BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya, manusia hidup dalam ketidakcukupan, bahkan hidup kekurangan dengan harta. Namun dengan kelebihan yang dimiliki maka manusia
tercukupi dalam hidupnya bahkan memiliki harta yang berlimpah. Bencana yang datang tidak bisa dicegah dan mampu memukul telak siapapun yang tertimpa
olehnya, menjadikan seseorang jatuh miskin setelah sebelumnya hidup dalam kemewahan, menjadikan seseorang terhina setelah sebelumnya ia hidup dengan
penuh kehormatan dan menjadikan hidup seseorang gelisah setelah sebelumnya ia hidup dengan penuh ketenangan dan rasa aman dan nyaman. Semua itu
disebabkan hanya oleh bencana yang tidak diundang, yang manusia tidak mempunyai kuasa apapun untuk menolaknya.
Di antara permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam sosial dan ekonomi perihal masalah krisis ekonomi yang sulit untuk diprediksikan.
Ketakutan akan datangnya bencana sosial atau krisis moneter merupakan satu permasalahan baru. Karena, dengan adanya ketakutan tersebut berdampak kepada
gangguan psikologis masyarakat, bahkan membuatnya selalu hidup dalam kekhawatiran dan kegelisahan; takut akan dirinya dan juga keluarganya dari
sesuatu yang tidak diinginkan serta masa depan yang tidak menjanjikan.
1
Dalam Islam kedudukan ekonomi sangat penting, karena ekonomi merupakan salah satu faktor penting yang akan membawa pada kesejahteraan
1
Yusuf Qardhawi, Spektrum Zakat Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan, Jakarta: Zikrul Hakim, 2005, Cet.Ke-1, h 65
1
umat. Ismail al-Faruqi berpendapat bahwa kegiatan-kegiatan ekonomi adalah pernyataan-pernyataan dan semangat ajaran Islam, karena ekonomi umat dan
kemakmurannya adalah cita-cita yang ingin dicapai oleh umat Islam.
2
Keberhasilan ekonomi dalam suatu masyarakat dapat dicapai antara lain melalui perbankan maupun nonperbankan, terutama dalam dunia modern. Sistem
perbankan maupun nonperbankan telah menjadi bagian dari kegiatan kehidupan perekonomian masyarakat. Dewasa ini sistem perbankan maupun nonperbankan
diharapkan untuk lebih berperan dalam usaha-usaha pembangunan ekonomi, guna meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
4
Selain itu pula, keberhasilan ekonomi dapat tercapai dengan melalui lembaga-lembaga keuangan syari’ah baik di bidang perbankan maupun
nonperbankan, salah satunya adalah berupa Asuransi Takaful Keluarga ATK anak buah perusahaan lembaga keuangan Syarikat Takaful Indonesia STI
bergerak di bidang nonperbankan. Mengutip pandangan pakar ekonomi Islam yakni Muhammad Akhyar
Adnan, mengatakan perkembangan ekonomi Islam menunjukkan banyak kemajuan sepanjang tahun 2003 dan memiliki prospek cerah pada tahun-tahun
berikutnya.
3
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak 1997 sampai sekarang, sangat berpengaruh pada perekonomian umat manusia terutama pada ekonomi
masyarakat kecil. Sehingga mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan penunjang kesejahteraan dan kehidupan ekonomi keluarga terutama dalam
2
Ahmad Dimyati, Islam dan Koperasi, Jakarta: KOFINFO, 1998, h. 48
4
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah “Deskripsi dan Ilustrasi,” Yogyakarta: EKONISIA, 2003, edisi 2, h. 97
3
Muhammad Akhyar Adnan, Tahun 2004 Prospek Ekonomi Syari’ah Cerah, dalam Republika, 20 Desember 2004
memenuhi kebutuhan pendidikan putra-putri. Pendidikan merupakan cultural transition
yang bersifat dinamis ke arah suatu perubahan secara kontiniu, sebagai sarana vital bagi membangun kebudayaan dan peradaban umat manusia.
Keberhasilan pembangunan saat sekarang ini, mencerminkan telah meningkatnya derajat kehidupan perekonomian bangsa secara keseluruhan
terlepas dari berbagai kekurangan yang masih ada di dalamnya. Kemajuan ekonomi ini tentunya akan mengakibatkan terjadi perubahan diberbagai sektor
kehidupan sosial. Terutama pada kebutuhan pendidikan anak yang mesti diperhitungkan secara matang-matang dari dini. Dalam masyarakat yang makin
modern, hubungan antar individu pada umumnya lebih bersifat rasional sebagaimana dapat dijumpai pada negara yang telah maju.
Dengan melihat potret bangsa Indonesia di masa mendatang, hal itu akan mendorong terjadinya peningkatan kebutuhan atas berbagai jasa keuangan yang
makin canggih. Salah satunya adalah jasa asuransi takaful bergerak di bidang nonperbankan. Kehadiran PT. Syarikat Takaful Indonesia STI asuransi takaful
yang di sponsori oleh yayasan Abdi Bangsa atau ICMI, dimana perusahaan yang tidak saja berorientasi bisnis tetapi juga sosial, yang tidak melakukan pemusatan
kekayaan pada sebagian kecil orang, pemilik modal pendiri, tetapi perusahaan yang kekayaannya terdistribusi secara merata dan adil, dan pula yang tidak
terjebak pada permainan bisnis untuk keuntungan pribadi, tetapi membangun kebersamaan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Maka
dengan demikian memiliki landasan yang kuat dan penting, terutama bila dikaitkan dengan kondisi objektif untuk menampilkan Islam dalam dimensi yang
lebih luas.
Di Asia, Malaysia adalah negara pertama yang merintis perniagaan insurans secara Islam melalui penumbuhan Syarikat Takaful Malaysia STM
yang memulaikan operasionalnya pada tahun 1980. Pada bulan Mei 1993, negara Brunei Darussalam telah mencontohi Malaysia dengan munculnya Takaful IBB
Insurans Berhad Brunei Berhad. Pada tahun 1994 Indonesia pula mengikuti langkah yang sama dengan munculnya Syarikat Takaful Indonesia STI. Dengan
kerjasama tehnikal dari pada Syarikat Takaful Malaysia STM sendirian Berhad.
4
Di Indonesia, lembaga keuangan Syarikat Takaful Indonesia STI mulai tumbuh dan berkembang pada awal 1994. Hal ini ditandai dengan sebuah
pertemuan yang dilakukan oleh wakil dari Yayasan Abdi Bangsa YAB, Bank Muamalat Indonesia BMI, dan Asuransi Jiwa Tugu Mandiri AJTM dalam
sebuah Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia TEPATI. Tim ini berupaya merumuskan rancangan awal pembentukan lembaga asuransi yang
berlandaskan syari’ah. Proses pembentukan Asuransi Takaful Indonesia dilakukan beberapa
tahapan. Pada tahap pertama dari hasil studi banding ke Malaysia dengan asumsi bahwa Malaysia merupakan negara ASEAN, selanjutnya pada tahap kedua
dilakukan persiapan pembentukan Asuransi Takaful Indonesia melalui lokakarya dan seminar. Dari hasil konkrit lokakarya dan seminar tentang Asuransi takaful,
kemudian dibentuklah PT. Syarikat Takaful Indonesia STI sebagai holding company
pada tanggal 24 Februari 1994. STI merupakan lembaga keuangan yang bergerak di bidang jasa asuransi yang dibawahi dua anak buah perusahan jasa
asuransi lainnya yakni PT. Asuransi Takaful Keluarga ATK yang diresmikan
4
Mohd Fadzli Yusuf, Takaful-Sistem insurans Islam, KualaLumpur: Tinggi Press SDN, BHN, 1996, Cet, ke-1, h.1-6
pada tanggal 25 Agustus 1994 dengan izin operasional Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.385KMK. 0171994 pada tanggal 4
Agustus 1994.
5
dan PT. Asuransi Takaful Umum ATU yang diresmikan pada tanggal 2 Juni 1995 dengan izin operasional Surat Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No.247KMK. 0171995. Sebagai lembaga keuangan yang dikelola secara profesional, maka PT.
Asuransi Takaful Keluarga ATK anak buah perusahan jasa asuransi PT. Syarikat Takaful Indonesia STI sebagai holding company membutuhkan apa yang disebut
dengan pemasaran. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan melalui proses itu individu-individu dan kelompok akan memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lain.
6
Sedangkan menurut William J.Stanton, pemasaran didefinisikan berdasarkan bisnis yaitu sebuah sistem dari kegiatan bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, memberikan harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas kebutuhan dan keinginan
pasar.
7
Asuransi Takaful Keluarga ATK sebagai lembaga keuangan perlu mengkomunikasikan setiap produk yang mereka tawarkan. Hal ini dilakukan agar
masyarakat mengetahui dan memiliki minat membeli manfaat dari produk Asuransi Takaful Keluarga ATK yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya. Banyak asuransi menawarkan dari produknya, baik produk baru
5
Dikutip dari situs www.takaful.com
tentang Sejarah Berdirinya Asuransi Takaful di Indonesia
6
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisa, Perencanaan dan Pengendalian, Jakarta: Erlangga, 1996, Jilid 2, h.20
7
Marius P. Angipora, Dasar-dasar Pemasaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999, Cet, ke-1, h.5
atau suatu pengembangan dari produk lama. Diantara mereka ada yang gagal dan tidak sukses dalam merebut kepuasan konsumen.
Sesuai dengan semangat yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits bahwa kepuasan yang diperoleh oleh nasabah maupun konsumen karena faktor-
faktor pendukung yang dimiliki oleh asuransi dalam melayani nasabah maupun konsumen. Faktor-faktor tersebut adalah karena kemudahan dan praktis serta
terjamin keamanannya karena dikelola oleh tenaga profesional
☺ ⌧
☺
☺ ⌧
لﺁ ناﺮﻤﻋ
Artinya : “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman
kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka: di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik”
Ali-Imran 3 : 110
ﺼﻘ ا
Artinya : “Sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pembantu ini adalah orang yang kuat lagi terpercaya”
Al-Qashash 28: 26
ﻋ ﷲا ﻰ ر ﺮ ﺎﺟ ﻦﻋ :
لﻮﺳر نأ لﺎ ﻢ ﺳو ﻴ ﻋ ﷲا ﻰ ﷲا
: ﷲا ﻢ ر
ﻰ ﺘ ا اذاو ىﺮﺘﺷا اذاو عﺎ اذا ﺎًﺤﻤﺳ اور
ىرﺎﺨﺒ ا
Artinya : “Dari Jabir r.a sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : “Allah mengasihi seseorang yang murah dalam menjual, mudah dalam
membeli dan lapang dada dalam menagih hutang” H.R. Bukhori }
Dalam kegiatan pemasaran, Asuransi Takaful Keluarga ATK harus menetapkan konsep pemasarannya, karena konsep yang digunakan dalam
pemasaran menentukan tujuan-tujuan dari pemasaran itu sendiri. Bagi suatu asuransi, konsep pemasaran yang cocok adalah konsep pemasaran yang bersifat
kemasyarakatan karena kondisi pasar sekarang adalah pasar pembeli, maka pelangggan adalah segala-galanya. Kebutuhan, keinginan dan kepuasan pelanggan
harus benar-benar diperhatikan, sedangkan tujuan konsep ini adalah agar pelanggan tetap setia menggunakan produk-produk atau jasa yang dihasilkan
asuransi.
8
Hal ini merupakan sebagai salah satu instrumen lembaga keuangan syari’ah di Indonesia. Asuransi Takaful hadir menjadi fenomena menarik dalam
perkembangan ekonomi Islam di Indonesia terutama pada segmen asuransi syari’ah.
Beberapa perusahaan mungkin mempunyai tujuan yang sama, akan tetapi strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut dapat berbeda. Pada
hakikatnya semua pemasaran suatu perusahaan akan selalu membuat rencana- rencana yang baik dan tepat, akan tetapi penentuan berhasil tidaknya rencana
tersebut sangat bergantung pada pelaksanaan dari semua strategi yang telah dibuat. Jadi jelaslah masalah strategi bagi suatu perusahaan amat sangat penting
sebab strategi tersebut merupakan penentuan tercapainya tujuan yang telah direncanakan.
8
Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001, Cet, ke-2, h. 156
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa suatu pemasaran yang agresif, efektif dan efesien sangat dibutuhkan oleh asuransi, khususnya Asuransi Takaful
Keluarga ATK cabang Bekasi dan umumnya asuransi takaful umumnya. Asuransi Takaful Keluarga ATK harus mampu bersaing dengan sesama
asuransi-asuransi dan asuransi syariah lainnya, agar supaya tetap eksis dalam dunia lembaga keuangan.
Dengan apa yang telah dipaparkan di atas, kiranya penulis mencoba untuk meneliti sebuah lembaga keuangan syariah non perbankan yaitu Asuransi Takaful
Keluarga ATK cabang Bekasi. Dengan alasan yaitu karena timbulnya rasa ingin tahuan penulis terhadap eksistensi Asuransi Takaful Keluarga ATK cabang
Bekasi dalam kondisi perekonomian Indonesia saat ini, dan serta kesuksesan Asuransi Takaful Keluarga ATK cabang Bekasi yang tidak lepas dari penetapan
strategi pemasaran yang dilakukan oleh Asuransi Takaful Keluarga ATK cabang Bekasi sendiri.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis memutuskan untuk mengangkat permasalahan yang ada dan dituangkan ke dalam sebuah skripsi yang
berjudul: “Strategi Pemasaran Produk Takaful Dana Pendidikan Fulnadi Pada PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Bekasi”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah