dengan imbalan yang diberikan oleh organisasi-organisasi lain dalam masyarakat, walaupun terdapat perbedaan yang tidak terlalu menonjol. Penerapan prinsip ini
menjadi lebih penting lagi apabila diingat bahwa sebagai manusia biasa, para pegawai pemerintah tidak kebal terhadap godaan materi betapapun besarnya rasa
pengabdiannya kepada pemerintah, bangsa dan negaranya.
3. Prinsip Transparansi; Schuler dalam Nofrinaldi dkk. 2006 menyatakan bahwa
masalah transparansi sangat penting sebab uang akan menimbulkan kepuasan dan motivasi kerja apabila transparan dalam pembayarannya, karena bila pekerja
menerima imbalaninsentif yang tidak disertai perincian yang jelas hal semacam ini menimbulkan kecurigaan dan berakibat pada ketidakpuasan. Keterbukaan
pimpinan dalam pengelolaan keuangan organisasi akan meningkatkan rasa kebersamaan staf dalam melaksanakan tugasnya.
4. Prinsip Konsistensi; konsistensi berarti waktu pemberian dilakukan pada waktu
yang telah ditetapkan pada setiap pemberian imbalan serta disesuaikan kebutuhan petugas.
2.2.5 Pendekatan Sistem Imbalan terhadap Kinerja
Imbalan dapat dipakai sebagai dorongan atau motivasi pada suatu tingkat perilaku dan prestasi, dan dorongan pemilihan organisasi sebagai tempat bekerja.
Imbalan dapat memenuhi kebutuhan hubungan kerja, memuaskan kebutuhan, mengarahkan pada proses pembelajaran perilaku baru, dan mengarahkan seseorang
pada pemilihan perilaku alternatif. Sistem imbalan yang dirancang oleh suatu organisasi harus mampu memacu motivasi kerja dari anggota organisasi agar dapat
Universitas Sumatera Utara
berprestasi pada tingkat yang tinggi. Dalam pemberian imbalan, harus diperhatikan faktor-faktor seperti keadilan, kemampuan organisasi, mengaitkan dengan prestasi,
peraturan pemerintah, dan bersifat kompetitif Ardana, Mujiati dan Sriathi, 2008. Imbalan jasa dapat dilihat sebagai sarana pemenuhan berbagai kebutuhan
hidupnya karena kebutuhan pegawai terus berkembang dan dari sisi pandang lain para pegawai juga menyadari bahwa perusahaan mampu memproduksi sesuatu disebabkan
oleh keberadaan serta karya nyata karyawan. Ketidakpuasan pegawai akan penghasilan yang diterima pada gilirannya memengaruhi produktivitas perusahaan
secara umum, seperti penurunan prestasi kerja, tingginya absensi, keluh kesah, pemogokan dan bahkan juga keluarnya atu pindahnya karyawan ke perusahaan lain
sampai harus ditutupnya kegiatan operasional perusahaan Wingrove, 2003. Menurut Swansburg 2001, perawat pelaksana bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan aspirasinya dan tentunya menginginkan penghargaan ekonomis, peningkatan kedudukan, kekuatan, dan status. Penghargaan sekecil apapun yang
diterima perawat pelaksana dapat menjadi motivasi dalam meningkatkan kinerjanya. Imbalan jasa merupakan penghargaan atas keberhasilan seseorang yang menunjukan
prestasi kerja yang tinggi dalam menunaikan kewajibannya dalam pekerjaan dan jabatan yang dipangkunya sekarang, sekaligus sebagai pengakuan atas kemampuan
potensi yang bersangkutan dalam menduduki posisi yang lebih tinggi di suatu organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Dalam membahas remunerasi atau yang dikenal dengan istilah jasa medis dalam rumah sakit, perlu dipahami makna dan tujuan secara umumnya, yaitu :
1 memperoleh SDM yang qualified, 2 mempertahankan karyawan yang baik dan berprestasi serta mencegah turnover karyawan, 3 mendapatkan keunggulan
kompetitif, 4 memotivasi karyawan untuk memperoleh perilaku yang diinginkan, 5 menjamin keadilan antara satu karyawan dengan yang lainnya berdasarkan kinerja
dan prestasi kerja, 6 mengendalikan biaya, 7 sebagai sarana untuk mencapai sasaran strategis rumah sakit, dan 8 memenuhi peraturan pemerintah.
Pemahaman definisi jasa medis pada dasarnya adalah : besaran nilai jumlah uang yang harus diterima oleh tenaga medis sebagai kompensasi atas kinerja yang
telah dilakukan, berkaitan dengan risiko dan tanggung jawab profesi dari pekerjaannya. Penjelasan dari definisi diatas, remunerasi terdiri dari: Kompensasi
komisi, keuntungan langsung dan insentif bonus, bagi hasil atas kinerja atau aktifitas tugas yang telah dilakukan.
Menurut Flippo 1997 remunerasi sesungguhnya adalah ”harga untuk jasa- jasa yang telah diberikan seseorang kepada orang lain”. Dengan kata lain remunerasi
jasa medis merupakan bentuk kompensasi atas jasa jasa medis yang telah diberikan dilakukan tenaga medis pada pasiennya, dan untuk memudahkan dalam
pendistribusian maka remunerasi dikonkritkan dalam bentuk nominal. Jasa medis yang dilakukan oleh tenaga medis pada hakikatnya berkaitan dengan layanan medis
dokter terhadap pasiennya didalam rumah sakit, layanan tersebut dapat dilakukan dengan dukungan unit-unit penunjang lain baik unit penunjang langsung rekam
Universitas Sumatera Utara
medik, radiologi, laboratorium, fisioterapi, gizi dan lain-lain maupun unit penunjang tidak langsung unit manajemen, marketing, sekuriti, perparkiran, kebersihan dan
lain-lain. Dari penjelasan diatas mudah dipahami bahwa layanan rumah sakit hospital services
Terdapat berbagai cara dalam melakukan perhitungan untuk mendapatkan besaran nilai remunerasi jasa pelayanan, berikut dibawah ini adalah pedoman yang
dapat digunakan dalam melakukan proses remunerasi: merupakan hasil dari satu kerjasama berbagai unitlayanan
bersama, dengan berbagai proporsi, kerja, risiko dan tanggung jawab. Beberapa unit penunjang langsung juga merupakan sumber pendapatan rumah sakit, oleh karenanya
bentuk jasa layanan yang dilakukan tadi disebut sebagai jasa pelayanan rumah sakit.
1. Amanat Undang-undang No. 43 tahun 1999 tentang Kepegawaian bahwa sistem penggajian Pegawai Negeri Sipil adalah berdasarkan merit yang disebutkan dalam
pasal. 7 - Ayat 1 : Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang adil dan layak
sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung jawabnya - Ayat 2 : Gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri harus mampu memacu
produktivitas dan menjamin kesejahteraannya. 2. Remunerasi harus dapat memacu pegawai untuk menggunakan dan memanfaatkan
waktunya lebih banyak di rumah sakit dalam upaya melaksanakan optimalisasi pekerjaannya.
3. Remunerasi harus memenuhi prinsip equity yang dikaitkan dikaitkan dengan kompetensi, prestasi dan besaran risiko yang dihadapi.
Universitas Sumatera Utara
4. Menggunakan pendekatan yang menitik-beratkan pada kombinasi Sistem Penilaian berdasar pada kemampuan pencapaian hasilpenyelesaikan tugas dan Penilaian