Indeks PUFA Indeks Massa Tubuh

2.3 Indeks PUFA

Indeks PUFA adalah indeks yang digunakan untuk pengukuran karies yang tidak dirawat. Menurut Palenstein, ada empat kondisi oral akibat karies gigi yang tidak dirawat yang digunakan untuk pengukuran indeks PUFA yaitu pulpitis, ulserasi, fistula dan abses. Indeks ini diperkenalkan pertama kali oleh Monse et al. pada tahun 2010. 15 Indeks tersebut dibuat secara terpisah dari indeks DMFTdmft dan skor keterlibatan pulpa, ulserasi dari mukosa mulut karena fragmen akar, fistula atau abses. Lesi yang tidak diakibatkan oleh karies yang tidak dirawat tidak diberikan skor. Penilaian PUFA dilakukan secara visual tanpa menggunakan alat. Hanya satu nilai yang diberikan per gigi. 6 Huruf besar digunakan untuk gigi permanen dan huruf kecil digunakan untuk gigi susu, dengan kriteria sebagai berikut: 16 Pp : keterlibatan pulpa dicatat pada saat pembukaan ruang pulpa atau ketika struktur mahkota gigi telah hancur oleh proses karies dan hanya akar atau fragmen akar yang tersisa. Tidak ada probing dilakukan untuk mendiagnosis keterlibatan pulpa. Uu : Ulserasi karena trauma mahkota gigi yang tajam dicatat pada saat tepi tajam dari dislokasi gigi dengan keterlibatan pulpa atau fragmen akar menyebabkan ulserasi traumatis jaringan lunak sekitarnya, misalnya, lidah atau mukosa bukal. Ff : Fistula dicatat ketika nanah keluar dari saluran sinus yang berhubungan dengan keterlibatan pulpa gigi. A ⁄a: Abses dicatat ketika adanya nanah dan terjadi pembengkakan terkait dengan keterlibatan pulpa gigi. PUFApufa skor per orang dihitung secara kumulatif sama seperti untuk DMFTdmft dan mewakili jumlah gigi yang memenuhi kriteria diagnostik PUFApufa. Untuk seorang individu, skor pufa dapat berkisar 0-20 untuk gigi susu dan skor PUFA 0-32 untuk gigi permanen. Prevalensi PUFApufa dihitung sebagai persentase dari populasi dengan skor PUFApufa satu atau lebih. 6 Universitas Sumatera Utara

2.4 Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa tubuh yang dikenal sebagai Body Mass Index BMI merupakan suatu pengukuran yang membandingkan berat badan dan tinggi badan. 17 IMT diyakini dapat menjadi indikator atau menggambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, untuk ketepatan riset diperlukan dual energy x-ray absorbtiometry yang dapat menentukan secara tepat komposisi tubuh. Intrepretasi IMT tergantung pada umur dan jenis kelamin anak, karena anak lelaki dan perempuan memiliki lemak tubuh yang berbeda. IMT merupakan altenatif pengukuran lemak tubuh karena biayanya murah dan metode skrining kategori berat badan yang mudah dilakukan. 18 The World Health Organization WHO pada tahun 1997, The National Institute of Health NIH pada tahun 1998 dan The Expert Committee on Clinical Guidelines for Overweight in Adolescent Preventive Services merekomendasikan Indeks Massa Tubuh sebagai baku pengukuran berat badan pada anak dan remaja di atas usia 2 tahun. IMT merupakan petunjuk untuk menentukan berat badan berdasarkan Indeks Quatelet berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter kgm2. 19 IMT mempunyai keunggulan utama yakni menggambarkan lemak tubuh yang berlebihan, sederhana dan dapat digunakan dalam penelitian populasi berskala besar. Pengukurannya hanya membutuhkan 2 hal yakni berat badan dan tinggi badan, yang keduanya dapat dilakukan secara akurat oleh seseorang dengan sedikit latihan. 20 Salah satu kelemahan IMT adalah tidak bisa membedakan berat yang berasal dari lemak dan berat dari otot atau tulang. IMT juga tidak dapat mengidentifikasi distribusi lemak tubuh, sehingga beberapa penelitian menyatakan bahwa standar cut off point untuk mendefinisikan obesitas berdasarkan IMT mungkin tidak menggambarkan risiko yang sama untuk konsekuensi kesehatan pada semua ras atau kelompok etnis. 20 Pada penelitian ini, pengukuran IMT yang dilakukan adalah IMT anak yaitu Indeks Massa Tubuh per Umur IMTU sesuai dengan antropometri. Antropometri dapat digunakan untuk berbagai tujuan, tergantung pada indikator antropometri yang Universitas Sumatera Utara dipilih. Antropometri adalah pengukuran bagian-bagian tubuh, perubahan pada tubuh merefleksikan keadaan kesehatan dan kesejahteraan seseorang atau penduduk tertentu. Antropometri digunakan untuk menilai dan memprediksi status gizi. 21 Cara menentukan IMTU adalah sebagai berikut: 1. Terlebih dahulu tentukan IMT anak. Setelah nilai IMT tersebut diperoleh maka, nilai IMT hasil perhitungan pada diagram IMT menurut umur referensi WHONCHS 2007 sesuai dengan jenis kelamin dan umur anak. Untuk mengetahui nilai IMTU, dapat diperoleh dengan perhitungan rumus berikut ini: 21 IMT = berat badan kg tinggi badan mx tinggi badan m Setelah nilai IMT diperoleh, bandingkan nilai IMT hasil perhitungan pada diagram BMI for age sesuai jenis kelamin dan umur anak. Gambar 6 dan 7 Gambar 6. Diagram BMI for Age untuk anak laki-laki usia 5-19 tahun 21 Universitas Sumatera Utara Gambar 7. Diagram BMI for Age untuk anak perempuan usia 5-19 tahun 21 2. Penentuan kriteria anak disesuaikan dengan memperhatikan nilai Z-score pada diagram WHO. Penjelasan diagram WHO untuk IMT terhadap umur terlihat pada Tabel 1. 22 Z-score merupakan indeks antropometri yang digunakan secara internasional untuk menentukan status gizi dan pertumbuhan, yang diekspresikan sebagai satuan standar deviasi SD populasi rujukan. 21 Z-score paling sering digunakan. Secara teoritis, Z-score dapat dihitung dengan cara berikut: 22 � − ����� = Nilai IMT yang diukur – Median Nilai IMT referensi Standar Deviasi dari standarreferensi Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Kategori Status Gizi Berdasarkan Z-score 22 Z-score Indikator pertumbuhan PBU atau TBU BBU BBPB atau BBTB IMTU Di atas 3 Lihat Catatan1 Lihat catatan 2 Sangat Gemuk Obes Sangat Gemuk Obes Di atas 2 Di atas 1 Gemuk Overweight Risiko Gemuk Lihat Catatan 3 Gemuk Overweight Risiko Gemuk Lihat Catatan 3 0 Angka Median Di bawah 1 Di bawah 2 Pendek Stunted Lihat Catatan 4 BB Kurang Underweight Kurus Wasted Kurus Wasted Di bawah 3 Sangat Pendek Severe Stunted BB Sangat Kurang Severe Underweight Sangat Kurus Severe Wasted Sangat Kurus Severe Wasted Catatan : 1. Seorang anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak menjadi masalah kecuali anak yang sangat tinggi mungkin mengalami gangguan endokrin seperti adanya tumor yang memproduksi hormon pertumbuhan. Rujuklah anak tersebut jika diduga mengalami gangguan endokrin misalnya anak yang tinggi sekali menurut umurnya, sedangkan tinggi orangtua normal. 2. Seorang anak berdasarkan BBU pada kategori ini, kemungkinan mempunyai masalah gizi atau pertumbuhan, tetapi akan lebih baik bila anak ini dinilai berdasarkan indikator BBPB atau BBTB atau IMTU. 3. Anak mempunyai kemungkinan risiko, bila kecenderungannya menuju garis z-score +2 berarti risiko lebih pasti. 4. Anak yang pendek atau sangat pendek kemungkinan akan menjadi gemuk bila mendapatkan intervensi gizi yang salah. Universitas Sumatera Utara

2.5 Hubungan Karies yang tidak dirawat dengan pertumbuhan anak