A. Konsep Dasar
1. Definisi
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygieneberarti sehat. Kebersihan perorangan
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis Tarwoto Wartonah,
2010. Menurut Potter Perry 2005, personal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan diri Depkes, 2000.
2. Etiologi
Menurut Depkes 2000, penyebab kurang perawatan diri adalah: 1.
Faktor Predisposisi a.
Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu. b.
Biologis penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri. d.
Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi
latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Menurut Wartonah 2006 ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor
tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain: a.
Body image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosial-ekonomi.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yqang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya . d.
Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita Diabetes Millitus ia harus selalu menjaga kebersihan
kakinya. 3.
Tanda dan Gejala
Menurut Fitria 2010. tanda dan gejala defisit perawatan diri adalah: a.
Mandihygiene Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh,
serta masuk dan keluar kamar mandi. b.
Berpakaianberhias Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk
mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani
perkakas, menguyah
makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut,
mengambil makanan dari wadah lalu memasukannya ke mulut, melengkapi makanan, mengambil gelas atau cangkir, serta
mencerna cukup makanan dengan aman. d.
BABBAK klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendaptkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri
setelah BABBAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.
Keterbatasan perawatan diri di atas biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien klien bias
mengalami harga diri rendah, sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dal hal mandi, berpakaian, berhias,
makan, maupun BABBAK. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah risiko
tinggi isolasi sosial.
4.
Jenis Personal Hygiene
Personal Hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang rutin dilakukan oleh perawat setiap dirumah sakit Depkes RI 1987.
Tindakan tersebut meliputi : a
Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh. b
Perawatan mata. c
Perawatan hidung. d
Perawatan telinga. e
Perawatan gigi dan mulut. f
Perawatan kuku tangan dan kaki. g
Perawatan genetalia. h
Perawatan tubuh mandi. 5.
Macam-macam personal hygiene
a. Perawatan kulit kepala dan rambut.
b. Perawatan mata.
c. Perawatan hidung
d. Perawatan telinga.
e. Perawatan tubuh secara keseluruhan.
6.
Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang di derita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik
yang sering terjadi adalah: gangguan integrasi kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada dan telinga, dan gangguan
fisik pada kuku. b.
Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial Tarwoto Wartonah 2010.
7.
Manifestasi klinik
Menurut Depkes 2000, menifestasi klien dengan defisit perawatan diri adalah:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologi
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi diri
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berprilaku sesuai norma
d. Cara makan tidak teratur
e. BABBAK disembarangan tempat
8.
Tujuan perawatan personal hygiene
Menurut Tarwoto Wartonah 2010, tujuan perawatan personal hygiene adalah:
a. Meningkatkan derajat kesehtan seseorang.
b. Memelihara kebersihan diri seseorang.
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
d. Pencegahan penyakit.
e. Meningkatkan percaya diri seseorang.
f. Menciptakan keindahan.
9.Asuhan Keperawatan Pada Masalah Personal Hygiene 9.1 Pengkajian
Tahap pengkajian dalam proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi dan, meliputi tiga aktivitas dasar yaitu,
mengumpulkan data secara sistematis, memilah dan mengatur kembali data dan mendokumentasikan data Tarwoto Wartonah, 2006.
9.2 Faktor yang Berhubungan
a. Citra tubuh Body Image
Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya Personal hygienepada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif
seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu Stuart
Sudeen, 1999 dalam Setiadi, 2005. Body image seseorang berpengaruhi dalam pemenuhan personal hygiene karena adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya Departemen kesehatan RIDepkes RI, 2000
b. Praktik sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seorang pasien berhubungan dapat mempengaruhi bagaimana pasien dalam pelaksanaan praktik personal
hygiene. Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene Depkes RI,
2000. c.
Status sosial ekonomi Menurut Friedman 1998 dalam Pratiwi 2008, pendapatan keluarga
akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan
kelangsungan hidup keluarga. Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkatan praktik personal hygiene. Untuk
melakukan Personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta
perlengkapan mandi yang cukup misalnya: sabun, sikat gigi, sampo, dan lain-lain Depkes RI, 2000.
d. Pengetahuan
Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan dan pengetahuan
tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan akan mempengaruhi praktik hygiene Depkes RI, 2000. Kendati demikian,
pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, pasien juga harus termotivasi untuk memelihara personal hygiene sebab individu dengan pengetahuan
tentang pentingnya personal hygiene dan memiliki motivasi akan selalu
menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah diri dari keadaan sakit Notoatmodjo, 1998 dalam Pratiwi, 2008.
e. Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang
Menurut Potter Perry 2005, setiap pasien memiliki keinginan akan pilihan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut.
Orang yang menderita penyakit tertentu atau yang menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan
personal hygiene. Seorang pasien yang menggunakan gips pada tangannya atau menggunakan traksi membutuhkan bantuan untuk
mandi yang lengkap. Kondisi jantung, neurologis, paru-paru, dan metabolik yang serius dapat melemahkan atau menjadikan pasien tidak
mampu dan memerlukan perawatan personal hygiene total.
9.3 Pemeriksaan Fisik
Menurut Tarwoto dan Wartonah 2006, pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada masalahpersonal hygiene adalah:
1. Rambut
a. Keadaan kesuburan rambut
b. Keadaan rambut yang mudah rontok
c. Keadaan rambut yang kusam
2. Kepala
a. Botak atau alopesia
b. Ketombe
c. Berkutu
d. Adakah eritema
e. Kebersihan
3. Mata
a. Apakah sclera ikterika
b. Apakah konjugtiva pucat
c. Kebersihan mata
d. Apakah gatal atau mata merah
4. Hidung
a. Adakah pilek
b. Adakah alergi
c. Adakah perdarahan
d. Adakah perubahan penciuman
e. Kebersihan hidung
f. Bagaimana membrane mukosa
g. Adakah septum deviasi
5. Mulut
a. Keadaan mukosa mulut
b. Kelembapannya
c. Adakah lesi
d. Kebersihannya
6. Gigi
a. Adakah karang gigi a.
Kelengkapan gigi b.
Pertumbuhan gigi c.
Kebersihan
7. Kuku tangan dan kaki
a. Bentuknya bagaimana
b. Warnanya
c. Adakah lesi
8. Tubuh secara umum
a. Kebersihan
b. Normal
c. Postur tubuh
9.4 Analisa Data
Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta
kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan data merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang
terkumpul didapatkan data dasar dan data fokus. Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,
kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan terhadap dirinya
sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah tentang perubahan-perubahan atau respon klien
terhadap kesehatan dan masalah kesehatanya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien. Data dasar akan
digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah-masalah pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit Intial assessment, selama klien dirawat secara terus
menerus Ongoing assasment serta pengkajian ulang untuk menambah melengkapi data re-assesment Sigit, 2010.
9.5 Tipe Data
1. Data Subjektif
Menurut Sigit 2010, data subjektif adalah yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatusituasi dan kejadian.
Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien terhadap status kesehatan lainnya.
2. Data Objektif
Data objektif adalah data yang didapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera lihat, dengar, cium,
sentuhraba selama pemeriksaan fisik, kemudian mengkaji batasan karakteristik dan faktor yang berhubungan Wilkinson, 2013.
9.6 Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang akan dicapai. Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat
berdasarakan teori kebutuhan dasar dan hasil pengkajian kasus klien. Pada kasus teori kebutuhan dasar yang dibahas adalah kebutuhan dasar
personal hygiene. Masalah keperawatan yang sering muncul pada kebutuhan dasar tersebut dijelaskan dengan menggunakan skema yakni
sebagai berikut :
9.7 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Kebutuhan Dasar
Menurut Fortinash dan Holoday-Worret 2000, diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA 2012, yang mungkin muncul,
yakni: a.
Hambatan komunikasi verbal b.
Keputusasaan c.
Konstipasi d.
Koping defensif e.
Ketidakefektifan koping individu f.
Ketidakberdayaan g.
Defisiensi pengetahuan h.
Ketidakseimbangan nutrisi i.
Defisit perawatan diri : mandi j.
Defisit perawatan diri : berpakaian k.
Defisit perawatan diri : makan l.
Distress spiritual
Pada masalah kebutuhan dasar personal hygiene diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut Potter dan Perry
2005, adalah sebagai berikut: a.
Resiko kerusakan integritas kulit b.
Kerusakan integritas kulit c.
Perubahan perfusi jaringan perifer d.
Defisit perawatan diri : mandi e.
Kerusakan integritas jaringan f.
Nyeri g.
Resiko infeksi h.
Defisiensi pengetahuan perawatan kaki dan kuku i.
Perubahan membrane mukosa mulut j.
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh k.
Defesiensi pengetahuan tentang hygiene oral l.
Gangguan citra tubuh m.
Defesit perawatan diri : eliminasi n.
Defisit perawatan diri : makan
9.8 Perencanaan
Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan yang
dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.
9.9 Kriteria Hasil
Hasil NOC yang mungkin diharapkan dengan indikator 5 pada setiap hasil berdasarkan prioritas masalah keperawatan yang
telah dipilih melalui analisa data yaitu:
Perawatan diri: aktivitas kehidupan sehari-hari AKS
kemampuan untuk melakukan tugas fisik
paling dasar
dan aktivitas
perawatan pribadi
secara mandiri
dengan atau tanpa alat bantu
Perawatan diri: mandi kemampuan untuk membersihkan tubuh
sendiri secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu.
Perawatan diri:hygiene kemampuan untuk mempertahankan
kebersihan pribadi dan penampilan yang rapi secara mandiri atau dengan
alat bantu.
Perawatan diri:hygiene oral
kemampuan untuk merawat mulut dan gigi secara mandiri dengan atau tanpa
alat bantu
Perawatan diri:berpakaian kemampuan untuk mengenakan pakaian
sendiri secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
Perawatan diri:Makan
kemampuan untuk menyiapkan dan memakan makanan dan cairan secara
mandiri dengn atau tanpa alat bantu.
Perawatan diri:eliminasi kemampuan untuk melakukan aktivitas
eliminasi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
Sumber: Maas 2004.
9.10 Intervensi
Rencana tindakan NIC yang mungkin akan dilakukan berdasarkan prioritas masalah keperawatan yang telah dipilih melalui analisa data yaitu:
Mandi Membersihkan tubuh yang berguna
untuk relaksasi,
kebersihan, dan
penyembuhan
Perawatan kesehatan mulut Pemeliharaan dan promosi hygiene oral
dan kesehatan gigi untuk pasien berisiko mengalami lesi mulut atau gigi.
Bantuan perawatan diri, mandihygiene Membantu pasien untuk melakukan
hygiene pribadi
Berpakaian Memilihkan, mengenakan pakaian
untuk orang
yang tidak
dapat melakukannya sendiri
Perawatan rambut Adanya
peningkatan penampilan
rambut yang rapi, bersih dan menarik
Bantuan perawatan diri: berpakaianberhias
Membantu pasien dalam berpakaian dan berhias
Makan Member asupan nutrisi untuk pasien
yang tidak mampu makan sendiri.
Bantuan perawatan diri : makan
Membantu individu untuk makan
Konseling nutrisi Penggunaan proses bantuan interaktif
yang berfokus
kepada kebutuhan
modifikasi diet.
Pemantauan nutrisi
Pengumpulan dan analisis data pasien untuk mencegah dan meminimalkan
masalah gizi
Manajemen defekasi
Penetapan dan pemeliharaan pola eliminasi fekal yang teratur
Manajemen lingkungan
Modifikasi lingkungan sekitar pasien untuk keperluan terapeutik, stimulasi
sensorik, dan kesejahteraan psikologis
Bantuan perawatan diri: eliminasi
Membantu individu untuk eliminasi Sumber : Dochterman2008.
9.11 Rencana tindakan keperawatan
1.
Tujuan
Klien mampu melakukan aktivitas perawtan diri secara mandiri seperti mandimembersihkan diri, berpakaianberhias,
makan dan BABBAK.
2. Tindakan keperawatan untuk klien
a. Memberikan latihan cara melakukan mandimembersihkan
diri, berpakaianberhias, makan dan BABBAK secara mandiri.
b. Mengkaji kemampuan melakuakan perawatan diri diri
yang meliputi
mandi dan
membersihkan diri,
berpakaianberhias, makan, dan BABBAK seacara mandiri.
3. Tindakan Keperawatan untuk keluarga klien
Keluarga dapat meneruskan melatih klien dan mendukung agar kemampuan klien dalam perawatan dirinya meningkat
serangkaian intervensi ini dapat saudara lakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan
diri yang dibutuhkan oleh klien agar dapat menjaga kebersihan diri.
b. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan
membantu klien dalam merawat diri sesuai jadwal yang telah disepakati.
A.Tinjaun Kasus 1.
Pengkajian I.
Biodata
Identitas pasien Nama
: Tn, A
Jenis kelamin Umur
Status Perkawinan Agama
Pendidikan Pekerjaan
Alamat
Tanggal Masuk RS No. Register
RuanganKamar Golongan Darah
Tanggal Pengkajian Tanggal Operasi
Diagnosa Medis :
: :
: :
: :
: :
: :
: :
: :
laki-laki 37 Tahun
Menikah Islam
SMP Wiraswasta
Jln. Brig Katamso, Gg lampu 1 No. 36 Medan
03 November 2014 02-17-41
Dolok Martimbang O
18-22 Mei 2015 -
Skizofrenia Paranoid
II. Keluhan Utama
Klien mengatakan mendengar suara-suara yang tidak jelas dan klien mengatakan sering pusing ketika malam hari yang, klien
mengatakan malas melakukan perawatan diri karena tidak ada peralatan mandi.
III. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Provocativepalliative
1. Apa penyebab:
klien mengatakan semenjak menjadi Tenaga Kerja Indonesia TKI di Malaysia klien sering dipukuli dengan
majikannya dibagian punggung klien sehingga klien merasa tubuhnya tidak tampan lagi karena banyak bekas
luka dibagian punggung klien. b.
Quantityquality 1.
Bagaimana dirasakan: Kien merasa tidak berguna lagi kepada keluarga terutama
tidak bertanggung jawab dengan anak istri. 2.
Bagaimana dilihat: Klien terlihat lebih banyak diam, sering melamun, jarang
berkomunikasi dan bergabung dengan temannya.
c. Region
1. Dimana lokasi
Klien mengatakan mendengar suara-suara dari jendela kamarnya.
2. Apakah menyebar
Klien mengatakan suara yang di dengarnya tidak menyebar dan klien mengatakan suara yang didengarnya
hilang-hilang timbul.
d. Severety mengganggu aktivitas
Klien mengatakan
dengan kondisinya
seperti ini
mengganggu aktivitasnya. e.
Time Klien mengatakan sering mendengar suara-suara saat sendiri
dan pada malam hari.
IV. Riwayat kesehtan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami:
Klien mengatakan sering pusing terutama pada siang dan malam hari
b. Alergi:
Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi makanan maupun obat-obatan.
V. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Orang tua:
Klien mengatakan kedua orang tuanya masih hidup b.
Saudara kandung: Klien mengatakan, klien anak ke empat dari tujuh bersaudara
c. Penyakit keturunan yang ada:
Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan d.
Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa: Tidak ada
e. Anggota keluarga yang meninggal:
Klien mengatakan abangnya yang pertama sudah meninggal sewaktu dewasa
f. Penyebab meninggal:
Klien mengatakan kecelakaan
VI. Riwayat Keadaan Psikososial
a. Persepsi klien tentang penyakitnya:
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin cepat pulang dan berkumpul dengan keluarga
b. Konsep Diri:
Gambaran diri :
Klien menyukai anggota tubuhnya terutama hidungnya.
Ideal diri :
Klien berharap agar ia cepat sembuh dan dapat segera pulang agar dapat
kembali bekerja
dan berkumpul
dengan keluarga. Harga diri
: Klien mengatakan biasa saja.
Peran diri :
Klien berperan sebagai anak dan sebagai kakak dan adik-adiknya.
Identitas diri :
Klien merupakan anak ke empat dari tujuh bersaudara. Klien juga adalah
seorang laki-laki yang sudah bekerja di Tenaga Kerja Indonesia selama 3
tahun dan klien hanya tamatan SMP.
Keadaan emosi :
klien mengatakan kadang-kadang tidak bisa menahan emosinya ketika
teman-temannya memaksa dia untuk memijatnya.
c. Hubungan sosial:
1. Orang yang berarti:
Klien mengatakan bahwa orang yang paling berarti bagi dirinya ialah kedua orang tuanya terutama ibunya, karena
klien sering bercerita jika klien mempunyai masalah, klien tidak memiliki teman dekat sahabat.
2. Hubungan dengan keluarga:
klien mengatakan hubungan dengan keluarganya baik- baik saja dan kakak yang nomor dua sering menjenguk
kerumah sakit. 3.
Hubungan dengan orang lain: Klien mengatakan tidak mau bergaul dengan orang lain
karena klien merasa tidak percaya kepada orang lain. Klien juga tidak mengikuti kegiatanorganisasi apapun
dilingkunganya. 4.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien merupakan orang yang pendiam dan mengatakan
lebih enak sendiri dari pada bergabung dengan orang lain.
d. Spiritual
1. Nilai dan Keyakinan:
Klien mengatakan yakin dan percaya dengan adanya tuhan.
2. Kegiatan ibadah:
Klien tidak mengikuti ibadah dengan cara rutin.
VII. Status mental:
a. Penampilan
: Tidak rapi, dan penggunaan pakaian tidak sesuai rambut acak-
acakan. b.
Tingkat kesadaran : Bingungorientasi.
c. Pembicaraan
: Gagap lambat dan tidak mampu memulai pembicaraan.
d. Alam perasaan
: Lesu dan putus asa. e.
Afek : datar .
f. Interaksi
selama wawancara
: Tidak kooperative dan kontak mata kurang.
g. Proses pikir
h. Memori
i. Isi piker
: Pengulangan pembicaraan dan persepsi.
: Gangguan daya saat ini. : Ide yang terkait.
VIII. Pemeriksaan Fisik
a.
Keadaan umum
Kondisi klien lesu, klien tampak lebih suka menyendiri. Kondisi penampilan tidak rapi, baju bau, kuku panjang dan
kotor, gigi kotor dan kuning, bibir kering, lidah kering, rambut terlihat acak-acakan dan rambut berbau. Dan badan
tampak berdaki, kotor dan berbau. b.
Tanda-tanda Vital 1.
Suhu tubuh : 37
o
C 2.
Tekanan darah : 12090 Mmhg
3. Nadi
: 80xMenit 4.
Pernafasan : 20xMenit
5. Skala nyeri
: - 6.
TB : 160 Cm
7. BB
: 55 Kg c.
Pemeriksaan Head to toe 1.
Kepala dan rambut a.
Bentuk : Normal dan simetris
b. Ubun-ubun
: Normal, tertutup dan keras c.
Kulit kepala : Kotor dan berbau
2. Rambut
a. Penyebaran
dan keadaan rambut
: Merata, kotor dan berbau
b. Bau
: Rambut berbau c.
warna kulit : Normal sawo matang
3. Wajah
a. Warna kulit
: Sawo matang b.
Struktur wajah : Normal dan simetris
4. Mata
a. Kelengkapan dan
kesimetrisan : Simetris kanan dan kiri
b. Palpebra
: Normal c.
Konjungtiva dan sclera
: Anemis dan sklera tidak ada
d. Virus
: Normal
5. Telinga
a. Bentuk telinga
: Normal b.
Ukuran telinga : Simetris kanan dan diri
c. Lubang telinga
: Normal d.
Ketajaman telinga : Pendengaran baik 6.
Hidung a.
Tulang hidung dan posisi septum nasi
: Normal
b. Lubang hidung
: Simetris kanan dan kiri c.
Cuping hidung : Normal
7. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir
: Bibir kering b.
Keadaan gusi dan gigi
: Gigi kotor dan kuning
c. Keadaan lidah
: Lidah kering d.
Orofaring : Baik dan mampu menelan
8. Leher
a. Posisi trachea
: Media normal b.
Thyroid :
Pembesaran kelenjar
thyroid- c.
Suara : Pelan, lambat, dan kurang
jelas d.
Kelenjar limfe : Pembesaran getah bening -
9. Pemeriksaan integumen
a. Kebersihan
: Kulit kotor dan berbau b.
Kehangatan : Suhu normal 37
C c.
Warna : Sawo matang
d. Turgor
: Kembali 2 detik e.
kelembapan : Kulit kering
f. kelainan pada kulit : Terdapat bekas luka di
kulit
IX. Pola kebiasaan sehari-hari
a.
Pola makan dan minum
a. Frekuensi makan
: 3 kali b.
Nafsuselera makan : Klien selera makan
c.
Nyeri ulu hati
: Tidak ada d.
Alergi : Tidak ada
e. Mual dan muntah
: Tidak ada f.
Tampak makan
memisahkan diri
ketika makan : Iya, klien memisahkan
diri.
g. Waktu
pemberian makan
: Pagi, siang dan sore.
h. Jumlah dan jenis
makanan i.
Masalah makan : Nasi, lauk dan sayur.
: Tidak ada masalah. b.
Perawatan diripersonal hygiene a.
Kebersihan tubuh : Badan tampak berdaki,
kotor dan berbau b.
Kebersihan gigi dan mulut
: Gigi kuning, mulut kering dan berbau
c. Kebersihantangan dan
kaki : Kuku panjang dan kotor
c. Pola kegiatanaktivitas
1. Uraian aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi,
ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebagian atau total:
Klien tidak mau melakukan aktivitas sehari-hari, klien lebih sering menyendiri, susah diajak berbicara dan
eliminasi dapat dilakukan mandiri. 2.
Uraian aktivitas ibadah klien selama dirawat: Semenjak klien dirawat dirumah sakit, klien malas untuk
melakukan ibadah. d.
Pola eliminasi
1. BAB
a. Pola BAB
: 2 Kali dalam sehari
b. Karakter feses
: Lembek dan berbentuk c.
Riwayat pendarahan
: Tidak ada
d. BAB terakhir
e. Diare
: Tadi pagi : Tidak ada
2. BAK
a. Pola BAK
: 3 Kali dalam sehari b.
Nyeri kesulitan
BAK c.
Karakter urine d.
Riwayat penyakit ginjalkandung
kemih : Tidak ada
: Bewarna kuning pekat : Tidak ada
e. Mekanisme koping
Klien melakukan mekanisme koping dengan aktivitas konstruktif dan dengan berbincang dengan orang lain sesuai
yang diajarkan oleh perawat.
2.ANALISA DATA No
. Data
Penyebab Masalah
Keperawat an
1. DS: klien mengatakan malas
mandi karena airnya dingin, klien mengatakan tidak ada
alat
mandi dan
klien mengatakan badannya masih
bersih. DO:
- Pasien tampak kurang
bersih, -
Kuku pasien tampak kotor dan panjang,
- Rambut acak-acakan
dan berbau, -
Badan klien tampak berdaki,
kotor dan
berbau, -
Bibir dan lidah kering dan berbau,
- Gigi klien kotor dan
kuning, -
Klien tampak
penurunan motivasi. -
Klien hanya mandi 1x sehari
Gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktifitas mandi sendiri.
- Klien mengatakan malas
mandi karena
airnya dingin.
- klien mengatakan tidak
ada alat mandi. -
klien mengatakan
badannya masih bersih.
Ketidak mampuan mengakses kamar mandi dan mengatur air
mandi Defisit
perawatan diri mandi
2. DS: klien mengatakan tidak
ada pakaian
yang cocok
dengannya, sehingga pasien bertahan dengan pakaiannya,
dan klien
mengatakan pakaiannya masih bersih.
DO: -
penampilan klien
tampak tidak rapi -
Baju berbau -
Pasien tidak ingin memakai celana dalam
yang tidak miliknya -
Pakaian klien tampak koyak sedikit dibagian
dadanya dan
tidak memakai kancing baju
- Klien
tampak penurunan motivasi
Gangguan kemampuan untuk melakukanmenyelesaikan
berpakaian dan merapikan diri.
- Klien mengatakan tidak
ada pakaian yang cocok dengannya, sehingga klien
bertahan dengan
pakaiannya. -
klien mengatakan
pakaiannya masih bersih.
Ketidakmampuan mendapatkan pakaian
Defisit perawatan
diri berpakaian
3. RUMUSAN MASALAH