Gejala Klinis Cemas Gangguan Cemas Menyeluruh Tingkat Kecemasan

antara konflik dan ansietas, konflik yang menimbulkan ansietas menimbulkan perasaan tidak berdaya yang pada gilirannya meningkatkan konflik yang dirasakan. 4. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas biasanya terjadi dalam keluarga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara gangguan ansietas dengan depresi. 5. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepin, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama- aminobutirat GABA, yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan ansietas. Selain itu kesehatan untuk individu dan riwayat ansietas pada keluarga memiliki efek nyata sebagai predisposisi ansietas. Kecemasan mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kemampuan individu untuk mengatasi stresor.

4. Gejala Klinis Cemas

Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut, takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan. Gangguan konsentrasi dan daya ingat. Keluhan – keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging tinnitus, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain sebagainya Hawari,2001

5. Gangguan Cemas Menyeluruh

Menurut Hawari 2001 secara klinis selain gejala cemas yang biasa, disertai dengan kecemasan yang menyeluruh dan menetap paling sedikit berlangsung selama 1 bulan dengan manifestasi 3 dari 4 kategori gejala berikut ini : Universitas Sumatera Utara 1. Ketegangan motorik alat gerak Gemetar , tegang, nyeri otot, letih, tidak dapat santai, kelopak mata bergetar, kening berkerut, muka tegang, gelisah, tidak dapat diam dan mudah kaget. 2. Hiperaktivitas saraf autonom Berkeringat berlebihan, jantung berdebar-debar, rasa dingin, telapak tangankaki basah, mulut kering, pusing, kepala terasa ringan, kesemutan, rasa mual, rasa aliran panas atau dingin, sering buang air seni, diare, rasa tidak enak di uluh hati, kerongkongan tersumbat, muka merah atau pucat, denyut nadi dan nafas yang cepat waktu istirahat. 3. Rasa khawatir berlebihan tentang hal-hal yang akan datang Cemas , khawatir, takut, berfikir berulang, membayangkan akan datangnya kemalangan terhadap dirinya atau orang lain. 4. Kewaspadaan berlebihan Mengamati lingkungan secara berlebihan sehingga mengakibatkan perhatian mudah teralih, sukar konsentrasi, sukar tidur, merasa ngeri, mudah tersinggung, dan tidak sabar

6. Tingkat Kecemasan

Menurut Dalami 2009 ansietas atau kecemasan terdapat dalam 4 tingkatan, setiap tingkatan memiliki karakteristik dalam persepsi yang berbeda, tergantung kemampuan individu yang ada dan dari dalam dan luarnya maupun dari lingkungannya, tingkat kecemasan atau ansietas yaitu : a. Kecemasan Ringan Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Individu masih waspada dan berhati-hati, serta lapang persepsinya melebar. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. Respon fisiologi kecemasan Universitas Sumatera Utara ringan adalah : sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar, sedang respon perilaku dan emosinya adalah : tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, suara kadang-kadang meninggi. b. Kecemasan Sedang Individu lebih memfokuskan hal-hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal lain, lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Respon fisiologi pada kecemasan sedang adalah : sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anorexia, konstipasi atau diare, gelisah., sedang respon perilaku dan emosinya adalah : gerakan tersentak-sentak mremas tangan, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, perasaan tidak aman. c. Kecemasan Berat Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatianya pada detil yang kecil spesifik dan mengabaikan hal lain. Individu tidak mampu lagi berfikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain. Respon fisiologi pada kecemasan berat adalah : nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan, sedang respon perilaku dan emosinya adalah : perasaan ancaman meningkat, verbalisasi cepat. d. Kecemasan Panik Pada tingkatan ini lapangan persepsi Individu sudah sangat menyempit dan sudah terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa -apa walaupun telah diberikan pengarahan. Respon fisiologi pada tingkat kecemasan ini adalah : nafas pendek, rasa tercekik, sakit dada, pucat, hipotensi, koordina si motorik rendah, sedang respon perilaku dan emosi nya adalah : mengamuk dan marah, ketakutan, berteriak, kehilangan kendali atau kontrol diri, persepsi kacau. Universitas Sumatera Utara

7. Alat Ukur Kecemasan