Diagnosis Permanent Pacemaker TINJAUAN PUSTAKA

6. Lain-lain, misalnya gangguan pengaturan susunan saraf autonom, gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat, gangguan endokrin, kardiomiopati dan penyakit degenerasi.

2.4 Faktor Risiko Aritmia

10 Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya aritmia adalah sebagai berikut: 1. Umur. 2. Genetik. 3. Penyakit arteri koroner. 4. Tekanan darah tinggi. 5. Obesitas. 6. Diabetes. 7. Lain-lain, seperti kelainan tiroid, obstructive sleep apnea, ketidakseimbangan elektrolit, serta konsumsi alkohol.

2.5 Diagnosis

11 Dalam menegakkan diagnosis aritmia diperlukan pemeriksaan penunjang seperti: a. Pemeriksaan elektrolit : peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat menyebabkan gangguan irama jantung. b. Rontgen dada : dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup. c. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipesumber gangguan irama jantung dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung. d. Monitor Holter : gambaran EKG 24 jam mungkin diperlukan untuk menentukan dimana gangguan irama jantung timbul. Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantungefek obat antidisritmia. e. Scan pencitraan miokard : Dapat menunjukkan area iskemikkerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa. f. lain-lain, misalnya pemeriksaan obat, pemeriksaan tiroid, laju sedimentasi.

2.6 Penatalaksanaan

Pada prinsipnya, terapi gangguan aritmia bertujuan untuk : 9, 12 a Mengembalikan irama jantung yang normal rhythm control b Menurunkan frekuensi denyut jantung rate control c Mencegah terbentuknya bekuan darah.

2.6.1 Anti Aritmia

Menurut Vaughan-Williams, antiaritmia diklasifikasikan menjadi 4 klas, yaitu 1. Kelas I : Anti aritmia yang mengakibatkan perpanjangan potensial aksi seperti kinidin, prokainamid, disopiramid, propafenon 2. Klas II : Anti aritmia yang memblokir pengaruh katekolamin terhadap pembentukan rangsang dan hantaran impuls, serta menghambat reseptor b, termasuk b blocker : propanolol 3. Klas III: Anti aritmia yang meninggikan fase repolarisasi misalnya amiodaron dan sotalol 4. Klas IV: Anti aritmia yang bersifat kardiodepresan, melalui hambatan pemasukan ion Ca lambat antagonis Ca misalnya verapamil, gallopamil, dan diltiazem Pemilihan obat harus dilakukan dengan hati-hati karena beberapa di antaranya justru memperburuk gangguan irama jantung. Evaluasi terhadap efektivitas obat dapat dikerjakan melalui pemeriksaan EKG pemeriksaan listrik jantung. 3, 13

2.6.2 Kardioversi

Kardioversi merupakan tindakan pemakaian arus listrik untuk menghentikan gangguan irama jantung yang memiliki kompleks QRS. Kardioversi biasanya merupakan prosedur elektif. Pasien biasanya dalam keadaan sadar dan dapat diminta persetujuannya. 9

2.6.3 Defibrilasi

Defibrilasi adalah kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat. Defibrilasi akan mendepolarisasi secara lengkap semua sel miokard sekaligus, sehingga memungkinkan nodus sinus memperoleh kembali fungsinya sebagai pacemaker. 9, 12

2.6.4 Terapi Pacemaker

Pacemaker adalah alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung. Pacemaker biasanya digunakan bila pasien mengalami gangguan hantaran atau loncatan gangguan hantaran yang mengakibatkan kegagalan curah jantung. 9, 12

2.6.4.1 Jenis Pacemaker

Terdapat 2 macam pacemaker, yaitu temporary pacemaker TPM, dan permanent pacemaker PPM. aTemporary pacemaker Temporary pacemaker digunakan untuk mengatasi gangguan yang biasanya berlangsung tidak lama. Temporary pacemaker ini dapat dibiarkan terpasang untuk waktu kurang dari 30 hari. Setelah itu elektrodanya harus diangkat dan kalau perlu diganti dengan elektroda yang lebih permanen. Pada keadaan akut yang belum pasti biasanya dipasang TPM dulu, sedang pada keadaan tertentu yang sudah pasti, langsung dipasang PPM. Temporary pacemaker dapat juga dipasang tidak untuk langsung dipakai, melainkan hanya untuk persiapan kalau-kalau ternyata diperlukan profilaksis. Pemasangan pacemaker dimaksudkan untuk menghilangkan gejala klinis gangguan irama jantung, seperti pusing-pusing sampai sinkop, berdebar sampai meninggal mendadak atau dekompensasi jantung. Temporary pacemaker dipakai juga untuk operasi jantung, tindakan-tindakan jantung keteterisasi, PTCA dan lain-lain, waktu penggantian generator pacu jantung, dan lain-lain. 14

b. Permanent Pacemaker

Permanent Pacemaker PPM adalah suatu sirkuit dimana sebuah generator mengeluarkan arus listrik yang mengalir ke otot jantung miokard melalui sebuah kabel wire penghantar untuk merangsang jantung berdenyut, dan selanjutnya kembali ke generator sirkuit berakhir. Permanent Pacemaker umumnya diindikasikan pada kelainan irama jantung yang lambat bradikardia, baik oleh karena kelainan pembentukan impuls misalnya sindrom sinus sakit SSS, atrial fibrilasi, maupun kelainan hantaran impuls misalnya blok atrioventrikuler total. Permanent Pacemaker akan mengembalikan sistem pemacuan jantung ke keadaan fisiologis sehingga dapat meningkatkan curah jantung dan memperbaiki sirkulasi otak dan organ tubuh lainnya. Hasil akhirnya adalah menghilangkan keluhan pasien yang mengalami bradikardia, seperti mudah lelah, sinkop, dan sesak nafas. Secara terinci indikasi pemasangan PPM menurut pedoman bersama dari American College Cardiology, American Heart Association, dan North American Society of Pacing and Electrophysiology, terutama untuk indikasi kelas 1, adalah sebagai berikut: 15 1. Blok atrioventrikel didapat. 2. Pemacuan pada blok bifasikular dan trifasikular kronis. 3. Pemacuan pada blok AV pada infark miokard akut IMA. 4. Pemacuan pada disfungsi nodus sinus Sinus Node Dysfunction. 5. Pencegahan dan terminasi dengan pemacuan Indikasi kelas II a. 6. Pemacuan pada sinkop neurogenik dan sindrom sinus karotis hipersensitif. 7. Pemacuan pada anak dan orang dewasa dengan penyakit jantung bawaan. 8. Pemacuan pada keadaan khusus spesifik. - Pemacuan pada kardiomiopati obstruktif hipertrofi. - Pemacuan pada kardiomiopati dilatasi. - Pemacuan pasca transplantasi jantung.

2.6.4.2 Komplikasi Pacemaker

Pasien yang menggunakan implan pacemaker pada umumnya dimonitor di rumah sakit selama sehari untuk mengantipasi komplikasi yang terjadi. Bermacam- macam komplikasi yang terjadi yang dihubungkan dengan penggunaan pacemaker dalam tabel 2.1. 27 Tabel 2.1 Komplikasi Pacemaker Akut Subakut atau kronik Pneumothoraks Oklusi vena Hemothorak Infeksi Emboli udara Alergi pacemaker Perforasi dan tamponade jantung Sindrom twiddler’s Diseksi sinus koroner Sindrom pacemaker Perforasi vena koroner Aritmia yang di mediasi pacemaker o Takikardia yang di mediasi pacemaker o Runaway pacemaker Kantung hematoma Lead failure Trombosis vena Malfungsi pacemaker Dislokasi lead Interferensi Elektromagnetik Infeksisepsis Loose setcrews Stimulasi diafragma Sumber: Vijayaraman, 2004

2.7 Komplikasi Aritmia