Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik J 19
Pelaksanaan rencana tindakan memiliki karakter perjuangan materiil, sosial, dan politis ke arah perbaikan. Mungkin negosiasi dan kompromi
diperlukan, tetapi kompromi harus juga dilihat dalam konteks strateginya. Nilai tambah taraf sedang mungkin cukup untuk sementara
waktu, dan nilai tambah ini kemudian mendasari tindakan berikutnya.
c. Observasi
Observasi tindakan di kelas berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan bersama prosesnya. Observasi berorientasi ke
depan, tetapi memberikan dasar bagi refleksi sekarang, lebih-lebih lagi ketika putaran atau siklus masih berlangsung perlu dijaga agar
observasi: 1 direncanakan agar a ada dokumen sebagai dasar refleksi berikutnya, b fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang
tak terduga; 2 dilakukan secara cermat karena tindakan guru di kelas selalu akan dibatasi oleh kendala realitas kelas yang dinamis, diwarnai
dengan hal-hal tak terduga; 3 bersifat responsif, terbuka. Adapun yang diamati dalam PTK adalah a proses tindakannya, b
pengaruh tindakan yang disengaja dan tak sengaja, c keadaan dan kendala tindakan, d bagaimana keadaan dan kendala tersebut
menghambat atau mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya, dan e persoalan lain yang timbul.
d. Refleksi
Yang dimaksud dengan refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan sesuai seperti yang telah dicatat dalam
observasi. Melalui refleksi guru berusaha: 1 Memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata
dalam tindakan strategi dengan mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi pembelajaran.
2 Memahami persoalan pembelajaran dan keadaan kelas di mana pembelajaran dilaksanakan.
Dalam melakukan refleksi, guru sebaiknya berdiskusi dengan teman sejawat yang bertujuan untuk menghasilkan rekonstruksi makna situasi
pembelajaran kelas dan memberikan masukan pada perbaikan rencana
20
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik J
siklus berikutnya. Refleksi memiliki aspek evaluatif, guru hendaknya menimbang-nimbang pengalaman menyelenggarakan pembelajaran di
kelas, untuk menilai apakah pengaruh persoalan yang timbul memang diinginkan, dan memberikan saran-saran tentang cara-cara untuk
meneruskan pekerjaan. Refleksi juga disebut deskriptif, artinya guru harus melihat kembali apa
yang sudah dilakukan dan mengembangkan kembali tentang proses pembelajaran kelas, kendala yang dihadapi dalam melakukan tindakan
di kelas, dan apa yang dilakukan untuk para peserta didik agar mencapai tujuan perbaikan pembelajaran.
3. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan a. Mengidentifikasi Masalah dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru sering menemukan banyak masalah di dalam kelas, baik yang berupa proses pembelajaran, kondisi
peserta didik maupun hasil belajar. Permasalahan yang kompleks yang terjadi dalam kelas perlu diidentifikasi, dianalisis dan dipecahkan. Salah
satu solusi yang dapat dilakukan untuk memecahkan pemasalahan dalam kelas dapat dilakukan dengan Penelitian Tindakan Kelas.
Namun, terkadang kita sulit mengidentifikasi masalah yang layak untuk diangkat ke dalam penelitian. Salah satu teknik yang dapat dipakai
untuk menentukannya adalah dengan mengikuti empat kriteria berikut ini:
1 permasalahan penelitian harus berhubungan dengan proses belajar mengajar dan berhubungan dengan praktik hari-hari;
2 permasalahan penelitian haruslah di bawah kewenangan dan kontrol dari guru yang bersangkutan;
3 permasalahan haruslah sesuatu yang menarik bagi guru peneliti; dan 4 permasalahan penelitian haruslah sesuatu yang ingin diubah atau
ingin ditingkatkan oleh guru peneliti. Teknik lain yang bisa digunakan untuk menetapkan masalah dapat kita
lihat dalam gambaran langkah-langkah menetapkan masalah berikut ini.