IV.2. Kokoh Tekan Silinder Beton f’c
Pekerjaan-pekerjaan konstruksi beton seharusnya dilakukan dengan terlebih dahulu memeriksa kekuatan beton yang akan dikerjakan apakah kekuatannya sesuai
dengan yang direncanakan. Beton adalah suatu konstruksi yang mempunyai sifat kekuatan yang khas,
yaitu apabila diperiksa dengan sejumlah besar benda-benda uji, nilainya akan menyebar sekitar suatu nilai rata-rata tertentu. Penyebaran dari hasil pemeriksaan ini
akan kecil atau besar tergantung pada tingkat kesempur naan dari tingkat pelaksanaannya. Dengan menganggap nilai-nilai dari hasil pemeriksaan tersebut
menyebar normal mengikuti lengkung Gauss, maka ukuran besar kecilnya penyebaran nilai hasil pemeriksaan menjadi ukuran mutu pelaksanaan. Dari hasil
pemeriksaan kekuatan tekan benda - benda uji tersebut memenuhi
:
∑
− −
=
2
1 1
bm b
n SD
σ σ
dimana : SD = Standard deviasi σ
b
= Kekuatan tekan beton yang didapat dari tiap-tiap benda uji kgcm
2
. σ
bm
= Kekuatan tekan beton rata-rata kgcm
2
n = jumlah semua benda uji.
n
b bm
∑
= σ
σ
Universitas Sumatera Utara
Kekuatan tekan beton karakteristik σ
bk
, 5 kemungkinan adanya kekuatan yang tidak memenuhi syarat dan ditentukan rumus :
σ
bk
= σ
bm
- 1.64 SD.
Tabel 4.2 Perbandingan Kekuatan Tekan Beton Pada Berbagai Benda Uji.
Benda Uji Perbandingan kekuatan tekan
Silinder Ø 15 -30 cm 0.83
Tabel 4.3 Perbandingan Kekuatan Tekan Beton Pada Berbagai Umur.
Umur hari 3
7 14
21 28
90 365
Semen Portland biasa 0.40 0.65 0.88 0.95 1.00 1.20 1.35
Semen Portland Kekuatan tinggi 0.55 0.75 0.90 0.95 1.00 1.15 1.20
Pengujian kuat tekan silinder beton dilakukan pada umur 3, 7 dan 21 hari yang dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran perkembangan kekuatan tekan
beton.
Tabel 4.4 Pengujian Kuat Tekan Silinder Beton
Umur beton hari
No. benda uji
Beton dengan semen PPC Beton dengan semen PCI Gaya tekan
ton
σ kg cm
2
Gaya tekan ton
σ kg cm
2
3 1
2 Rata-rata
27,5 25,6
187,59 174,63
181,11 30,2
29,4 206,00
200,55 203,28
7 1
2 Rata-rata
33,6 38,4
229,20 261,94
245,57 42,1
40,1 287,18
273,54 280,36
21 1
2 Rata-rata
48,3 45,4
329,47 309,69
319,58 44,6
43,6 304,23
297,41 300,82
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Kuat Tekan Beton Yang Menggunakan PPC atau PCI pada Berbagai Umur
Dari tabel dan grafik di atas kita dapat mengetahui seberapa besar perbedaan kuat tekan antara beton dengan semen portland pozzolan dengan beton yang
memakai semen portland tipe I. Hasil pengujian kuat tekan pada beton yang dibuat dengan menggunakan semen portland pozzolan ataupun semen portland tipe I
menunjukkan kecenderungan yang sama dimana kuat tekan meningkat dengan bertambahnya umur hidrasi.
Hal ini dapat dihubungkan dengan perkembangan jumkah produk hidrasi yang dihasilkan semen dengan berlalunya waktu. Dengan bertambahnya waktu dan
kondisi perawatan yang memadai, kuantitas dari produk hidrasi, terutama C-H-S yang dihasilkan dari reaksi tricalcium silikat C
3
S yang ada dalam semen dengan air H
2
0 semakin meningkat. Meningkatnya kuantitas C-H-S, senyawa utama yang bertanggungjawab terhadap perkembangan properti semen, mengakibatkan ikatan
50 100
150 200
250 300
350
3 7
21
ku a
t te
ka n
kg c
m 2
umur hari
PPC PCI
Universitas Sumatera Utara
yang dihasilkan oleh semen dengan agregat semakin kuat dan ruang-ruang kosong yang awalnya terisi oleh air dan partikel-partikel semen larut diganti dengan C-H-S
sehingga porositas beton berkurang. Peristiwa inilah yang akhirnya memberikan kontribusi utama bagi peningkatan kuat tekan beton dengan bertambahnya umur
hidrasi. Dari hasil uji ini juga diperoleh bahwa beton yang menggunakan semen
portland pozzolan PPC pada awalnya menghasilkan kuat tekan lebih rendah dibandingkan dengan yang menggunakan semen portland tipe I PCI. Terlihat jelas
di sini pengaruh dari kehadiran pozzolan pada PPC yang memperlambat perkembangan awal dari properti beton. Reaksi dari pozzolan memang lebih rendah
dibandingkan dengan klinker semen portland. Dengan demikian pencampuran pozzolan dengan klinker semen portland pada PPC mempengaruhi reaktivitas dari
jenis semen tersebut dengan air dan tentunya terhadap perkembangan propertinya. Dengan bertambahnya waktu, terlihat bahwa beton yang menggunakan PPC
mampu memberikan kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan PCI, terutama pada saat umur hidrasi telah melewati 20 hari. Pozzolan
yang dicampur di dalam PPC mengandung terutama silika reaktif. Tujuan dari dicampurnya sejumlah tertentu pozzolan dengan klinker semen
portland dalam pembuatan PPC adalah untuk mereduksi kapur bebas CaOH
2
hasil hidrasi C
3
S dan C
2
S dan sekaligus menghasilkan produk hidrasi tambahan bersifat perekat, khususnya C-H-S. Kapur bebas ini, tidak banyak memberikan kontribusi
dalam perkembangan properti beton, akan bereaksi secara bertahap dengan silika reaktif dari pozzolan untuk membentuk C-H-S tambahan. Proses pembentukan ini
akan mereduksi ukuran kristal-kristal besar seperti CaOH
2
dan selanjutnya C-H-S
Universitas Sumatera Utara
tambahan akan mengisi rongga-rongga kapiler besar yang terbentuk pada proses hidrasi semen portland umum. Hal ini mengakibatkan porositas dari pasta semen
hidrat maupun daerah transisi antara pasta semen hidrat dan agregat akan berkurang secara signifikan. Konsekuensinya, secara simultan kekuatan beton meningkat.
Namun demikian, nampaknya setelah periode hidrasi 20 harilah, kontribusi dari reaksi pozzolanik terhadap properti beton yang menggunakan PPC baru dapat
melampaui properti yang ditunjukkan oleh beton yang menggunakan PCI.
IV.3. Kapasitas Balok Beton Bertulang IV.3.1 Pengujian Balok