Transportasi Upaya dan Usaha Pengembangan Masjid Azizi di Kabupaten Langkat

a. Sepanjang pantai terdiri dari jenis tanah ALLUVIAL, yang sesuai untuk jenis tanaman pertanian pangan. b. Dataran rendah dengan jenis tanah GLEI HUMUS rendah, Hydromofil kelabu dan plarosal. c. Dataran tinggi jenis tanah podsolid berwarna merah kuning. 4. Aliran Sungai Daerah Kab. Langkat dialiri oleh 26 sungai besar dan kecil, melalui kecamatan dan desa-desa, diantara sungai-sungai tersebut adalah : Sungai Wampu, Sungai Batang Serangan, Sungai Lepan, Sungai Besitang dan lain-lain. Secara umum sungai-sungai tersebut dimanfaatkan untuk pengairan, perhubungan dan lain-lain. 5. Wisata di daerah Kab. Langkat terdapat taman wisata Bukit Lawang sebagai obyek wisata, Taman Bukit Lawang ini terletak dikaki Taman Nasional Gunung Leuser TNGL dengan udara sejuk oleh hujan trofis, dibukit Lawang ini terdapat lokasi rehabilitasi orang hutan mawas yang dikelola oleh WNF Taman Nasional gunung Leuser merupakan asset Nasional terdapat berbagai satwa yang dilindungi seperti: Badak Sumatera, Rusa, Kijang, Burung Kuau, siamiang juga terdapat tidak kurang dari 320 jenis burung, 176 binatang menyusui, 194 binatang melata, 52 jenis ampibi serta 3500 jenis species tumbuh-tumbuhan serta yang paling menarik adalah bunga raflesia yang terbesar di dunia. 6. Industri dan Pertambangan Daerah Kab. Langkat adalah satu-satunya di Sumatera Utara yang mempunyai tambang minyak yang dikelola oleh Pertamina dan berada di kota Pangkalan Berandan yang menghasilkan

3.4 Transportasi

Universitas Sumatera Utara Sarana transportasi di dalam Kabupaten Langkat terutama adalah becak mesin roda tiga dan mobil angkutan umum yang disebut mekar bila ingin ke ke Tanjung Pura dari Stabat. Untuk transportasi ke luar kota yang jauh seperti Medan dan Banda Aceh dapat menggunakan kendaraan lintas sumatra atau kendaraan antar pulau seperti Bus dan yang lainnya Sampai dengan tahun 2010, prasarana jalan di Kota Tanjung Pura terdiri dari : Jalan aspal, Jalan kerikil, Jalan tanah, Jalan perairan. Telekomunikasi Kota Tanjung Pura dengan kode pos 20853, saat ini hanya mempunyai satu kantor pos induk. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENGEMBANGAN MASJID AZIZI SEBAGAI OBJEK WISATA

RELIGI DI KABUPATEN LANGKAT

4.1 Gambaran Umum Mesjid Azizi di Kabupaten Langkat

Masjid Raya Azizi yang terletak di Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat merupakan salah satu masjid tertua di Sumatra Utara. Masjid ini merupakan peninggalan Kesultanan Langkat. Seperti apa kondisinya kini? Masjid yang dibangun tahun 1320 Hijriyah atau 1902 Masehi berjarak sekitar 20 km dari Ibu Kota Kabupaten Langkat, atau 100 km dari Kota Medan, ibu kota Provinsi Sumatra Utara. Masjid tersebut berada persis di tepi jalan raya Lintas Sumatra yang menghubungkan Sumatra Utara dengan Nanggro Aceh Darussalam. Bagi wisatawan yang datang dari Aceh hendak berlibur ke Kota Medan, atau sebaliknya, dapat berhenti sejenak melihat masjid tersebut. Masjid Azizi yang berdiri di atas tanah seluas 18.000 meter persegi ini dibangun pada masa Kesultanan Langkat di bawah kepemimpinan Sultan Langkat yang ke-7, yaitu Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah 1897-1927. Masjid ini kemudian dinamakan Masjid Azizi, merujuk pada nama sultan yang menggagas berdirinya masjid tersebut. Di masa pemerintahan Sultan Langkat I yang bernama Tengku Musa, masjid ini juga digunakan sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Langkat. Bangunan ini baru selesai setelah 18 bulan di masa Sultan Langkat II,Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah. Dulu, dari sinilah Sultan Langkat membuat kebijakannya bersama tokoh-tokoh agama pada masa itu.Bangunan yang bercorak Melayu, Timur Tengah dan Tiongkok ini diarsiteki oleh warga berkebangsaan Jerman. Keterbukaan itu tercermin dari ornamen-ornamen Universitas Sumatera Utara mozaik dan batu pualam bernuansa ala Timur Tengah Timteng, dikombinasikan dengan corak Melayu, Persia dan Tiongkok yang sangat kental. Nuansa arsitektur Tiongkok bisa dilihat dari menara yang menjulang di pelatarannya. Demikian juga pada pintunya, juga terdapat ukir-ukiran Tiongkok, mirip yang terdapat di kelenteng. Dan bahan bangunannya pun didatangkan dari Penang Malysia, Thailand dan Italia. Untuk membawa material bangunan itu, Kesultanan Langkat menggunakan jasa angkutan kapal yang bermuatan 600 ton yang kala itu bisa disandarkan di Sungai Batang Serangan yang membelah Kota Tanjungpura. Namun saat ini, sungai itu sudah mulai menyempit dan tak dapat lagi dilalui kapal-kapal besar. Bangunan utama Masjid Azizi merupakan perpaduan arsitektur bercorak Timur Tengah dan India yang megah dengan banyaknya kubah. Ada lebih dari sembilan kubah kecil yang terdapat pada atapnya. Di bagian dalam masjid, terdapat ruangan berbentuk segi sembilan dengan sejumlah tiang yang menjulang langsung ke atas. Keanggunan dari masjid tua ini bahkan lebih indah dari kediaman istana sang sultan sendiri. Dalam merancang bangunan masjid, Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah berupaya menanamkan konsep pembangunan dengan memadukan lima unsur kekuatan dalam masyarakat sebagai filosofi masyarakat Melayu, yaitu kekuatan pemimpin umara, ulama, cerdik pandai zuamah, orang kaya aghniya dan kekuatan do’a orang miskin fukara. Lima unsur ini menjadi kakuatan utama yang menopang berdirinya masjid, sehingga bangunan masjid lebih bagus dari bangunan istana sultan Langkat. Dengan demikian, bangunan yang didirikan tersebut kokoh dan tahan dari segala cuaca. Hal ini lahir dari kearifan seorang pemimpin yang berupaya untuk melibatkan semua komponen masyarakat dalam membangun masjid sebagai fasilitas untuk publik. Universitas Sumatera Utara Semenjak berdirinya, lanjut Basyiruddin, masjid ini pernah direnovasi beberapa kali, yaitu pada tahun 1929, 1936, 1967, 1981, dan terakhir pada tahun 1991. Untuk pendanaan, sepenuhnya bersumber dari sumbangan dan swadaya masyarakat yang peduli dengan kelestarian masjid yang merupakan aset sejarah Kabupaten Langkat ini.Semenjak tahun 1991 hingga 2008, tidak pernah lagi diadakan renovasi. Hal tersebut berkaitan dengan kondisi bangunan yang masih bagus dan pendanaan yang juga terbatas. Saat ini pengelola masjid hanya sebatas melakukan pemeliharaan rutin, seperti pengecatan dinding-dinding masjid, pergantian lampu penerangan yang sudah mulai mati, dan perawatan saluran air untuk kelancaran berwudhu bagi para jemaah. Meski sudah tak seaktif dulu lagi, namun bangunan ini kerap membuat kagum para pengunjungnya. Karena keindahan arsitektur bangunannya yang komplit. Di dalam Masjid, replica tulisan kaligrafi ala Timur Tengah begitu kental dan motif serta menunjukan khas Malayu yang begitu kuat, Dan sampai saat inipun, bangunan tua ini tetap digemari oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Tak jarang, turis asing yang ingin berwisata ke Aceh NAD terlebih dahulu singgah di masjid ini. Apalagi, turis Malaysia yang sangat erat hubungannya dengan Kesultanan Langkat, setiap tahun sekali di masa Haul Tuan Guru Besilam, mereka selalu berkunjung ke Masjid ini untuk berwisata. Sejak kemerdekaan Repoblik Indonesia tahun 1945 lalu, masjid ini resmi dijadikan tempat ibadah tanpa memasukan unsur-unsur politis di dalamnya. Sejak Indonesia merdeka, bangunan ini resmi menjadi masjid sampai sekarang.

4.1.1 Makam T Amir Hamzah

Universitas Sumatera Utara Saat kita memasuki gerbang pagar beton Masjid Azizi dan berjalan sekitar belasan meter ke arah sebelah kiri, tampak menjulang gagah menara masjid setinggi sekitar 60-an meter. Masjid ini berikut perkarangannya mampu menampung 2.000 orang jemaah. Sedangkan sebelah kanan terhampar halaman rumput luas yang di tengahnya terdapat empat makam pahlawan Langkat yang masih berdarah Sultan yaitu T Harun Azis Bin Sultan Abdul Aziz Abdul Djalil Rachmad Shah wafat saat revolusi tahun 1946, T Abdurrahman wafat 1909, T Soelaiman bin Tengku Syahruddin bin Tengku Al Haj Aminulah dibunuh saat huru-hara 1946 dan di sampingnya T Rusian bin T Ahmad Alfatiha. Sedangkan di halaman samping kanan masjid juga terlihat kuburan sang pujangga “religius” sekaligus pahlawan bangsa terkenal, T Amir Hamzah. Makam ini kondisinya cukup terawat. Tengku Amir merupakan sastrawan angkatan Pujangga Baru yang dikenal lewat beragam karyanya antara lain Buah Rindu, Bhagawad Gita dan Nyanyi Sunyi. Selain dikenal sebagai sastrawan Amir Hamzah juga dikenal sebagai ahli Sufi, yang bekas bekasnya bias dilihat dari banya karangannya. Di sebelah kiri kuburan keluarga T Amir Hamzah, kita pun melewati pagar tembok dan begitu memasuki sisi kanan masjid, bersemayam tiga makam dari Kesultanan Langkat yang memerintah negeri Melayu. Mereka yaitu Tengku Sultan H Musa, Tengku Sultan Abdul Aziz dan Tengku Sultan Mahmud yang dikelilingi makam anak dan cucunya.Semua makam ini putih bersih bagaikan kapas dan sudah dipagar khusus.

4.1.2 Festival Azizi

Setiap tahun wafatnya haul Tuan Guru “Besilam Babussalam” Syeikh Abdul Wahab Rokan, tercatat pada penanggalan tahun ArabHijriyah, masjid ini berfungsi sebagai wisata religius umat Islam di seluruh tanah air bahkan umat Islam dari negara-negara Asia Tenggara, seperti, Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam dan Thailand. Syeikh ini dikenal sebagai ulama Universitas Sumatera Utara yang menyebarkan “Tariqat Naqsabandiah” yang memilki pengikut tersebar dari Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi hingga negara-negara di Asia Tenggara tersebut. Jatuhnya peringatan haulnya syeikh itu juga bertepatan dengan eventFestival Azizi yang rutin setiap tahunnya diselenggarakan di masjid ini. Perlombaan-perlombaan pada festival ini seperti marhaban, berzanzi, azan, pemilihan dai cilik, baca puisi religius juga pameran dan bazar. Disaksikan para pengunjung atau wisatawan dalam dan luar negeri yang tumpah ruah datang ke Kota Tanjungpura. Festival bernuansa Islami itu sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Masjid Azizi dan sejarahnya. Hanya karena bertempat di Masjid Azizi, maka disebut Festival Azizi Keanggunan dan keindahan Masjid Azizi ini memang tak diragukan lagi. Pelancong dari berbagai negara menjadikan Masjid Azizi sebagai tempat wisata rohani. Sayang keberadaan masjid ini masih belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Seperti dikatakan Bahrum, pihak kenaziran berharap pemerintah Kabupaten Langkat diharapkan dapat merenovasi kembali masjid berusia lebih seratus tahun ini. Bantuan terakhir yang diterima kenaziran dari Pemkab Langkat lima tahun lalu. Jumlahnya Rp 200 juta untuk pengecatan Masjid Azizi Kita sudah ajukan permintaan bantuan lagi, namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan direalisasikan. Kepala Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Langkat H Abdul Aziz mengakui sampai saat ini, Pemkab belum berencana memberi bantuan perawatan pada Masjid Azizi. Menurut Aziz, sejak tahun 1981 hingga 2001 sejumlah bantuan telah diterima baik dari Pemkab, Pemprovsu dan Pemerintah Pusat maupun donatur lainnya. Universitas Sumatera Utara Sejauh ini memang belum ada rencana untuk merenovasi bangunan masjid. Karena kami menilai kondisi masjid utama masih bagus. Penerangan baik di dalam maupun di luar masjid sudah cukup. Perpustakaan dan tempat parkir masih terawat. Menilik Sejarah dan kisah yang menyertainya, seharusnya bangunan tua nan megah itu tidak cukup hanya dikagumi. Atau sekadar menjadi tempat yang dibanggakan tanpa dimaknai apa-apa. Hendaknya, bangunan Masjid Azizi mampu menjadi contoh bagaimana berbagai perbedaan budaya bisa hidup berdampingan dengan tenang, bahkan saling menguatkan.

4.2 Upaya dan Usaha Pengembangan Masjid Azizi di Kabupaten Langkat

Membicarakan peningkatan pariwisata juga harus melibatkan ketertiban dan keamanan masyarakat, perekonomian pengusaha kecil dan menengah di lokasi pariwisata, pelayanan publik oleh petugas PBB dan retribusi, dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD. Artinya upaya peningkatan pariwisata di Kabupaten Langkat juga berarti peningkatan pembangunan wilayah Kabupaten Langkat secara komprehensif. Peningkatan pariwisata di Kabupaten Langkat sangat penting karena saat ini kontribusi pariwisata kepada PAD Langkat baru sekitar 1 . Seperti diketahui, PAD Langkat PBB dan retribusi pada tahun 2008 mencapai Rp 23 milyar dan pada tahun 2009 diproyeksikan mencapai lebih dari Rp 31 milyar. Jadi 1 dari Rp. 31 milyar adalah sekitar Rp 31 juta. Itu adalah jumlah yang sangat sedikit.Namun penulis berpendapat,walaupun jumlah yang diterima Pemkab Langkat relatif masih sedikit, masyarakat sekitar 22 lokasi pariwisata di Kabupaten Langkat banyak berperan dan memperoleh keuntungan finansial dari kegiatan-kegiatan pariwisata yang ada lewat penyediaan jasa transportasi, penginapan, penjualan souvenirm, restoran, kedai, dan penyediaan barang dan jasa lainnya.Di tingkat dunia, pariwisata adalah salah satu industri Universitas Sumatera Utara terbesar dunia dan paling cepat pertumbuhannya. Menurut World Trade Organisation WTO, dalam 50 tahun terakhir pariwisata dunia hanya pernah turun dua kali, yakni pada tahun 1982 ketika terjadi krisis minyak dan pada tahun 2001 ketika terjadi serangan terhadap gedung WTC di New York dan wabah penyakit kuku dan mulut sapi di Eropa Utara. WTO meramalkan pada tahun 2020 wisatawan dunia akan mencapai 1,5 milyar orang. Keinginan untuk mendorong perkembangan dunia pariwisata Langkat terus bergulir dari berbagai pihak, termasuk dari insan pers yang mengemukakan harapannya terhadap potensi pariwisata di Kabupaten Langkat. Insan pers turut menyampaikan masukannya terkait prioritas pembangunan dunia pariwisata sekaligus komitmennya untuk membantu promosi wisata yang telah ada maupun yang akan digali nantinya. Pernyataan tersebut mengemuka saat dilakukan kegiatan temu pers menyangkut program dan pelaksanaan kegiatan Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Langkat bertempat di Press Room, Senin 83. Ketua Bakohumas Langkat Drs Sura Ukur yang juga Asisten Adm Umum Setdakab Langkat dalam penyampaiannya mengakui masih banyak hal-hal yang perlu dimaksimalkan dalam mengelola dunia pariwisata. Dikatakannya, koordinasi yang efektif dalam pengelolaan di zona-zona wisata perlu mendapat prioritas penting. Dirinya juga mengharapkan agar kebijakan khusus terhadap zona wisata yang memiliki kewenangan lintas sektoral perlu mendapat kajian khusus. Sementara itu Kakan Kebudayaan dan Pariwisata melalui Kasi Pengembangan dan Sarana Wisata Puan Meirina Mtd SS MSi memaparkan sejumlah kebijakan dan prioritas pengembangan dunia pariwisata di Langkat. Universitas Sumatera Utara Dikatakannya, objek wisata Bukit Lawang di Kecamatan Bahorok, dengan penangkaran Orang Utan masih menjadi primadona wisata di Langkat, selain kawasan Eko wisata Tangkahan di Kecamatan Batang Serangan maupun jelajah lintas arung jeram di Kecamatan Kutambaru. Dalam kegiatan yang dipandu Kabag Humas Syahrizal, kembali Puan mengharapkan agar pengembangan pariwisata ini dapat di lakukan secara terpadu mengingat berbagai sektor terlibat dalam pengelolaan suatu objek wisata. Peningkatan pariwisata tak bisa dilepaskan dari promosi. Negara-negara lain dan agen- agen pariwisata menghabiskan jutaan dolar untuk promosi pariwisata.Di tingkat nasional, pemerintah Indonesia terus berpromosi, seperti Visit Indonesia 2009, dan lainnya. Sumut Expo III 2009 di Jakarta baru-baru ini juga tak lepas dari usaha pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Penyebaran brosur, berita dari mulut ke mulut, dan internet adalah juga teknik-teknik promosi yang tak bisa ditinggalkan. Pada Mesjid Azizi penulis melihat semua upaya itu telah dilakukan, baik oleh pemerintah Kabupaten Langkat maupun oleh pengusaha-pengusaha pariwisatanya. Namun, frekwensi dan kualitasnyan mesti terus ditingkatkan, khususnya lewat media internet yang kini telah menjadi media produktif untuk menarik para wisatawan untuk berkunjung ke sebuah lokasi pariwisata. Untuk meningkatkan pembangunan dan pengembangan Masjid Azizi, maka per;u diperhatikan 1. Pembinaan Produk Wisata Ini merupakan usaha untuk meningkatkan mutu maupun pelayanan dari berbagai unsur produk wisata, seperti jasa penginapan, jasa angkutan wisata, jasa hiburan, jasa perjalanan, dan lain sebagainya. Pembinaan tersebut dapat berupa kombinasi usaha-usaha seperti pendidikan, Universitas Sumatera Utara dan latihan pengaturan dan pengarahan dari pemerintah, pemberian rangsangan dengan kondisi persaingan sehat untuk meningkatkan mutu produk dan pelayanan. 2. Pemasaran Mengingat saat ini dalam usaha pariwisata, persaingan sudah saat tinggi maka usaha pemasaran sangat perlu dilakukan untuk menarik minat pembeli. Pemasaran pariwisata merupakan hal yang komplek karena produk pariwisata memiliki cirri khas tersendiri dibandingkan produk barang atau jasa lainnya karena produk wisata menjual jasa-jasa wisata yang sangat dibutuhkan masyarakat, sehingga untuk memperkenalkan produk wisata itu harus dilakukan pemasaran yang objektif dimana pihak-pihak yang terkaiti harus ada kerja sama di dalamnya, walaupun tidak jarang terjadi persaingan tidak sehat. 3. Pembinaan masyarakat Kunci keberhasilan dalam pengembangan pariwisata adalah bagaimana pembinaan produk wisata dan bagaimana pembinaan masyarakat sadar wisata khususnya di Kabupaten Langkat itu sendiri. Penggalakan kerja sama itu dapat berupa kegiatan-kegiatan masyarakat baik secara langsung maupun secara tidak langsung seperti, menggalakan kegiatan pembersihan, pemeliharaan lingkungan bersih dan sehat, sehingga nilai-nilai keindahan, serta meningkatkan keramahtamahan masyarakat setempat yang dapat bermanfaat bagi pembangunan masyarakat daerah sendiri dan kepariwisataan di Kabupaten Langkat. Untuk mencapai tujuan masyarakat sadar wisata ini dapat diupayakan melalui media penerangan dan penyuluhan maupun kegiatan lainnya. 4. Pendidikan dan Penelitian Pengembangan pariwisata di Kabupaten Langkat merupakan usaha yang dilakukan secara terus-menerus agar dapat dan mampu daya saing terhadap pariwisata lainnya baik dari Universitas Sumatera Utara pelayanan, atraksi, maupun penataan objek wisata, sehingga dapat menyesuaikan dengan keinginan dan selera wisatawan secara positif. Penelitian dalam hal ini merupakan peranan penting dan mutlak karena penelitian merupakan upaya penting agar pembinaan pariwisata di Masjid Azizi dapat mencapai sasaran, sebelum dilakukan pembangunan-pembangunan pariwisata. Sehingga pada akhirnya jasa pelayanan yang diberikan dapat memuaskan wisatawan dan pemasaran pariwisata dapat terarah. Di samping penelitian, pendidikan merupakan kunci dalam pengembangan pariwisata seperti industri pariwisata yang sangat membutuhkan karyawan yang terampil sesuai dengan perkembangan pariwisata itu sendiri. Tanpa pendidikan tidak mungkin dapat terbina karyawan yang terampil dan mampu menangani industri pariwisata dengan baik. Pengembangan kepariwisataan banyak membawa manfaat dan keuntungan, oleh karena itu dalam Garis-garis Basar Haluan Negara GBHN 1993, dinyatakan bahwa, pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan pariwisata menjadi sector andalan yang mampu mengalahkan kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan sector lain yang terkait. Sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah dan pendapatan Negara serta penerimaan devisa meningkat melalui upaya pengembangan dan pendayungan berbagai potensi Kepariwisataan Nasional. Pengembangan kepariwisataan merupakan kegiatan lintas sektoral. Dengan demikian suksesnya pembangunan kepariwisataan nasional sangat ditentukan oleh adanya dukungan dan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat. Baik pemerintah, pihak swasta, maupun masyarakat lainnya. Universitas Sumatera Utara Dalam rangka usaha memperoleh dukungan dan pariwisat aktif seluruh lapisan masyarakat. Diperlukan penyebaran informasi tentang penting artinya pengembangan kepariwisataan yang dilakukan secara berkesinambungan atau berkelanjutan. Agar masyarakat luas dapat lebih berperan serta dalam pengembangan kepariwisataan, maka msyarakat perlu lebih memahami apa yang dimaksud dengan wisata, pariwisata, kepariwisataan dan wisatawan. Selanjutnya manfaat dan kepentingannya bagaimana pariwisata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan peranan dan serta yang diharapkan dari masyarakat luas.

4.3 Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Masyarakat Setempat