Pembahasan Keterkaitan antar Variabel Penelitian dan Perumusan Hipotesis

91 Ha 2: Beban pajak tangguhan berpengaruh secara signifikan terhadap earning management Variabel beban pajak tangguhan menunjukkan koefisien positif sebesar 18.458 dengan nilai signifikansi sebesar 0,047 0,05 yang berarti Ha 2 diterima. Maka, beban pajak tangguhan berpengaruh terhadap earning management. Ha 3: Akrual berpengaruh terhadap earning management Variabel akrual menunjukkan koefisien positif sebesar 0,002 dengan nilai signifikansi sebesar 0,034 0,05 yang berarti Ha 3 diterima. Dengan demikian, akrual berpengaruh terhadap earning management.

B. Pembahasan

Penelitian ini merupakan studi mengenai manajemen laba earning management. Penelitian ini menggunakan variabel keuangan aktiva pajak tangguhan, beban pajak tanguhan, total asset, arus kas, dan laba bersih. Penelitian ini dilakukan terhadap 37 perusahaan sampel perusahaan manufaktur pada periode 2005 hingga 2009 yang telah dipilih menggunakan metode purposive sampling. Ringkasan hasil pengujian ketiga hipotesis yang telah dilakukan dapat dilihat dalam Tabel 4.16 berikut: 92 Tabel 4.16 Ringkasan hasil Uji Hipotesis No Hipotesis Hasil 1. Aktiva pajak tangguhan berpengaruh terhadap earning management Tidak Didukung 2. Beban pajak tangguhan berpengaruh terhadap earning management Didukung 3. Akrual berpengaruh terhadap earning management Didukung Sumber: data sekunder diolah Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi perubahan aktiva pajak tangguhan adalah sebesar 0,592 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa aktiva pajak tangguhan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba Earning Management untuk menghindari melaporkan kerugian perusahaan dengan nilai parameter yang negatif. Besarnya perubahan aktiva pajak tangguhan tidak menjamin tidak diberlakukannya tindakan manajemen laba oleh perusahaan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan alasan mengapa manajemen perusahaan manufaktur di Indonesia tidak memanfaatkan aktiva pajak tangguhan untuk melakukan manajemen laba earning management. Pertama, karena adanya keterkaitan yang erat antara aktiva pajak tangguhan dengan ketentuan perpajakan, maksudnya bila manajer memanfaatkan aktiva pajak tangguhan pada laporan komersial untuk 93 melakukan earning management maka hal ini dapat berimbas pada laporan keuangan fiskal sehingga manajer harus berpikir agar besarnya aktiva pajak tangguhan tidak merugikan perusahaan. Kedua, karena manajemen perusahaan tidak ingin memanfaatkan celah dari kebijakan yang ada dalam PSAK No. 46 tentang pajak tangguhan karena kebijakan tersebut baru berlaku pada tahun 2001. Jadi, besarnya pajak tangguhan belum tentu menjamin perusahaan untuk melakukan manajemen laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Wedari 2009 dan penelitian Suranggane 2007 bahwa aktiva pajak tangguhan tidak berpengaruh terhadap earning management. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi beban pajak tangguhan adalah sebesar 0,047 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa beban pajak tangguhan berpengaruh terhadap manejemen laba Earning Management untuk menghindari melaporkan kerugian perusahaan dengan nilai parameter yang positif. Perusahaan manufaktur di Indonesia memanfaatkan celah untuk memanipulasi labanya dengan menggunakan besarnya beban pajak tangguhan. Adanya PSAK 46 yang mengatur tentang pajak tanguhan tidak menjamin perusahaan untuk tidak melakukan manajemen laba. Beban pajak tangguhan timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi dengan laba fiskal. Perbedaan antara laporan keuangan akuntansi dan fiskal disebabkan dalam penyusunan laporan keuangan, standar akuntansi lebih memberikan keleluasaan bagi manajemen untuk menentukan prinsip 94 dan asumsi akuntansi dibandingkan yang diperbolehkan menurut pajak. Hal ini membuat manajemen memanfaatkan celah untuk melakukan manipulasi besarnya beban pajak tangguhan yang dimiliki. Mengukur keleluasaan manajer, beban pajak tangguhan lebih baik sebab peraturan akuntansi memberikan lebih banyak keleluasaan dibanding peraturan perpajakan Yulianti, 2005. Besarnya jumlah beban pajak tangguhan mengurangi laba perusahaan sehingga mengurangi besarnya pajak yang harus dibayar. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Phillips 2003 dan Yulianti 2005 yang memberikan hasil bahwa beban pajak tangguhan berpengaruh terhadap manajemen laba Earning Management yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari melaporkan kerugian perusahaan. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi akrual terhadap manajemen laba adalah sebesar 0,034 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa akrual berpengaruh terhadap earning management. Hal ini dapat dijadikan alasan bahwa dalam agency teory, agen manajemen mempunyai informasi dan pengaruh yang lebih besar pada pengambilan keputusan perusahaan dari pada prinsipalnya sehingga manajemen dapat menggunakan informasi dan pengaruh yang dimilikinya agar kepentingannya dapat terpenuhi melalui pemanfaatan dan pengambilan peluang dari kebijakan akuntansi sehingga bisa memanipulasi besarnya akrual yang dimiliki. 95 Semakin besar nilai akrual berarti perusahaan itu memilki aktivitas yang lancar. Hal ini memberikan keuntungan bagi agen menejemen untuk mendapatkan bonus atas aktivitas yang dilakukan dalam satu periode yang telah berjalan. Selain itu, perusahaan yang menghasilkan laba setiap tahun membuat investor tertarik untuk menanamkan modal di perusahaan itu sehingga bagi perusahaan mudah untuk mendapatkan tambahan modalnya. Perekayasaan menaikan dan menurunkan akrual dapat dilakukan dengan cara mempercepat pendapatan atau mempercepat beban. Selain itu, ada kecenderungan para manajer untuk mengatur laba sedemikian rupa dengan menerapkan income-increasing discretionary accruals yang artinya usaha untuk merekayasa laba dengan menurunkan tingkat laba pada tingkat tertentu untuk membalikan kebijakan akrual yang dilakukan sebelumnya Elingga, 2008. Laba akrual merupakan laba bersih operasi yang didasarkan pada perhitungan akrual, nondiscretionary accrual merupakan laba akrual yang wajar yang tidak dipengaruhi oleh manajemen sedangkan discretionary accrual adalah tingkat laba yang tidak normal yang merupakan pilihan pihak manajemen. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Phillips 2003, Yulianti 2005, Suranggane 2007 dan Kesumaning 2009 yang menunjukkan bahwa akrual berpengaruh signifikan terhadap earning management dengan tingkat parameter yang positif. 96 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Aktiva Pajak Tangguhan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

33 136 90

Pengaruh Aset Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

3 25 90

PENGARUH BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN PERENCANAAN PAJAK TERHADAP PRAKTIK PENGARUH BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN PERENCANAAN PAJAK TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 17

BEBAN PAJAK TANGGUHAN, PERENCANAAN PAJAK DAN PENGARUH BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN PERENCANAAN PAJAK TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 20 66

PENGARUH ASET PAJAK TANGGUHAN, BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN PERENCANAAN PAJAK TERHADAP Pengaruh Aset Pajak Tangguhan, Beban Pajak Tangguhan, dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

0 8 17

PENGARUH ASET PAJAK TANGGUHAN, BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN PERENCANAAN PAJAK TERHADAP Pengaruh Aset Pajak Tangguhan, Beban Pajak Tangguhan, dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

0 4 19

BAB 1 PENDAHULUAN Pengaruh Aset Pajak Tangguhan, Beban Pajak Tangguhan, dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 2 9

Pengaruh Aset Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

0 0 14

Pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan, Beban Pajak Tangguhan, Beban Pajak Kini dan Basis Akrual terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2014-2016)

2 5 14

PENGARUH ASET PAJAK TANGGUHAN, BEBAN PAJAK TANGGUHAN, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015)

0 0 18