Pelaksanaan Peceraian di Kel. Pulau Tidung

BAB IV PROSEDUR PERCERAIAN DI KELURAHAN PULAU TIDUNG

KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUN SERIBU

A. Pelaksanaan Peceraian di Kel. Pulau Tidung

Telah diuraikan sebelumnya bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Gugatan peceraian yang diajukan oleh suami atau isteri atau kuasanya kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tegugat. Adapun pelaksanaan perceraian yang dilakukan suami isteri di Kel. Pulau Tidung, itu sebagaimana hasil penelitian yang penulis lakukan di Kelurahan Pulau Tidung baik melalui aparat kelurahan, maupun para penghululebe dan juga tokoh masyarakat setempat, secara singkat penulis uraikan pelaksanaan perceraian di luar Pengadilan Agama tersebut. 71 Pada pasangan suami isteri yang melakukan peceraian itu biasanya yang pertama mereka datangi adalah Bapak RT setempat di sana mereka mengemukakan alasan- alasan kenapa mereka ingin bercerai, dalam hal ini RT mewakili tugas seorang hakim yakni berusah mendamaikan kedua belah pihak yang sedang besengketa dengan segala cara, akan tetapi bilaman RT setempat tidak mampu lagi untuk 71 Sumber KUA Kep. Seribu membujukmendamaikan kembali kedua belah pihak untuk hidup rukun, maka biasanya bapak RT menghadirkan RW setempat. Tugas RW dalam hal ini sama halnya seperti RT yaitu berembukbermusyawarah dengan RT untuk berusaha mendamaikan kedua belah pihak yang bersengketa, perlu diketahui pula bahwa selam proses ini, yakni menghadapi RT dan RW para pasangan kawin yang melakukan perceraian itu tidak didamingi oleh siapapun. Barulah setelah RT dan RW sudah tidak sanggup lagi mendamaikan kedua belah pihak maka dari pihak RT dan RW memanggil atau menghadirkan penghulu dan tokoh masyarakat juga para saksi dari pihak keluarga masing-masing atau orang yang mengetahui kejadian yang sebenarnya. Pada hal ini penghulu dan tokoh masyarakat berperan sama seperti RT dan RW tersebut yakni berusaha mendamaikan kedua belah pihak. Apabila tidak ditemukan kesepakatan atara kedua belah pihak untuk mendamaikan, maka penghulu dan tokoh masyarakat meminta keterangan dahulu oleh para saksi, guna mengetahui kebenaran kebenaran para pihak yang bersangkutan. 72 Apabila hal ini para sakasi memberikan keterangan yang sama seperti yang dijelaskan oleh para pihak yang bersengketa, maka penghulu dan tokoh masyarakat kembali mengkonfirmasikan hal ini kepada para pihak yang besengketa. Setelah hal ini dilakukan dan para pihak yang bersangkutan masih tetap pada pendiriannya yakni ingin bercerai maka punghulu dan tokoh masyarakat mengambil keputusan perceraian dengan lisan yang didengakan oleh para saksi dan pihak isteri yang bersengketa, dengan demikian kedua belah pihak telah bercerai dan berakhirlah hubungan perkawianan 72 Sumber KUA Kep. Seribu mereka. Perlu diketahui perceraian mereka hanya dilakukan secara lisan tidak tertulis, tetapi apabila salahsatu pihak yang bersengketa tidak hadir pada putusan perceraian tersebut maka penghulu dan tokoh masyarakat membuat surat pernyataan cerai untuk disampaikan kepada pihak yang tidak hadir. Perlu diketahui pula bahwa proses perceraian yang dilakukan oleh kedua belah pihak yang bersengketa itu dilakukan dari pengaduan kedua belah pihak sampai diputusnya itu 10 hari dan tidak dipungut biaya. Adapun apabila para pihak yang bersengketa itu memiliki anak, maka apabila anak tersebut berusia di bawah 6 tahun itu biasanya diasuh oleh ibunya dan apabila di atas usia tesebut itu diserahkan sepenuhnya kepada anak untuk memilih kepada siapa dia akan tinggal atau dipelihara. Akan tetapi dari pihak suami tidak memberikan nafkah kepada anaknya. 73

B. Dasar Hukum Peceraian dan Faktor Penyebabnya