Ha
1
: Terdapat perbedaan yang signifikan pada Jumlah Wajib Pajak periode sebelum dan sesudah penerapan UU No. 36 Tahun
2008 Tentang Pajak Penghasilan.
2. Amandemen Undang-Undang Tentang Pajak Penghasilan dengan Penerimaan Pajak
Penelitian yang dilakukan oleh Khemal Pambudi et.al 2009 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan berupa penurunan penerimaan
pajak pada periode sesudah penerapan UU No. 36 Tahun 2008 yang merupakan amandemen keempat dari UU Pajak Penghasilan. Penelitian
yang serupa sebelumnya dilakukan oleh Haryo Setyaki Krissudarto 2003 yang meneliti penerimaan pajak setelah amandemen ketiga UU Pajak
Penghasilan yaitu UU No. 17 Tahun 2000. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa amandemen ketiga UU Pajak Penghasilan tidak
berpengaruh sama sekali terhadap peningkatan penerimaan pajak, bahkan penerimaan pajak cenderung menurun. Berdasarkan hasil penelitian-
penelitian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha
2
: Terdapat perbedaan yang signifikan pada penerimaan pajak periode sebelum dan sesudah penerapan UU No. 36 Tahun
2008 Tentang Pajak Penghasilan.
F. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dibuat sebagai gambaran menyeluruh mengenai penelitian yang akan dilakukan didasarkan pada teori yang telah dikemukakan
sebelumnya. Gambaran menyeluruh mengenai Dampak Penerapan Undang- Undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan Terhadap Jumlah
Wajib Pajak dan Penerimaan Pajak adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Latar Belakang
Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan, Wajib Pajak, Penerimaan Pajak
DAMPAK PENERAPAN UNDANG-UNDANG NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN TERHADAP JUMLAH WAJIB
PAJAK DAN PENERIMAAN PAJAK
Kesimpulan, Implikasi dan Saran
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Metode Analisis: Mann Whitney U Test
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti memilih Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak KPDJP yang
berlokasi di Jl. Gatot Subroto No. 40-42 Jakarta Selatan 12190 sebagai lokasi penelitian. Penelitian ini membandingkan antara data jumlah wajib
pajak dan penerimaan pajak pada periode sebelum dan sesudah penerapan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan diantara keduanya atau tidak.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode penentuan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling
yaitu penentuan sampel dengan pengambilan data-data tertentu yang dianggap sesuai dan terkait dengan penelitian yang akan dilakukan,
artinya data yang diambil adalah data yang memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian Sulistyo, 2010:29. Data yang dibutuhkan
untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Data jumlah Wajib Pajak terdaftar baik orang pribadi maupun badan dan jumlah Wajib Pajak yang efektif melaksanakan kewajiban
perpajakan pada periode empat tahun sebelum penerapan UU No. 36
Tahun 2008 2005-2008 dan dua tahun setelah penerapan Undang- Undang No. 36 Tahun 2008 2009-2010.
b. Laporan penerimaan pajak periode empat tahun sebelum 2005-2008
dan dua tahun sesudah 2009-2010 penerapan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008.
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak
langsung atau melalui media perantara Sugiyono, 2009:193. Data tersebut berupa data perpajakan yang diperlukan dan diperoleh dari
Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan pada Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak KPDJP seperti data jumlah wajib pajak yang terdaftar,
data jumlah wajib pajak yang efektif melaksanakan kewajiban perpajakan dan laporan penerimaan pajak. Penelitian ini juga dilakukan dengan
membaca berbagai literatur berupa buku, jurnal, Undang-Undang Perpajakan, Peraturan Pemerintah, Keputusan Direktorat Jenderal Pajak,
Keputusan Menteri Keuangan serta referensi lain yang terkait dengan judul penelitian.
D. Metode Analisis Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif komparatif kuantitatif. Penelitian deskriptif komparatif kuantitatif yakni
melakukan analisis penelitian dengan menggunakan angka sehingga dapat memberikan gambaran yang nyata tentang ada atau tidaknya perbedaan
pada jumlah Wajib Pajak dan penerimaan pajak periode empat tahun sebelum dengan dua tahun sesudah penerapan UU No. 36 Tahun 2008
Tentang Pajak Penghasilan. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan statistik non
parametrik Mann-Whitney U Test. Pengujian Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji data dari dua sampel yang tidak berhubungan
independen. Dua sampel yang tidak berhubungan dapat diartikan sebagai dua sampel bebas antara satu dengan yang lain dan mengalami dua
perlakuan yang berbeda. Dalam U-Test ini terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian. Kedua rumus tersebut digunakan dalam
perhitungan karena akan digunakan untuk mengetahui harga U mana yang lebih kecil antara U
1
dengan U
2
.
2 2
2 2
1 2
1 1
1 2
1 1
2 1
2 1
R n
n n
n U
R n
n n
n U
− +
+ =
− +
+ =
Ket : n
1
= Jumlah sampel 1 sebelum penerapan UU No. 36 Tahun 2008 n
2
= Jumlah sampel 2 setelah penerapan UU No. 36 Tahun 2008 U
1
= Jumlah peringkat 1 U
2
= Jumlah peringkat 2 R
1
= Jumlah rangking pada sampel n
1
R
2
= Jumlah rangking pada sampel n
2
Setelah mengetahui harga U mana yang terkecil, langkah selanjutnya adalah mencari nilai z hitung berdasarkan harga U tersebut. Rumus z
hitung:
1 .
. 12
1 .
2 1
2 1
2 1
2 .
1
+ +
− =
n n
n n
n n
U z
Kemudian nilai z hitung yang didapat dibandingkan dengan nilai z tabel pada tingkat kepercayaan 95 uji dua sisi 2-tailed.
Dasar pengambilan keputusan: 1.
Dengan membandingkan nilai z hitung dan z tabel: a.
Jika z hitung z tabel, maka Ho diterima b.
Jika z hitung z tabel, maka Ho ditolak
Gambar 3.1 Kurva Keputusan
Sumber: Santoso 2010:125 2.
Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan: a.
Probabilitas 0,05 maka Ho diterima b.
Probabilitas 0,05 maka Ho ditolak
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel pada dasarnya adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono, 2009:58. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen X dan
variabel dependen Y. 1.
Variabel Independen atau Variabel Bebas X Variabel bebas Independent Variable dalam penelitian ini adalah UU
No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan. Undang-Undang ini merupakan amandemen keempat atas UU No. 7 Tahun 1983.
Amandemen terhadap Undang-Undang ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja perpajakan melalui upaya ekstensifikasi dan
intensifikasi. Upaya ekstensifikasi dari Undang-Undang ini adalah untuk dapat meningkatkan jumlah Wajib Pajak terdaftar melalui
kesederhanaan administrasi perpajakan, pengurangan tarif dan berbagai insentif yang diberikan. Sedangkan upaya intensifikasi dari
Undang-Undang ini adalah untuk dapat meningkatkan dan mengoptimalisasikan penerimaan negara yang berasal dari sektor
pajak terutama Pajak Penghasilan. 2.
Variabel Dependen Dependent Variable atau Variabel Terikat Y a.
Jumlah Wajib Pajak Y
1
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Adanya amandemen terhadap Undang-Undang
Pajak Penghasilan
ini diduga
dapat mengakibatkan perubahan terhadap jumlah Wajib Pajak terdaftar
melalui berbagai fasilitas dan kemudahan yang diberikan. b.
Penerimaan Pajak Penghasilan Y
2
Adanya amandemen Undang-Undang Pajak Penghasilan ini diduga dapat mengakibatkan perubahan terhadap penerimaan pajak.
Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan ataupun penurunan terhadap penerimaan negara yang berasal dari sektor pajak
terutama Pajak Penghasilan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Direktorat Jenderal Pajak 1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Pajak
Direktorat Jenderal Pajak adalah unsur pelaksana dibawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perpajakan yang terletak di Jl. Gatot Subroto No. 40-42 Jakarta.
Sejarah singkat mengenai terbentuknya DJP dapat dibagi dalam beberapa periode sebagai berikut:
a. Pra Proklamasi Kemerdekaan RI
Pada zaman penjajahan Belanda, tugas pemerintahan dalam bidang moneter dilaksanakan oleh Departemen Van Financien dengan dasar
hukumnya yaitu Staatsblad 1924 Number 576, Artikel 3. Pada masa penguasaan Jepang, Departemen Van Financien diubah namanya
menjadi Zaimubu. Djawatan-djawatan yang mengurus penghasilan negara seperti Djawatan Bea Cukai, Djawatan Padjak, serta Djawatan
Padjak Hasil Bumi. Ketiganya digabungkan dan berada di bawah seorang pimpinan dengan nama Syusekatjo.
b. Periode 1945-1959
Maklumat Menteri Keuangan Nomor 1 Tanggal 5 Oktober 1945 yang menyatakan bahwa seluruh Undang-Undang atau peraturan tentang
perbendaharaan Keuangan Negara, pajak, lelang, bea dan cukai, pengadaan candu dan garam tetap menggunakan Undang-Undang atau
peraturan yang ada sebelumnya sampai dengan dikeluarkannya peraturan yang baru dari pemerintah Indonesia. Sedangkan Penetapan
Pemerintah tanggal 7 Nopember 1945 No. 2S.D. memutuskan bahwa urusan bea ditangani Departemen Keuangan Bahagian Padjak mulai
tanggal 1 Nopember 1945 sesuai dengan Putusan Menteri Keuangan tanggal 31 Oktober 1945 No. B.011. Akhir tahun 1951 Kementerian
Keuangan mengadakan perubahan dimana Djawatan Padjak, Djawatan Bea dan Cukai dan Djawatan Padjak Bumi berada dibawah
koordinasi Direktur Iuran Negara. c.
Periode 1960-1994 Tahun 1964 Djawatan Padjak diubah menjadi Direktorat Pajak yang
berada dibawah pimpinan Pembantu Menteri Urusan Pendapatan Negara. Kemudian pada tahun 1966 berdasarkan Keputusan Presidium
Kabinet No. 75UKEP111966 tentang Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Departemen-Departemen, Direktorat Padjak diubah
menjadi Direktorat Djenderal Padjak yang membawahi Sekretariat Direktorat Djenderal, Direktorat Padjak Langsung, Direktorat Padjak
Tidak Langsung, Direktorat Perentjanaan dan Pengusutan, dan Direktorat Pembinaan Wilayah.
2. Visi, Misi dan Fungsi Direktorat Jenderal Pajak