP yang menyediakan service.
Tipe connection-based adalah tipe return channel yang koneksinya perlu diatur sebelum melakukan data-
transfer. Contohnya adalah koneksi dial-up. Hanya satu aplikasi saja yang dapat di jalankan dengan dial-up pada
waktu tertentu. Bila ada aplikasi lain yang ingin dijalankan maka harus menunggu sesuai dengan level prority yang
ingin dijalankan. Pada standar DVB-T Return Channel disebut
DVB-RCT memberikan sebuah akses pengembalian dari
19
pengguna TV di rumah kembali ke penyedia layanan TV Digital.
2.1.2.5. MPGE-2
MPEG-2 adalah salah satu standar digital video broadcasting DVB. MPGE-2 adalah kombinasi hasil dari
video dan suara yang dikompresi secara lossy. MPEG-2 digunakan sebagai format TV digital yang sinyalnya
dipancarkan dengan terrestrial melalui udara, kabel atau langsung dari satelit. MPEG-2 juga digunakan untuk format
video yang dipakai pada DVD.
Gambar 2.4 . MPEG-2
Pada uji coba TV digital yang dilakukan 13 Agustus 2008 yang lalu, telah ditentukan standar video
broadcast DVB-T yang digunakan adalah MPEG-2. Alasan mengapa MPEG-2 digunakan adalah karena resolusi video
yang cocok dengan format TV digital Satryio Dharmanto : 2008 Kemudian faktor bit rate atau bandwidth juga
menentukan seberapa banyaknya data yang dibutuhkan
20
untuk memainkan file video per detiknya. Resolusi yang besar ditambah bit rate yang juga tinggi membuat sebuah
file video ”mentah” memiliki ukuran sangat besar. Untuk itu, ada faktor yang tidak kalah penting dalam urusan video
digital, yakni teknik kompresi video. Sebagai codec standar dunia dalam bidang video
digital, selama ini kita kenal MPEG, yang dalam pelaksanaannya kini telah mencapai generasi atau versi 4.
Meski demikian, codec standar MPEG-2 yang dibuat pada 1994 tetap masih dipergunakan secara luas, baik untuk
urusan video pada keping DVD maupun standar broadcast DVB. MPEG-2 mampu memberikan hasil video yang baik
berkat teknik kompresi yang efektif dengan memanipulasi frame pada Group-Of-Picture GOP.
2.2. Internet