Pendahuluan Landasan Teori Metode Penelitian Hasil Dan Pembahasan Penutup METODOLOGI PENELITIAN

xxvi

G. Sistematika Penulisan

Dalam skiripsi ini penulis menyusun lima bab uraian, dimana dalam tiap-tiap bab dilengkapi dengan sub-sub bab masing-masing yaitu sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat, kajian pustaka, hipotesis, gambaran umum perusahaan, sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini penulis menjelaskan teori yang digunakan yaitu pengertian dan ruang lingkup BPRs, Tujuan pendirian dan kegiatan usaha BPRs, Produk-produk dan Kegiatan Usaha BPRs,, Rasio-rasio Rentabilitas, Pengertian dan Fatwa DSN mengenai Deposito, serta Manajemen Dana Bank dan Gambaran Umum Perusahaan.

BAB III Metode Penelitian

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam melakukan penelitian, yang terdiri dari ruang lingkup penelitian, sumber data, metode analisa data dan operasional variabel.

BAB IV Hasil Dan Pembahasan

Dalam bab ini penulis secara deskriptif menjelaskan tentang hasil perkembangan Dana Deposito dan Pembiayaan yang ada pada PT. xxvii BPRs Al Salaam Amal Salman, perkembangan rasio rentabilitas pada PT. BPRs Al Salaam Amal Salman, hasil uji normalitas data, hasil uji hipotesis, hasil uji koefisien determinasi, hasil uji koefisien regresi.

BAB V Penutup

Dalam bab ini penulis menyimpulkan kesimpulan dari semua pembahasan yang dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, serta saran- saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan skiripsi ini. xxviii

BAB II LANDASAN TEORI

A. Bank Perkreditan Rakyat Syariah

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Bank Perkreditan Rakyat menurut Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992, adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan danatau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Sedangkan pengertian BPRS terangkum pada UU Perbankan No. 10 tahun 1998, disebutkan bahwa BPR adalah lembaga keuangan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. 6 Artinya di sini kegiatan BPRS jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan bank umum. Kegiatan BPRS hanya meliputi kegiatan penghimpunan dan penyaluran saja, bahkan dalam menghimpun dana, BPRs dilarang untuk menerima simpanan dalam bentuk Giro. Begitu juga dalam hal jangkauan wilayah operasi, BPRS hanya dibatasi dalam wilayah-wilayah operasi tertentu saja. Lebih lanjut dalam hal pendiriannya. BPRS membutuhkan modal awal yang relatif lebh kecil dibandingkan dengan modal awal pendirian Bank 6 UU No. 10 tahun 1998 xxix Umum Syariah. 7 Larangan lainnya bagi BPRS adalah tidak diperkenankannya ikut kliring serta transaksi valuta asing. Berdirinya BPRS dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi Indonesia yang tengah mengalami restrukturisasi ekonomi. Restrukturisasi perekonomian di Indonesia itu terwujud dalam berbagai kebijakan, baik di bidang keuangan, moneter, termasuk dalam bidang perbankan. 8 Selain itu, berdirinya BPRS situ dilatarbelakangi pula oleh adanya peluang bagi pengembangan Bank Islam dalam undang-undang perbankan, yang membolehkan menggunakan prinsip bagi hasil. 2. Tujuan Pendirian BPRS a. Meningkatkan kesejahteraan ekonom umat Islam terutama masyarakat golongan ekonomi lemah. b. Meningkatkan pendapatan perkapita. c. Menambah lapangan kerja terutama di Kecamatan-kecamatan. d. Mengurangi urbanisasi. e. Membina semangat Ukhuwah Islamiah melalui kegiatan ekonomi. 9 7 PBI. No: 617PBI2004, Pasal 4 tentang Pendirian BPRs 8 Prof. H. A. Djazuli dan Drs. Yadi Janwari, M.Ag. “Lembaga-lembaga Perekonomian Umat Sebuah Pengenalan” . Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2002 hal. 108 9 Drs. H. Karnaen Perwataatmadja dan H. M. Syafi’I Antonio. “Apa dan bagaimana Bank Islam”. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992 hal.96 xxx 3. Produk-Produk dan Kegiatan Usaha BPRS Pada dasarnya, sebagai lembaga keuangan syariah. BPRS dapat memberikan jasa-jasa keuangan yang serupa dengan bank-bank umum syariah. Dalam usaha pengerahan dana masyarakat, BPRS dapat memberikan jasa-jasa keuangan dalam berbagai bentuk, antara lain: 10 a. Tabungan Wadiah Dalam tabungan ini bank menerima tabungan saving account dari nasabah dalam bentuk tabungan bebas. Sedangkan akad yang diikat oleh bank dengan nasabah dalam bentuk wadiah. Titipan nasabah tersebut tidak menaggung risiko kerugian, dan bank memberikan bonus kepada nasabah. Bonus itu diperoleh bank dari bagi hasil dan kegiatan pembiayaan kredit kepada nasabah lainnya. Bonus tabungan wadiah itu dapat diperhitungkan secara harian dan dibayarkan kepada nasabah pada setiap bulannya. b. Deposito Wadiah Mudharabah Dalam produk ini bank menerima deposito berjangka time and investment account dari nasabahnya. Akad yang dilakukan dapat berbentuk wadi’ah dan dapat pula berbentuk mudharabah. Lazimnya jangka waktu deposito adalah 1, 2, 6, 12 bulan dan seterusnya sebagai bentuk penyertaan modal sementara. Maka nasabahdeposan mendapat 10 Heri Sudarsono. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta; Ekonisia, 2003 hal. 85. xxxi keuntungan dari bagi hasil yang diperoleh bank dari pembiayaankredit yang dilakukannya kepada nasabah-nasabah lainnya. 11 Sementara dalam menyalurkan dana masyarakat BPRS dapat memberikan jasa-jasa keuangan seperti: 12 1. Pembiayaan Mudharabah Dalam pembiayaan mudharabah ini bank mengadakan akad dengan nasabah pengusaha. Bank menyediakan pembiayaan modal usaha bagi proyek yang dikelola oleh pengusaha. Keuntungan yang diperoleh akan dibagi perjanjian bagi hasil sesuai dengan kesepakatan yang telah diikat oleh bank dan pengusaha tersebut. 2. Pembiayaan Musyarakah Dalam pembiayaan musyarakah ini bank dengan pengusaha mengadakan perjanjian. Bank dan pengusaha berjanji bersama-sama membiayai suatu proyek yang juga dikelola secara bersama-sama. Keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut akan dibagi sesuai dengan penyertaan masing-masing pihak. 3. Pembiayaan Bai’ Bithaman Ajil Dalam bentuk pembiayaan ini, bank mengikat perjanjian dengan nasabah. Bank menyediakan dana untuk pembelian sesuatu barangasset 11 Ibid, hal 86 12 Ibid, hal.87 xxxii yang dibutuhkan oleh nasabah guna mendukung usaha atau proyek yang sedang diusahakan. 13 Sedangkan menurut Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, kegiatan- kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh suatu BPRS menurut Pasal 27 SK DIR BI 32361999 tersebut adalah sebagai berikut: 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi: a. Tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah atau mudharabah; b. Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah; c. Bentuk lain berdasarkan prinsip wadi’ah atau mudharabah. 2. Melakukan penyaluran dana melalui: a. Transaksi jual beli berdasarkan prinsip: 1 Murabahah; 2 Isthisna; 3 Ijarah; 4 Salam; 5 Jual beli lainnya. b. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip; 1 Mudharabah; 2 Musyarakah; 3 Bagi hasil lainnya. c. Pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip: 13 Ibid, hal. 88 xxxiii 1 Rahn; 2 Qardh. 3. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan Bank sepanjang disetujui oleh Dewan Syariah Nasional. 14

B. Landasan Hukum Mudharabah

1. Al-Qur’an ی ی ﻡ ------- …. Artinya: “…. Dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ….” al-Muzzammil: 20 2. Hadits Úóäú ÕõåóíúÈò ÞóÇáó ÞóÇáó ÑóÓõæúáõ Çááåö Õóáìøó Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó: ËóáÇóËñ Ýöíúåöäøó ÇáúÈóÑóßóÉõ. ÇáúÈóíúÚõ Åöáóì ÃóÌóáò æóÇáúãõÞóÇÑóÖóÉõ æóÃóÎúáÇóØõ ÇáúÈõÑöø ÈöÇáÔøóÚöíúÑö áöáúÈóíúÊö áÇóáöáúÈóíúÚö ÑæÇå ÇÈä ãÇÌå Dari Shuhaib berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tiga hal yang di dalamnya terdapat berkah, jual beli tangguh, mudharabah dan mencampur gandum kualitas baik dengan kualitas buruk untuk konsumsi pribadi tidak untuk jual beli.” HR Ibnu Majah

B. Rasio RentabilitasProfitabilitas

14 Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini. S.H., Perbankan Islam, dan kedudukannya dalam tata hukum perbankan Indonesia . Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 2007 hal. 168 xxxiv Rasio Rentabilitas sering disebut profitabilabilas usaha. Usaha ini diguakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Dalam hal ini penulis membatasinya pada rasio Net Profit Margin, Return On Equity ROE dan Return On Assets ROA 1. NPM Net Profit Margin, rasio ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba 15 . Formulanya adalah: Rumus 2.1 Peringkat 1 : NPM 3 Peringkat 2 : 2 NPM 3 Peringkat 3 : 1,5 NPM 2 Peringkat 4 : 1 NPM 1,5 Peringkat 5 : NPM 1 2. ROA Return On Assets, rasio ini digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen bank dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan atau menekan biaya 16 . Formulanya adalah: 15 Surat Edaran Bank Indonesia No.924DPbS, Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, h.21 16 Ibid , h.22 100 x Produktif Aktiva rata - Rata Utama l Operasiona Biaya - Utama l Operasiona Pendapatan M P N = xxxv Rumus 2.2 100 x Pajak Sebelum Laba A O R TotalAsset = Peringkat 1 : ROA 1,5 Peringkat 2 : 1,25 ROA 1,5 Peringkat 3 : 0,5 ROA 1,25 Peringkat 4 : 0 ROA 0,5 Peringkat 5 : ROA 0 3. ROE Return On Equity, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengelola modal disetor untuk menghasilkan laba. Semakin besar rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola modal disetor untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham semakin besar 17 . Formulanya adalah: Rumus 2.3 17 Ibid, h.28 100 x Disetor Modal Pajak Setelah Laba E O R = xxxvi Semakin besar angka yang ditunjukkan oleh rasio berarti semakin besar keuntungan yang didapat oleh para pemegang saham dan berimbas juga pada nasabah-nasabah yang menaruh dananya di bank tersebut.

C. Pengertian Deposito

Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 yang dimaksud dengan deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Dewan Syariah Nasional memutuskan bahwa, deposito ada dua jenis: 18 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara syari’ah, yaitu deposito yang berdasarkan perhitungan bunga. 2. Deposito yang dibenarkan, yaitu Deposito yang berdasarkan prinsip Mudharabah. Ketentuan Umum Deposito berdasarkan prinsip Mudharabah: 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. 2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain. 18 Dewan Syariah Nasional dan Bank Indonesia. “Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Edisi III” Cipayung, Ciputat: CV. Gaung Persada, 2006 hal 14 xxxvii 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.

D. Pengertian Pembiayaan

Pengertian pembiayaan berdasarkan prinsip syariah menurut Undang- undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan Pasal 1 ayat 2 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk menggembalikan uang atas tagihan tersebut, setelah waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 19 Pembiayaan adalah penyediaan dana dan atau tagihan berdasarkan akad mudharabah dan atau musyarakah dan atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil; mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya; musyarakah adalah perjanjian di antara pemilik dana atau modal 19 Undang-Undang Perbankan, Nomor 10 Tahun 1998. Jakarta: Sinar Grafindo, 2002, Cet. 1, h. 87. xxxviii untuk mencampurkan dana atau modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan di antara pemilik dana atau modal berdasarkan nisbah yang disepakati sebelumnya. 20 Kegiatan penyaluran kredit pembiayaan mempunyai peranan penting bagi kegiatan perbankan, karena kredit atau pembiayaan merupakan bagian terbesar sumber penghasilan bank. Apabila bank syariah tidak mampu menyalurkan pembiayaannya, sementara data yang terhimpun dari shahibul maal dana pihak ketiga terus bertambah, maka akan terdapat banyak dana idle menganggur yang dapat berpengaruh terhadap pendapatan dari margin atau bagi hasil. Jadi bisa dikatakan bahwa pembiayaan merupakan komponen utama bagi kelangsungan aktivitas perbankan, karena dari pembiayaanlah bank akan mendapatkan kontra prestasi dari dana yang disalurkannya. Landasan hukum Surat An-Nisa: 29 .0 1 20 34 34 5 67 + 4 89: ; 34 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” QS. An- Nisa:29

E. Jenis-jenis Pembiayaan

Jenis-jenis pembiayaan pada dasarnya dapat dikelompokkan menurut beberapa aspek, antaranya: 20 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia, 2005, Cet. 2, h. 5. xxxix a. Pembiayaan menurut tujuan: 1 Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan modal dapam rangka pengembangan usaha. 2 Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk melakukan investasi atau pengadaan barang konsumtif. b. Pembiayaan menurut jangka waktu 1 Pembiayaan jangka waktu pendek, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu 1 bulan sampai dengan 1 tahun. 2 Pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu 1 tahun sampai degan 5 tahun. 3 Pembiayaaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu lebih dari 5 tahun.

F. Manajemen Dana Bank

Sebagai lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dana, pengelolaan dana merupakan strategi yang penting bagi manajemen bank. Dana pada bank hanya sebagian kecil saja yang berasal dari pemegang saham, lainnya atau sebagian besar berasal dari pihak lain yang dititipkan ke bank yang bersangkutan. Dengan demikian, bank mempunyai kewajiban mengelola seluruh dana yang berada dalam bank tersebut. Tanpa pengelolaan dana yang tepat, aktivitas perbankan tidak akan berfungsi dengan baik atau tidak akan mampu memberikan return yang optimal. xl Situasi sulit yang dialami bank dalam pengelolaan dananya terjadi ketika timbul conflict of interest pertentangan kepentingan antara profitabilitas dan likuiditas. Pertentangan yang terjadi adalah; 21 1. Sebagian bank amat menjaga posisi likuiditas dengan cara memperbesar cadangan kas. Hal ini mengakibatkan sebagian dana menjadi idle funds dana menganggur, yang tidak menghasilkan fee atau bunga sehingga keuntungan yang didapat tidak maksimal. 2. Sebagian bank lainnya bertujuan mencapai keuntungan yang besar, sehingga sebagian cadangan digunakan untuk bisnis dan menyebabkan posisi likuiditas akan menurun dan sewaktu-waktu menjadi di bawah batas minimum yang ditentukan. Dalam mengelola assetnya, secara umum pihak perbankan menggunakan dua metode pendekatan, yaitu;

1. The Pooled of Funds Approach Pendekatan Pusat Pengumpulan Dana

Dalam metode ini, pihak bank tidak membedakan sumber dana yang dapat dihimpun oleh bank baik secara kelompok dalam artian sumber rekening maupun secara individu dalam arti lembaga yang menyimpan uangnya di bank, dengan demikian langkah yang dilakukan untuk mengalokasikan pada dasarnya sebagai berikut; 22 21 IR. Ade Arthesa., MM. Ir. Edia Handiman. “Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank” Jakarta: PT Indeks, 2006 hal. 139 22 Drs. Selamet Riyadi, M.Si, Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004 edisi ke-2 hal. 26 xli a. Seluruh sumber dana digabungkan menjadi satu b. Pengalokasiann dananya diutamakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dan menghasilkan pendapatan sesuai yang direncanakan tanpa melihat sumber dana yang digunakan tersebut. Dalam metode ini, semua sumber dana yang diperoleh bank, apakah dana tersebut berasal dari Simpanan Giro Nasabah, Tabungan dan Simpanan Berjangka semua dijadikan dalam satu pool dana, kemudian dialokasikan berurutan sesuai dengan kebutuhannya. Secara diagram dapat digambarkan sebagai berikut; 23 Gambar 2.1

2. The Assets Allocation Approach Pendekatan Alokasi Aktiva

Berbeda dengan konsep Pool of Funds Approach yang tidak membedakan sumber dana yang dapat dihimpun oleh suatu bank, menurut 23 Ibid, hal. 26 Sumber Dana Giro Deposito Modal Pinjaman Tabungan Penggunaan Dana Primary Reserva Loan Fixed Assets Secondary Reserve Pool of Funds xlii konsep ini menunjuk pada kenyataan bahwa sumber dana yang dihimpu terdri dari Giro, Tabungan, Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito Berjangka, Kewajiban segera lainnya, Pinjaman yang diterima dari bank lain dan Modal yang disetor oleh pemilik, dimana masing-masing dana tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain 24 Dalam metode ini pendekatannya menggunakan sumber dana yang dieroleh bank,misalnya jika sumber dana berasal dari Giro nasabah maka penggunaannya diprioritaskan untuk Primary Reserve dan Secondary Reserve , sedangkan yang berasal dari tabungan bisa digunakan untuk Penanaman Antarbank atau Interbank Money Market, yang berasala dari Simpanan Berjangka digunakan untuk membiayai kredit jangka pendek Debitur. 24 Ibid, hal. 26 xliii Secara diagram dapat digambarkan debagai berikut; 25 Gambar 2.2 Dalam Bank Syariah, alokasi penggunaan dana pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian penting dari aktiva bank, yaitu; 26 a. Earning Assets aktiva yang menghasilkan, dan b. Non Earning Assets aktiva yang tidak menghasilkan Earning Assets adalah berupa investasi dalam bentuk; a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil Mudharabah; b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan Musyarakah; c. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli Bai’; 25 Ibid, hal 27 26 Drs. Zainul Arifin, MBA, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006 cet ke-4 hal. 53 Penggunaan Dana Primary Reserva Loan Other Securities Secondary Reserve Fixed Assets Sumber Dana Giro Deposito Pinjaman Tabungan Modal xliv d. Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa Ijarah dan Ijarah Wa Iqtina’Ijarah Muntahia bi Tamlik e. Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya. Sedangkan Non Earning Assets terdiri dari: a. Aktiva dalam bentuk tunai Cash Assets b. Pinjaman Qard c. Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris premises and equipment Dalam pengelolaan assetnya, kalangan perbankan syariah juga mempunyai metode yang agak berbeda dengan bank konvensional dari sisi akad maupun nama akun. xlv Secara diagram dapat digambarkan seperti di bawah ini. 27 Gambar 2.3 Sedangkan diagram sumber dan penggunaan dana berdasarkan pendekatan Alokasi Aktiva digambarkan sebagai berikut; 28 27 Ibid, hal. 55 Mudharabah Muthlaqah Special Project Wadiah Mudharabah Mutlaqah Musyaraqah Secondary Reserve Musyarakah Murabahah Primary Reserve Qard Mudharabah Istishna’ Salam Aktiva Tetap Dana Pool Ijarah Sumber dan Penggunaan Dana Pool of Funds Approach Sumber Dana Penggunaan Dana xlvi Gambar 2.4 28 Ibid, hal. 56 Sumber dan Penggunaan Dana Assets Allocation Approach M u s y a ra k a h W a d ia h M u d h a ra b a h M u tla q a h M u d h a ra b a h M u q a y y a d a h S e c o n d a ry R e s e rv e M u ra b a h a h Is tis h n a ’ P rim a ry R e s e rv e Q a rd S a la m M u ra b a h a h Ija ra h w a iq tin a A k tiv a T e ta p M u s y a ra k a h S u m b e r D a n a P e n g g u n a a n D a n a xlvii Dalam gambar di atas ada perbedaan dalam pengalokasian dana berdasarkan pendekatan Alokasi Aktiva, pada sisi deposito pada perbankan konvensional dan mudharabah pada perbankan syariah. Dalam perbankan konvensional, dana deposito yang dikumpulkan dari nasabah dapat dialokasikan ke dalam primary reserve sedangkan pada perbankan syariah dana yang dikumpulkan pada akad mudharabah hanya dimasukkan ke dalam secondary reserve. Hal ini sesuai dengan prinsip yang dianut oleh kalangan perbankan syariah yang menganggap bahwa sesunngguhnya dana yang diperoleh dari pihak ketiga adalah hanya sebagai titipan yang harus segera diputar ke dalam ekonomi produktif bukan ke dalam sisi cadangan kas bank sehingga akan berimplikasi pada naiknya FDR Financing Deposit Ratio yang pada akhirnya akan menegaskan peran bank syariah sebagai lembaga intermediary dari pihak yang surplus dana kepada yang minus dana.

F. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah singkat bprs al-salaam amal salman

29 PT BPR Amal Salman yang lebih dikenal dengan nama BPR Al Salaam, didirikan pada tanggal 9 Oktober 1991. Pendiriannya diprakarsai oleh para alumni Institut Teknologi Bandung ITB yang aktif di Masjid Salman pada saat masih menjadi sebagai mahasiswa. Kebersamaan selama menimba ilmu di perguruan tinggi telah mendorong para alumni ini untuk melanjutkan 29 http:bpralsalaam.comprofile xlviii kegiatan amalnya seperti yang telah dilakukan dahulu di Salman ITB dengan membentuk lembaga yang bergerak di bidang sosial dengan nama Yayasan Amal Salman. Salah satu bentuk kegiatan yang ditujukan untuk membantu perekonomian masyarakat adalah dengan mendirikan sebuah lembaga keuangan berbentuk Bank Perkreditan Rakyat BPR dengan nama BPR Al Salaam Pendirian BPR Al Salaam juga dimaksudkan untuk turut serta dalam pelayanan lembaga keuangan bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah, dengan corak khusus yaitu pelayanan perbankan dengan nafas keislaman. Berbeda dari badan usaha swasta pada umumnya BPR Al Salaam merupakan usaha yang berlandaskan kebersamaan Solidarity Corporate yang tetap menjunjung tinggi profesionalisme. BPR Al Salaam hadir untuk memberikan pelayanan “retail banking” bagi kemajuan bersama sesuai dengan motto “Maju Dalam Kebersamaan”. Kegiatan operasional BPR ini dimulai pada tanggal 29 Pebruari 1992 berdasarkan Akte No. 30 dari Abdul Latief, Notaris di Jakarta, diubah dengan akte No.14 tanggal 5 Desember 1991 dari Abdul Latief, Notaris di Jakarta, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No.C2-7937.HT.01.01.TH.91 tanggal 19 Desember 1991 dan didaftarkan pada Kantor Pengadilan Negeri di Bogor dibawah No. WB.DH.1.PR.01.10.92 xlix serta diumumkan dalam tambahan No.657 dari Berita Negara RI No.13 tanggal 14 Pebruari 1992 dan tambahan No. 5045 dari Berita Negara RI No.70 tanggal 1 September 2000. Pada awalnya kegiatan operasional BPRs al-Salaam masih menganut sistem konvensional baru kemudian pada tanggal 3 Juli 2006 kegiatan operasionalnya berubah menjadi sistem perrbankan syariah. Jumlah modal yang disetor pada awal berdiri tahun 1991, sebesar Rp. 69,8 juta dengan jumlah pemegang saham sebanyak 40 orang. Pada tahun 2003, modal yang disetor telah mencapai Rp. 1,28 milyar dengan jumlah pemegang saham sebanyak 103 orang. Selanjutnya untuk mendukung pengembangan telah disetujui peningkatan modal dasar perseroan dalam RUPS tahun 2003 dari Rp. 1 milyar menjadi Rp. 5 milyar. Peningkatan tersebut juga telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan HAM RI melalui SK Nomor : C-04029 HT.01.04.TH.2004.

2. Visi, misi, motto dan tujuan bprs al-salaam

30 a. Visi tahun 2008 BPRs al-Salaam adalah “Menjadi Bank Perkreditan Rakyat Syariah Terbak di Indonesia”. b. Misi yang diemban adalah “Menjadi lembaga keuangan yang menghasilkan produk jasa perbankan terbaik bagi nasabah dan 30 http:bpralsalaam.com l menciptakan kondisi yang kondusif bagi pemerataan pembangunan perekonomian sektoral dengan orientasi pengembangan usaha kecil dan menengah menuju kesejahteraan bagi stake holder” c. BPRs al-Salaam mempunyai motto “Maju Dalam Kebersamaan” d. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai oleh BPRs al-Salaam antara lain; 1 Dengan profesionalisme tinggi berusaha memberikan pelayanan kepada nasabah melalui penyediaan jasa keuangan yang optimal dalam hal kualitas, keamanan, dan keuntungan dalam hal berinvestasi. 2 Memberikan tingkat kesejahteraan yang baik bagi seluruh karyawan. 3 Memberikan hasil yang terbaik bagi stake holder. 3. Struktur organisasi bprs al-salaam 31 a. BPRs al-Salaam mempunyai struktur organisasi sebagaimana di bawah ini; 31 http:bpralsalaam.comstruktur organisasi li b. Pembagian Kerja Job Description

a. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS

Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam BPRs al-Salaam, sehingga seluruh anggota memiliki hak yang sama untuk meminta keterangan dan pertanggung jawaban dari Direksi dan Satuan Pengawas Intern mengenai pengelolaan BPRs al-Salaam. Pelaksanaan RUPS ini dilaksanakan sekurang- kurangnya 1 satu kali dalam setahun. Adapun pembahasan dan penetapan yang terjadi di dalam RUPS antara lain; 1 Anggaran Dasar. 2 Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha BPRs al- Salaam. 3 Rencana Kerja dan anggaran BPRs al-Salaam. lii 4 Pengesahan laporan. 5 Pengesahan, pertanggung jawaban direksi dalam pelaksanaan tugasnya.

b. Dewan Pengawas Syariah DPS

Dewan ini harus ada untuk lembaga keuangan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Anggota DPS ini terdiri dari para ahli di bidang syariah muamalah yang didukung oleh pemahaman terhadap pengetahuan umum di bidang operasional lembaga keuangan syariah. Tugas dan wewenang DPS antara lain; 1 Mengawasi kegiatan usaha BPRs al-Salaam agar tidak menyimpang dari ketentuan dan prinsip-prinsip syariah. 2 Memberikan nasehat dan saran kepada komisaris, direksi, dan bagian operasional yang berkaitan dengan aspek syariah. 3 Menelaah aspek syariah terhadap pengembangan produk dan jasa keuangan yang ditawarkan oleh BPRs al-Salaam.

c. Satuan Pengawas Intern

Badan ini diadakam sebagai bagian prinsip kehati-hatian pruedential bagi BPRs al-Salaam dalam melakukan kegiatan operasional. Anggota satuan pengawas intern dipilih oleh RUPS. Secar umum tugas dan tanggung jawab satuan pengawas intern adalah; 1 Membuat kebijakan umum dan melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan operasional sehingga sesuai dengan tujuan operasional. liii 2 Melakukan pemeriksaan internal terhadap BPRs al-Salaam. 3 Melakukan pengawasan kegiatan operasional. 4 Membuat laporan hasil pengawasan.

d. Dewan Komisaris

Dewan komisaris adalah orang yang dipilih oleh RUPS. Persyaratan pemilihan pengurus dicantumkan dalam ADART secar umum. Pada BPRs al-Salaam ketentuan Dewan Komisaris sebagai berikut; 1 Dewan Komisaris BPRs al-Salaam dipilih dari RUPS. 2 Dewan Komisaris terdiri dari Komisaris Utama dan Komisaris. 3 Dewan Komisaris bertanggung jawab atas perkembangan BPRs al- Salaam dalam; memeriksa BPRs al-Salaam, memberikan pengarahan, mengontrol operasional BPRs al-Salaam dan membantu Dewan Direksi dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

e. Dewan Direksi

1 Direksi dipilih oleh dewan komisaris. 2 Direksi bertanggung jawab atas perkembangan BPRs al-Salaam, membantu para karyawan dan memberikan laporan kepada komisaris. 3 Bertindak mewakili BPRs al-Salaam dalam hal yang terkait usaha BPRs al-Salaam. 4 Menyetujui arus kas sesuai dengan batas kewenangan yang diberikan kepadanya. liv 5 Membuat rencana kerja anggaran tahunan dan memonitor realisasi anggaran tahun berjalan.

f. Remedial

Head Kepala Bagian Penanganan Pembiayaan Bermasalah Tugas dan tanggung jawabanya, antara lain; 1 Melakukan penanganan terhadap nasabah yang tidak melaksanakan kewajibannya. 2 Melakukan penagihan langsung terhadap nasabah macet. 3 Melakukan sita jaminan bila nasabah tidak membayar kewajibannya. 4 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

g. Accounting Head

Kepala Bagian Akuntasi Tugas dan kewajibannya, antara lain; 1 Upload data ke kantor kas. 2 Memeriksa hasil auto debet. 3 Mendaftarkan premi asuransi. 4 Mengembalikan selisih lebih premi asuaransi. 5 Mencetak kas utama. 6 Mencetak mutasi harian deposito dan tabungan.

h. Legal Hand

Kepala Bagian Hukum Tugas pokok; 1 Mengarahkan dan membina personil yang berada di bawah supervise bidang hukum. lv 2 Meneliti dan menilai serta memberikan saran mengenai kewenangan calon nasabah dalam pengajuan pembiayaan. 3 Melakukan analisa yuridis atas permohonan pembiayaan. 4 Menyiapkan berkas-berkas pengikatan. 5 Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan Direksi sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas dan urusan BPRs al-Salaam. i. Management Information System Head MIS Kepala Bagian Sistem Teknologi Informasi Tugas pokok; 1 Bertanggung jawab atas penyediaan sistem komputerisasi baik software perangkat lunak komputer, seperti: program, sistem, dll maupun hardware perangkat keras komputer, seperti: monitor, keyboard, dll yang digunakan dalam kegiatan operasional bank. 2 Melakukan perawatan berkala terhadap software maupun hardware komputer. 3 Melakukan pengembangan sistem sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan operasional bank. 4 Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan oleh Direksi.

j. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia Insani Human Resource

Development HRD Head lvi Fungsi: membantu direksi dalam tugasnya sehari-hari dalam menyelenggarakan dan mengkoordinir tugas-tugas yang menyangkut urusan personalia. Tugas pokok; 1 Mengkoordinir, mengarahkan, membina serta mengawasi semua kegiatan personalia pada bagian personalia dan SDI. 2 Melaksanakan semua peraturan dan ketentuan serta prosedur yang telah digariskan oleh manajemen atau peraturan dari Bank Indonesia. 3 Mengkoordinir bagian personalia dan SDI mengenai; a. Mengurus dan menyelenggarakan sesuatu terkait kepegawaian. b. Mengurus dan menyelenggarakan pendidikan secara teratur dan berkesinambungan. c. Mengurus dan menyelenggarakan sistem penggajian yang baik. 4 Bertanggung jawab atas ketersediaan SDI sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan user pihak yang membutuhkan. 5 Melaksanakan tugasa lainnya yang diberikan direksi sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas dan urusan BPRs.

k. Kepala Cabang

Tugas pokoknya antara lain; 1 Menandatangani surat-surat berharga atas nama bank serta memo yang telah diparaf oleh pejabat ang berwenang dalam kegiatan bank. lvii 2 Menetapkaan dan menyetujui serta memerintahkan kepada pejabt yang berwenang untuk melakukan penarikan, penyetoran dan pemindah bukuan. 3 Menetapkan, memutuskan dan menyetujui serta memerintahkan pembayaran dalam rangka realisasi pembiayaan yang diberikan kepada calon nasabah bank dalam batas wewenang yang telah ditetapkan oleh direksi sesuai tata cara dan prosedur yang telah ditetapkan. 4 Menetapkan cara-cara penagihan kembali atas pembiayaan yang telah diberikan kepada nasabah yang cedera janji wanprestasi. 5 Mengatur dan menetapkan staf yang berkompeten dalam pelakasanaan di lingkungan bank. 6 Menilai prestasi kerja karyawan dan mengambil langkah-langkah perbaikan dalam upaya peningkatan produktifitas dan penertiban personalia. 7 Melaksanakan tugasa lainnya yang diberikan direksi sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas dan urusan BPRs.

4. Produk dan jasa bprs al-salaam

32 a. Penghimpunan Dana 1 Tabungan Wadiah Umum al-Salaam 32 http:bpralsalaam.com lviii Produk tabungan yang ada di BPRs al-Salaam adalah tabungan wadiah yadh adh-dhamanah , yaitu berupa titipan nasabah pada bank. Bank diberi wewenang untuk mengelola uang dari nasabah tersebut, bila bank mendapatkan keuntungan maka nasabah akan mendapatkan bonus dari keuntungan yang langsung dibukukan pada rekening tabungan penabung setiap bulan. Adapun besar bonus dibagi berdasarkan keuntungan yang didapat dan kebijakan bank. 2 Tabungan Wadiah Bulanan al-Salaam Adalah tabungan yang diwajibkan untuk yang mempunyai pinjaman di BPRs al-Salaam. 3 Tabungan Wadiah Arisan Adalah tabungan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dengan jangka waktu 3 bulan dan akan mendapatkan bonus wadiah apabila nasabah beruntung.

5. Laporan kinerja keuangan bprs al-salaam

33 Kinerja keuangan dan rasio kesehatan BPRs al-Salaam hingga akhir tahun 2007 mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dalam beberapa parameter kinerja diantaranya meningkatnya aset, portofolio pembiayaan yang diberikan dan dana pihak ketiga. Berikut gambaran ringkasnya; 33 Dikutip dari Laporan kinerja Keuangan akhir tahun 2007 lix

a. Total Aset BPRs al-Salaam pada akhir tahun 2007 melampaui Rp. 100

milyar, yaitu sebesar Rp. 111,94 milyar atau mengalami pertumbuhan 33,89 dibanding tahun 2006 sebesar Rp. 83,60 milyar.

b. Pembiayaan diberikan FDR hingga akhir tahun 2007 mencapai Rp.

88,78 milyar yang terdiri dari pembiayaan Murabahah sebesar Rp. 88,23 milyar, pembiayaan bagi hasil musyarakahmudharabah sebesar Rp. 375,42 juta dan pembiayaan multi jasa ijarah pendidikan sebesar Rp. 166,05 juta. Pembiayaan ini mengalami pertumbuhan 41,20 bila dibandingkan tahun 2006 yaitu sebesar Rp. 62,87 milyar.

c. Rasio Pembiayaan Bermasalah NPF mengalami penurunan dari 5,89

di tahun 2006 menjadi 4,38di tahun 2007. Namun secara absolut pembiayaan bermasalah di tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar Rp. 185,47 juta dibandingkan dengan tahun 2006 yang hanya Rp. 3,70 milyar.

d. Cadangan Penyisihan Aktiva Produktif PPAP di tahun 2007 sebesar

Rp. 2,09 milyar, atau mengalami peningkatan 39,27 dbandingkan tahun 2006 Rp. 1,51 milyar, dengan cadangan PPAP ini, maka NPF netto BPRs al-Salaam tauhn 2006 sebesar 3,49 turun menjadi 2,02 di tahun 2007.

e. Tabungan yang berhasil dihimpun sebesar Rp. 4,79 milyar atau

meningkat 61,43 dibandingkan tahun 2006 Rp. 2,97 milyar. lx Sedangkan deposito mengalami peningkatan sebesar 30,74 dari Rp. 47,92 milyar di tahun 2006 menjadi Rp. 62,65 milyar di tahun 2007.

f. Pendapatan yang berhasil diperoleh BPRs al-Salaam selama tahun 2007

mencapai angka Rp. 22,44 milyar atau terjadi peningkatan sebesar 18,16 dibandingkan tahun 2006 Rp. 18,99 milyar. Sebagian besar pendapatan tersebut berasal dari penyaluran dana sebesar Rp. 19,37 milyar atau meningkat 20,56 dibandingkan tahun 2006. Untuk pendapatan lainnya selama tahun 2007 berhasil diperoleh sebesar Rp. 2,44 milyar sebesar meningkat dari sebelumnya Rp. 1,59 milyar di tahun 2006. Peningkatan biaya umum erjadi karena adanya realisasi biaya Manajemen dan promosi sebesar Rp. 496,48 juta dan biaya sewa gedung sebesar Rp 547,87 juta. Sedangkan untuk biaya lainnya meningkat sebesar 42,66, diantaranya karena realisasi biaya collection sebesar Rp. 683, 42 juta, biaya jasa pihak luar sebesar Rp. 742, 14 juta, dan biaya untuk pembayaran pajak badan sebesar Rp. 853,53 juta.

g. Laba Usaha Setelah Pajak EAT yang berhasil dibukukan BPRs al-

Salaam adalah sebesar Rp. 1,89 milyar atau meningkat sebesar 97,90 dibandingkan tahun 2006 Rp. 953 juta. lxi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode analisa kuantitatif, dimana penulis menjelaskan secara sistematik, aktual dan akurat mengenai fakta dan karakteristik yang terjadi berdasarkan penelitian yang dilakukan di BPRs al-Salaam, khususnya mengenai pengaruh dana deposito terhadap pertumbuhan bank. 1. Jenis dan Metodologi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini bersifat kuantitatif, yakni berupa data-data statistik yang menunjukkan jumlah dana deposito dan pertumbuhan yang dialami oleh BPRs As-Salaam pada sisi profitabilitas. Sedangkan metode penelitian, penulis menggunakan metode analisa kuantitatif, dimana penulis menjelaskan secara sistemik, aktual dan akurat mengenai fakta dan karakteristik yang terjadi berdasarkan penelitian yang dilakukan di BPRs As-Salaam. 2. Jenis Data Secara garis besar jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari; lxii a. Data Primer, yaitu data yang diambil langsung dari perusahaan yang menjadi objek penelitian yaitu laporan keuangan atau hasil publikasi yang diterbitkan oleh BPRs As-Salaam. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lainnya, yang masih berkaitan dengan masalah penelitian yang diteliti, terdiri dari; a Buku-buku tektual yang terkait dengan judul penelitian b Hasil riset penelitian terdahulu, dan c Media komunikasi, seperti internet, majalah, koran, dll. 3. Metode Analisa Data Analisis kuantitatif merupakan analisis data yang dilakukan untuk menjelaskan variabel yang diteliti berupa angka, di mana dalam penelitian ini angka-angka tersebut adalah tingkat dana deposito dan pembiayaan serta rasio rentabilitas. a. Uji Asumsi Klasik 1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan bebas keduanya terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui apakah data normal atau tidak maka dapat dideteksi dengan melihat normality probability plot. Jika data titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal lxiii maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tetapi jika data titik menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan berbeda dengan pengamatan yang lain tetap, maka disebut ”homokedastisitas” dan jika berbeda disebut ”heteroskedastisitas”. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat di lihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik seatterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangguan pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. lxiv Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Deteksi adanya autokorelasi dilakukan dengan melakukan Durbin-Watson DW: • Jika nilai DW di bawah –2 maka ada autokorelasi positif • Jika nilai DW di antara –2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi • Jika nilai DW di atas +2 maka ada autokorelasi negatif b. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Software SPSS for Windows versi 12.0, dimana metode yang dipilih adalah metode analisis ”Regresi Linear Sederhana”. Regresi linear sederhana adalah metode statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent bebas terhadap variabel dependent terikat. Rumus regresi linear sederhana: y = a + b x Dimana: y = Profitabilitas, terdiri dari ROA, ROE, NPM, a = konstanta b = koefisien korelasi x = Deposito c. Uji r 2 koefisien determinasi lxv Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi dependent sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependent. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang crossection relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan sedangkan untuk data runtun waktu time series biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang lebih tinggi. Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya konstribusi atau pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent yaitu dengan mengkuadratkan koefisien korelasi. d. Uji t-statistik Uji t-statistik digunakan untuk mengetahui hubungan variabel independent terhadap variabel dependent. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent digunakan tingkat signifikan 0,05. jika nialai probability t lebih besar dari 0,05 maka ada pengaruh dari variabel independent terhadap variabel dependent koefisien regresi tidak signifikan, sedangkan jika nilai lxvi probability t lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel independent terhadap variabel dependent koefisien regresi signifikan. Setelah diperoleh t hitung, maka untuk menginterpretasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut: 1 Jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka H ditolak dan H 1 diterima, ini berarti variabel independent mempunyai pengaruh yang signifikan terhadapa variabel dependent. 2 Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak,ini berarti secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independent terhadap variabel dependent. Hipotesis: Ho : = = 0,tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independent terhadap variabel dependent. Ha : = 0, terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial anatara variabel independent terhadap variabel dependent. 4. Variabel Penelitian a. Variabel Independent Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi yang secara simultan dapat mempengaruhi variabel dependen atau variabel yang dipengaruhi. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independent adalah dana Deposito dan Pembiayaan . lxvii b. Variabel Dependent Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent atau variabel yang mempengaruhi. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent adalah rasio profitabilitas yang terdiri dari ROA Return on Assets ROE Return on Equity dan NPM Net Profit Margin. lxviii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN