xxxvi Semakin besar angka yang ditunjukkan oleh rasio berarti semakin besar
keuntungan yang didapat oleh para pemegang saham dan berimbas juga pada nasabah-nasabah yang menaruh dananya di bank tersebut.
C. Pengertian Deposito
Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 yang dimaksud dengan deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Dewan Syariah Nasional memutuskan bahwa, deposito ada dua jenis:
18
1. Deposito yang tidak dibenarkan secara syari’ah, yaitu deposito yang berdasarkan perhitungan bunga.
2. Deposito yang dibenarkan, yaitu Deposito yang berdasarkan prinsip Mudharabah.
Ketentuan Umum Deposito berdasarkan prinsip Mudharabah: 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik
dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. 2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai
macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.
18
Dewan Syariah Nasional dan Bank Indonesia. “Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Edisi III” Cipayung, Ciputat: CV. Gaung Persada, 2006 hal 14
xxxvii 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan
piutang. 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan
dalam akad pembukaan rekening. 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah
tanpa persetujuan yang bersangkutan.
D. Pengertian Pembiayaan
Pengertian pembiayaan berdasarkan prinsip syariah menurut Undang- undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan Pasal 1 ayat 2 adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
untuk menggembalikan uang atas tagihan tersebut, setelah waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
19
Pembiayaan adalah penyediaan dana dan atau tagihan berdasarkan akad mudharabah
dan atau musyarakah dan atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil; mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana dan
pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati
sebelumnya; musyarakah adalah perjanjian di antara pemilik dana atau modal
19
Undang-Undang Perbankan, Nomor 10 Tahun 1998. Jakarta: Sinar Grafindo, 2002, Cet. 1, h. 87.
xxxviii untuk mencampurkan dana atau modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan
pembagian keuntungan di antara pemilik dana atau modal berdasarkan nisbah yang disepakati sebelumnya.
20
Kegiatan penyaluran kredit pembiayaan mempunyai peranan penting bagi kegiatan perbankan, karena kredit atau pembiayaan merupakan bagian
terbesar sumber penghasilan bank. Apabila bank syariah tidak mampu menyalurkan pembiayaannya, sementara data yang terhimpun dari shahibul maal
dana pihak ketiga terus bertambah, maka akan terdapat banyak dana idle menganggur yang dapat berpengaruh terhadap pendapatan dari margin atau bagi
hasil. Jadi bisa dikatakan bahwa pembiayaan merupakan komponen utama bagi kelangsungan aktivitas perbankan, karena dari pembiayaanlah bank akan
mendapatkan kontra prestasi dari dana yang disalurkannya. Landasan hukum Surat An-Nisa: 29
.0 1
20 34
34 5 67 +
4 89: ;
34
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” QS. An-
Nisa:29
E. Jenis-jenis Pembiayaan