Latar Sebagai Atmosfer Fungsi Latar .1 Latar Sebagai Metaforik

3.3.2 Latar Sebagai Atmosfer

Atmosfer cerita adalah emosi yang dominan yang merasukinya, yang berfungsi mendukung elemen-elemen cerita yang lain untuk memperoleh efek yang mempersatukan. Atmosfer itu sendiri dapat ditimbulkan dengan deskripsi detil-detil, irama tindakan, tingkat kejelasan dan kemasukakalan berbagai peristiwa, kualitas dialog, dan bahasa yang dipergunakan. Dalam novel ﺮ ﻟا ﺔﻄﻘﻧ ﺪ ةأﺮ إ imra`atun ‘inda nuqtati al-sifri, latar sebagai atmosfer berjumlah 14 empat belas, sebagai berikut: 1 . ﺔ ﺎ ﺔﻧﺎ ﻟا ﺔ ﻬﻟ ﻧﺎآ , ﺘﻟا ﺎﻧأ ﻧﺄآو ﺘﻘﻧﺎﺣ ّ ﻟإ تﺮ ﻧ و مﺎ أ ﺪ ﺎﻬﻘ ﺄﺳ يواﺪ ﻟا , 2002 : 7 k ānat lahjatu al-sajjānati gādibatan wa nazarat ilayya bi‘ainaini hāniqataini wa ka`annan ī anā al-latī sa`asynuquhā da‘da ayyāmin ‘ada nada marah dalam suaranya, ia melihat pada saya dengan pandangan marah, seakan-akan sayalah yang akan menggantung Firdaus beberapa hari lagi’ Al-Sa’dawi, 2000: 5. Berdasarkan kutipan di atas latar sebagai atmosfer, adalah keadaan emosi sipir penjara yang marah terhadap Nawal. 2 . ﺪ أ تدر : ﺘﻘ ﻟ مأ ﺘ , ﺔ ﺮ ﺎﻬﻧإ , ﺸﻟا ﺘ ﻻو . نﻮﻘ ﺘ ﺬﻟا ه ﻬﻧأ ﺸﻟا يواﺪ ﻟا , 2002 : 8 ruddat bigadbin asyaddin : qatalat am lam taqtul, innah ā birī`ati, wa lā tastahiqqu al-syunuqi. Annahum hum al-la żīna yastahiqqūna al-syunuqi ‘dia menjawab dengan sikap yang lebih galak, “pembunuh atau bukan, dia adalah seorang wanita yang tidak bersalah dan dia tak perlu dihukum gantung. Mereka itulah orang-orangnya yang harus digantung’Al-Sa’dawi, 2000: 6. Berdasarkan kutipan di atas, keadaan emosi yang merasuki Nawal terhadap sipir penjara. Universitas Sumatera Utara 3 . ﺎﻬ ىﻮهأ ءاﻮﻬﻟا ﺎ ﻟﺎ ىﺪ رأ نأ تدرأ ﺘ ﺮ ﺟر آ نأ ﻻإ ﻰ ﻬﺟو يواﺪ ﻟا , 2002 : 16 . illa an kulla rajulin ‘araftuhu uridtu an arfa‘a yadayya ‘ āliyān fī al-hawā`i śumma ahwā bihā ‘alā wajhihi‘kecuali semua lelaki yang saya kenal, saya ingin mengangkat tangan saya dan menghantamnya ke muka mereka’ Al-Sa’dawi, 2000: 16. Berdasarkan kutipan di atas, keadaan emosi yang merasuki Firdaus yang berkeinginan menampar setiap muka laki-laki yang ia kenal. 4 . كﺮ ﺘ رﺎﻄﻘﻟاو ﺪ ﻚ أو ﻜ أو , ﻮ ﻜ يﺪ ﻩﺪ ﺪﺸ ﻜﻟ , ضرﻷا قﻮ ﻬﺟو ﻰ ﺄ يواﺪ ﻟا , 2002 : 20 . wa abk ī wa amsaku biyadī ‘ammī wa al-qiţāru yataharraku, lakinnahu yasyd īduhu min yadī bikulli qawwatihi, fa`aqa‘a ‘alā wajhī fawqa al-ardi ‘lalu saya menangis dan memegang tangan paman, sementara kereta api mulai bergerak maju. Tetapi ia menarik tangannya sekuat tenaga dan secara tiba-tiba sehingga saya jatuh tertelungkup’ Al-Sa’dawi, 2000: 22. Berdasarkan kutipan di atas, suasana sedih yang meliputi Firdaus karena ditinggal pergi oleh pamannya ke Al-Azhar. 5 . ﺔﺳرﺪ ﻟا ﺣأ آ , تﺎ ﻟاو دﻻوﻷﺎ ﺔ ﻬ , ﻧ ءﺎ ﻟا , يﺮ ﻧو ﻟا ﺰ ﺰﻘﻧو ﺚﻬ ﻧو يواﺪ ﻟا , 2002 : 25 . kuntu uhibbu al-madrasata, fahiya mal īatu bi al-aulādi wa al-banāti, nal‘abu fī al-fin ā`i, wa najrī wa nalhaśu wa naqazqazu al-lubbi ‘saya senang bersekolah, sekolah itu penuh dengan anak laki-laki dan perempuan, kami bermain-main di halaman, dan berlari-lari dan duduk sambil membelah biji bunga matahari’Al- Sa’dawi, 2000: 29. Berdasarkan kutipan di atas, suasana ceria yang meliputi Firdaus karena dapat bersekolah dan bermain-main bersama teman-temannya. Universitas Sumatera Utara 6 . يﺪ ﺟو ﻬﺟو مرﻮ ﻰﺘﺣ ءاﺬ ﻟا ﻜ ةﺮ ﺮ يواﺪ ﻟا , 2002 : 51 . daraban ī marratan bika‘bi al-hiżā`i hattā taurama wajhī wa jasadī ‘pada suatu peristiwa dia memukul seluruh badan saya dengan sepatunya sampai muka dan badan saya bengkak dan memar’Al-Sa’dawi, 2000: 29. Berdasarkan kutipan di atas, keadaan emosi yang merasuki suami Firdaus untuk memukulinya akibat kecerobohan Firdaus yang selalu membuang makanan dan menumpahkan deterjen. 7 . درو : ؟ ءﺎ ﻟا ﻼ أ ه ؟ ا اذﺎ و يواﺪ ﻟا , 2002 : 57 . wa raddu bigadbin: wa m āżā af‘alu? Hal akhlaqu ‘amalān min al-samāi ‘dengan marah dia menjawab : apa yang dapat kuperbuat? minta bantuan pada langit?’ Al-Sa’dawi, 2000: 71. Berdasarkan kutipan di atas, suasana emosi yang dominan merasuki Biyaumi karena Firdaus belum mendapatkan pekerjaan yang dijanjikan oleh Biyaumi dan Firdaus berkeinginan meninggalkan rumah Biyaumi. 8 . ﺎ ﺨ ﻮ نﺎآ , ضرﻷا ﻰﻟإ ﺔ ﺮﻄ آو , ﺎ او ﺘﻧأ ﻜﻟ لﻮﻘ ﻮهو ﻬﺟو ﻰ و : ﺎ ﻮ ﻰ ﻚ ﻮ ﺮ أ ﺔﻄ ﺎﺳ ﺎ عراﻮﺸﻟا ﻟا يواﺪ , 2002 : 58 . k āna şautī munkhafadān, wa kuntu muţraqata ilā al-ardi, lakinnahu antafadu w āqifān waşfa‘nī ‘alā wajhī wa huwa yaqūlu : atarafaini şautika ‘alā şautī yā binta al-syaw āri‘i yā sāqiţatin ‘saya bicara dengan nada rendah, dan kedua mata saya dipusatkan ke arah tanah, tetapi dia berdiri dan menampar muka saya, sambil berkata : berani benar kau untuk bersuara keras jika bicara dengan aku, kau gelandangan, kau perempuan murahan’Al-Sa’dawi, 2000: 71. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kutipan di atas, keadaan emosi yang merasuki Biyaumi dengan menampar Firdaus, karena Firdaus bersuara keras jika berbicara dengan Biyaumi. 9 . بﺎ ﻟا ﺔ اﺮ لﻼ ﻜ أ ﺎﻧأ و مﻮ تاذ تارﺎ ﻟا ىﺪﺣا أرو يواﺪ ﻟا , 2002 : 59 . wa ra`atn ī ihdā al-jārāti żāta yaumin wa anā abkī min khilāli syirā‘ati al-bābi ‘pada suatu hari, seorang tetangga melihat saya melalui kisi-kisi pintu ketika saya berdiri sambil menangis’ Al-Sa’dawi, 2000: 73. Berdasarkan kutipan di atas, suasana sedih yang meliputi Firdaus karena ia dikurung oleh Biyaumi. ﻟﻮ ﻟا ﻄﺘﺳ ﺎﻬﻧأ ﻟﺎ و يواﺪ ﻟا , 2002 : 59 . 10 . ﻜ , fabakat ma‘ ī, wa qālat annahā sataţlubu al-būlīsi ‘dan dia mulai menangis bersama saya dan menyarankan untuk memanggil polisi’Al-Sa’dawi, 2000: 73. Berdasarkan kutipan di atas, suasana sedih yang meliputi kedua-duanya karena mendengar cerita dari Firdaus. 11 . ﻜ و , ﻮ د , اﺬ ﻮﺣو , ّ ﺄ اﺪ ﻟا يو , 2002 : 66 . wa bakaitu, famasaha dum ū‘ī, wa hūţanī biżā‘īhi, fa`agmadtu ‘ainayya ‘dan saya menangis, dia menyeka air mata saya dan menarik saya ke dalam pelukannya, dan saya menutut mata saya’Al-Sa’dawi, 2000: 84. Berdasarkan kutipan di atas, suasana sedih yang meliputi Firdaus karena Sharifa telah menipu Firdaus, dengan memperkerjakan ia sebagai pelacur. Universitas Sumatera Utara 12 . ﺎﻬ بﺮﺘﻘ ةﺮ آ رأ آ , ﻟ لﻮ أو : ﺘ . لﻮﻘ و ﺮ : ﺘ ﺳا يﺪ ء ﻻ يواﺪ ﻟا , 2002 : 104 . kuntu arfadahu f ī kulli marratin yaqtaribu fīhā minnī, wa aqūlu lahu : mustahīlun fadaraban ī wa yaqūlu : lā syai`un ‘indī ismuhu mustahīlun ‘setiap kali dia mendekati saya, saya dorong dia menjauh, dan berkata kepadanya: tidak mungkin. Dan dia memukul saya dan berkata: kata itu tidak ada bagi saya’Al-Sa’dawi, 2000: 137. Berdasarkan kutipan di atas, keadaan emosi yang merasuki Marzouk germo dengan memukul Firdaus setiap kali ia berkata “tidak mungkin”. 13 . ﺘ ﻷ بﺎ ﻟا ﻜ أو , و ﺎ ﻟﺎ ﻩﺪ ﺮ , يﺪ ﺮ ﺘ و ﻩﺪ ﻰ أ ﻟا يواﺪ , 2002 : 106 . wa amsaktu al-b āba li`aftuhahu, farafa‘a yadahu ‘āliyān wa şafa‘nī, farafa‘tu yad ī a‘lā min yadihi wa şafa‘tuhu ‘dan saya memegang pintu untuk membukanya, dan dia mengangkat tangannya ke atas dan menampar saya, dan saya angkat tangan saya lebih tinggi dari tangannya dan menamparnya’Al- Sa’dawi, 2000: 139. Berdasarkan kutipan di atas, suasana emosi yang merasuki kedua-duanya Firdaus dan Marzouk karena Firdaus menolak Marzouk untuk menjadi suaminya. 14 . ﻟﺎ ﻟا قاروﻷا ﻟوﺎ نﺄ ّه ﺎ ﺣو ﺔ , ﺔ ﺎ لازأ ﻻ آ , ﺔ رو ﺔ رو ﺎﻬ ﺰ أ قاروﻷا ﻰ ﻘﻧﺎ يواﺪ ﻟا , 2002 : 109 . wa h īnamā hamma bi`an yunāwilunī al-aurāqi al-māliyati, kuntu lā azālu g ādibatan, fainqadadtu ‘alā al-aurāqi umazziquhā waraqatan waraqatan ‘ketika dia mengulurkan tangannya dengan uang, saya masih marah kepadanya, saya rebut uang kertas dari tangannya dan mencabik-cabiknya menjadi serpihan- serpihan kecil’ Al-Sa’dawi, 2000: 139. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kutipan di atas, suasana emosi yang dominan merasuki Firdaus karena ia teringat dengan suaminya, yang sangat mencintai uang kertas atau piaster. 3.4 Unsur Latar 3.4.1 Latar Tempat Pada Novel