Dalam perikatan dan perjanjian terdapat suatu hal yang dapat dituntut itu dinamakan prestasi, yang berupa :
1. Menyerahkan suatu barang.
2. Melakukan suatu perbuatan.
3. Tidak melakukan suatu perbuatan.
Adapun sumber-sumber perikatan antara lain : Perikatan yang lahir dari undang-undang terdiri atas :
1. Yang lahir dari undang-undang saja.
2. Yang lahir dari undang-undang karena perbuatan orang, perbuatan orang ini dapat
berupa perbuatan yang diperbolehkan, atau yang melanggar hukum atau ketentuan tertulis yang mengikat.
3. Perikatan yang lahir dari kontrak perjanjian.
4. Dalam Pasal 1313 KUHPerdata menyebutkan bahwa “ suatu persetujuan adalah
suatu perbuatan dengan mana satu oran atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
5. Untuk perjanjian tertentu undang-undang menentukan harus dalam bentuk
tertentu, sehingga apabila bentuk itu tidak dituruti, maka perjanjian itu tidak sah. Dengan demikian bentuk tertulis tadi tidak hanyalah semata-mata meupakan
alat pembuktian semata saja, tetapi merupakan syarat untuk adanya bestaanwaarde perjanjian itu
6
.
B. Objek dan Subjek Perjanjian. 1.
Objek Perjanjian
6
Dengan demikian untuk adanya kewajiban prestasi pada pihak debitur, harus dibuktikan adanya perikatan yang mewajibkan debitur prestasi.
Universitas Sumatera Utara
Inti dan hakekat dari perjanjian atau perikatan tiada lain : Ialah prestasi, sesuai dengan Pasal 1234 KUHPerdata prestasi yang diperjanjikan itu
adalah untuk menyerahkan, melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Memberikan atau menyerahkan benda tidak hanya terbatas pada benda yang berwujud ataupun benda
yang tertulis tetapi juga termasuk didalamnya penyerahan akan kenikmatan dari suatu barang, misalnya sewa-menyewa.
Menurut Pasal 1332 KUHPerdata hanya barang-barang yang dapat diperdagangkan saja yang dapat menjadi pokok-pokok perjanjian. Barang-barang yang dipergunakan untuk
kepentingan umum tidak bisa dijadikan objek perjanjian. Kemudian agar suatu perjanjian dapat dikatakan memenuhi kekuatan hukum yang sah, bernilai dan mempunyai kekuatan
hukum yang mengikat maka prestasi yang menjadi objek perjanjian harus tertentu, atau sekurang-kurangnya jenis objek harus tertentu Pasal 1332 KUHPerdata.
Prestasi yang dilaksanakan seorang debitur harus sesuatu yang benar-benar dapat dilaksanakan. Akan tetapi dalam mempersoalkan masalah prestasi yang tidak mungkin
untuk dilaksanakan harus dapat dibedakan ketidakmungkinan mutlak dan ketidakmungkinan dari si debitur. Secara teoritis atas ketidakmungkinan tersebut terdiri atas
dua pendapat yaitu : a.
Ketidakmungkinan yang subjektif yaitu didasarkan pada anggapan subjektif debitur, hal ini tidak berimplikasi pada batalnya perjanjian.
b. Ketidakmungkinan objektif, prestasi secara nyata dan benar memang tidak dapat dilaksanakan debitur
Perjanjian yang prestasinya tidak mungkin dilakukan sejak dari semula membuat perjanjian yang demikian dengan sendirinya dianggap tidak sah, tidak mengikat, dan tidak
Universitas Sumatera Utara
ada kewajiban dari debitur untuk memenuhinya, sebab ketidakmungkinan itu telah menghapus kewajiban itu sendiri dan menghapus resiko yang dapat diberatkan atau
dibebankan pada debitur. Apabila pada saat dibuat perjanjian semula memang benar-benar mungkin namun
demikian oleh karena suatu hal menjadi tidak mungkin maka perjanjian seperti itu dianggap sah dan berharga. Adapun masalah sampai dimana pengaruh kejadian yang
menyebabkan ketidakmungkinan tersebut masuk dalam ruang lingkup Overmacht. Prestasi yang menjadi objek perjanjian bisa saja yang tidak bernilai uang, hal
tersebut didasarkan pada pengertian penggantian suatu kerugian atau ganti rugi tidak berwujud berupa pemulihan kerugian dibidang moral dan kesopanan. Hal ini diatur dalam
Pasal 1239,1240,1241,1243
7
. KUHPerdata. Akan tetapi pendapat yang lain menyatakan bahwa setiap prestasi harus dapat dinilai dengan uang hal ini didasarkan pada pandangan
bahwa setiap prestasi harus mempunyai nilai ekonomi yang dapat dengan sendirinya menjadi bernilai uang.
2.Subjek Perjanjian
Yang dimaksud dengan subjek perjanjian ialah pihak - pihak yang terkait dalam suatu perikatan. Timbulnya perjanjian disebabkan oleh adanya hubungan hukum antara
dua orang atau lebih yang menduduki posisi berbeda. Dengan dilakukannya kata sepakat untuk melakukan perjanjian, maka kedua belah pihak telah mempunyai kebebasan dalam
7
Setiap perikatan harus terjadi pemenuhan kewajiban dalam penyelesaiannya yaitu memberikan penggantian biaya, rugi dan bunga
Kreditur berhak menuntut akan hapusnya segala sesuatu yang telah diperbuat pada debitur tanpa mengurangi hak penggantian biaya, rugi dan bunga atas alasan itu.
Apabila perikatan tersebut tidak dilaksanakan maka kreditur dikuasakan untuk melaksanakan pada debitur. Penggantian biaya , rugi dan bunga baru dilaksanakan apabila debitur telah dianggap lalai dengan tenggang waktu
yang dibuat yang telah dilampaukan.
Universitas Sumatera Utara
berkehendak. Para pihak tidak mendapatkan suatu tekanan yang mengakibatkan adanya cacat bagi perwujudtan prestasi tersebut.
Secara teori dan praktek umum subjek perjanjian dibagi tiga yaitu : 1.
Individu yang bersangkutan pihak yang mengadakan perjanjian terdiri dari : a.
Natuurlijke Persoon atau pihak yang mengadakan perjanjian. b.
Recht Persoon atau Badan yang hukum yang ditunjuk melakukan perjanjian 2.
Seseorang atau keadaan tertentu menggunakan kedudukan atau hak orang lain tertentu.
Pihak ketiga yang memiliki keterkaitan dengan para pihak, ialah yang dapat dilakukan pergantian kreditur telah ditetapkan dalam perjanjian.
C . Syarat-syarat Sahnya Perjanjian.
Ketentuan tentang tentang syarat sahnya perjanjian diatur dalam pasal 1320 KUHPerdata yang menyatakan bahwa untuk sahnya perjanjian diperlukan empat syarat
yaitu : a.
Kesepakatan meraka yang mengikatkan diri, ini dilihat dari rumusan aslinya berbunyi persetujuan dari mereka yang mengikatkan diri yang maksudnya
didalam suatu perjanjian minimal harus ada dua subjek hukum yang dapat menyatakan kehendak untuk mengikatkan diri
b. Kecakapan untuk membuat perjanjian, secara yuridis yang dimaksud dengan
kecakapan untutk membuat perikatan adalah kewenangan seseorang untuk mengikatkan diri. Hal ini didasarkan pada Pasal 1329 dan 1330 KUHPerdata.
c. Suatu hal tertentu,
Universitas Sumatera Utara
Bahwa suatu perjanjian harus mempunyai pokok-pokok perjanjian atau objek yang diperjanjikan ditentukan jenisnya, sesuai pasal 1333 KUHPerdata tetapi
harus dapat dilaksanakan dan dijelaskan. d.
Sebab atau kausa yang halal Bahwa didalam suatu perjanjian disebutkan suatu perjanjian tanpa
sebab, atau yang telah dibuat karena suatu sebab yang palsu atau terlarang tidak mempunyai kekuatan Pasal 1335 KUHPerdata.
Selain sebagai dasar kebebasan kontrak, KUHperdata juga mengatur tentang akibat dari perjanjian yaitu bahwa semua persetujuan yang dibuat secara sah dan berlaku
sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya dan semua perjanjian dilaksanakan dengan itikad baik Pasal 1338 KUHPerdata. Terjadinya perjanjian menurut asas
konsensualisme, suatu perjanjian lahir pada detik tercapainya kesepakatan antara para pihak mengenai hal pokok dari pada objek yang diperjanjikan.
D. Asas-Asas Dalam Suatu Perjanjian