BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda, trasendental dan horizontal. Oleh sebab itu zakat memiliki banyak arti dalam kehidupan ummat
manusia, terutama Islam. Zakat memiliki banyak hikmah, baik yang berkaitan dengan Sang Khaliq maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara manusia.
Zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan sesuai firman Allah SWT :
َﻦْﯿِﻌِﻛاَﺮﻟا َﻊَﻣ اﻮُﻌَﻛْراَو َةﻮَﻛﱠﺰﻟا اﻮُﺗاَو َةﻮﻠﱠﺼﻟا اﻮُﻤْﯿِﻗَأَو
“Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan rukuklah bersama-sama orang yang rukuk. Q.S.Al-Baqoroh 2:43
Sumber zakat merupakan harta yang menjadi objek zakat. dan salah satu zakat yang diperintahkan Rasulullah adalah zakat maal, dan pada dewasa ini zakat
profesi atau zakat penghasilan merupakan kelompok zakat maal yaitu Al-Mal Al- Mustafad kekayaan yang dimiliki umat muslim melalui bentuk usaha yang sesuai
dengan syari’at agama. Zakat profesi sejalan dengan tujuan di syari’atkannya zakat seperti untuk
membersihkan dan mengembangkan harta serta menolong para mustahik, zakat profesi juga mencerminkan ras keadilan yang merupakan ciri utama ajaran Islam,
yaitu kewajiban zakat pada semua penghasilan dan pendapatan.
1
Landasan hukum kewajiban zakat profesi sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqoroh 267 :
َﺘَﺗ ﺎَﻟَو ِضْرَﺄْﻟا َﻦِﻣ ْﻢُﻜَﻟ ﺎَﻨْﺟَﺮْﺧَأ ﺎﱠﻤِﻣَو ْﻢُﺘْﺒَﺴَﻛ ﺎَﻣ ِتﺎَﺒﱢﯿَﻃ ْﻦِﻣ اﻮُﻘِﻔْﻧَأ اْﻮُﻨَﻣا َﻦْﯾِﺬﱠﻟا ﺎَﮭُﯾَﺄَﯾ َﺚْﯿِﺒَﺨْﻟا اﻮُﻤﱠﻤَﯿ
اﻮُﻤَﻠْﻋاَو ِﮫْﯿِﻓ اﻮُﻀِﻤْﻐُﺗ ْنَأ ﺎﱠﻟِإ ِﮫْﯾِﺬِﺧَﺄِـﺑ ْﻢُﺘْﺴَﻟَو َنْﻮُﻘِﻔْﻨُﺗ ُﮫْﻨِﻣ ٌﺪْﯿِﻤَﺣ ﱞﻰِﻨَﻏ َﷲا ﱠنَأ
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah dijalan Allah, sebagian dari hasil usaha mu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari
bumi untuk kamu, dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya dan ketahuilah bahwa Allah maha kaya lagi maha terpuji”. Q,S.Al-Baqarah :267
Dalam pemberdayaannya, zakat tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk hal- hal yang bersifat konsumtif, tetapi juga untuk sesuatu yang bersifat produktif.
Dengan pemanfaatan zakat untuk kegiatan yang produktif akan memberikan income pemasukan bagi para penerima zakat dalam kelangsungan hidupnya.
Para penerima zakat akan terbantu untuk mendapatkan lapangan pekerjaan yang akan meningkatkan kesejahteraan bagi dirinya dan keluarganya yang selanjutnya
berdampak bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, apabila zakat dikelola dengan baik, maka zakat akan dapat dipergunakan sebagai
sumber dana yang potensial yang berasal dari masyarakat sendiri dan dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Pengelolaan zakat ini
akan optimal apabila dapat dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pengelola zakat.
Dalam lima belas tahun terakhir ini, perkembangan pengelolaan zakat di Indonesia sangat menggembirakan. Jika sebelum tahun 1990-an pengelolaan zakat
masih bersifat terbatas, tradisional, dan individual, namun kemudian, pengelolaan zakat memasuki era baru. Unsur-unsur profesionalisme dan manajemen modern
mulai dicoba diterapkan. salah satu indikatornya adalah bermunculannya badan- badan dan lembaga-lembaga amil zakat baru yang menggunakan pendekatan-
pendekatan baru yang berbeda dengan sebelumnya. Pada akhir dekade 90-an, tepatnya pada tahun 1999, pengelolaan zakat
mulai memasuki level negara, setelah sebelumnya hanya berkutat pada tataran masyarakat. Hal tersebut ditandai dengan disahkannya Undang-undang UU No
381999 tentang Pengelolaan Zakat. UU inilah yang menjadi landasan legal formal pelaksanaan zakat di Indonesia.
Dalam upaya pengumpulan zakat, pemerintah telah mengukuhkan Badan Amil Zakat BAZ, yaitu lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah,
yang personalia pengurusnya terdiri atas ulama, cendekiawan, profesional, tokoh masyarakat, dan unsur pemerintah. Salah satu contohnya adalah Badan Amil
Zakat Daerah Kabupaten Serang Banten. Pengelolaan zakat di Indonesia hingga kini belum memberikan hasil yang
optimal. Pengumpulan maupun pemberdayaan dana zakat masih belum mampu memberikan pengaruh terlalu besar bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Padahal, pengelolaan zakat telah ditopang oleh sebuah perangkat hukum yaitu UU No 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.
Pengelolaan zaka bukanlah persoalan yang mudah dilakukan, mengingat pertama : zakat merupakan amanah umat Islam yang pengelolaannya memerlukan
pengetahuan sekaligus yakni : tentang fiqih zakat dan keterampilan manajemen pengelolaan zakat. Kedua : pengelolaan zakat memerlukan kepercayaan.
Kepercayaan diperoleh dari tata kerja pengelola yang amanah, professional dan memahami fiqih zakat. Ketiga : mengelola zakat dalam masa sekarang, menuntut
sumber daya manusia pengelola yang handal, proaktif, amanah dan memiliki keikhlasan yang kuat. Hal ini menjadi penting mengingat para muzzaki kini
mengharapkan adanya keterbukaan dan pelaporan dana zakat yang dapat dipercaya dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat.
Hal ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi pengurus BAZDA Kabupaten Serang. Selain hak tersebut di atas, potensi dan zakat yang jumlahnya
cukup banyak dapat digali kembali terutama dilingkungan Pemerintah Daerah, kawasan industri dan sektor swasta lainnya sebagai upaya untuk memperluas
cakupan dana zakat yang digunakan untuk mengurangi kemiskinan dan kesejahteraan sosial umat, dalam konteks ini, Pemerintah Kabupaten Serang telah
mengeluarkan kebijakan kewajiban bagi para PNS disemua jenjang untuk mengeluarkan zakat sesuai ketentuan yang ada. dan secara bertahap Pemerintah
Daerah Kabupaten Serang akan mendorong sektor swasta lainnya untuk juga mengoptimalkan pendapatan dana zakat.
1
BAZDA Kabupaten Serang berhasil meraih dana zakat profesi pada tahun 2009 sebesar Rp. 2,846,327,075. Dua milyar delapan ratus empat puluh enam
1
Suparman Usman, Profil BAZDA Kabupat en Serang, Bant en: Sehat i Grafika, 2007, h. 4
Juta tiga ratus dua puluh tujuh ribu tujuh puluh lima rupiah. dan pada tahun 2010 diperoleh zakat profesi sebesar Rp. 3,041,609,600.29 Tiga milyar empat puluh
satu juta enam ratus Sembilan juta enam ratus rupiah.
2
Dari angka tersebut terlihat selama dua tahun terakhir adanya kenaikan dana zakat
profesi yang diperoleh
BAZDA Kabupaten Serang sebesar Rp.195,282,525.29 atau kenaikan zakat profesi dari tahun 2009 ke 2010 sebesar
6,8. Berdasarkan data dari dinas kependudukan dan pencatatan sipil Kabupaten
Serang bahwa jumlah penduduk Kabupaten Serang sesuai dengan jenis pekerjaan sebanyak 1.571.174 orang, kemudian jumlah penduduk yang wajib dikenakan
zakat profesi sebanyak 231.402 orang. Ini menunjukan bahwa masih besrnya potensi zakat profesi yang harus digali oleh BAZDA Kabupaten Serang.
Atas dasar pemikiran tersebutlah penulis tertarik untuk membahas masalah
badan amil zakat dengan judul “Strategi Penggalangan Dana Zakat Profesi Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Serang Banten
.”
B. Pembatasan dan perumusan masalah