Analisis Balanced Scorecard Terhadap Kinerja BPRS Al Salaam:Studi pada BPRS Al Salaam Pusat Cinere
ANALISIS BALANCED SCORECARD TERHADAP
KINERJA BPRS AL SALAAM
(
Studi Pada BPRS Al Salaam Pusat Cinere)Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh:
Chandra Wibawa
NIM: 103046128253
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2009 M
(2)
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidaytullah
Jakarta.
2. Semua Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Juni 2008
(3)
ANALISIS BALANCED SCORECARD TERHADAP
KINERJA BPRS AS SALAM
SKRIPSI
Diajukan kepada fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Islam (S, E, I)
Oleh :
Chandra Wibawa NIM : 103046128253 Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Phil. J. M. Muslimin, MA A. M. Hasan Ali, MA
NIP. 150295489 NIP. 1503702264
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(4)
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul ANALISIS BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA BPRS AL SALAAM telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 14 Mei 2009 Dekan,
Prof.DR.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN
Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag (………) NIP. 150 289 264
Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH (………) NIP. 150 318 308
Pembimbing I : Dr. Phil. J. M. Muslimin, MA (………) NIP. 150 295 489
Pembimbing II : A. M. Hasan Ali, MA (………) NIP. 150 3702 264
Penguji I : Ir. Agus Edi Sumanto, MM, M,Si, AAIJ (………)
Penguji II : Dra. Hj. Nuriyah Thahir, MM (………) NIP. 150 321 873
(5)
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada hadirat Allah SWT, yang
senantiasa memberi rahmat, taufik dan hidayahnya kepada kita semua. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarganya, sahabatnya dan kepada kita semua selaku umatnya.
Dengan taufiq dan hidayah Allah SWT, serta dilakukan dengan
sungguh-sungguh, penulis dapat menyusun skripsi hingga selesai yang berjudul “Analisis
Balance Scorecard Terhadap Kinerja PT. BPRS Al Salaam Amal Salman”. Dalam
menyusun skripsi ini, penulis banyak menemukan berbagai kesulitan yang dirasakan
menghambat penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak
terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H, M.A, MM, selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi
Islam) yang telah memberi semangat dan dorongan serta arahan dalam
penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak H.Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH selaku Sekretaris Program Studi
Muamalat (Ekonomi Islam) yang telah memberi semangat dan dorongan serta
arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Dr. Phil. J. M. Muslimin, MA, selaku Dosen Pembimbing I yang
(6)
dalam membimbing secara lahir maupun batin, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak A. M. Hasan Ali, MA, selaku Dosen Pembimbing II yang dengan
penuh kesabaran telah memberi semangat dan dorongan serta arahan dalam
membimbing secara lahir maupun batin, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Pengurus dan staff perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah meluangkan waktu, memberikan fasilitas dan
beberapa referensi untuk penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Ir. Chotib Muhammad selaku Direktur Utama PT BPRS Al Salaam
Amal Salman beserta staf dan karyawannya.
8. Bapak Pranata Setioadi, SSi, selaku Kepala Bagian Sumber Daya Manusia PT
BPRS Al Salaam Amal Salman yang telah memberikan fasilitas penelitian
dan memberikan data-data serta informasi yang diperlukan.
9. Ibu Nurmalis, S.Sos. selaku Ibuku tersayang, Ayahanda Wil Herman, kakakku
Roosmala Dewi, Spd, Adikku Rosmaniar, Tiada kata yang dapat kuucapakan
selain terima kasih yang tak terbatas untuk semua pengorbanan yang telah
diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi ini. Ku
yakin kasih sayang, cinta suci dan pengorbanan kalian takkan tertandingi
adanya, oleh karena itu saya selaku anak, Saudara akan selalu berusaha
membuat kalian tersenyum dan bangga. Dan special one (Dita Restiana),
yang telah banyak membantu penulis baik berupa moril maupun materil,
(7)
10.Keluarga besar HIMATA Jakarta Raya dan PB HIMATA, Fahrul, TB Ade,
S.Sos, ozy, Siti Badiah, SHI, dan rekan-rekan sekalian yang tidak dapat
penulis sebutksn satu persatu
11.Keluarga besar Bonisari, Indri’s Familiy, Abi Heru, Umi, dan si cantik Widia
serta rekan-rekan KKS 2006, yang telah memberikan perubahan besar pada
diri penulis.
12.Rekan-rekan angkatan 2003 FSH..Bunga Puspita Amd, yang banyak
memberikan semangat, dorongan, motivasi dan inspirasi bagi penulis. Dhanny
Firdaus sahabat sejatiku, dan seluruh rekan-rekan PS B, yang telah
menggoreskan banyak kenangan manis, canda serta tawa selama menjalani
perkuliahan. (mohon maaf tidak bisa disebutkan satu per satu).
Akhirnya tiada untaian kata yang berharga kecuali ucapan Alhamdulillahi
robbil ‘alamin atas rahmat dan karunia serta ridho Allah SWT. Besar harapan
penulis, dengan hadirnya skripsi ini semoga bermanfaat bagi penulis dan bagi
pembaca pada umumnya.
Jazakumullah khairun katsir
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta. 1 Maret 2009
(8)
ABSTRAKSI
Berangkat dari keberhasilan berkembangnya Perbankan Syari’ah di negeri
kita ini, yang dari tahun mulai awal berdirnya 1992 sampai sekarang bank syari’ah
dirasakan mengalami kemajuan-kemajuan yang produktif, dalam hal pendapatan,
jumlah nasabah, dan luas wilayah secara signifikan. hal ini ditandai dengan
banyaknya bermunculan bank-bank syariah baru.
Dengan kemajuan – kemajuan tersebut maka dirasakan perlu adanya diadakan
pengukuran-pengukuran terhadap kinerja bank syari’ah tersebut, agar nantinya dapat
dipergunakan sebagai tolak ukur dan pembelajaran bagi usaha-usaha unit syari’ah
yang lainnya.dengan adanya fenomena tersebut penulis berinisiatif untuk meneliti
tentang kinerja salah satu bank syari’ah dengan tekhik pengukuran yang telah banyak
digunakan sebelumnya yaitu ; Balanced Scorecad.
Penulis menggunakan tekhnik pengukuran ini karena konsep yang dipakai
untuk mengukur tidak melihat dari satu perspektif saja melainkan mengguakan 4
perspektif. Sehingga cukup relevan untuk mengukur tingkst kinerja bank yang sedang
berkembang.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis merasa tertarik untuk menulis
skripsi dengan judul “Analisis Balance scorecard terhadap PT BPRS AL Salaam”
Sedangkan tekhnik analisa data memakai dua pendekatan yaitu :
1. pendekatan Balanced Scorecard, yang merupakan alat analisis utama yang
juga digunakan dalam analisis dalam skripsi ini. Pendekatan tersebut
(9)
dan menyeluruh dengan dipandang dari empat segi, yaitu perspektif keuangan,
pelanggan, proses bidnis internal, pembelajaran serta pertumbuhan.
2. pendekatan dengan skala likhter, yaitu suatu cara untuk memperoleh
informasi agar dapat diperoleh hipotesa tentang kepuasan nasabah dan
karyawan secara tepat.
Setelah dianalisa lebih jauh maka didapatkan hasil yang cukup baik bagi
keseluruhan kinerja BPRS AL Salaam Pusat Cinere, karena dalam analisa kartu skor
balanced scorecard didapatkan hasil yang cukup baik.
Jakarta, 1 Maret 2009
(10)
OUT LINE
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 7
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 8
D. Kajian Pustaka 10
E. Kerangka Teori 13
F. Metode Penelitian 15
F. Pedoman Dan Sistematika Penulisan 21
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCED SCORECARD
A. Pengukuran Kinerja
(11)
2. Manfaat Pengukuran Kinerja 25
3. Syarat-syarat Pengukuran Kinerja 27
B. Metode Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard
1. Definisi Balanced Scorecard 28
2. Keempat Penghalang Dalam 29
Keberhasilan Suatu Perusahaan
3.Berbagai Perspektif Yang Diukur 31
Dalam Balanced Scorecard
A. Analisis SWOT, Berdasarkan Matriks Dampak Silang
1.Pengertian Analisis SWOT 40
2.Manfaaat dan Fungsi Analisis SWOT
41
BAB III PROFIL BPRS AS SALAM PUSAT CINERE
A. Sejarah Singkat BPRS As Salam Pusat Cinere 45
B. Visi Dan Misi 47
C. Struktur Organisasi 47
(12)
E. Perkembangan Usaha BPRS Al Salaam 50 BAB IV APLIKASI KONSEP BALANCED SCORECARD DALAM
MENINGKATKAN KINERJA BPRS AS SALAM A. Identifikasi dan Analisis Faktor Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan Tantangan Yang Terjadi Pada BPRS Al Salaam Analisis SWOT
1. Kekuatan (Strenght) 53
2. Kelemahan (weakness) 54
3. Peluang (Opportunity) 54
4. Ancaman (threath) 55
5. Ancangan Strategi SWOT Tabungan Haji Arafah 56
B. Analisis kinerja BPRS As Salam dengan pendekatan 60 Balanced Scorecard
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 107
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dekade ini boleh jadi periode keemasan bagi ekonomi syariah, terutama di
Indonesia. Sejak tahun 2000 silam, lebih dari 50 lembaga ekonomi berbasis syariah
telah tumbuh dengan suburnya. Hal ini sangat wajar mengingat mayoritas penduduk
Indonesia adalah Muslim
Pertumbuhan bank syariah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Dinamika pertumbuhan bank syariah ini bisa dicermati dari data yang dipublikasikan oleh BI. Pada akhir 1999, total aset bank syariah di Indonesia baru Rp1,12 triliun atau 0,11% dari pangsa pasar perbankan nasional. Saat itu baru ada Bank Muamalat (BMI) yang didirikan pada 1992, Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Unit Usaha Syariah Bank IFI yang mulai menjalankan operasional perbankan pada19991.
Pada Desember 2002, total aset bank syariah meningkat pesat 261,18%
dibandingkan tiga tahun sebelumnya menjadi Rp 4,05 triliun. Pada saat itu sudah ada dua Bank Umum Syariah (BUS) dan enam Unit Usaha Syariah (UUS). Setahun kemudian, dengan jumlah total dua BUS dan delapan UUS, total aset bank syariah per Desember 2003 naik 94,28 % dari tahun sebelumnya menjadi Rp7,86 triliun.
1
Ahmad Ilham, Bisnis Indonesia BDE Karim Busieniness Consulting (artikel di akses di tangerang, sabtu 20 November 2007) melalui www.Steisebi.com dengan 1 halaman
(14)
Pada 16 Desember 2003, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan
fatwa tentang haramnya bunga bank yang menyebabkan terjadinya Unorganic
Growth. Hingga Desember 2004, total bank syariah menjadi tiga BUS (Bank Umum Syariah) dan 15 UUS (Usaha Unit Syariah) dengan kenaikan total aset 95,01 % dari tahun sebelumnya menjadi Rp15,33 triliun. Pada akhir 2005, dengan total tiga BUS dan 19 UUS, total aset bank syariah meningkat 36,24 % dari tahun sebelumnya menjadi Rp20,88 triliun (1,4% pangsa pasar).
Setahun kemudian jumlah bank syariah menjadi tiga BUS dan 20 UUS dengan kenaikan total aset 27,98 % dari tahun sebelumnya menjadi Rp26,72 triliun (1,58 % pangsa pasar)2.
Bank syariah diperkirakan akan terus tumbuh secara signifikan. Pada Februari
2007, dengan total tiga BUS dan 21 UUS, total aset bank syariah mencapai Rp27,69
triliun atau 1,6 % pangsa pasar.3
BPRS memiliki peran penting dalam mendorong perkembangan sektor riil.
Sebabnya, BPRS berperan dalam mendukung perkembangan sektor usaha kecil dan
menengah (UKM) melalui penyaluran pembiayaan. Selain itu, BI juga menginginkan
agar perkembangan ekonomi syariah di Indonesia juga didukung pesatnya
perkembangan BPRS. Karena itu, perlu adanya dorongan kepada industri BPRS agar
terus bertambah dan berkembang. Sehingga ekonomi syariah berkembang melalui
UKM
Berdasarkan data publikasi BI juga menyebutkan hingga Agustus lalu aset
BPRS tercatat berada pada posisi Rp 1,092 triliun, Sedangkan penyaluran
2 Ibid. 3
Republika Online, Koran Ekonomi jum,at 23 maret 2007(artikeldiakses di tangerang 20 november 2007), melalui situswww.republika .com dengan 1 halaman
(15)
pembiayaan BPRS pada bulan Agustus tahun 2006 lalu tercatat berjumlah Rp
822,772 miliar. Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BPRS per
Agustus lalu tercatat sebesar Rp 651,391 miliar4.
Sayangnya, di tengah gebyar ekonomi berbasis syariah, terselip berbagai
kelemahan dalam penerapan prinsip syariah itu sendiri. Disinyalir lebih dari 80% dari
lembaga yang ada belum mampu menjalankan prinsip-prinsip syariah secara utuh.
Kelemahan pertama, produk-produk syariah yang dipasarkan justru masih didominasi
oleh produk murabahah (jual beli). Produk ini dipasarkan tidak hanya untuk
pembiayaan konsumtif, entah itu berbentuk KPR, kendaraan, dan sebagainya, tetapi
juga dipasarkan untuk pembiayaan yang sifatnya produktif. Meskipun tidak salah,
tetapi bila produk murabahah yang lebih banyak digunakan untuk pembiayaan
produktif, ia akan kurang mengena pada prinsip syariah yang menggunakan sistem
bagi hasil. Harusnya, produk yang paling gencar dipasarkan dan digunakan adalah
mudharabah dan musyarakah.
Kelemahan lainnya, di lembaga syariah, penunjukan dan pengelolaan sumber
daya manusia (SDM) juga masih bias. Prinsip syariah, sejatinya membutuhkan 70%
moral heavy, baru diikuti dengan knowledge dan appearance. Namun pada
praktiknya, mereka justru dijejali hafalan-hafalan berbahasa Arab dan hanya
diikutkan pelatihan instant ekstra cepat. Terkadang etika bisnis dan konsep Islami
belum dikuasai secara komprehensif.5 Kendala lain di bidang SDM ini dalam
perkembangan Perbankan Syari’ah juga dikarenakan lebih kepada belum lamanya
sistem perbankan itu.sehingga lembaga-lembaga Akademisi belum dapat atau sangat
4 Ibid. 5
Rahmat Syafei, SDM Bank Syari’ah,Pikiran Rakyat, diakses melalui www.pikiran rakyat.com h.1
(16)
terbatas sekali menerapkan pelatihan-pelatihan membuka ruang baru dalam lembaga
pendidikan.6
Sehingga sumber daya manusia yang diserap oleh bank-bank syariah yang
kenyataannya adalah sarjana-sarjana ekonomi yang "belajar" dalam beberapa bulan
bahkan minggu lewat kursus-kursus itu menjadi tidak kompeten dalam melaksanakan
tugasnya, sementara sarjana syariah jurusan mu'amalah belajar ekonomi Islam itu
bertahun-tahun. Dari sisi kompetensi tentu saja sarjana syariah perlu dipertimbangkan
sebagai upaya untuk menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan masyarakat.
Di samping itu pula beberapa hal yang perlu disempurnakan dalam upaya
menjadikan bank syariah sebagai perbankan yang mendapat kepercayaan dan
keyakinan masyarakat serta terpisah dari bank konvensional antara lain mengenai:
a. Ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai prinsip kehati-hatian.
b.Standar akuntansi, audit dan pelaporan.
c. Instrumen yang diperlukan untuk pengelolaan likuiditas.
d.Instrumen moneter yang sesuai dengan prinsip syariah untuk keperluan
pelaksanaan tugas bank sentral, dan lain sebagainya.
e. Memberikan kepercayaan kepada perguruan tinggi yang berkompetensi
syariah, UIN dan lembaga pendidikan tinggi syari’ah misalnya hal-hal
tersebut di atas sangat diperlukan agar bank syariah dapat menjadi
elemen dari sistem moneter yang dapat menjalankan fungsinya secara
baik dan mampu berkembang serta bersaing dengan bank konvensional.
6
M, Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori Ke Praktek (Jakarta: PT Tazkia Cendikia, 2001), hal. 226.SSS
(17)
Pada era globalisasi dan informasi dimana persaingan bisnis semakin
kompetitif, mengerahkan dan mengarahkan sumber daya untuk mencapai visi
perusahaan melalui penerapan strategi yang ditetapkan merupakan tanggung jawab
yang harus dipikul oleh seluruh bagian perusahaan. Untuk mengetahui apakah
implementasi strategi telah sejalan dengan tujuan perusahaan, maka diperlukan alat
untuk menterjemahkan implementasi strategi serta mengukur pencapaian kinerja
perusahaan yaitu dengan balanced scorecard.
Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk
mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah
bagian keuangan, mengapa hanya bagian keuangan ? Jawabannya sederhana karena
keuangan berbicara mengenai angka, sesuatu yang mudah dihitung dan dianalisa.
Dengan perkembangan ilmu manajemen dan kemajuan teknologi informasi, sistem
pengukuran kinerja perusahaan yang hanya mengandalkan perspektif keuangan
dirasakan banyak memiliki kelemahan dan keterbatasan.7
Balanced Scorecard merupakan salah satu solusi yang baik untuk mengukur
kinerja, karena balanced scorecard mempunyai keistimewaan dalam hal cakupan
pengukurannya yang komprehensif, yaitu mempertimbangan kinerja pada perspektif
keuangan dan perspektif non keuangan yang mencakup; perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Konsep balanced scorecard dikembangkan sebagai sistem pengukuran kinerja yang
memungkinkan para eksekutif memandang perusahaan dari berbagai perspektif
secara simultan. Balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategis yang
6
Jonathan Sofian Lusa, Berkenalan dengan Balanced Scorecard (BSc), , (artikel diakses di Tangerang: Senin, 22 Oktober 2007), diakses melalui www.jsofian.wordpress.com, dengan 1 halaman.
(18)
menterjemahkan visi, misi dan strategi ke dalam seperangkat tolak ukur yang
menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen
strategis. Jika hal ini dihubungkan dengan model manajemen strategi maka dapat
dikatakan bahwa konsep balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategis
yang berada pada area perumusan dan implementasi strategi, sedangkan balanced
scorecard sebagai pengukur kinerja berada pada area evaluasi strategi.8
Untuk itu, dengan adanya ungkapan di atas maka penulis merasa perlu sekali
untuk membahas serta meneliti tentang kinerja perusahaan-perusahaan yang berbasis
syari’ah terutama objek dari penelitian ini yaitu BPRS Al Salaam sebagai upaya
perbaikan kinerja, penulis ingin membantu BPRS Al Salaam dengan memberikan
masukan terhadap kinerja perusahaan tersebut, melalui sebuah Skripsi yang penulis
buat dengan judul: “Analisis Balanced Scorecard Terhadap Kinerja BPRS AL
SALAAM”.
B.Batasan dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Evaluasi kinerja suatu perusahaan selalu saja terdapat masalah yang tidak
dapat diduga oleh siapa pun, begitu pula dengan evaluasi kinerja Bank Perkreditan
Rakyat Syariah. Lalu bagaimana proses manajemen strategi dan kinerja yang telah
dikonsep dan dikelola manajemen perusahaan dapat diimplementasikan, khususnya
proses dari evaluasi terhadap pengukuran kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, akan
7
Sony Yuwono, Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi; Selanjunya Disebut Balanced Scorecard, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), hal. 3.
(19)
dikumpulkan alternatif-alternatif sebab terjadinya masalah yang pada gilirannya nanti
akan diteliti sesuai batas kemampuan peneliti.
Adapun masalah yang akan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Apakah nasabah sudah cukup puas dengan kinerja bank?
b. Apakah tenaga SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada sudah memenuhi
kreteria dalam menjalankan Bank?
c. Bagaimana kinerja BPRS Al Salaam jika dianalisis dengan pendekatan
balanced scorecard ?
2. Batasan Masalah
Untuk meneliti seluruh identifikasi masalah di atas memerlukan suatu usaha
dari peneliti. Jika penulis dalam meneliti memiliki keterbatasan-keterbatasan
kemampuan, maka penelitian ini hanya akan dibatasi pada :
a. Bagaimana proses manajemen strategi BPRS Al Salaam terhadap
kebijakan kerja yang diterapkan pihak manajemen perusahaan ?
b. Bagaimana kinerja BPRS Al Salaam jika dianalisis dengan pendekatan
balanced scorecard ?
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, batasan masalah yang telah ditulis di atas,
maka penulis merumuskan masalahnya yaitu “Bagaimana kinerja BPRS Al Salaam
(20)
pelanggan, perspektif bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran)
?”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan ini adalah:
a. Mengidentifikasi perumusan strategi yang dilaksanakan oleh BPRS Al
Salaam, berupa visi, misi dan tujuan perusahaan.
b. Mengetahui strategi-strategi yang diterapkan BPRS Al Salaam
c. Menganalisis kinerja BPRS Al Salaam dari perspektif balanced scorecard
(perspektif keuangan, pelanggan, perspektif proses bisnis internal,
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran).
2. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat membawa daya guna bagi kedua
belah pihak yang inheren berkaitan, yakni sebagai berikut:
a. Bagi Mahasiswa
1) Memperoleh tambahan pengetahuan yang relevan untuk meningkatkan kompetensi, kecerdasan intelektual dan emosionalnya.
2) Memperoleh kesempatan untuk menerapkan pengetahuan teoritis yang diperoleh di perkuliahan dalam berbagai kasus riil di dunia kerja. b. Bagi Institusi
1) Sebagai bahan masukan bagi BPRS Al Salaam dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
2) Memberikan masukan yang berarti bagi pimpinan BPRS Al Salaam atau pihak yang terkait untuk mengambil kebijakan di BPRS As Salam.
(21)
3) Dapat memberikan gambaran terhadap langkah-langkah yang strategis yang harus diambil dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam menghadapi persaingan dan perubahan jaman.
4) Dapat dipergunakan sebagai referensi model pengelolaan pada BPRS Al Salaam Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan bahan referensi untuk penelitian di masa yang akan datang.
D. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu
Berbagai tinjauan mengenai balanced scorecard telah banyak dipelajari dan
dikemukakan oleh berbagai pihak dan pemerhati analisis ini. Bagi penulis tinjauan
(review) studi terdahulu sangat membantu penulis dalam mengembangkan kerangka
penelitian yang akan penulis buat ini. Dengan tidak sekedar meneliti akan tetapi
membaca dan melihat hasil studi atau karya atau penelitian dan pembahasan milik
orang lain menjadi sebuah tambahan wawasan bagi penulis. Akan tetapi, penulis tidak
ingin mengikuti hasil yang sudah ada melainkan mengembangkan dan menambah
literatur mengenai balanced scorecard ini.
Berikut beberapa tinjauan (review) studi terdahulu yang penulis dapati :
1. Tinjauan (review) studi terdahulu yang berasal dari skripsi9 :
No Nama Penulis Judul Skripsi Tempat Penelitian
1. Salma Afriani Peningkatan
Profesionalisme dan
Kinerja SDM Pada Bank
Bank BNI Syariah
9
Skripsi-skripsi tersebut adalah sebagian dari beberapa skripsi yang menggunakan analisis
balanced scorecard, dimana penulis menggunakan skripsi-skripsi tersebut sebagai studi terdahulu yang pernah ada serta untuk membantu penelitian skripsi yang penulis buat ini.
(22)
BNI Syariah
2. Siti Maesunah Mengukur Kinerja BMT
Al Munawarah Dengan
Balanced Scocard.
BMT Al Munawarah
3. Neneng Nurhasanah Strategi Bisnis Bank BII
Syariah Platinum accses
dalam peningkatan kerja
perusahaan
BII Syariah
4. Erni Risnawati Strtegi Pengelolaan
Peningkatan Pengelolaan
Zakat Pada Dompet
Peduli Umat (DPU)
Daarut Tauhid Cab
Jakarta, Pendekatan
Balance Scocard
Dompet Peduli Umat
(DPU) Daarut Tauhid
Cab Jakarta
5. Jurnal Ekonomi UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta
Mengenal Balanced
Scocard dengan sebagai
konsep dan aplikasi
bisnis yang berfkus pada
strategi
-
Dalam kumpulan skripsi di atas penulis beranggapan tentang skripsi mereka
(23)
Salma Afriani menulis tentang Hubungan antara Profesionalisme dengan
Kinerja SDM yang ada di Bank BNI Syariah. Hubungan antara dua Variable ini
dirasakan sangat erat karena profesionalisme memang seyogyanya didukung dengan
kinerja SDM, karena tidak mungkin terjadinya keadaan atau sikap Profesional yang
ditunjukan oleh para karyawan Bank BNI Syariah bila tidak didukung dengan tenaga
SDM yang baik.
Lain halnya dengan Neneng Nurhasanah yang menulis tentang strategi bisnis
Bank BII Platinum access, di sini Neneng menulis tentang tata cara perusahaan dalam
mengembangkan usahanya dengan sasaran kelas-kelas tertentu pada masyarakat.
Namun tulisannya juga diikuti dengan membahas kinerja perusahaan jadi terdapat
dua variable yaitu strategi dan kinerja.
Sedangkan Erni Risnawati membahas tentang peningkatan kinerja
pengelolaan zakat pada Dompet Peduli Umat. Disini Erni hanya membahas seperti
yang di bahas oleh Neneng. Dalam tulisannya Erni juga membahas dua variable
yaitu : Strategi dan peningkatan kinerja.
Siti Maesunah membahas masalah yang hampir sama pula namun lebih
sederhana dari skripsi-skripsi diatas. Disini Siti membahas tentang pengukuran
kinerja saja dan tempat penelitiannya bertempat di BMT Al-Munawarah, hal ini di
rasa sangat wajar karena Siti Maesunah meneliti dengan objek penelitian yang
sekupnya lebih kecil dari pada teman-temannya diatas.
Kemudian jurnal ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006
dengan judul “mengenal Balanced Scocard sebagai konsep dan aplikasi bisnis yang
(24)
konsep dalam aplikasi-aplikasi perusahaan dalam berbisnis yang terfokus dalam
strategi-strategi yang dicanangkan.
Secara prinsipil penulis disini menggambarkan tentang penilaian kinerja saja
yang diteliti di BPRS Al Salaam, dalam skripsi ini berorientasi pada penelitian
evaluasi terhadap kinerja perusahaan yang dimaksud. Berbeda dari kebanyakan
skripsi-skripsi terdahulu yang banyak membahas tentang analisa strategi
perusahaan,peningkatan pengelolaan produk, atau konsep aplikasi bisnis.
Memang dirasakan penulis menggambarkan tentang balanced scorecard
terlalu sederhana. Namun dengan focusnya pembahasan yang tertuju pada suatu titik
masalah (kinerja), maka penulis mengharapkan hasil yang didapat dalam penelitian
ini dapat menjawab permasalahan yang ada di perusahaan tersebut.
E. Kerangka Teori dan Kerangka Konseptual
1. Kerangka Teori
Sebagaimana diketahui bahwa dalam standar akuntansi keuangan (SAK)
terdapat penjelasan tentang pentingnya informasi dari kinerja perusahaan, yaitu :
“Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas, diutamakan untuk menilai
perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa
depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam
(25)
juga berguna dalam merumuskan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam
memanfaatkan tambahan sumber daya”.10
Maka dari itu pengukuran kinerja adalah mengidentifikasikan indikator
pekerjaan yang telah dilakukan dan hasil yang telah dicapai oleh aktivitas, proses atau
unit organisasi.11
Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran dan
pengendalian yang secara cepat, tepat dan komprehensif dapat memberikan
pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis. Selain itu balanced
scorecard adalah suatu kerangka kerja baru untuk mengintegrasikan berbagai ukuran
yang diturunkan dari strategi perusahaan. Pengukuran kinerja tersebut memandang
unit bisnis dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
proses bisnis dalam perusahaan serta proses pembelajaran dan pertumbuhan, yang
diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan yang dilaksanakan secara
eksplisit dan ketat kedalam berbagai tujuan dan ukuran yang nyata.12
Performance Appraisal tidaklah jauh berbeda dengan balanced scorecard
karena perbedaan keduanya hanya tidak membahas tentang sisi kinerja perusahaan
secara keseluruhan, hanya terbatas pada pembahasan tentang kinerja karyawan.
Sedangkan balanced scorecard tidak hanya terbatas pada penelitian tentang kinerja
karyawan yang bertujuan menaikan taraf SDM (Sumber Daya Manusia) pada
10
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Standar Akuntansi Keuangan (SAK), (Jakarta : Salemba Empat, 2002), h. 5
11
Edward J. Blocher, et.al, Manajemen Biaya : Dengan Tekanan Stratejik, (Jakarta : Salemba Empat, 2000), cet. Ke-1, h. 133
12
Roberts S. Kaplan dan David P. Norton, Balanced Scorecard ; Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, (Jakarta : Erlangga, 2000), edisi terj.., h. 71
(26)
perusahaan tersebut. Karena pada balanced scorecard juga membahas tentang
pespektif pelanggan (Custumer) dan perspektif Laporan keuangan.
Studi yang ada ini adalah sebagian dari yang utama dalam pembahasan judul
skripsi yang penulis buat sebagai kerangka teori, tidak menutup kemungkinan juga
bahwa ada studi-studi lain mengenai hal ini yang nantinya akan penulis pergunakan
sebagai penambah khasanah ilmu bagi skripsi ini.
Konsep seluruh kegiatan penelitian yang akan penulis lakukan ini, mulai dari
tahap awal sampai tahap akhir merupakan suatu kesatuan kerangka konseptual yang
utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah yang
diteliti. Kerangka ini dibuat dalam suatu skema sehingga isi penelitian secara
keseluruhan agar diketahui dengan jelas, mulai dari teori yang akan digunakan,
gambaran umum dari objek penelitian, mekanisme ketersedian data, pengolahan dan
penyajiannya, analisis yang dipergunakan, hingga hasil analisis terhadap objek yang
penulis teliti.
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
1. Jenis dan Metode Penelitian
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian skripsi kali ini adalah
pendekatan bersifat kuantitatif dan kualitatif, yakni berupa data-data statistik yang
menunjukkan jumlah pinjaman, jumlah nasabah yang ada di BPRS Al Salaam,
Tentunya hal tersebut memakai angka-angka.
Sedangkan, metode penelitian yang digunakan adalah metode
(27)
ada kemudian dianalisis lebih lanjut untuk kemudian ditarik kesimpulan. Dengan tipe
pendekatan studi kasus, penulis mengadakan penelitian dengan cara melihat, dan
menggambarkan tentang “Analisis Balanced Scorecard Terhadap Kinerja BPRS Al
Salaam”.
Menurut Marzuki penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan melukiskan keadaan obyek atau persoalan yang tidak dimaksudkan untuk mengambil atau menarik kesimpulan yang berlaku umum.
Menurut Suharsimi Arikunto, penelitian deskriptif eksploratif adalah metode penggambaran dan penafsiran data mengenai keadaan di lapangan atau di tempat penelitian. Tujuan dari penelitian deskriptif eksploratif adalah untuk membuat gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta, sifat, dan hubungan antar aspek yang diteliti baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dalam upaya mengidentifikasi faktor lingkungan perusahaan baik internal maupun eksternal.13
2. Ruang Lingkup Penelitian
Tinjauan penelitian ini dilihat dari sudut pandang manajemen strategi dengan pendekatan Balanced Scorecard yang nantinya kinerja BPRS Al Salaam dievaluasi dari empat perspektif Balanced Scorecard yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
3. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian akan dilakukan penulis pada BPRS Al Salaam Pusat
yang berlokasi di : Jalan Cinere Raya Blok A No. 42 Limo Depok 16514
4. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data
Terdapat dua jenis data yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer dan sekunder.
13
Arikonto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2002), Edisi Revisi V, hal. 209.
(28)
1) Data primer; yaitu data yang diperoleh secara langsung dari nara sumber, dan belum melalui proses pengolahan sebelumnya.
2) Data sekunder; yaitu data yang telah diolah sebelumnya dan diperoleh melalui proses pengolahan sebelumnya.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam proses pengumpulan data antara lain : 1) Data internal; data diperoleh dari lingkungan perusahaan secara
terpisah. Data Internal perusahaan terdiri dari dua yaitu:
a) Primer: Data yang diperoleh dari hasil interview dengan jajaran eksekutif. BPRS Al Salaam.
b) Sekunder: Data yang diperoleh dari data internal perusahaan seperti data pegawai, laporan keuangan dan rencana kerja.
2) Data eksternal; data yang diperoleh menyangkut perusahaan dari referensi lain. Data eksternal dibagi menjadi dua yaitu:
a) Primer: Data yang diperoleh dari opini/pendapat nasabah ataupun masyarakat sekitar.
b) Sekunder: Data yang diperoleh dari surat kabar, jurnal, majalah buku dan artikel yang memuat tentang informasi perusahaan.
5. Metode Dan Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data merupakan salah satu tahapan dalam penelitian yang menentukan tingkat keakuratan hasil penelitian. Proses pengumpulan data yang sistematis akan membantu dalam proses penelitian selanjutnya. Proses pengumpulan data ditentukan oleh metode dan tehnik pengumpulan data. Menurut Marzuki terdapat tiga metode pengumpulan data, yaitu sensus, sampling dan case study.14
Metode pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
case study (studi kasus) pada. BPRS Al Salaam Tehnik pengumpulan data merupakan
14
(29)
prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data kuantitatif dan kualititatif.
Adapun teknik yang digunakan yaitu: a. Observasi
Observasi dilakukan guna mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian .tentang hal-hal yang dilakukan dalam observasi adalah mengenai keadaaan di lokasi penelitian.
b. Wawancara
Yakni dengan cara mengadakan wawancara atau tanya jawab lisan secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait terhadap permasalahan yang diteliti. Pada penelitian ini, wawancara dilakukan dengan jajaran manajemen, nasabah bank serta beberapa karyawan.
c. Kuisioner
kuisioner atau angket dipandang sebagai interview tertulis dimana sample
atau responden dihubungi melalui suatu daftar pertanyaan dalam
bentuknya yang langsung mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self-Report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau
keyakinan pribadi. Sehingga dapat diungkap tingkah laku, perbuatan yang
dilakukan oleh objek tersebut.15 Tujuan pokok pembuatan kuisioner
adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan
penelitian, hasil kuisioner tersebut akan berbentuk angka dan tabel.
Kuisioner ini mengguanakan skala likert, yang terdiri dari:
4: Sangat tinggi tingkat kepuasannya
3: Cukup tinggi tingkat kepuasannya
15
Sutrisno Hadi, Metodologi Rasearch, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2004), Edisi Revisi I, hal.177 .
(30)
2: Rendah tingkat kepuasannya
1:Sangat rendah tingkat kepuasannya
Skor tersebut untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan pada
perspektif pelanggan serta pada perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan, sedangkan untuk mengetahui tingkat pengetahuannya
terhadap BPRS Al Salaam pada perspektif pelanggan menggunakan,
4: Sangat tinggi tingkat pengetahuannya tentang BPRS Al Salaam
3: Cukup tinggi tingkat pengetahuannya tentang BPRS Al Salaam
2: Rendah tingkat pengetahuannya tentang BPRS Al Salaam
1: Sangat rendah tingkat pengetahuannya tentang BPRS Al Salaam
Untuk mengetahui tingkat kesetujuannya pada proses bisnis internal,
menggunakan,
4: Sangat tinggi tingkat kesetujuannya
3: Cukup tinggi tingkat kesetujuannya
2: Rendah tingkat kesetujuannya
1: Sangat rendah tingkat kesetujuannya
d. Dokumentasi
Yakni mencari data-data mengenai permasalahan yang diteliti melalui laporan perusahaan, kuisioner yang diedarkan perusahaan dan komentar para nasabah bank.
e. Studi pustaka
Yakni melakukan studi literatur terhadap buku-buku yang relevan, surat kabar, majalah, jurnal, artikel maupun penelitian atau tulisan ilmiah yang berkaitan dengan analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan.
(31)
6. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah pengambilan
sampel aksidental, dimana termasuk dalam teknik pengambilan sampel
non-acak. Yaitu, sampel yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada, penulis
cukup menanyakan pada pimpinan-pimpinan perusahaan atau orang-orang
terkait dalam perusahaan. Dengan kata lain penarikan sampel aksidental
menekankan pada pertimbangan karakteristik tertentu dari subjek
penelitiannya.16
7. Teknik Analisis Data
Penulis menggunakan Analisis SWOT agar diketahui factor Intern Positif dan Negatif (strength and weaknesses) yang ada di internal BPRS Al Salaam dan Faktor Eksternal yang positif dan negative (opportunity and threat )yang dihadapi oleh BPRS Al Salaam.
Yang akan disinergikan kedalam balanced scocard untuk mengukur kinerja BPRS Al Salaam dengan cara mengukur empat indicator keberhasilan yaitu : kondisi keuangan perusahaan (perspective financial), kepuasan nasabah (costumer perspective), kemampuan internal bisnis (business internal process), serta pertumbuhan dan pembelajaran (learning and growth).
8. Pedoman Penulisan Laporan
Sedangkan teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007, dengan beberapa pengecualian :
a. Dalam daftar pustaka, Al-Qur’an ditempatkan pada urutan pertama.
16
Soeratno,. Dr., M.Ec. Drs. Lincolin asrsyad, M.Sc., Metode Penelitian Untuk Ekonomi Dan Bisnis, (Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2003), h.119
(32)
b. Terjemah Al-Qur’an dan Hadits ditulis satu spasi sekalipun kurang dari
enam baris.
H. Sistematika Penulisan
Adapun penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I, PENDAHULUAN
Yaitu meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan (review) studi terdahulu,
kerangka teori dan kerangka konseptual, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II, TINJAUAN TEORITIS MENGENAI MANAJEMEN STRATEGI
DENGAN BALANCED SCORECARD
Yang membahas manajemen strategi, balanced scorecard, balanced
scorecard sebagai sistem manajemen strategi, kunci keberhasilan dalam
menerapkan balanced scorecard, balanced scorecard dan sistem
pengukuran kinerja bisnis, dan perspektif balanced scorecard.
BAB III, GAMBARAN UMUM BPRS Al SALAAM
Meliputi profil perusahaan dan sistem manajemen perusahaan.
BAB IV, BALANCED SCORECARD UNTUK KINERJA BPRS Al SALAAM
Merupakan pembahasan utama yang meliputi: proses manajemen strategi
BPRS Al Salaam, dan analisis balanced scorecard untuk kinerja BPRS Al
Salaam.
BAB V, PENUTUP
(33)
BAB II
LANDASAN TEORI
TENTANG PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCED SCORECARD
A. Pengukuran Kinerja
1. Pengertian Pengukuran Kinerja
Pada era reformasi istilah kinerja bagaikan barang komoditi yang laris
dijual, atau bagaikan gadis cantik nan molek yang banyak peminatnya, baik
oleh mereka dari kalangan praktisi, pemerhati, maupun akademisi. Kendati
demikian sesungguhnya belum diketahui secara benar apa yang dimaksud
dengan kinerja, bagaimana upaya (strategi) untuk meningkatkan kinerja.
Seorang pemimpin (Pejabat Publik) yang memiliki visi ke depan, harus
memahami betul konsep kinerja, dan bagaimana strategi atau perilaku
pemimpin yang dapat meningkatkan kinerja anak buahnya (pegawainya) dan
organisasinya.
Kata kinerja berasal dari kata “to performance” dan menurut the
Scibner Bantam English Dictionary 1979, kata ini diartikan sebagai : To do or
carry out ; (melakukan, menjalankan, melaksanakan), To disharge ; as a vow
(memenuhi atau menjalankan kewajiban suatu nazar).
Kinerja menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti “suatu yang
(34)
diartikan sebagai prestasi kinerja oleh individu perusahaan.17 Sedangkan
pengukuran kinerja menurut (Donelly Gibson dan Irnacevich: 1994) adalah
suatu tingkatan keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan pengukuran kinerja menurut (Suyadi Prawirosetno ; 1999)
adalah suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok
orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak
melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan Etika.18 Kinerja juga
merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan
pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta (Stolovitch and
Keeps: 1992) sehingga kinerja itu sendiri dapat dinyatakan baik dan sukses
jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.19 Selain itu dalam
SAK (Standar Akuntansi Keuangan) juga dijelaskan tentang informasi dari
kinerja perusahaan, yaitu informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas
diutamakan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang
mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk
memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber
daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam
merumuskan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam
17
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka,1997), Cet ke 9, h. 22
18
Joko Widodo, Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja,(Malang, Bayu Publishing, 2005) Cet ke 1, h.78
19
Veithzal Rivai dan Ahmad fawzi Basri, Performance Appraisal. System yang tepat untuk menilai kinerja karyawan dan meningkatkan daya saing perusahaan, (Jakarta, Rajawali Press, 2005), h. 14
(35)
memanfaatkan sumber daya.20 Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang
dapat dilakukan terhadap berbagai aktifitas dalam rantai nilai yang ada pada
perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan
balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu
rencana dan titik di mana perusahaan memerlukan penyesuaian atas aktivitas
perencanaan dan pengendalian tersebut.
II. Manfaat Pengukuran Kinerja
Manfaat pengukuran kinerja bagi semua pihak adalah agar mereka
mengetahui manfaat yang dapat mereka harapkan. Pengukuran kinerja dalam
suatu perusahaan bermanfaat bagi : 1.Karyawan, 2. Penilai (atasan, supervisior,
pimpinan, manager, konsultan), 3. perusahaan21.
1. Manfaat bagi karyawan
a. Meningkatkan motivasi
b. Meningkatkan kepuasan kerja
c. Adanya kejelasan standar hasil yang mereka harapkan
d. Umpan balik dari kinerja lalu yang akurat dan konstruktif
e. Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih besar
f. Pengembangan perencanaan untuk meningkatkan kinerja dengan
membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan
20
Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, (Jakarta, Salemba Empat, 2002), h. 5
21
Veithzal Rivai dan Ahmad fawzi Basri, Performance Appraisal. System yang tepat untuk menilai kinerja karyawan dan meningkatkan daya saing perusahaan, (Jakarta, Rajawali Press, 2005), h. 55
(36)
g. Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi
2. Maanfaat bagi Penilai (atasan, supervisior, pimpinan, manager, konsultan).
a. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecendrungan
kinerja karyawan untuk perbaikan manajemen selanjutnya
b. Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum tentang
pekerjaan individu dan departemen yang lengkap
c. Memberikan peluang untuk mengembangkan sistem pengawasan baik
untuk pekerjaan manager sendiri, maupun pekerjaan bawahannya
d. Identifikasi gagasan untuk peningkatan tentang nilai pibadi dan
peningkatan kepuasan kinerja
e. Pemahaman yang lebih baik tentang karyawan, tentang rasa takut,
harapan dan aspirasi mereka
f. Sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi karyawan dengan lebih
memusatkan perhatian kepda mereka secara pribadi
3. Maanfaat bagi perusahaan
a. Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan,
karena:
1. komunikasi menjadi lebih efektif mengenai tujuan
perusahaan dan nilai budaya perusahaan
2. peningkatan rasa kebersamaan dan loyalitas
3. peningkatan kemampuan dan kemauan untuk menggunakan
keterampilan atau keahliam memimpinnya dan
(37)
b. Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang
dilakukan oleh masing-masing karyawan
c. Meningkatkanmotivasi karyawan, keharmonisan hubungan dalam
pencapaian tujuan perusahaan
III. Untuk mencapai manfaat dari pengukuran kinerja tersebut, maka paling
tidak harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a. Didasarkan pada masing-masing aktivitas dan karakteristik organisasi itu
sendiri sesuai perspektif pelanggan.
b. Evaluasi atas berbagai aktivitas.
c. Dapat dinilai dengan menyeluruh, yaitu semua bidang aktivitas dalam
organisasi tersebut.
d. Membantu seluruh organisasi mengenali masalah-masalah yang ada
dengan kemungkinan melakukan perbaikan.
B. Metode Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard
1. Pengertian Balanced Scorecard
Balanced Scorecard berasal dari kata benda “Score” yang berarti
“penghargaan atas poin-poin yang dihasilkan”. Dalam konteks sebagai kata
kerja “Score” berarti “memberikan angka”. Dengan makna yang lebih bebas,
(38)
diukur.22 Pengukuran menjadi suatu hal yang penting sebelum melakukan
evaluasi atau pengendaliann terhadap objek.
Kata “Balanced” yang berada didepan kata score berarti
keseimbangan antara sekian banyak elemen penting dalam kinerja.
Adapun Balanced Scorecard mempunyai makna bahwa scorecard
adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang dan
suatu kelompok, juga untuk mencatat rencana skor yang hendak
diwujudkannya. Sehingga pengertian balanced adalah kinerja seseorang atau
kelompok tertentu yang diukur secara berimbang antara sisi eksternal dan
internal perusahan. Dengan begitu, balanced scorecard merupakan metode
pengukuran strategi yang tidak melihat bahwa keberhasilan perusahaaan tidak
hanya ditentukan dari aspek keuangan saja, tetapi juga aspek non keuangan. di
bawah ini disajikan model sytem balanced scorecard.
22
Sony Yuwono, Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi yang Berfokus Pada Strategi.Jakarta : Gramedika Pustaka Utama, 2007, hal 6
Keuangan Agars sukses
secara financial objektif Ukuran Target Inisiatif bagaimana
seharusnya penampilan kita di hadapan para
pemegang saham
Konsumen Untuk
Mencapai visi Objektif Ukuran Target Inisiatif Kita, bagaimana Seharusnya Kita tampil Di hadapan Konsumen? Visi & Strategi
Proses Bisnis Internal
Untuk memuas- Objektif Ukuran Target Inisiatif kan pemegang
saham dan konsumen, proses bisnis apa yang harus kita kuasai?
(39)
II. Keempat Penghalang Dalam Keberhasilan Suatu Perusahaan Antara Lain:
1. Visi dan strategi perusahaan tidak dapat dijalankan
Hal tersebut biasa terjadi dalam setiap perusahaan, karena belum tentu
siap semua individu yang ada pada perusahaan dapat menjalankannya
secara penuh. Boleh jadi, hal itu disebabkan karena visi dan strategi kerap
merupakan suatu gugusan mimpi yang melangit dan sulit mencari
padanannya untuk diturunkan menjadi aksi yang membumi.
2. Strategi tidak terhubung dengan sasaran
Suatu hal fatal yang kerap terjadi ketika perusahaan makin membesar
adalah tidak dilakukannya perencanaan strategi SDM agar tercipta
keselarasan antara tujuan, visi dan kompetensi individu dengan
perusahaan disetiap tingkatan. Seperti sistem insentif yang seringkali
diabaikan oleh perusahaan.
3. Strategi tidak terhubung dengan alokasi sumber daya, seharusnya dalam
setiap menyusun anggaran haruslah dipergunakan strategi yang baik, agar
dapat membedakannya dengan perusahan para pesaing. Pembelajaran dan Pertumbuhan Untuk menca- Objektif Ukuran Target Inisiatif pai visi kita,
bagaimana kita mempertahankan kemampuan kita untuk berubah dan semakin membaik?
(40)
4. Umpan balik yang diperoleh masih saja bersifat taktis, bukannya strategis.
Itu artinya, porsi pembahasan dan perbincangan tentang strategi yang telah
dibuat amatlah minim. Hal ini juga dapat diartikan perusahaan tidak saja
kehilangan momentum untuk mengevaluasi efektivitas strateginya secara
berkesinambungan. Namun yang lebih parah lagi, perusahaan bahkan
tidak akan mampu membuat skenario keunggulan dan kelemahan
perusahaan di masa yang akan datang.23
IV. Berbagai Perspektif yang Diukur dalam Balanced Scorecard
Balanced scorecard merupakan suatu system manajemen, pengukuran
dan pengedalian yang secara tepat, tepat dan komprehensif dapat
memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis.
Pengukuran kinerja tersebut memandang unit bisnis dalam empat perspektif
yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dalam
perusahaan serta perspektif pembelajaraan dan pertumbuhan. Melalui
mekanisme sebab akibat (cause and effect).
1. Perspektif Keuangan
Ukuran financial merupakan komponen penting dari balanced
scorecard dalam perusahaan laba, swasta, dan nirlaba. Dalam domain
perusahaan yang mencari keuntungan, ukuran dalam perspektif ini
memberitahukan apakah pelaksanaan strategi kita mengarah pada hasil
dasar yang membaik. Dalam sector nirlaba dan sector public, ukuran
23
(41)
financial memastikan bahwa kita sedang mencapai hasil dan
melakukannya dengan cara yang Pengukuran kinerja keuangan akan
menunjukkan, apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan
perbaikan yang mendasar bagi keuntungan perusahaan.
Di dalam pengukuran kinerja keuangan ada beberapa hal dari
siklus kehidupan bisnis yang tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda
sehingga penekanan pengukurannya pun berbeda pula, diantaranya
adalah:24
a. Growth, merupakan tahap awal dalam siklus kehidupan perusahaan
dalam menghasilkan potensi pertumbuhan usaha yang terbaik. Disini,
manajemen perusahaan berusaha untuk membangun dan
mengembangkan suatu produk atau jasa baru, menambah kemampuan
operasi, mengembangkan infrastruktur dan jaringan distribusi yang
akan mendukung hubungan global serta membina dan
mengembangkan hubungan dengan pelanggan. Dalam tahap growth
(pertumbuhan) ini, perusahaan biasanya beroperasi dengan arus kas
yang negatif dengan tingkat pengembalian modal yang rendah.
Dengan demikian, tolak ukur kinerja yang cocok dalam tahap ini
misalnya, dalam tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan
dalam segmen pasar yang telah ditargetkan.
b. Sustain, merupakan tahap kedua dimana perusahaan masih melakukan
investasi dan reinvestasi dengan mengharapkan tingkat pengembalian
24
(42)
yang terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan
pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya jika hal itu dapat
dimungkinkan. Mengembangkan kapasitas produksi dan
meningkatkan perbaikan operasional secara konsisten. Dalam tahapan
ini, sasaran keuangan diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian
atas investasi yang dilakukan.
c. Harvest, merupakan tahapan ketiga dimana perusahaan benar–benar
memanen atau menuai hasil investasi ditahapan sebelumnya. Disini,
tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan
kemampuan baru. Kecuali, pengeluaran untuk pemeliharaan dan
perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan dalam tahap ini adalah
memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja.
efisien sehingga meminimalkan25.
2. perspektif pelanggan
Perspektif pelanggang dalam balanced scorecard, perusahaan dalam
melakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki,
karena pelanggan dan segmen pasar merupakan sumber yang menjadi
komponen dalam penghasilan tujuan financial perusahaan.
Di masa lalu para manajer perusahaan selalu mengedepankan pada
kapabilitas internal perusahaan saja, dengan mengandalkan produk dan inovasi
teknologi. Namun pada saat ini perusahaan yang hanya memperhatikan
25
Sony Yuwono, Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi yang Berfokus Pada Strategi.Jakarta : Gramedika Pustaka Utama, 2007, hal 32
(43)
kapabilitas internal tidak cukup untuk membangun perusahaannya kearah yang
lebih baik lagi, hal ini di sebabkan perusahaan tersebut tidak melihat kapabilitas
Eksternal yaitu Perspektif pelanggan26. Sehingga perusahaan yang tidak
memperhatikan potensi dari perspektif pelanggan ini akan mudah tersaingi oleh
perusahaan lain yang sejenis melalui penawaran produk dan jasa yang lebih
baik.
Ada beberapa hal yang dapat diukur oleh perusahaan di dalam
perspektif pelanggan ini, yaitu:
a. Market Share: Pengukuran ini mencerminkan bagian yang
dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang
meliputi: jumlah pelanggan, jumlah penjualan dan volume unit
penjualan.
b. Costumer Retention: Mengukur tingkat di mana perusahaan
dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen.
c. Costumer Acquisition: Mengukur tingkat di mana suatu unit
bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan
bisnis baru.
d. Costumer Satisfaction: Menaksir tingkat kepuasan pelanggan
e. Costumer Profitability: Mengukur laba bersih dari seorang
pelanggan segmen setelah dikurangi biaya yang khusus
diperlukan untuk mendukung pelanggan tersebut. 27
26
Robert S. Kaplan dan David P. Norton, h. 55 27
Sony Yuwono, Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi yang Berfokus Pada Strategi.Jakarta : Gramedika Pustaka Utama, 2007, hal 164
(44)
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Analisis proses bisnis internal, memungkinkan manajer perusahaan
untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah
produk dan atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Yang
paling menarik dari perspektif ini adalah perspektif ini harus didesain
dengan hati- hati oleh mereka yang paling mengetahui misi perusahaan,
yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh konsultan luar karena dalam
perpektif ini memungkinkan unit bisnis untuk:28
• Memberikan proposisi (keseimbangan) nilai yang akan menarik
perhatian dan mempertahankan pelanggan dalam segmen pasar
sasaran.
• Memenuhi harapan keuntungan finansial yang tinggi para pemegang
saham.
Ada perbedaan dalam perspektif bisnis internal antara pendekatan
tradisional dan pendekatan Balanced Scorecard, antara lain:29
1. Pendekatan tradisional berusaha untuk mengawasi dan memperbaiki
dalam peningkatan proses bisnis yang sudah ada sekarang, sebaliknya,
Balanced Scorecard melakukan pendekatan atau berusaha untuk
mengenali semua proses yang diperlukan untuk menunjang
28
Robert S. Kaplan & David P. Norton, h. 24 29
Thomas Secakusuma, Perspektif Proses Internal Bisnis Dalam Balanced Scorecard, 1997, h. 8-9
(45)
keberhasilan strategi perusahaan. Walaupun proses tersebut sama
sekali belum pernah dilaksanakan.
2. Dalam pendekatan tradisional, sistem pengukuran kinerja hanya
dipusatkan pada bagaimana cara menyampaikan barang atau jasa saja.
Sedangkan dalam pendekatan Balanced Scorecard, proses inovasi
turut dimasukkan dalam perspektif proses bisnis internal.
Kaplan dan Norton membagi perspektif ini kedalam inovasi,
operasi dan layanan purna jual. Ketiga hal tersebut merupakan pedoman
dalam pengukuran kinerja di perspektif proses bisnis internal. Ketiga hal
tersebut antara lain:
a. Proses Inovasi
Dalam proses inovasi, perusahaan berusaha menggali pemahaman
tentang kebutuhan dari pelanggan dan menciptakan produk atau jasa
yang mereka butuhkan.
b. Proses Operasi
Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan
produk atau jasa. Dalam proses ini terbagi ke dalam dua hal, yaitu:
1. Proses pembuatan produk dan
2. Proses penyampaian produk kepada pelanggan.
(46)
Pada proses ini merupakan jasa pelayanan kepada pelanggan, setelah
penjualan produk atau jasa tersebut dilakukan. Misal: penanganan
garansi atas barang yang masuk.
Proses Inovasi Proses Operasi ProsesLayananPurna Jual
Gambar Perspektif Proses Bisnis Internal30
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini dapat dikatakan
bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem dan prosedur
organisasi. Termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan
budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan
organisasi. Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam
menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kerja jangka panjang31,
perusahaan yang melakukan pengukuran kinerja dengan metode balanced
scorecard setelah menilai tiga perpektif terdahulu yaitu: Perpektif
Finansial, Perpektif Pelanggan dan Perpektif Bisnis Internal. Biasanya
menunjukan kesenjangan yang besar antara kemampuan orang, system an
prosedur yang ada pada saat ini dengan yang dibutuhkan untuk mencapai
30
Diadaptasi dari: Robert S. Kaplan dan David P. Norton, h. 96 31
Sony Yuwono h 39 Kebutuhan Pelanggan Diidentifikasi Kenali Pasar Ciptakan Produk/ Jasa Bangun Produk/ Jasa Luncurkan Produk/ Jasa Kebutuhan Pelanggan Terpuaskan Layani Pelanggan
(47)
kinerja yang diinginkan. Untuk itulah, mengapa perusahaan harus
melakukan investasi di ketiga faktor tersebut untuk mendorong
perusahaan menjadi sebuah organisasi pembelajar.
Dalam perspektif ini, ada beberapa yang dapat dijadikan oleh
perusahaan sebagai tolak ukur, antara lain:32
a. Employee Capabilities (Kemampuan Pekerja)
Hal yang paling berarti bagi perusahaan adalah bagaimana para
pegawai dapat menyumbangkan segenap kemampuannya untuk
organisasi. Untuk itu, perencanaan upaya implementasi reskilling
pegawai yang menjamin kecerdasan dan kreativitasnya dapat
dimobilisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Information System Capabilities (Kemampuan Sistem Informasi)
Walau bagaimanapun juga, sebaik-baik keahlian pegawai masih
diperlukan sistem informasi yang terbaik. Dengan kemampuan yang
memadai maka kebutuhan selurh tingkatan manajemen dan pegawai
atas informasi yang akurat dan tepat waktu akan dapat dipernuhi
dengan sebaik-baiknya.
c. Motivation, Empowerment and alignment (Motivasi, pemberdayaan
dan keselarasan)
Dalam hal ini sangat penting untuk menjamin adanya proses yang
berkesinambungan terhadap upaya pemberian motivasi dan inisiatif
32
(48)
yang sebesar-besarnya bagi para pegawai, agar para pegawai
mempunyai wewenang yang memadai untuk mengambil keputusan.
Gambar 1. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan33
ANALISIS
SWOT
(
STRENGTHS,
WEAKNESSES,
OPPORTUNITIES
DAN
THREATS
)
Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi, berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (Sthrength) dan peluang (Opportunity), dan secara bersamaan dapat
33
Diambil dari Robert S. Kaplan & David P. Norton, h. 129 Hasil
Kepuasan Kerja
Produktivita s Pekerja Retensi
Pekerja
Iklim Untuk bertindak Infrastruktur
Teknologi Kompetensi
(49)
meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat). Jadi, analisis
SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan
faktor internal kekuatan dan kelemahan34.
Teknis SWOT atau yang dikenal dengan (kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman) pada dasarnya merupakan satu teknik untuk mengenali
berbagai kondisi yang berbasis bagi perencanaan strategi. Setelah mengenali
isu permasalahan yang dihadapi secara teoritis perlu dibangun kesepakatan
antar stakeholder mengenai “apa yang diinginkan kedepan” terhadap isu
tersebut. Komponen atau elemen apa yang diperlukan untuk lebih
ditingkatkan, dikurangi, atau justeru diganti, memerlukan proses analisis yang
banyak didasarkan pada peta kondisi SWOT dari isu tersebut.
SWOT singkatan dari Bahasa Inggris yakni Strength (Kekuatan),
Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman)35.
Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitann dengan
pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan
demikian perencanaan strategi (strategic planner) harus menganalisis
faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman)
dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi.
Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis
SWOT36. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
34
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006),Cet. ke-12, h.19
35
www. Goodgovernance.co.id/Total Quality Management Dokumentasi 36
Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Februari 2006),Cet. ke-12, h.19
(50)
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan
ancaman (Threat).37
Fungsi, Manfaat, dan Tujuan Analisis SWOT
a. Fungsi Analisis SWOT
secara umum analisis SWOT sudah dikenal oleh sebagian besar tim teknis
penyusun corporate plan. Sebagian dari pekerjaan perencanaan strategi
terfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumberdaya dan
kapabilitas yang memadai untuk menjalankan misinya dan mewujudkan
visinya. Pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan membantu
perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan melihat peluang-peluang
baru, sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan-kelemahan yang
ada akan memberikan bobot realisme pada rencana-rencana yang akan
dibuat perusahaan, jadi fungsi analisis SWOT adalah menganalisis
mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta analisa
mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan
melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.
b. Manfaat Analisis SWOT
Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan
dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan
menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk
37
(51)
menilai keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan misinya
dan mewujudkan visinya dari hasil analisis akan memetakan posisi
perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi
umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan
sasaran-sasaran perusahaan selama 3-5 tahun ke depan untuk memenuhi
kebutuhan dan harpan dari para stakeholder atau analisis SWOT berguna
untuk menganalisa faktor-faktor di dalam perusahaan yang memberikan
andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu komponennya sambil
mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.38
38
(52)
BAB III
OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT BPRS Al Salaam Amal Salman yang lebih dikenal dengan BPRS Al
Salaam, didirikan pada tanggal 9 Oktober 1991. Pendiriannya diprakarsai oleh
para alumni institute Teknologi Bandung (ITB) yang aktif di Masjid Salman pada
saat masih menjadi sebagai mahasiswa. Kebersamaan selama menimba ilmu di
perguruan tinggi telah mendorong para alumni ini untuk melanjutkan kegiatan
amalnya seperti yang bergerak di bidang social denag nama Yayasan Amal
Salman. Salah bentuk kegiatan yang ditujukan untuk membantu perekonomian
masyarakat adalah dengan mendirikan sebuah lembaga keuangan berbentuk Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) dengan nama BPR Al Salaam39.
Pendirian BPR Al Salaam juga dimaksudkan untuk turut serta dalam
pelayanan lembaga keuangan bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah,
dengan corak khusus yaitu pelayanan perbankan dengan nafas keislaman.
Berbeda dari badan usaha swasta pada umumnya BPR Al Salaam
merupakan usaha yang berlandaskan kebersamaan (Solidarity Corporate) yang
tetap menjunjung tinggi profesionalisme. BPR Al Salaam hadir untuk
memberikan pelayanan “retail banking” bagi kemajuan bersama sesuai dengan
moto “Maju Dalam Kebersamaan”.
39
(53)
Kegiatan operasional BPR ini dimulai pada tanggal 29 Pebruari 1992
berdasarkan Akte No.30 dari Abdul Latief, Notaris di Jakarta, diubah dengan akte
No.14 tanggal 5 Desember 1991 dari Abdul Latief, Notaris di Jakarta, yang telah
disetujui oleh Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan
No.C2-7937.HT.01.01.TH.91 tanggal 19 Desember 1991 dan didaftarkan pada Kantor
Pengadilan Negeri di Bogor dibawah No.WB.DH.1.PR.01.10.92 serta
diumumkan dalam tambahan No.657 dari Berita Negara RI No.13 tanggal 14
Pebruari 1992 dan tambahan No.5045 dari Berita Negara RI No.70 tanggal 1
September 2000.
Jumlah modal yang disetor pada awal berdiri tahun 1991, sebesar Rp. 69,8
juta dengan jumlah pemegang saham sebanyak 40 orang. Pada tahun 2003, modal
yang disetor telah mencapai Rp. 1,28 milyar dengan jumlah pemegang saham
sebanyak 103 orang. Selanjutnya untuk mendukung pengembangan telah disetujui
peningkatan modal dasar perseroan dalam RUPS tahun 2003 dari Rp. 1 milyar
menjadi Rp. 5 milyar. Peningkatan tersebut juga telah disetujui oleh Menteri
Kehakiman dan HAM RI melalui SK Nomor : C-04029 HT.01.04.TH.2004
Keinginan para pemegang saham sejak awal pendirian untuk menjadikan
BPR Al Salaam sebagai lembaga keuangan bagi masyarakat ekonomi menengah
ke bawah dengan corak khusus yaitu pelayanan perbankan dengan nafas
keislaman alhamdulillah sudah dapat terwujud dalam bentuk nyata melalui
(54)
B. Visi dan Misi Perusahaan
VISI
Menjadi Bank Perkreditan Rakyat 5 besar di Indonesia
MISI
Menjadi lembaga keuangan yang menghasilkan produk jasa perbankan terbaik
bagi nasabah dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi pemerataaan
pembangunan perekonomian sektoral dengan orientasi pengembangan usaha kecil
dan menengah menuju kesejahteraan bagi stake holder.
MOTTO
Maju Dalam Kebersamaan
TUJUAN OPERASIONAL
1. Dengan profesionalisme tinggi berusaha memberikan pelayanan kepada
nasabah melalui penyediaan jasa keuangan yang optimal dalam hal kualitas,
kenyamanan, keamanan dan keuntungan dalam berinvestasi.
2. Memberikan tingkat kesejahteeraan yang baik bagi seluruh karyawan
3. Memberikan hasil yang terbaik bagi para stake holder
C. Struktur Organisasi Perusahaan Dewan Pengawas Syariah
MOHAMMAD YAHYA
Dewan Komisaris
(55)
MULYA SOEPARDI / Komisaris
MUHAMMAD AKMASJ R. / Komisaris
Dewan Direksi
CHOTIB MUHAMMAD / Direktur Utama
(56)
Produk dan Jasa
(57)
a. Tabungan Wadiah Umum Alsalaam
Tabungan adalah simpanan pihak ke tiga pada Bank, yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat dan cara-cara tertentu. Produk tabungan yang ada di BPRS Al Salaam adalah tabungan wadi ‘ah yadhomah, berupa titipan nasabah pada Bank. Bank diberi wewenang untuk mengelola uang dari nasabah tersebut, bila Bank mendapatkan keuntungan maka nasabah akan mendapat bonus dari keuntungan yang langsung di bukukan pada rekening tabungan penabung-penabung setiap bulan. Adapun besar bonus di bagi berdasarkan keuntungan yang didapat dan kebijakan Bank.
b. Tabungan Wadiah Bulanan Al Salaam.
Tabungan yang diwajibkan untuk nasabah yang mempunyai pinjaman di BPRS Alsalaam.
c. Tabungan Wadiah Arisan.
Tabungan yang diperuntukan bagi masyarakat umum, dengan jangka waktu (3 bulan) dan akan mendapatkan hadiah (bonus) apabila nasabah beruntung. d. Deposito Mudharabah.
Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada Bank yang hanya dapat ditarik
oleh yang bersangkutan setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan
perjanjian dengan Bank. Deposito Mudharabah adalah dimana Bank
menerima dana dari masyarakat untuk diikutkan sebagai penyertaan
sementara pada usaha Bank, sehingga menghasilkan keuntungan yang
maksimal. Pada Deposito Mudharabah antara pihak Bank dan nasabah ada
kesepakatan terlebih dahulu mengenai nisbah bagi hasilnya.
a. Deposito Mudharabah Rakyat.
b. Deposito Mudharabah Berjangka.
2. Penyaluran Dana / Pembiayaan
a. Pembiayaan Kelompok Pegawai
Pembiayaan yang diberikan kepada karyawan pemerintah maupun
(58)
b. Penbiayaan Kepemilikan Sepeda Motor
Pembiayaan yang ditujukan kepada nasabah yang bermaksud
melakukan pembelian sepada motor.
c. Pembiayaan Modal Kerja Umum
Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan badan usaha dalam hal
tambahan modal kerja berupa pengadaan barang, pembelian barang
dagangan, jasa konstruksi, jasa memproduksi barang pesanan,
penyewaan barang, dengan skim Mudharabah, Musyarakah,
Murabahah dan Ijarah.
Akad jual beli antara Bank dengan nasabah Bank membiayai
D. Perkembangan Usaha PT BPRS Al Salaam Amal Salmaan
BPR Al Salaam menutup tahun 2006 dengan kondisi neraca keuangan yang
mencerminkan selain pertumbuhan komposisi aktiva produtif juga peningkatan
jumlah laba. Portofolio kredit sebagoan komponen utama aktiva produktif
memberikan kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan aktiva, dimana
outstanding kredit yang berhasil disalurkan kepada masyarakat adalah sebesar Rp.
62,87 milyar atau mengalami peningkatan 16,88% dibandingkan tahun sebelumnya
(Rp.53,79 milyar).
Analisa Vertikal
(59)
Keterangan Des-05 (Rp) Des-06 (Rp) Varian (%)
Pendapatan 11.166.994.370 14.846.809.212 32,95
Penyaluran Dana 9.288.474.290 12.246.094.708 31,84
Adm Pembiayaan 1.334.317.952 1.568.775.288 17,57
Pendapatan lain 544.152.128 1.031.939.216 89,62
Laba Sebelum Pajak 1.299.182.305 2.157.824.939 66,09 Beban/Pendapatan Pajak
Pajak Tangguham 8.407.847 9.217.425 9,63
Pajak Badan/pph 25 363.846.845 702.991.100 93,21
Biaya 9.867.812.065 12.688.984.276 28,59
Biaya Dana 5.425.000.341 6.655.085.392 22,67
Biaya Personalia 1.595.910.335 2.224.223.044 39,37
Biaya Umum 2.846.901.389 3.809.675.840 33,82
Laba Tahun Berjalan 943.743.307 1.464.051.261 55,13
(60)
Pendapatan operasioanal yang berhasil di peroleh oleh bank selama tahun
2005 mencapai Rp 32,95% dari tahun 2004. Komponen terbesar pendapatn tersebut
berasal dari bunga kredit di berikan sebesar Rp 12,45 milyar atau meningkat 31,84%
Rasio Kesehatan Bank
Laporan Keuangan (Audited) Desember 2005 VS Desember 2006
(1)
> 40 th 0
Jumlah 10
Sumber: Hasil kuisioner responden
VIII. Analisis Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 6.1 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Frekuensi
SMU atau sederajat 0
Akademi atau D3 0
Sarjana atau S1 10
> sarjana atau S1 0
Jumlah 10
Sumber: Hasil kuisioner responden
IX.Analisis Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Tabel 6.2 Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja Frekuensi
< 1 th 0
1-3 th 1
4-6 th 3
> 6 th 6
Jumlah 10
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.Analisis SWOT
Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara memfokuskan perhatian pada kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threath) yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan perusahaan dengan melakukan identifikasi secara hati-hati pada factor keberhasilan kritik (critical success factors), sedangkan Analisis SWOT BPRS Al Salaam membandingkan antara faktor eksternal Peluang (Opportunities) yaitu mayoritas penduduk beragama Islam.
Membaiknya image masyarakat terhadap bank syariah, Fatwa MUI Tentang pengharaman Riba, (Threats) seperti kurangnya antusias masyarakat, banyaknya pesaing, kedaan ekonomi yang buruk dengan Faktor Internal Kekuatan (Strenghts) seperti Lembaga Keuangan Syariah Mempunyai Pangsa Pasar yang terarah, Memiliki SDM yang Profesional, Pelayanan yang maksimal dan tepat waktu, Jaringan Outlet yang banyak tersebar di penjuru Jabodetabek, memiliki system Administrasi yang teratur. dan Kelemahan (Weaknesses) seperti Persyaratan pembiayaan yang rumit, Persentase margin pembiayaan yang tinggi, kurangnya promosi,
(3)
pelayanan terhadap nasabah, Meningkatkan pelatihan-pelatihan karyawan agar lebih professional, membuat kiat-kiat pemasaran produk, promosi yang lebih gencar. Strategi W – O (turn-around) yakni menjaga citra bank dengan menjaga kepercayaan nasabah, Memudahkan Persyaratan pembiayaan untuk berbagai golongan masyarakat, menambah jaringan pemasaran, Membuat produk pembiayaan yang efisien bagi masyarakat. Strategi S – T (diversifikasi) yakni melakukan kegiatan sosial dimasyarakat Modifikasi produk yang dibutuhkan nasabah terutama UKM dan pengusaha-pengusaha kecil. Strategi W – T (defensif) seperti mencari kiat-kiat baru dalam mensosialisasikan produk, mengoptimalkan SDM pemasaran.
Dari hasil analisis Balanced Scorecard, maka didapatkan hasil :
a. Perspektif keuangan
Pertumbuhan Pendapatan
Keterangan Tahun 2007 Tahun 2008 Pendapatan
Operasional
Rp 16.224.743 Rp 22.906.097 Pendapatan Lain-lain Rp 1.835.580 Rp 2.686.223
Beban Operasional Rp 6.140.712 Rp 9.195484 Laba Bersih Rp 1.564.409 Rp 1.930.946
Untuk kenaikan pendapatan operasionalnya pun, BPRS Al Salaam selalu mengalami kenaikan. Begitupun pada pendapatan lain-lain dan tingkat laba yang juga mengalami kenaikan. Walaupun pada sisi beban dari tahun ke
(4)
tahunnya juga mengalami kenaikan, namun tidak mempengaruhi BPRS Al Salaam dalam meraih pendapatan.
ANALISIS RASIO KEUANGAN
Rasio Tahun 2007 Tahun 2008
1. Rasio Likuiditas
Current Ratio
6.1% 25.4%
2. Ratio Solvabilitas Debt Ratio
4.4% 10.6%
3. Ratio Rentabilitas
ROE
3.7% 4.6%
Dari hasil analisis ratio diatas yang terdiri dari :Rasio likuiditas, Rasio solvablitas dan Rasio rentabilitas dari tahun 2007 sampai tahun 2008 terlihat perkembangan yang signifikan.
b. Perspektif Pelanggan
Variabel Hasil Keterangan
Atribut jasa perusahaan
53,4% Responden merasa cukup puas dengan atribut jasa yang ada pada BPRS Al Salaam
Hubungan nasabah dengan
perusahaan
50% Responden mengakui Sangat puas dengan jalinan hubungan yang diberikan senyaman mungkin oleh BPRS Al Salaam
Citra perusahaan 50% Responden mengaku Sangat puas dengan BPRS Al Salaam yang berusaha memberikan citra yang baik kepada pelanggannya
Pengetahuan nasabah
60,5% Responden memiliki tingkat pengetahuan yang Baik tentang perbankan syari’ah
Dilihat dari perspektif pelanggan, maka kinerja BPRS Al Salaam dalam menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada, secara umum tergolong baik. Karena jika dilihat dari hasil kuisioner, maka rata-rata kinerja proses pelanggan berada pada skor diatas 50% yang berarti cukup tinggi tingkat kepuasan para pelanggan. Hal ini berarti, para pelanggan
(5)
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Variabel Hasil Keterangan
Proses inovasi 63,2% Responden mendukung sekali segala macam proses inovasi yang dilakukan demi kemajuan perusahaan
Proses Operasi 58,2% Responden mengakui bahwa proses operasi BPRS Al Salaam sangat baik
Proses layanan purna jual
37% Responden mengakui bahwa proses layanan purna jual BPRS Al Salaam kurang baik
Dilihat dari perspektif ini, kinerja proses bisnis internal BPRS Al Salaam secara umum dapat dikatakan baik. Karena berdasarkan kuisioner, rata-rata keseluruhan kinerja proses bisnis internal BPRS Al Salaam berada 34% keatas. Namun pada Proses layanan Purna Jual Sebanyak 37% Responden menyatakan kurang baik. Jadi ini menunjukkan karyawan cukup setuju jika BPRS Al Salaam terus melakukan proses inovasi terhadap produknya. Selain itu BPRS Al Salaam juga sudah sangat memaksimalkan proses operasinya serta mempunyai proses layanan purna jual yang kurang baik kepada pelanggannya.
d. Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan
Variabel Hasil Keterangan
Tingkat kemampuan kerja
52,5% Responden merasa cukupt puas dengan kemampuan kerja mereka
Tingkat kemampuan system informasi
43,5% Responden mengakui manajemen system informasi BPRS Al Salaamsudah cukup baik Tingkat motivasi kerja 48,5% Responden mengakui cukup puas dengan
motivasi yang diberikan oleh BPRS Al Salaam
Secara umum, proses pembelajaran dan pertumbuhan sudah cukup baik, karena berdasarkan hasil kuisioner, rata-rata keseluruhan kinerja proses
(6)
pembelajaran dan pertumbuhan berada pada skor di atas 43% Skor ini berarti para karyawan merasakan cukup puas akan kemampuan kerja mereka, karena perusahaan selalu memberikan DIKLAT secara berkala. Di samping itu, perusahaan juga sudah cukup baik manajemen sistem informasinya. Selain itu, para karyawan cukup puas dengan motivasi yang diberikan oleh BPRS Al Salaam.
B. Saran
Dengan adanya identifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan maka terdapat ide atau langkah-langkah strategis bagi BPRS Al Salaam untuk pengembangan kinerja yang lebih baik ke depan, yaitu sebagai berikut:
a. BPRS Al Salaam harus terus meningkatkan baik kualitas produk dan pelayanan dengan memunculkan inovasi-inovasi baru agar tetap eksis dengan tetap berprinsip kepada syariat islam.
b. Mensosialisasikan dan mempromosikan produk tersebut lebih gencar karena potensi masyarakat untuk berinvestasi ke bank syari’ah sangat besar.
c. Meningkatkan kualitas SDM pemasaran agar mempunyai semangat dan sikap yang mencerminkan umat Islam.