Proses Konseling Konseling Rasional Emotif Behavior
17
A activiting events
B belief C emotional and behavioral consequences
D disputing E effect
F new feeling Konseling berada pada titik D. Konselor membantu konseli untuk mengubah
pikirankeyakinan yang irasionalnya dengan teknik kognitif, afektif, dan behavioristk. Jika konseling berhasil, maka efeknya konseli memiliki pikiran yang rasionalpostif sehingga
tindakan dan perasaannya juga rasionalpositif. Tugas Konselor: a menjelaskan bahwa konseli mengadopsi pikiran irasional, b
menyadarkan konseli bahwa ia memelihara gangguan emosi secara aktif dengan terus menerus berpikir secara tidak logis dan tidak realistis, c menyadarkan konseli bahwa ia
bertanggung jawab terhadap gangguan emosi yang dialami, d membantu konseli mengubah pikiran irrasional dan mengganti pikiran tersebut dengan yang rasional, dan
emembantu konseli untuk mengembangkan falsafah hidup rasional sehingga pada masa depan ia dapat menghindari menjadi korban pikiran irrasional.
Tugas Konseli : a Aktif terlibat dalam konseling dalam menemukan pikiran tidak rasional dan menggantinya dengan pikiran rasional , b Aktif di luar konseling dalam
melaksanakan tugas-tugas pekerjaan rumah bagi pemecahan masalah dan perubahan emosi dan perilaku yang merusak diri.
Hubungan konseling yang ditandai ketulusan, pemahaman, dan penghargaan positif penting bagi pencapaian tujuan konseling tetapi tidak mencukupi bagi terjadinya
perubahan tingkah laku bagi konseling. Dalam hal ini diperlukan teknik-teknik konseling
18
untuk membantu konseli mengubah pikiran, perasaan, dan tindakan yang merusak diri dengan pikiran, perasaan, dan tindakan yang produktif bagi pengembangan dirinya secara
optimal. Proses Konseling berlangsung melalui tahapan berikut: a Pembinaan hubungan
konseling. Pada tahap ini, konselor menciptakan suasana kondusif bagi konseling yang ditandai adanya penerimaan, pemahaman, dan ketulusan sehingga timbul rasa percaya
konseli kepada konselor, b pengungkapan masalah: tahap ini terdiri atas kegiatan pengungkapan gangguan emosional, dan penjelasan hubungan pikiran dan gangguan
emosional konseli, c penetapan pikiran irasional: pada tahap ini konselor membantu konseli menidentifikasi pikiran irasional dan menyadarkannya tentang tanggung jawab
bahwa karena masalah disebabkan oleh pikiran irasional konseli maka tanggung jawab dalam mengubahnya adalah ada konseling dengan dampingan konselor, d reorganisasi
pikiran irrasional:
pada tahap
reorientasi pikiran
irasional terdiri
atas penentanganpengubahan pikiran irasional dengan teknik kognitif, emotif, dan
behavioral, dan Penguatan pikiran rasional dengan teknik kognitif, emotif, dan behavioral juga, dan dan e pengakhiran: pada tahap pengakhiran, konselor membantu konseli
melakukan penyimpulan kemajuan konseli serta memberikan dorongan pengembangan pikiran dan falsafah hidup rasional untuk pengembangan optimal dirinya.