Pajak Penghasilan Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Lidya Purnama Sari : Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009.

5. Pajak Penghasilan

Menurut golongannya pajak penghasilan digolongkan kepada pajak langsung dikarenakan pajak ini harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada pihak lain. Dan menurut sifatnya, Pajak Penghasilan adalah pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Sedangkan berdasarkan lembaga pemungutannya Pajak Penghasilan termasuk kedalam pajak pusat pajak negara yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Gustian dan Lubis 2001:18, mengungkapkan bahwa: Pajak penghasilan dikenakan kepada Subek Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak. Apabila seseorang atau badan hukum termasuk subjek pajak, dan menerima penghasilan yang merupakan objek pajak, maka Subjek Pajak tersebut menjadi Wajib Pajak. Oleh karena itu, wajib mendaftarkan diri di Kantor Pelayanan Pajak KPP setempat untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, dan wajib membayar pajak penghasilan. Dalam penelitian ini difokuskan pada Pajak Penghasilan Pasal 25 yaitu ketentuan yang mengatur tentang perhitungan besarnya angsuran bulanan pajak penghasilan yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak dalam tahun pajak berjalan. Angsuran pajak penghasilan Pasal 25 tersebut dapat dijadikan sebagai kredit pajak terhadap pajak yang terutang atas seluruh penghasilan wajib pajak pada akhir tahun pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan SPT Tahunan pajak penghasilan. Besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar Lidya Purnama Sari : Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009. sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan adalah sebesar pajak pengahasilan yang terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan : a. Pajak penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksu dalam Pasal 21 dan Pasal 23 serta Pajak Penghasilan yang dipungut sebagaiman dimaksud dalam pasal 22; b. Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sebagaiman dimaksud dalam Pasal 24; c. Dibagi 12 dua belas atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak. Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk bulan – bulan sebelum batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan, sama dengan besarnya angsuran pajak untuk bulan terakhir tahun pajak yang lalu. PPh Pasal 25 ini mengatur tentang perhitungan besarnya angsuran bulanan yang harus dibayar oleh Wajib Pajak sendiri dalam tahun berjalan. Pajak penghasilan PPh Pasal 25 harus dibayar disetorkan paling lambat tanggal 15 bulan takwin berikutnya setelah masa pajak berakhir. Wajib pajak diwajibkan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa paling lambat dua puluh hari setelah masa pajak dalam bentuk Surat Setoran Pajak SSP lembar ketiga. Orang pribadi yang tidak melakukan usaha atau pekerjaan bebas dan apabila besarnya PPh Pasal 25 menurut SPT Tahunan adalah nihil, tidak Lidya Purnama Sari : Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, 2009. mempunyai kewajiban menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25. Adapun yang menjadi dasar hukum pemungutan PPh Pasal 25 menurut Ilyas dan Suhartono 2007: 233 yaitu; 1. Pasal 25 Undang – undang No. 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang – undang No. 17 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan UU PPh dan diperbarui lagi menjadi Undang- undang No. 36 Tahun 2008 yang mulai berlaku per 1 Januari 2009. 2. Keputusan Mentri Keuangan N. 522KMK.042000 tentang Penghitungan Besarnya Angsuran Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan yang Harus Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak Baru, Bank, Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi, BUMN, BUMD dan Wajib Pajak Lainnya Termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu. • Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian; • Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur; • Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan; • Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan; • Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak. 3. Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No. KEP-537PJ.2000 tentang Penghitungan Besarnya Angsuran Pajak dalan Tahun Pajak Berjalan Dalam Hal – Hal Tertentu. 4. Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-210PJ.2001 tentang Angsuran Bulanan Pajak Penghasilan Pasal 25 Dalam Masa Transisi Tahun Pajak 2001 5. Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-207PJ.2001 tentang Kewajiban Menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPh Pasal 25 Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi.

6. Nomor Pokok Wajib Pajak

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Pengawasan Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Belawan

1 40 57

Prosedur Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Bagi Pengusaha Kena Pajak Yang Melakukan Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

1 71 74

Tatacara Pelaporan e-SPT Pajak Penghasilan Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur

1 32 84

Faktor-Faktor Penyebab Tunggakan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Semakin Besar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

0 34 68

Prosedur Pelaksanaan Penyitaan Oleh Juru Sita Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Timur

1 56 75

PENGARUH SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDANKOTA.

0 2 31

PENGARUH FAKTOR SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN Pengaruh Faktor Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan ( Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Surakarta ).

0 2 15

PENGARUH FAKTOR SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN Pengaruh Faktor Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan ( Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Surakarta ).

0 1 14

Pengaruh Self Assessment System terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

1 2 19

PENGARUH SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAMBI

0 0 15