Frame Kompas.com Pembahasan Detik.com dan Kompas.com Dalam Pemberitaan Foto Pre

Menekankan Penyelesaian Treatment Recommendation Penekanan penyelesaian dalam masalah ini adalah penegasan dari Ketua MUI pusat KH.Cholil Ridwan bahwa MUI pusat tidak akan membahas persoalan pengharaman foto pre wedding selama tidak ada pertanyaan langsung dari masyarakat, artinya MUI pusat tidak mengeluarkan fatwa terkait persoalan tersebut. Selain itu, penegasan Juru Bicara dari forum bahtsul masail FMP3 se Jawa Timur, Muhammad Nabiel Haroen yang menghasilkan rumusan haram yang diantaranya pengharaman foto pre wedding yang menurutnya rumusan yang dibuat tidak bersifat mengikat penerapannya dikembalikan ke masyarakat, dengan tanggung jawab dan tanggunggan masing- masing pribadi, “Intinya kami membuat rumusan yang diantaranya haramnya pembuatan foto pre wedding untuk saran bukan fatwa.

2. Frame Kompas.com

Tabel 4.7 a. Pendefinisian Masalah Define Problems Judul Define Problems Berita 1 MUI: Foto “Pre Wedding” Masih Boleh” Pernyataan wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni’am Sholeh yang menegaskan bahwa pemotretan pre wedding atau pengambilan foto sebelum mengadakan sebuah pernikahan bukanlah perbuatan yang diharamkan. Pengambilan foto untuk mengenalkan siapa yang akan menikah itu tidak apa-apa selama tidak melanggar ketentuan syar’i. Dengan demikian, dia mengatakan bahwa pengambilan foto untuk pre wedding tidak dilarang tetapi dengan adanya pengecualian kalau foto pre wedding diambil dengan adegan mesra seperti berciuman jelas itu tidak boleh Pendefinisian Masalah Define Problems Pendefinisian masalah yang diambil Kompas.com dari berita tersebut adalah pernyataan dari Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni’am Sholeh bahwa pengambilan foto untuk mengenalkan siapa yang akan menikah itu tidak apa- apa selama tidak melanggar syar’i. Pengambilan foto pre wedding itu tidak dilarang tetapi adegan mesra seperti berciuman jelas dilarang. Sekretaris Komisi Fatwa MUI pusat Hasanuddin bahwa Majelis Ulama Indonesia MUI pusat akan mengkaji persoalan rumusan haram yang diantaranya pemotretan foto pre wedding. Pada intinya MUI akan mengkaji dulu. Harus tahu dulu persis fatwanya seperti apa. Kalau misalnya haram, tentu harus ada solusi-solusi. Kompas.com memberitakan tanggapan dari individu yang berbeda tetapi dengan satu lembaga yang sama yakni MUI pusat, yang mempunyai peranan menaggapi persoalan rumusan haram yang dikeluarkan Ponpes di Lirboyo. Kompas.com menampilkan suatu kejadian yang menjadikan peristiwa ini sebagai headline dalam pemberitaan mereka. Dalam mengkonstruksi pemberitaan tanggapan berupa pendapat pribadi sebagai bentuk klarifikasi menaggapi persoalan pengharaman pemotretan foto pre wedding, pendefinisian masalah yang diambil Kompas.com bervariasi. Berita mengenai sejumlah media yang mengangkat peristiwa ini sebagai headline karena merupakan suatu pemberitaan yang menarik dan hangat dibicarakan masyarkat, menunjukkan Kompas.com dalam mengkonstruksi pemberitaannya berusaha membentuk opini publik tentang pengharaman pemotretan foto pre wedding yang dihasilkan oleh forum bahtsul masail pembahasan masalah terkini Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se- Jawa Timur ke 12 di Ponpes Lirboyo, Kediri. Juga suatu peranan MUI dalam menyingkapi persoalan tersebut dimata masyarakat terkait dengan peristiwa tersebut sebagai bentuk klarifikasi agar tidak salah mempersepsikan dan tidak menyudutkan MUI terkait dengan persoalan tersebut. Tabel 4.8 b. Memperkirakan Penyebab Masalah Diagnose Causes Judul Diagnose Causes Berita 1 MUI: Foto “Pre Wedding masih boleh” - apa Asrorun Ni’am Sholeh sebagai Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI memberikan penjelasan tentang wacana haram foto pre wedding - siapa Asrorun Ni’am Sholeh memberikan pernyataan tentang pengharaman foto pre wedding oleh forum bahtsul masail pembahasan masalah terkini Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se- Jawa Timur ke 12 di Ponpes Lirboyo, Kediri. Bahwa pemotretan pre wedding atau pengambilan foto sebelum mengadakan sebuah pernikahan bukanlah perbuatan yang diharamkan. Memperkirakan Penyebab Masalah Diagnose Causes Yang menjadi perkiraan sumber masalah dalam pemberitaan yang di buat Kompas.com ini adalah pendapat Asrorun Ni’am Sholeh dan Hasanuddin sebagai Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI pusat menyingkapi hasil kegiatan yang di putuskan oleh forum bahtsul masail pembahasan masalah terkini Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se- Jawa Timur ke 12 di Ponpes Lirboyo, Kediri. Yang diantaranya pengharaman pemotretan foto pre wedding pendapat dari kedua Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI pusat tersebut dan hasil dari keputusan pengharaman pemotretan foto pre wedding dapat membentuk suatu opini publik pada masyarakat. Sikap media dalam menanggapi permasalahan tersebut yang dirangkum oleh Kompas.com, memberikan gambaran jelas kepada masyarakat kepada bagaimana bentuk klarifikasi dari lembaga MUI yang mempunyai peranan menyingkapi persoalan pengharaman sesuatu hal terhadap hasil kegiatan yang diputuskan oleh forum bahtsul masail pembahasan masalah terkini Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se- Jawa Timur ke 12 di Ponpes Lirboyo, Kediri, yang diantaranya pengharaman pemotretan foto pre wedding. Dalam mengkonstruksi perkiraan sumber masalah yang ada, Kompas.com menitikberatkan pada tanggapan yang muncul akibat kejadian tersebut dan bagaimana sejumlah tokoh dari MUI pusat yakni Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI pusat, menyikapi hasil kegiatan yang di putuskan oleh forum bahtsul masail pembahasan masalah terkini Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se- Jawa Timur ke 12 di Ponpes Lirboyo, Kediri, yang diantaranya pengharaman pemotretan foto pre wedding. Tabel 4.9 c. Membuat Pilihan Moral Make Moral Judgement Judul Make Moral Judgement Berita 1 MUI : Foto “Pre Wedding” Masih Boleh Pernyataan Asrorun Ni’am Sholeh tentang wacana haram foto pre wedding yang di keluarkan oleh Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se Jawa Timur, ia memberikan penegasan bahwa: - Pengambilan foto untuk mengenalkan siapa yang akan menikah itu tidak apa- apa selama tidak melanggar ketentuan syar’i - Pre wedding tidak dilarang. “Foto pre wedding” itu kan biasa dipakai diundangan atau ketika acara pernikahan, kecuali jika foto diambil dengan berciuman, jelas tidak boleh. Membuat Pilihan Moral Moral Judgement Pilihan Moral yang diambil Kompas.com dari berita yang dibuat mengarah pada hikmah yang dapat diambil atas kejadian tersebut. Diantaranya adalah menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran yang berharga untuk masa depan yang lebih baik lagi tentang bagaimana dapat menyingkapi tentang permasalahan pengharaman foto pre wedding. Dan tidak selama pendapat dari kalangan khususnya MUI menyetujui suatu perkara haram foto pre wedding seperti halnya pendapat dari Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI pusat Asrorun Ni’am Sholeh tetapi dengan adanya pengecualian untuk pembuatan foto pre wedding yakni akan dilarang apabila dilakukan dengan adegan mesra seperti berciuman. Juga pendapat dari Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI pusat Hasanuddin bahwa MUI pusat akan mengkaji terlebih dahulu persoalan haram yang diantaranya pembuatan foto pre wedding yang menurutnya kalau misalnya memang benar haram pastinya ada solusi-solusi terkait apa yang diharamkan, pendapat demikian merupakan suatu bentuk klarifikasi untuk tidak salah mempersepsikan MUI dan tidak menyudutkan MUI dalam persoalan perkara Isu tersebut. Dan untuk masyarakat baik yang menanggapi pro dan kontra dengan permasalahan tersebut, bisa saling menghormati dan menghargai pendapat pribadi masing – masing bukan untuk suatu perdebatan yang tak berujung, karena pribadi manusia dapat mengambil hikmah yang baik untuknya. Pemberitaan beberapa media yang diangkat Kompas.com dalam Isu ini, memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang peristiwa yang terjadi. Sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian sendiri dalam menyikapi peristiwa tersebut. Tabel 4.10 d. Menekankan Penyelesaian Treatment Recommendation Judul Treatment Recommendation Berita 1 MUI: Foto “Pre Wedding” Masih Boleh Pernyataan Asrorun Ni’am Sholeh menanggapi bahwa wacana foto pre wedding haram yang dikeluarkan oleh Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se Jawa, bahwa dia menegaskan pembuatan foto Pre Wedding tidak apa-apa selama tidak melanggar syar’i dan tentunya ada pengecualian bahwa bisa dikatakan haram apabila foto pre wedding dengan adegan berciuman. Menekankan Penyelesaian Treatment Recommendation Penekanan penyelesaian dalam masalah ini adalah pernyataan Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni ’am Sholeh menanggapi bahwa wacana foto pre wedding haram yang dikeluarkan oleh Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se- Jawa, bahwa dia menegaskan pembuatan foto pre wedding tidak apa- apa selama tidak melanggar syar’i dan tentunya ada pengecualaian bahwa bisa dikatakan haram apabila foto pre wedding dengan adegan berciuman. Pernyataan tersebut memiliki pesan bahwa tidak selamanya dikalangan Ulama berpendapat bahwa foto pre wedding itu haram tentunya dengan adanya pengecualian saat melakukan adegan pemotretan pre wedding. Selain itu, pernyataan Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI pusat Hassanuddin menanggapi bahwa wacana foto pre wedding haram yang di keluarkan oleh Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se Jawa, bahwa Hassanuddin menyatakan sepanjang yang saya tahu, belum melakukan kajian terhadap masalah itu. Prioritas kan adanya pertanyaan yang dikirim masyarakat kepada MUI. Karena belum ada pertanyaan dari masyarakat tentang itu, jadi belum ada fatwanya meskipun fatwa tersebut belum dikaji oleh MUI. Pernyataan tersebut merupakan suatu bentuk klarifikasi agar selama ada polemik pro – kontra dalam sebagian masyarakat terkait dengan pengharaman foto pre wedding agar tidak menyudutkan kepada MUI atau tidak salah mempersepsikan atau tidak salah pandang terhadap MUI. Dan tentunya apa yang dikatakan Hassanuddin memiliki pesan yaitu seperti apa yang di tulis pada berita di Kompas.com yakni kalau misalnya memang benar pemotretan pre wedding haram tentunya harus ada solusi – solusi yang dapat memperjelas persoalan tersebut. Juga MUI pusat tidak secara resmi mengeluarkan fatwa terkait dengan persoalan tersebut yang diantaranya pengharaman foto pre wedding hanya MUI pusat menanggapi persoalan tersebut dengan berupa pendapat pribadi masing – masing terkait dengan persoalan tersebut. Visual Image Foto-foto yang di anggap haram dan foto-foto yang di anggap tidak haram atau boleh - Foto-foto yang di anggap haram Pada pernyataan MUI pusat KH.Cholil Ridwan tentang foto pre wedding haram, apabila pasangan yang belum menikah di foto dengan pose selayaknya pasangan yang telah menikah karena menurutnya itu melanggar syariat agama. Merujuk kepada ajaran Islam bahwa sebelum menikah melakukan pose seperti suami istri memang haram hukumnya. Dan juga pernyataan dari alasan mereka “mempelai” diharamkan apabila dalam pembuatan foto dilakukan dengan dibarengi adanya ikhtilat percampuran laki-laki dan perempuan, kholwat berduaan dan kasyful aurat membuka aurat dan juga pernyataan dari Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI pusat Asrorun Ni’am Sholeh bahwa pengambilan foto pre wedding itu tidak dilarang tetapi dengan adanya pengecualian, kalau pengambilan foto pre wedding dengan adegan mesra seperti berciuman dan seperti foto diatas jelas di larang karena itu melanggar syar’i. Foto pre wedding memang sebaiknya jangan dijadikan ajang pamer dengan menampilkan adegan kemesraan, karena hasil berupa visual seperti itu akan dapat menggambarkan kepada siapapun yang melihat dan memiliki dampak yang sangat negatif dalam kehidupan. Untuk sisi art seni bisa di jadikan ajang kreativitas foto pre wedding dengan menampilkan pasangan sebelum menikah dalam mengekspresikan rasa kasih sayang tanpa melakukan adegan yang memamerkan kemesraan kepada publik. Memang setiap individu memiliki pendapat dan opini masing-masing terkait dengan menaggapi persoalan tersebut tetapi haruslah semua itu kita kembalikan kepada ajaran agama yang dianut dan juga yang telah diajarkan dalam agama agar tidak salah dalam melangkah dan menentukan atau menyimpulkan, tidak dalam kesulitan tetapi menggembalikan kepada pemahaman dan kemudahan. - Foto-foto yang dianggap tidak haram atau boleh Pada pernyataan Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni’am Sholeh yang menegaskan bahwa pemotretan pre wedding atau pengambilan foto sebelum mengadakan pernikahan bukanlah perbuatan yang diharamkan, apabila pengambilan foto untuk mengenalkan siapa yang akan menikah itu tidak apa- apa selama tidak melanggar ketentuan syar’i. Dengan demikian, ia mengatakan bahwa pengambilan foto pre wedding tidak dilarang. Semenjak foto pre wedding di haramkan oleh forum bahtsul masail Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3 se- Jawa Timur, telah banyak komentar atau respon dari masyarakat. Ada yang merasa kalau pengharaman tersebut perlu dilaksanakan, ada pula yang merasa kalau pengharaman tersebut terlalu berlebihan. Sekarang ,mari kita lihat apakah arti dari foto pre wedding itu sendiri. Foto pre wedding adalah foto yang di lakukan oleh sepasang manusia yang akan melangsungkan pernikahan. Foto pre wedding dilakukan hanya untuk keperluan menyimpan kenangan semata. Foto pre wedding bisa dikatakan diharamkan atau dilarang karena, sepasang manusia berpose seperti sepasang suami istri tetapi belum melaksanakan akad nikah dan hal seperti itu akan menimbulkan efek atau dampak yang sangat negatif. Jadi, yang seharusnya di haramkan itu adalah pose seperti suami istri tersebut, bukan foto pre wedding nya. Karena banyak orang yang melakukan foto pre wedding tanpa harus saling bersentuhan, seperti sedang solat berjamaah, sedang membaca Al- Qur’an, dan masih banyak pose-pose lain. Yang terpenting adalah di dalam foto pre wedding tersebut, mempelai wanita dan mempelai pria tidak saling bersentuhan. Pengharaman foto pre wedding tersebut, juga berimbas langsung kepada seseorang yang memiliki mata pencarian sebagai fotografer pre wedding. Apabila pengharaman ini dibenarkan, maka pekerjaan sebagai fotografer pre wedding tidak akan ada lagi.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menganalisis mengenai pemberitaan foto pre wedding pada frame detik.com dan kompas.com di bab IV, maka kesimpulan yang peneliti peroleh adalah sebagai berikut:

1. Frame Detik.com:

Pemberitaan pengharaman foto pre wedding pada Detik.com berusaha membentuk sebuah opini publik tentang bagaimana rumusan yang telah di keluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia MUI tentang pengharaman foto pre wedding. Detik.com lebih membingkai tentang berita yang dikeluarkan oleh MUI saja, namun pemberitaan yang yang dikeluarkan Detik.com seakan- akan membenarkan mengenai pengharaman berita tentang foto pre wedding tersebut. Pemberitaan yang dikeluarkan Detik.com lebih menyudutkan foto pre wedding kepada masalah etika serta syariat agama yang menjadi pokok pembahasan pengharaman foto pre wedding tersebut.

2. Frame Kompas.com

Kompas.com dalam pemberitaan foto pre wedding sebagai bentuk klarifikasi dari MUI, dimana MUI mempunyai peranan menanggapi dan membahas persoalan hukum haram atau tidak, 72 seperti yang dikeluarkan ponpes Lirboyo yakni tentang pemotretan foto pre wedding. Kompas.com mengkonstruksikan pemberitaannya berusaha membentuk suatu opini publik tentang pengharaman pemotretan foto pre wedding dan juga suatu peranan MUI dalam menyikapi persoalan tersebut di mata masyarakat terkait dengan peristiwa tersebut sebagai bentuk klarifikasi agar tidak salah mempersepsikan dan tidak menyudutkan MUI terkait dengan persoalan tersebut.

B. Saran

Detik.com merupakan salah satu media online terbesar di Indonesia dengan segmentasi pembaca yang mencakup seluruh kalangan masyarakat, mulai dari pelajar, mahasiswa sampai politikus. Hal ini membuat Detik.com harus lebih selektif dalam pemberitaannya. Dalam mengkonstruksi berita Detik.com harus menyajikan berita apa adanya sesuai fakta yang ada dengan mengangkat sejumlah tokoh yang terkait dengan kasus atau isu yang diberitakan untuk membuat suatu opini publik. Kompas.com merupakan kantor berita Nasional dalam mengkonstruksi suatu peristiwa kedalam sebuah berita, Kompas.com harus dapat menyajikan sebuah berita sesuai dengan fakta yang di dapat saat di lapangan dan di beritakan sebagaimana mestinya serta tidak keluar dari kaidah-kaidah jurnalistik dan etika

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG PEREMPUAN KORUPTOR (Analisis Framing Pemberitaan Kasus Korupsi Ratu Atut Chosiyah pada Detik.com dan Kompas.com Edisi 18-24 Desember 2013)

0 5 23

KONSTRUKSI PENCITRAAN CALON PRESIDEN DALAM MEDIA ONLINE (Analisis Framing Pemberitaan Tentang Prabowo Subianto di Detik.com dan Kompas.com

1 24 27

Konstruksi Realitas Sosial Kasus Tewasnya Terduga Teroris Di Media Online (Analisis Framing Pemberitaan Siyono Di Kompas.Com)

0 8 118

ANALISIS FRAMING PEMBERIAN PENGANGKATAN WAKIL MENTERI OLEH PRESIDEN SBY DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM DAN DETIK.COM PADA BULAN OKTOBER 2011

0 4 113

DEMOKRASI DELIBERATIF DALAM MEDIA ONLINE DETIK.COM, KOMPAS.COM, DAN VIVA NEWS (Analisis Isi Perbandingan Komentar Pembaca Media Online Detik.com, Kompas.com, dan VIVAnews dalam Pemberitaan Polemik Qanun Bendera dan Lambang Aceh 25 Maret – 17 April 2013).

0 3 12

DEMOKRASI DELIBERATIF DALAM MEDIA ONLINE DETIK.COM, KOMPAS.COM, DAN VIVA NEWS DEMOKRASI DELIBERATIF DALAM MEDIA ONLINE DETIK.COM, KOMPAS.COM, DAN VIVA NEWS (Analisis Isi Perbandingan Komentar Pembaca Media Online Detik.com, Kompas.com, dan VIVAnews dalam

0 2 13

PENDAHULUAN DEMOKRASI DELIBERATIF DALAM MEDIA ONLINE DETIK.COM, KOMPAS.COM, DAN VIVA NEWS (Analisis Isi Perbandingan Komentar Pembaca Media Online Detik.com, Kompas.com, dan VIVAnews dalam Pemberitaan Polemik Qanun Bendera dan Lambang Aceh 25 Maret – 17

0 2 37

PENUTUP DEMOKRASI DELIBERATIF DALAM MEDIA ONLINE DETIK.COM, KOMPAS.COM, DAN VIVA NEWS (Analisis Isi Perbandingan Komentar Pembaca Media Online Detik.com, Kompas.com, dan VIVAnews dalam Pemberitaan Polemik Qanun Bendera dan Lambang Aceh 25 Maret – 17 Apri

0 16 40

ANALISIS PEMBINGKAIAN PEMBERITAAN CALON KAPOLRI BUDI GUNAWAN SEBAGAI TERSANGKA OLEH KPK DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM DAN DETIK.COM EDISI JANUARI 2015”.

0 0 13

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN KASUS SEPUTAR KEMACETAN LALU LINTAS DKI JAKARTA DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM

0 0 25