Bingkai Pemberitaan Model Robert N.Entman 1. Detik.com 15 Januari 2010

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Bingkai Pemberitaan Model Robert N.Entman 1. Detik.com 15 Januari 2010

Judul : Ketua MUI sependapat foto pre wedding haram Tanggal : 15 Januari 2010 Didalam pemberitaan Detik.com mengenai larangan adanya foto pre wedding ini memang diamini oleh ketua MUI yaitu KH.Cholil Ridwan yang sependapat dengan forum bahtsul masail pembahasan masalah terkini Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se- Jawa Timur ke 12 di Ponpes Lirboyo, Kediri. Merujuk ajaran Islam sebelum menikah seperti suami istri memang haram hukumnya. Kalau sudah menikah di foto dengan pose suami istri itu tidak apa-apa, itu tidak melanggar syariat, jelasnya. Karena foto pre-wedding itu sudah merupakan budaya, seperti halnya pacaran itu sebenarnya haram, karena sudah jadi budaya, sepertinya tidak haram. KH.Cholil Ridwan menegaskan bahwa yang menjadi masalah didalam foto pre wedding adalah berpose layaknya suami istri dan dia juga menegaskan bahwa MUI pusat tidak akan membahas hal itu sepanjang tidak ada permintaan ke masyarakat atau ke lembaga. 37 Tabel 4.1 Bingkai Pemberitaan Entman 15 Januari 2010 Ketua MUI Sependapat Foto Pre Wedding Haram Define Problems pendefinisian masalah KH.Cholil Ridwan selaku ketua MUI pusat mengamini dan memberikan pendapat bahwa foto pre wedding haram yang dikeluarkan oleh forum bahtsul masail. Diagnose Causes memperkirakan penyebab masalah Ketua MUI menjelaskan bahwa “kalau dikembalikan ke syariat, saya tidak keberatan at as fatwa itu” Make Moral Judgement membuat pilihan moral Menurut penjelasan KH.Cholil Ridwan selaku ketua MUI : -Kalau foto laki-laki dan perempuan sebelum menikah seperti suami istri memang haram hukumnya. Treatment Recommendation menekankan penyelesaiannya KH.Cholil Ridwan menegaskan MUI pusat tidak akan membahas hal itu sepanjang tidak ada permintaan ke masyarakat atau ke lembaga. Artinya MUI pusat tidak mengeluarkan berupa fatwa tentang persoalan tersebut. Define Problems, dalam pemberitaan Detik.com ini , pendefinisian masalahnya adalah KH.Cholil Ridwan selaku ketua MUI pusat mengamini dan memberikan pendapat bahwa foto pre wedding haram sebagaimana dengan fatwa yang dikeluarkan oleh forum bahtsul masail pembahasan masalah terkini Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se- Jawa Timur ke 12 di Ponpes Lirboyo, Kediri. Seperti yang terlihat pada judul berita yang ditulis Detik.com Jum’at, 15 Januari 2010, “Ketua MUI Sependapat Foto Pre Wedding haram”. Judul yang diangkat menggambarkan bahwa foto pre wedding haram sebagaimana dengan keluarnya fatwa oleh forum bahtsul masail Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se – Jawa Timur ke 12 di Ponpes Lirboyo, Kediri pada waktu yang lalu. Dan di perkuat dengan pendapat ketua MUI pusat KH.Cholil Ridwan. Kejadian tersebut diawali Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se- Jawa Timur ke 12 di Ponpes Lirboyo, Kediri 14 Januari 2010 usai menghadiri forum bahtsul masail pembahasan masalah terkini pada waktu yang lalu tentang pembahasan foto pre wedding dalam keputusannya haram pembuatan foto pre wedding. Pendapat KH.Cholil Ridwan tentang foto Pre Wedding terlihat dalam teks: Pengharaman fotografi pra nikah pre wedding forum bahtsul masail pembahasan masalah terkini Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se- Jawa Timur ke 12 di Ponpes Lirboyo, Kediri, diamini oleh ketua MUI KH.Cholil Ridwan. KH.Cholil Ridwan setuju karena itu selaras dengan ajaran islam. Kalau dikembalikan dengan syariat islam, dia tidak keberatan dengan fatwa itu, ujarnya. Diagnose Causes, pada berita ini Detik.com memberitakan tentang bagaimana pengharaman pembuatan foto pre wedding yang dikeluarkan oleh hasil keputusan forum bahtsul masail pembahasan masalah terkini Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se. Jawa Timur ke 12 di Ponpes Lirboyo, Kediri. Kemudian di amini oleh pendapat Ketua MUI KH.Cholil Ridwan dengan memberikan penjelasan merujuk dengan syariat secara agama Islam. Yang menjadi perkiraan sumber masalahnya adalah pengharaman foto pre wedding oleh forum bahtsul masail pembahasan masalah terkini Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se- Jawa Timur ke 12 di Ponpes Lirboyo, Kediri. Yang kemudian disetujui oleh pendapat Ketua MUI pusat KH.Cholil Ridwan, keadaan ini menimbulkan pro-kontra di kalangan sebagian masyarakat khususnya para kalangan fotografer selaku yang melakoni bidang fotografi pre wedding dimana merupakan suatu pekerjaannya dan juga para kalangan ulama khususnya. Hal ini dapat terlihat di teks : KH.Cholil Ridwan setuju, karena hal itu selaras dengan ajaran islam. “Kalau di kembalikan dengan syariat, saya tidak keberatan dengan fatwa itu, “Ujar Cholil pada Detik.com. Ucapan ketua MUI pusat Cholil Ridwan menggambarkan dengan jelas dia menyetujui bahwa foto pre wedding haram hukumnya karena hal itu selaras dengan ajaran islam dan dikembalikan pada syariat agama islam. Dan mengamini fatwa yang dikeluarkan oleh forum bahtsul masail pembahasan masalah terkini Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se- Jawa Timur ke 12 di Ponpes Lirboyo, Kediri. Terlihat jelas permasalahan yang menimbulkan pro-kontra dalam masyarakat ini khususnya para pelaku bidang fotografi yaitu fotografer dan para ulama khususnya para ulama MUI adalah dengan keluarnya pengharaman foto pre wedding oleh forum bahtsul masail pembahasan masalah terkini Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se- Jawa Timur ke 12 di Ponpes Lirboyo, Kediri. Di amini atau disetujui oleh pendapat Ketua MUI pusat yaitu KH.Cholil Ridwan. Make Moral Judgement, penilaian moral yang terkandung dalam berita Ketua MUI sependapat foto pre wedding haram di Detik.com dan terlihat dengan pernyataan yang menjelaskan foto pre wedding dapat dikatakan haram hukumnya. Pernyataan KH.Cholil Ridwan yaitu, pertama , “ Pasangan sebelum menikah di foto dengan pose selayaknya telah menikah melanggar syariat agama, merujuk ajaran Islam sebelum menikah seperti suami istri memang haram huk umnya”. Kedua, “ Kalau sudah menikah di foto dengan pose seperti suami istri itu tidak apa-apa, itu tidak melanggar syariat, jelasnya. Karena foto pre wedding itu sudah merupakan budaya, seperti halnya pacaran itu sebenarnya haram, karena sudah jadi budaya, sepertinya tidak haram. Dan dia menegaskan, yang jadi masalah pada foto pre wedding adalah foto berpose layaknya suami istri”. Berikut kutipan pernyataan KH.Cholil Ridwan : Jika merujuk ke ajaran Islam, lanjut Cholil, foto laki-laki dan perempuan sebelu m menikah seperti suami istri memang haram hukumnya. “Kalau sudah nikah difoto dengan pose suami istri itu tidak apa- apa. Itu tak langgar syariat, “ jelasnya. Menurut Cholil, saat ini, seperti halnya pacaran, foto pre wedding sudah seperti budaya dan itu s ebenarnya haram. “Karena sudah jadi budaya, sepertinya tidak haram. Masalahnya kan mereka foto berpose suami istri,” katanya. KH.Cholil Ridwan menyatakan bahwa dalam syariat agama islam tidak mengenal istilah pacaran. Dan foto pre wedding itu dilakukan sebelum adanya pernikahan. Jelas perlu adanya penjelasan dari para ahli agama Islam khususnya MUI, juga selama ini yang beredar di masyarakat foto-foto yang di tunjukkan foto pre wedding itu sendiri identik dengan pose-pose seperti layaknya pasangan yang sudah menikah atau pose yang terlalu berlebihan tentunya jelas dilarang oleh syariat agama, seperti foto dengan adegan mesra seperti berciuman, berpelukan. Dalam pemberitaan ini, dengan pendapat dari ketua MUI pusat KH.Cholil Ridwan sekaligus mengajarkan dan memberikan nasihat kepada masyarakat khususnya para pelaku fotografer itu sendiri untuk memperhatikan nilai-nilai agama dalam kehidupan dalam melakukan sesuatu karena di negara kita mayoritas masyarakat menganut agama Islam dan menyangkut kepentingan manusia terutama saat melakukan pengambilan foto itu sendiri. Karena hasil foto dapat membuat intepretasi publik dan juga opini publik tergantung hasil foto yang di tunjukkan. Bagaimanapun ideologi atau agama disini yang menjadi nilai dan norma dalam kehidupan bermasyarakat. Treatment Recommendation, penekanan penyelesaian dalam permasalahan ini adalah ketua MUI pusat KH.Cholil Ridwan yang menegaskan bahwa MUI pusat tidak akan membahas hal itu sepanjang tidak ada permintaan ke masyarakat atau ke lembaga. Artinya, MUI tidak mengeluarkan berupa fatwa tentang persoalan tersebut. Kalau ada lembaga pribadi yang meminta MUI agar memberikan fatwa, MUI berkewajiban menjawabnya, tapi memang selama ini tidak ada permintaan dari masyarakat Hal ini dapat dilihat di teks : Namun begitu, Cholil mengaku MUI pusat tidak akan membahas hal itu sepanjang tidak ada permintaan dari masyarakat ke lembaga. “Kalau ada lembaga atau pribadi yang meminta MUI agar memberikan fatwa, MUI berkewajiban menjawabnya, tapi memang selama ini tidak ada permintaan dari masyarakat. MUI sudah sibuk dengan permintaan fatwa yang menumpuk itu”, jelasnya. Situasi yang menimbulkan pro - kontra dalam sebagian masyarakat pada pemberitaan di Detik.com, banyak yang mengira dari masyarakat pada umumnya dan fotografer bahwa fatwa tentang foto pre wedding haram di keluarkan oleh MUI, padahal sebenarnya MUI tidak pernah mengeluarkan fatwa tersebut secara formal atau resmi. Karena realitanya tidak ada permintaan dari lembaga atau masyarakat yang meminta MUI untuk mengeluarkan fatwa tersebut. Karena hal tersebut banyak yang salah paham dan salah pandang terhadap MUI. Karena MUI disini berperan sebagai penengah dari permasalahan pro – kontra dalam masyarakat yang terlibat dan MUI menjelaskan permasalahan tersebut secara syariat islam. Berdasarkan framing dari keempat aspek tersebut, maka berita ini dapat dipandang pula dari dua dimensi besar framing Robert N.Entman, yaitu mengenai seleksi isu dan penonjola aspek realitas atau tertentu. Pada dimensi seleksi isu, Detik.com menyeleksi tentang persoalan pengharaman foto pre wedding yang di keluarkan oleh forum bahtsul masail pembahasan masalah terkini Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se- Jawa Timur ke 12 di Ponpes Lirboyo, Kediri. Dan kemudian hasil keputusan tersebut diamini dengan pendapat oleh ketua MUI pusat KH.Cholil Ridwan yang setuju dengan hal tersebut karena tidak selaras dengan ajaran islam. Sementara pada Dimensi peninjolan aspek realitas atau tertentu, Detik.com menonjolkan pada kalimat – kalimat yang menggambarkan suatu nasihat dengan menjelaskan permasalahan yang terjadi dalam realita kehidupan masyarakat dengan berdasarkan syariat dan merujuk dengan ajaran Agama Islam. Dengan judul berita di Detik. com “Ketua MUI Sependapat Foto Pre Wedding Haram” karena, sebelum di keluarkan pengharaman foto pre wedding oleh forum bahtsul masail pembahasan masalah terkini Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se- Jawa Timur ke 12 di Ponpes Lirboyo, Kediri, foto pre wedding identik dengan pose – pose layaknya pasangan yang telah menikah, karena hal tersebut tidak selaras dengan syariat agama Islam seperti halnya pacaran yang tidak di perbolehkan demikian pendapat ketua MUI pusat KH.Cholil Ridwan. Judul berita tersebut mewakili, bahwa MUI sebagai lembaga agama itu sendiri tidak mengeluarkan fatwa tentang permasalahan tersebut, melainkan MUI yang diwakili oleh Ketua MUI pusat KH.Cholil Ridwan mengeluarkan pendapat tentang permasalahan serta penjelasan mengenai permasalahan tersebut.

B. Bingkai Pemberitaan Kompas.com Model Robert N.Entman 1. Kompas.com 17 Januari 2010

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG PEREMPUAN KORUPTOR (Analisis Framing Pemberitaan Kasus Korupsi Ratu Atut Chosiyah pada Detik.com dan Kompas.com Edisi 18-24 Desember 2013)

0 5 23

KONSTRUKSI PENCITRAAN CALON PRESIDEN DALAM MEDIA ONLINE (Analisis Framing Pemberitaan Tentang Prabowo Subianto di Detik.com dan Kompas.com

1 24 27

Konstruksi Realitas Sosial Kasus Tewasnya Terduga Teroris Di Media Online (Analisis Framing Pemberitaan Siyono Di Kompas.Com)

0 8 118

ANALISIS FRAMING PEMBERIAN PENGANGKATAN WAKIL MENTERI OLEH PRESIDEN SBY DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM DAN DETIK.COM PADA BULAN OKTOBER 2011

0 4 113

DEMOKRASI DELIBERATIF DALAM MEDIA ONLINE DETIK.COM, KOMPAS.COM, DAN VIVA NEWS (Analisis Isi Perbandingan Komentar Pembaca Media Online Detik.com, Kompas.com, dan VIVAnews dalam Pemberitaan Polemik Qanun Bendera dan Lambang Aceh 25 Maret – 17 April 2013).

0 3 12

DEMOKRASI DELIBERATIF DALAM MEDIA ONLINE DETIK.COM, KOMPAS.COM, DAN VIVA NEWS DEMOKRASI DELIBERATIF DALAM MEDIA ONLINE DETIK.COM, KOMPAS.COM, DAN VIVA NEWS (Analisis Isi Perbandingan Komentar Pembaca Media Online Detik.com, Kompas.com, dan VIVAnews dalam

0 2 13

PENDAHULUAN DEMOKRASI DELIBERATIF DALAM MEDIA ONLINE DETIK.COM, KOMPAS.COM, DAN VIVA NEWS (Analisis Isi Perbandingan Komentar Pembaca Media Online Detik.com, Kompas.com, dan VIVAnews dalam Pemberitaan Polemik Qanun Bendera dan Lambang Aceh 25 Maret – 17

0 2 37

PENUTUP DEMOKRASI DELIBERATIF DALAM MEDIA ONLINE DETIK.COM, KOMPAS.COM, DAN VIVA NEWS (Analisis Isi Perbandingan Komentar Pembaca Media Online Detik.com, Kompas.com, dan VIVAnews dalam Pemberitaan Polemik Qanun Bendera dan Lambang Aceh 25 Maret – 17 Apri

0 16 40

ANALISIS PEMBINGKAIAN PEMBERITAAN CALON KAPOLRI BUDI GUNAWAN SEBAGAI TERSANGKA OLEH KPK DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM DAN DETIK.COM EDISI JANUARI 2015”.

0 0 13

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN KASUS SEPUTAR KEMACETAN LALU LINTAS DKI JAKARTA DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM

0 0 25