Pondok Pesantren dan Unsur-unsurnya a. Pengertian Santri

1. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah, yaitu menempatkan komunikator sebagai pemberi aksi dan komunikan penerima aksi. 2. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah, yaitu komunikator berperan sebagai pemberi aksi dan penerima aksi. Demikian pula halnya komunikan bisa berperan sebagai penerima aksi dan bisa pula sebagai pemberi aksi. 3. Komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi multi arah, yaitu komunikasi tidak hanya terjadi antara perorangan melainkan kepada orang banyak. Di sini komunikan dituntut aktif dari pada komunikator. 34

C. Pondok Pesantren dan Unsur-unsurnya a. Pengertian Santri

Santri adalah murid yang tinggal atau belajar di Pesantren. Seorang ulama bisa disebut sebagai kyai jika mempunyai pesantren dan santri yang tinggal di pondok tersebut. Eksistensi dari seorang kyai juga berkaitan dengan adanya santri di pesantren. 35 Kata ‘santri’ dalam kamus besar bahasa Indonesia, adalah orang yang mendalami agama Islam atau orang yang beribadah dengan sungguh - sungguh. 36 Ada dua pendapat yang mengatakan tentang pengaertian santri yaitu: 1. Kata santri berasal dari kata “shastri” yang berasal dari India, yang berarti orang yang paham kitab-kitab suci. 2. Kata santri berasal dari kata “cantrik” yang artinya seseorang yang selalu mengikuti gurunya, menetap dengan tujuan dapat belajar darinya mengenai suatu keahlian. 37 Pada umumnya santri terbagi dalam dua kategori yaitu: 1. Santri mukim, yaitu murid - murid yang berasal dari daerah yang jauh dan tinggal di pesantren. Santri yang sudah lama tinggal di pesantren adalah satu kelompok santri yang 34 Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Sinar Baru, 1989, h. 9-10 35 HM. Amin Haedari Abdullah Hanif, MASA DEPAN PESANTREN Dalam Tantangan Modernitas dan Tantangan Kompleksitas Global , Jakarta: IRD Press 2004 cet ke-1 h, 35 36 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1998, cet. Ke-1, h. 783 37 Nurcholis Majid, Bilik-bilik Pesasantren: Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: Paramadina, 1997,h. 20 memegang tanggungjawab dan yang mengurusi kepentingan pesantren setiap harinya, mereka juga bertanggungjawab untuk mengajar adik - adiknya atau santri yang baru tinggal di pesantren tentang kitab kuning dasar dan menengah. 2. Santri kalong, adalah santri yang berasal dari daerah sekitar pesantren,. Mereka bolak- balik dari rumahnya sendiri. Santri kalong datang ke pesantren jika ada tugas dan aktifitas di pesantren. Jika sebuah pesantren memiliki santri mukim banyak dan santri kalong sedikit maka pesantren tersebut adalah pesantren besar dan sebaliknya jika pesantren memiliki santri kalong banyak dan santri mukim sedikit maka pesantren tersebut adalah pesantren kecil. 38

b. Pengertian Pondok Pesantren

Pesantren dan santri berasal dari bahasa Tamil yang artinya guru mengaji, pendapat lain mengatakan bahwa kata itu berasal dari bahasa India “Shastri” dari awal kata “shastra”, yang berarti buku-buku suci atau buku agama dan pengetahuan. 39 Pondok pesantren adalah perpaduan dua kata yang dirangkai menjadi satu yaitu kata pondok dan kata pesantren. Pengertian pesantren masih banyak perbedaan pendapat, ada yang mengatakan berasl dari India Hindu dan ada pula yang mengatakan dari Arab. Mastuhu penyimpulkan pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam, untuk mendalami dan memahami, sekaligus mengamalkan ajaran Islam dengan penekanan pada pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari. 40 Istilah pesantren dalam kamus bahasa Indonesia adalah: Asrama dan tempat para murid atau para santri belajar mengaji. 41 Dari keterangan di atas dapat dirumuskan bahwa pengertian Pesantren adalah tempat orang-orang atau para pemuda menginap bertempat tinggal yang dibarengai dengan kegiatan mempelajari, memahami, mendalami dan mengamalkan ajaran Islam. Pesantren tetap 38 HM. Amin Haedari Abdullah Hanif, .... h, 35 39 Muhammad Ridwan Lubis, Pemikiran Soekarno Tentang Islam, Jakarta: C.V. Mas Agung, 1992, h.23 40 Mastuhu, Dinamika Pendidikan Pesantren Jakarta : INIS, 1994, h.6 41 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta : Pustaka Amani, h.321 berpegang teguh pada prinsip awalnya, tidak mudah terpengaruh terhadap perjalanan arus budaya. Hal inilah yang membedakan pesantren tetap eksis di dalam perjalanannya. Ondok pesantren bukan hanya lembaga yang menajarkan agama Islam, tetapi juga salah satu pilar penopang terhadap dunia pendidikan di indonesia. Dari segi sejarah bukan hanya memiliki makna keislaman tetapi juga keaslian terhadap bangsa indonesia. 42 42 Ali Anwar, Sebuah Kajian Singkat Tentang Transformasi Peran Dan Otoritas, Bekasi Pahlawan Nasional, h.5

BAB III USTADZAH ULFA NOER DAN PONDOK PESANTREN

ATTAQWA PUTRI A. Profil Ustdzah Hj. Ulfa Noer, S.Ag Hajjah Ulfa Noer, S.Ag dilahirkan di Desa Bahagia Ujung Harapan Bekasi pada tanggal 16 maret tahun 1953. 43 Ustadzah Ulfa Noer Ummi Ulfa merupakan anak ke-enam dari sepuluh bersaudara. Orang tua beliau merupakan seorang ulama terkenal dan pendiri pondok pesantren Attaqwa. Sebagai anak yang terlahir dari keluarga seorang ulama, nuansa religius dan pendidikan akhlak sangat diutamakan. Beliau dilahirkan dari pasangan KH. Noer Alie dan Ibu Hj. Rahmah. Ayahnya mendidik Ulfa dengan keserhanaan namun nuansa religius hadir dalam keluarganya hal ini tidak lain adalah pendidikan yang ditanamkan oleh ayahnya. Semasa kecil, Ulfa sangat santun dan periang sehingga teman-temannya sangat sayang kepada beliau. Ulfa merupakan sosok wanita yang sangat disiplin dan penuh tanggungjawab dalam segala hal, selain itu Ulfa Noer juga memiliki kepribadian bersahaja, kreatif, rajin dan terutama dalam kegiatan belajar. 44 Pada tahun 1977 Ustadzah Ulfa menikah dengan Ustadz H. Nasrullah dari hasil pernikahannya beliau dikaruniai empat orang anak. Satu putra dan tiga putri. Mereka adalah Ahmad Fauzan, Ika Barkah, Elly Kamalia, dan yang bungsu adalah Rif’ah Purnamasari. Semasa kecil Ulfa sangat tekun dalam mempelajari ilmu agama, ia belajar mengaji pada siang hari setelah pulang sekolah MI Madrasah Ibtidaiyah dan malam hari ba’da magrib sampai jam 20.00 WIB dan guru beliau mengaji tidak lain adalah ayahnya. Pendidikan formal Ustadzah Ulfa Noer, yaitu : 1. MI Attaqwa Tahun 1958-1963 2. MTS Attaqwa Tahun 1964-1967 3. MA Attaqwa Tahun 1968-1971 43 Wawancara pribadi dengan Ustadzah Ulfa Noer. Bekasi, 04 Juli 2009 44 Wawancara pribadi dengan Ustadzah Adah. Bekasi, 05 juli 2009