Lidya Purnama Sari : Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
H. Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan t-test, F-test dan Koefisien Determinasi R².
1. Uji Signifikan Parsial Uji – t
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Bentuk
pengujiannnya adalah : Ho : b
1
,b
2
=0 , artinya NPWP dan SSP PPh Pasal 25 secara Parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan.
Ha : b
1
,b
2
≠0 , artinya NPWP dan SSP PPh Pasal 25 secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan.
Pengujian dilakukan menggunakan uji – t dengan tingkat pengujian pada 5
derajat kebebasan degree of freedom atau df=n – k. Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika t
hitung
t
tabel
Ha diterima jika t
hitung
t
tabel
2. Uji Signifikan Simultan Uji – F
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara
signifikan. Pengujian simultan ini menggunakan uji F, yaitu dengan membandingkan antara nilai signifikansi F dengan nilai signifikansi yang
digunakan yaitu 0,05.
Lidya Purnama Sari : Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
Bentuk pengujiannya adalah : Ho : b
1
,b
2
=0 , artinya variabel NPWP dan SSP PPh Pasal 25 secara bersama- sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Penerimaan Pajak
Penghasilan. Ha : b
1
,b
2
≠0 , artinya variabel NPWP dan SSP PPh Pasal 25 secara bersama- sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Penerimaan Pajak
Penghasilan. Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika F
hitung
F
tabel
Ha diterima jika F
hitung
F
tabel
3. Koefisien Determinasi R²
Pengujian Koefisien Determinasi R² digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik
turunnya variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol s.d satu 0 ≤ R² ≤ 1 . Hal ini berarti bila R² = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen, bila R² semakin mendekati 1, menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dan bila R² semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
I. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, yang berlokasi di Jalan Asrama no.7 A, Medan.
Lidya Purnama Sari : Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian Th 2008
Th 2009 Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Penyelesaian proposal Pencarian data awal
Pengajuan proposal Penyerahan proposal kepada
dosen pembimbing Bimbingan dan perbaikan
proposal Seminar proposal
Pengumpulan data Pengolahan data
Analisis data Bimbingan skripsi
Penyelesaian skripsi
Sumber : Hasil Pengolahan Peneliti, 2009
Lidya Purnama Sari : Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian 1. Data Penelitian
a. Sejarah Umum KPP Medan Barat
Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu masih ada dua kantor inspeksi pajak yaitu Kantor Inspeksi
Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara. Berdasarkan Keputusan Mentri Keuangan No. 276KMK011989 tanggal 25
maret 1989 tentang Organisasi dan Tata Usaha Direktorat Jendral Pajak, maka Kantor Inspeksi Pajak diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak sehingga
sejak April 1989 Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara diganti namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara.
Kemudian untuk menetapkan pelayanan yang akan diberikan pemerintah kepada masyarakat umum, khususnya kepada Wajib Pajak pada tanggal 29 Maret
1994 dikeluarkan Keputusan Mentri Keuangan No. 94KMK1994 terhitung mulai tanggal 1 April 1994 Kantor Pelayanan Pajak di Medan dirubah menjadi 4 kantor
yaitu : 1.
Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat, Jl Asrama No. 7 Medan. 2.
Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur, Jl Diponegoro No. 30 Medan. 3.
Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara, Jl Sukamulia No. 17A Medan. 4.
Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai, Jl Binjai No. 7
Lidya Purnama Sari : Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
Kemudian sesuai dengan Surat Keputusan Mentri Keuangan No. 443KMK012001 tanggal 23 Juli 2001 Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
dipecah menjadi dua kantor yaitu Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat dan Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia yang mulai berlaku sejak 25 Januari
2002. Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat meliput i :
1. Kecamatan Medan Barat
2. Kecamatan Medan Helvetia
3. Kecamatan Medan Sunggal
4. Kecamatan Medan Petisah
Adapun Visi dari KPP Medan Barat adalah menjadi pelayan masyarakat yang profesional dengan kinerja yang baik dan dapat dipercaya untuk meningkatkan
penerimaan negara dari sektor pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Bagian Utara.
Dan misi dari KPP Medan Barat adalah meningkatkan penerimaan negara melalui PPh, PPN, PPnBM, dan PTLL serta peningkatan kecepatan dan mutu
pelayanan perpajakan serta senantiasa memperbarui diri sesuai dengan perkembangan aspirasi masyarakat dan tertib administrasi.
b. Gambaran Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Barat
Struktur Organisasi adalah suatu bagan yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas – tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab
masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuannya yaitu
Lidya Purnama Sari : Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan secara maksimal.
KPP Medan Barat menetapkan Struktur Organisasi Lini danStaff. KPP Medan Barat dipimpin oleh seorang kepala kantor yang secara operasional bertangung
jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak. Untuk mencapai Organisasi yang lebih baik sesuai dengan pangkat dan
jabatan, dengan mengetahui tugas dan tanggung jawab masing – masing setiap bagian akan berinteraksi dan beroperasi secara harmonis dengan keteraturan pasti
dengan wadah struktur organisasi. KPP Medan Barat terdiri dari sembilan seksi yang masing-masing seksi
mempunyai Koordinator Pelaksana dan satu Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Pajak KP4. Masing – masing seksi dipimpin oleh Kepala Seksi.
Struktur Organisasi yang ada di KPP Pratama Medan Barat dapat digambarkan sebagai berkut :
1. Sub Bagian Umum.
2. Sub Pengolahan Data Informasi PDI .
3. Seksi Pelayanan.
4. Seksi Penagihan.
5. Seksi Pemeriksa.
6. Seksi Fungsional.
7. Seksi Ekstensifikasi.
8. Seksi Waskon I
9. Seksi Waskon II
Lidya Purnama Sari : Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.
10. Seksi Waskon III
11. Seksi Waskon IV
c. Kantor Dengan Wilayah Kerja Yang Baru KPP PRATAMA.
1. KPP PRATAMA MEDAN TIMUR, dengan wilayah kerja :
a. Kecamatan MEDAN TIMUR
b. Kecamatan MEDAN TEMBUNG
c. Kecamatan MEDAN PERJUANGAN
2. KPP PRATAMA MEDAN KOTA, dengan wilayah kerja :
a. Kecamatan MEDAN KOTA
b. Kecamatan MEDAN AREA
c. Kecamatan MEDAN DENAI
d. Kecamatan MEDAN AMPLAS
3. KPP PRATAMA MEDAN POLONIA, dengan wilayah kerja :