pariwisata. Prasarana ini dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: •
Receptive Tourist Plant, yaitu segala bentuk badan usaha organisasi yang mengurus kedatangan wisatawan seperti BPU, AP.
• Recidental Tourist Plant, yaitu semua fasilitas yang disiapkan untuk menampung
wisatawan seperti hotel, dan restaurant. •
Recreative and Sportive Tourist Plant, yaitu semua fasilitas yang digunakan untuk kegiatan olahraga seperti kolam renang, lapangan golf, lapangan tennis, dan
sebagainya.
2.11 Syarat Objek Wisata yang Dapat Dikembangkan
Suatu objek wisata dikatakan layak atau tidaknya untuk dikembangkan maka harus memperhatikan beberapa syarat.
Syamsuridjal 1997 : 21 mengemukakan beberapa syarat agar suatu objek wisata dikatakan layak untuk dikembangkan, antara lain :
1. Attraction, yaitu segala sesuatu yang menjadi cirri khas dan menjadi daya tarik
wisatawan agar mau dating berkunjung ke tempat objek wisata tersebut. Atraksi wisata terdiri dari 2, yaitu:
a. Site Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata semenjak objek
wisata itu ada. b.
Even Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh suatu objek wisata setelah dibuat oleh manusia.
2. Accessible, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata tersebut.
3. Amenity, yaitu fasilitas yang tersedia di daerah objek wisata seperti akomodasi dan
Universitas Sumatera Utara
restaurant. 4.
Institution, yaitu lembaga atau organisasi yang mengelolah objek wisata tersebut.
BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN LANGKAT
3.1 Sejarah Singkat Kabupaten Langkat adalah sebuah
kabupaten yang terletak di
Sumatra Utara ,
Indonesia .
Ibu kotanya berada di Stabat
. Kabupaten ini memiliki wilayah seluas 6.272 km² dan berpenduduk sejumlah 902.986 jiwa
2000 .
Kabupaten Langkat yang dikenal sekarang ini mempunyai sejarah yang cukup panjang. Kabupaten Langkat sebelumnya adalah sebuah kerajaan di mana wilayahnya terbentang antara
aliran Sungai Seruwai atau daerah Tamiang sampai ke daerah aliran anak Sungai Wampu. Terdapat sebuah sungai lainnya di antara kedua sungai ini yaitu Sungai Batang Serangan yang
merupakan jalur pusat kegiatan nelayan dan perdagangan penduduk setempat dengan luar negeri terutama ke PenangMalaysia. Sungai Batang Serangan ketika bertemu dengan Sungai Wampu,
namanya kemudian menjadi Sungai Langkat Kedua sungai tersebut masing-masing bermuara di Kuala Langkat dan Tapak Kuda.
Adapun kata Langkat yang kemudian menjadi nama daerah ini berasal dari nama sejenis pohon yang dikenal oleh penduduk Melayu setempat dengan sebutan “pohon Langkat”. Dahulu
kala pohon Langkat banyak tumbuh di sekitar Sungai Langkat tersebut. Jenis pohon ini sekarang sudah langka dan hanya dijumpai di hutan-hutan pedalaman daerah Langkat. Pohon ini
Universitas Sumatera Utara
menyerupai pohon langsat, tetapi rasa buahnya pahit dan kelat. Oleh karena pusat kerajaan Langkat berada di sekitar Sungai Langkat, maka kerajaan ini akhirnya populer dengan nama
Kerajaan Langkat Tentang asal mula Kerajaan Langkat berdasarkan tambo Langkat mengatakan bahwa nama leluhur dinasti Langkat yang terjauh diketahui ialah Dewa Syahdan yang hidup
kira-kira tahun 1500 sampai 1580. Dewa syahdan digantikan oleh puteranya, Dewa Sakti yang memerintah kira-kira tahun 1580 sampai 1612. Dewa Sakti selanjutnya digantikan oleh Sultan
Abdullah yang lebih dikenal dengan nama Marhum Guri. Selanjutnya tambo Langkat mengatakan bahwa yang menggantikan Marhum Guri adalah
puteranya Raja Kahar ± 1673. Raja Kahar adalah pendiri Kerajaan Langkat dan berzetel di Kota Dalam, daerah antara Stabat dengan Kampung Inai kira-kira pertengahan abad ke-18.
Berpedoman kepada tradisi dan kebiasaan masyarakat Melayu Langkat, maka dapatlah ditetapkan kapan Raja Kahar mendirikan Kota Dalam yang merupakan cikal bakal Kerajaan
Langkat kemudian hari. Setelah menelusuri beberapa sumber dan dilakukan perhitungan, maka Raja Kahar mendirikan kerajaannya bertepatan tanggal 12 Rabiul Awal 1163 H, atau tanggal 17
Januari 1750. Melalui seminar yang berlangsung di Stabat, pada tanggal 20 Juli 1994 atas kerjasama
Tim Pemkab Langkat dengan sejumlah pakar dari jurusan sejarah Fakultas Sastra USU ,maka dapat menentukan Hari Jadi Kabupaten Langkat yaitu17Januari1750.Perkembangan selanjutnya
Kota Binjai pernah jadi Ibukota Kabupaten Langkat hingga pada saat ini Kabupaten Langkat beribukota Stabat, dan berdasarkan Perda Nomor 11 tahun 1995 telah ditetapkan Hari Jadi
Kabupaten Langkat 17 Januari 1750, dengan Motto : ”Bersatu Sekata Berpadu Berjaya”.Kabupaten Langkat merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi
Sumatera Utara. Jarak rata-ratanya dari Kota Medan sekitar 60 km ke arah barat laut, dan
Universitas Sumatera Utara
berbatasan langsung dengan Propinsi Nangroe Aceh Darussalam. Kabupaten Langkat beribukota di Stabat. Wilayah Kabupaten Langkat terdiri dari 23 kecamatan yang tersebar di dalam 3
wilayah yaitu Wilayah I : Langkat Hulu Wilayah
II : Langkat Hilir dan Wilayah III : Teluk Haru.Kecamatan kecamatan yang terdapat di Kabupaten Langkat :
I. Wilayah Langkat Hulu meliput i : 1.
Kuala 2.
SeiBingai 3.
Salapian 4.
Bahorok 5.
Serapit 6.
Kutambaru 7.
Selesai 8.
Binjai
II. Wilayah Langkat Hilir, meliputi: 1.
Stabat 2.
Wampu 3.
Secanggang 4.
Hinai 5.
PadangTualang 6.
BatangSerang
Universitas Sumatera Utara
7. Sawit Seberang
8. TanjungPura
III.Wilayah III Teluk Haru, meliputi : 1.
Babalan 2.
Gebang 3.
BrandanBarat 4.
SeiLepan 5.
PangkalanSusu 6.
Besitang 7.
Pematang Jaya
3.2 Visi dan Misi Kabupaten Langkat