4.4 Karakteristik IMT pada penderita pufaPUFA
Umumnya IMT siswa penderita pufaPUFA pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan lebih banyak berada pada kategori normal yaitu 55,9 . Pada kategori
kurus persentase lebih banyak pada perempuan yaitu 35,9 daripada laki-laki 28,7, sebaliknya persentase gemuk dan obesitas lebih banyak pada laki-laki 7,4 dan 5,3
daripada perempuan 4,8 dan 1,9 Tabel 6. Tabel 6. Persentase karakteristik IMT penderita pufaPUFA berdasarkan jenis
kelamin pada responden Jenis
Kelamin IMT
Jumlah Sangat
kurus Kurus
Normal Gemuk
Obesitas n
n n
n n
Laki-laki Perempuan
- 4
- 3,8
27 37
28,7 35,9
55 55
58,5 53,4
7 5
7,4 4,8
5 2
5,3 1,9
94 103
Jumlah 4
2,0 64
32,5 110
55,9 12
6,1 7
3,5 197
4.5 Distribusi pufaPUFA berdasarkan usia
Rata-rata pufa semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia yaitu usia 6-7 tahun rata-rata pufa 1,97±1,71 sedangkan usia
≥12 tahun rata -rata pufa menjadi 0,24±0,56, demikian juga dengan rata-rata pufa+PUFA pada usia 6-7 tahun rata-rata
pufa+PUFA 2,23±1,98 sedangkan usia ≥12 tahun rata -rata pufa+PUFA menjadi
0,94±1,19. Sebaliknya rata-rata PUFA semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia yaitu usia 6-7 tahun rata-rata PUFA 0,27±0,67 sedangkan usia
≥12 tahun rata-rata PUFA menjadi 0,71±0,98 Tabel 7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Distribusi pufaPUFA berdasarkan usia pada responden n=302 Usia
Tahun pufa
PUFA pufa+PUFA
Total ��
SD ��
SD ��±SD
6-7 8-9
10-11 ≥12
1,97 1,25
0.71 0,24
1,71 1,21
1,06 0.56
0,27 0,51
0,22 0,71
0,67 0,87
0,52 0,98
2,23±1,98 1,76±1,57
0,94±1,23 0,94±1,19
94 87
104
17
4.6 Hubungan pufaPUFA dengan IMT
Tabel 8 menunjukkan persentase gemukobesitas lebih banyak pada skor pufa 0 dan 1 yaitu 27,6 dan 16,0, sebaliknya persentase sangat kuruskurus lebih
banyak dijumpai pada skor 3,4 dan 5 yaitu berturut-turut 83,3, 71,4 dan 86,7. Hal yang sama terlihat pada skor PUFA, dimana persentase gemukobesitas
hanya dijumpai pada skor 0 dan 1 yaitu 21,1 dan 9,4. Tidak dijumpai anak dengan kategori gemukobesitas pada skor 2 dan 3, sebaliknya persentase sangat
kuruskurus cukup tinggi pada skor PUFA 2 yaitu 74,1 bahkan sampai 100 pada skor PUFA 3.
Persentase gemukobesitas yang tinggi juga dijumpai pada skor pufa+PUFA 0 yaitu 32,4 yang kemudian semakin menurun dengan bertambahnya skor
pufa+PUFA, sebaliknya persentase sangat kuruskurus cukup tinggi pada skor pufa+PUFA 5 yaitu 86,4.
Hal ini menunjukkan semakin bertambah skor pufa+PUFA maka semakin meningkat pula persentase anak yang sangat kuruskurus. Hasil analisis juga
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara skor pufa dengan IMT p=0,000, skor PUFA dengan IMT p=0,000 dan skor pufa+PUFA dengan IMT
p=0,000.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Hubungan pufaPUFA dengan IMT pada responden Skor
IMT Total
Hasil analisis
Sangat Kurus Kurus
Normal Gemuk
Obesitas n
n n
n pufa
1 2
3 4
5 6
6 14
20 10
13 4,7
8,0 29,8
83,3 71,4
86,7 86
57 30
2 3
2 67,7
76,0 63,8
8,3 21,4
13,3 35
12 3
2 1
- 27,6
16,0 6,4
8,3 7,1
- 127
75 47
24 14
15 p= 0,000
Total 69
22,8 180
59,6 53
17,5 302
PUFA
1 2
3 34
9 20
6 14,3
28,1 74,1
100,0 153
20 7
- 64,6
62,5 25,9
- 50
3 -
- 21,1
9,4 -
- 237
32 27
6 p=0,000
Total 69
22,8 180
59,6 53
17,5 302
pufa+PUFA
1 2
3 4
5 6
1 2
8 17
15 19
7 1,0
2,7 15,7
73,9 75,0
86,4 27,5
70 61
38 4
4 3
- 66,7
82,4 74,5
17,4 20,0
13,6 -
34 11
5 2
1 -
- 32,4
14,9 9,8
8,7 5,0
- -
105 74
51 23
20 22
7 p=0,000
Total 69
22,8 180
59,6 53
17,5 302
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN