2.6 Kerangka Konsep
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, maka kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Sistem Pembagian Jasa Medik
- Keadilan - Kewajaran
- Transparansi - Konsistensi
Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana
Y
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan pendekatan explanatory yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh sistem pembagian jasa medik terhadap
kepuasan kerja perawat pelaksana pada RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan karena adanya ketimpangan pemberian jasa medik pelayanan tenaga keperawatan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 empat bulan, mulai dari pengumpulan
data sampai seminar hasil, yaitu mulai dari bulan Maret sampai Juli 2012.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di unit rawat inap di RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan sebanyak 198 orang Profil RSUD
dr. H. Yuliddin Away, 2011.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Sampel
Besar sampel dihitung menggunakan rumus Slovin Notoatmodjo, 2003, sebagai berikut :
2
d N
1 N
n +
= Keterangan : n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi d = Presisi 10
Dengan demikian besarnya sampel sebagai berikut :
2
1 .
198 1
198 +
= n
n = 66,4 orang, digenapkan menjadi 67 orang Berdasarkan rumus perhitungan besar sampel di atas, maka diperoleh jumlah
sampel sebanyak 67 orang dilakukan dengan cara proportional random sampling sebanyak jumlah yang telah ditentukan pada setiap unit pelayanan, sebagai berikut :
Tabel 3.1. Jumlah Perawat Pelaksana di RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan
No Ruang Pelayanan
Jumlah Perawat Jumlah Sampel
1 VIP
12 12198x67 = 4
2 UGD
18 18198x67 = 6
3 Bedah Sentral
17 17198x67 = 6
4 Penyakit Dalam
21 21198x67 = 7
5 Kamar Bersalin
12 12198x67 = 4
6 Ruang Anak
19 19198x67 = 6
7 Ruang Kebidanan
15 15198x67 = 5
8 Ruang Bedah
18 18198x67 = 6
9 THT dan Mata
15 15198x67 = 5
10 ICU
20 20198x67 = 7
11 Poliklinik
31 31198x67 = 10
Jumlah 198
67
Sumber: Bid Yanmed Keperawatan RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan 2011
Universitas Sumatera Utara
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden dengan berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan
terlebih dahulu. Data primer terdiri dari sistem pembagian jasa medik di RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan dan variabel terikat adalah kepuasan kerja.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan maupun dokumen-dokumen resmi lainnya terutama data di RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan, yang
digunakan untuk membantu analisis terhadap data primer yang diperoleh.
3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum dilakukan pengumpulan data primer, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang akan dipergunakan untuk
mengukur sejauh mana kuesioner dapat dijadikan sebagai alat ukur penelitian. Uji coba kuesioner dilakukan kepada 30 orang perawat pelaksana di RSUD
Abdya Kabupaten Aceh Barat Daya dengan pertimbangan karakteristik perawat pelaksana di rumah sakit tersebut relatif sama dengan lokasi penelitian.
a. Validitas Kelayakan menggunakan instrumen yang akan dipakai untuk penelitian
diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dengan mengukur korelasi antar item variabel menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment
Universitas Sumatera Utara
Corelation Coeficient r, dengan ketentuan nilai koefisien korelasi 0,3 valid Gozhali, 2005.
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat di percaya dan dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini menggunakan koefisien
Alpha Cronbach, apabila nilai Alpha Cronbach 0,6, maka alat ukur tersebut reliabel Gozhali, 2005.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional
Adapun definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem pembagian jasa medik adalah semua aspek atau cara yang digunakan
dalam pembagian jasa medik sebagai kompensasi pelayanan rumah sakit RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan meliputi unsur-unsur : keadilan, kewajaran,
transparansi dan konsistensi Nofrinaldi dkk., 2006. 2. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau sikap umum
dari perawat pelaksana terhadap jasa medik RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan yang diterima dan yang seharusnya diterima serta terhadap faktor-
faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individu. 3.6 Metode Pengukuran
3.6.1 Metode Pengukuran Variabel Bebas
Pengukuran variabel bebas dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Metode Pengukuran Variabel Persepsi Pasien tentang Jasa
Pelayanan Medik
Variabel Sistem Pembagian
Jasa Medik Pernyataan
Alternatif Jawaban
Bobot Nilai
Skala Ukur
a.
Keadilan
5 a. Sangat Sesuai
b. Sesuai c. Cukup Sesuai
d. Tidak Sesuai e. Sangat Tidak Sesuai
5 4
3 2
1 Ordinal
b.
Kewajaran
5 a. Sangat Sesuai
b. Sesuai c. Cukup Sesuai
d. Tidak Sesuai
e. Sangat Tidak Sesuai 5
4 3
2 1
Ordinal c. Transparansi
5 a. Sangat Sesuai
b. Sesuai c. Cukup Sesuai
d. Tidak Sesuai e. Sangat Tidak Sesuai
5 4
3 2
1 Ordinal
d. Konsistensi 5
a. Sangat Sesuai b. Sesuai
c. Cukup Sesuai d. Tidak Sesuai
e. Sangat Tidak Sesuai 5
4 3
2 1
Ordinal
3.6.2 Metode Pengukuran Variabel Terikat
Pengukuran variabel terikat menggunakan skala pengukuran nominal, di mana pengukurannya dilakukan berdasarkan tingkat kepuasan kerja perawat pelaksana di
RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.
Tabel 3.2 Metode Pengukuran Variabel Terikat
Variabel Pernyataan
Alternatif Jawaban
Bobot Nilai
Skala Ukur
Kepuasan kerja 5
a. Sangat Puas b. Puas
c. Cukup Puas d. Tidak Puas
e. Sangat Tidak Puas 5
4 3
2
1 Ordinal
Universitas Sumatera Utara
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini mencakup : a.
Analisis univariat, yaitu analisis variabel independen dalam bentuk distribusi frekuensi dan dihitung persentasenya.
b. Analisis bivariat, yaitu analisis hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen dalam bentuk tabel silang, sehingga diketahui jumlah dan persentase responden berdasarkan kategori variabel bebas yang dirinci berdasarkan kategori
variabel terikat. c.
Analisis multivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisis variabel independen seacara simultan terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji
regresi berganda pada taraf kepercayaan 95.
Y = β
+ β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ μ
Dimana : Y
= Kepuasan kerja perawat pelaksana di RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan
X
1
X = Keadilan
2
X = Kewajaran
3
X = Transparansi
4
ßo = intercept
= Konsistensi ß
1-
ß
4
µ = error term
= Koefisien regresi
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan
Rumah Sakit Umum Tapa Toen Tapaktuan pertama sekali didirikan pada tanggal 23 Januari 1938 dan diresmikan pada tanggal 23 januari 1939 oleh Yan Fiter
V. Khorfec kihler Wakil Gubernur Jenderal Belanda Kuta Raja, disaksikan oleh Raja-raja di Aceh Selatan dan para pejabat tinggi Belanda lainnya di Aceh Selatan.
Sebelum rumah sakit ini dibangun, Kota Tapaktuan telah memiliki rumah sakit peninggalan Belanda yang sekarang tidak berfungsi lagi dan bangunannya
dimanfaatkan sebagai tempat sekolah Akademi Perawat Kesehatan Akper Pemda. Meningkatnya tuntutan masyarakat yang semakin membutuhkan pelayanan kesehatan
yang lebih baik dan bermutu, maka Proyek Kesehatan Pedesaan dan Kependudukan Proyek ADB III Loan No. 1299-INO merekomendasikan pembangunan rumah sakit
baru di Tapaktuan. Pada tanggal 26 Januari 1997 oleh Gubernur Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam Prof. Dr. Syamsuddin Mahmud telah melakukan peletakan batu pertama Pembangunan Rumah Sakit Tapaktuan di desa Gunung Kerambil, dan pada tanggal
13 Mei 1999 telah di resmikan oleh Gubernur Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Universitas Sumatera Utara
Prof. Dr. Syamsuddin Mahmud untuk digunakan sebagai tempat pelayanan kesehatan di Kabupaten Aceh Selatan.
RSU Tapaktuan terhitung 10 Mei 1999 dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Aceh Selatan Nomor 3 Tahun 1999, dirubah menjadi RSUD Dr. H.
Yuliddin Away. Pemberian nama ini untuk mengenang nama seorang putra Aceh Selatan yang sangat berjasa dalam memajukan serta mensosialisasikan pengobatan
tradisional ke pengobatan medis. Pada tanggal 20 Mei 1997 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 470MENKESSKV1997 Rumah
Sakit Tapaktuan ditingkatkan kelasnya menjadi KelasTipe C.
4.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan
RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan yang merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD dibawah Pemerintahan Kabupaten Aceh
Selatan sesuai dengan Qanun No. 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Yuliddin Away
Tapaktuan yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan rujukan, serta mempunyai fungsi – fungsi : Penyelenggaraan Pelayanan
Medis ,Penyelenggaraan Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis, Penyelenggaraan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan, Penyelenggaraan
Pelayanan Upaya Rujukan, Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan, Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan, Penyelenggaraan Administrasi
Umum dan Keuangan
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Sarana Pelayanan RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan
Jenis pelayanan yang ada di RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan disesuaikan dengan jumlah dan jenis tenaga yang tersedia. Adapun jenis pelayanan
yang tersedia saat ini adalah : a. Pelayanan Rawat Jalan, terdiri dari : Poliklinik Spesialis Bedah, Kebidanan dan
Kandungan, Penyakit Dalam, THT, Mata, Anak, Poliklinik Umum dan Poliklinik Gigi.
b. Unit Gawat Darurat 24 Jam c. Pelayanan Rawat Inap dengan kapasitas 126 tempat tidur terdiri dari : VIP, Klas I,
II dan III serta unit ICU d. Pelayanan Penunjang Medis, terdiri dari : Laboratorium Klinik, Radiologi,
Fisiotherapi dan Endoscopy e. Pelayanan Gizi
f. Pelayanan Immunisasi dan KB g. Pelayanan Pemulasaran Jenazah
h. Pelayanan Rujukan i. Pelayanan Unit Transfusi Darah Rumah Sakit UTDRS
j. Pelayanan SIM RS
4.1.4 Ketenagaan RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan
Sumber daya manusia di RSUD Dr. H. Yuliddin Away berjumlah 447 orang dengan jenis dan status yang bervariasi. Jumlah dan jenis tenaga pada RSUD Dr.H.
Yuliddin Away Tapaktuan tahun 2012 seperti pada Tabel 4.1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Jumlah dan Jenis Ketenagaan RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2012
NO Jenis Tenaga
PNS Honor BaktiKontrak
Total
1 Medis:
- Dokter spesialis - Dokter Umum
- Dokter Gigi 6
14 3
1 -
6 15
3 2
Paramedis perawatan 102
128 230
3 Paramedis non perawatan
65 24
89 4
Non medis 40
64 104
Total 230
217 447
Sumber : Profil RSUD Dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan, 2012
4.2 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini perawat pelaksana berjumlah 67 orang. Identitas responden dalam penelitian ini meliputi : umur, jenis kelamin, status,
pendidikan dan masa kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berumur terendah
adalah 21 tahun dan tertinggi 48 tahun, dengan usia pada kelompok umur 31-39 tahun sebanyak 34 orang 50,7 responden. Jenis kelamin responden paling banyak adalah
perempuan yaitu sebanyak 42 orang 62,7. Status kepegawaian non PNS baktihonor sebanyak 34 orang 50,7. Pendidikan sebagian besar D.3
Keperawatan sebanyak 54 orang 80,6 dan masa kerja 5-10 tahun sebanyak 39 orang 58,2, seperti pada Tabel 4.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Distribusi Identitas Responden di RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan
No Identitas Responden
n
1. Umur
21-30 tahun 18
26.9 31-39 tahun
34 50.7
40-48 tahun 15
22.4
Jumlah 67
100,0
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 25
37.3 Perempuan
42 62.7
Jumlah 67
100,0
3. Status
PNS 33
49.3 Non PNS BaktiHonor
34 50.7
Jumlah 67
100,0
4 Pendidikan
SPK 11
16.4 D.3 Keperawatan
54 80.6
S.1 Keperawatan 2
3.0
Jumlah 67
100,0
5 Masa Kerja
5 tahun 13
19.4 5-10 tahun
39 58.2
10 tahun 15
22.4
Jumlah 67
100,0
4.3 Sistem Pembagian Jasa Medik
4.3.1 Keadilan Sistem Pembagian Jasa Medik
Variabel keadilan sistem pembagian jasa medik di ukur melalui 5 pernyataan dengan hasil sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Sistem pembagian jasa medik kepada perawat pelaksana tidak sesuai dengan beban kerja dinyatakan sebanyak 30 orang 44,8 responden.
b. Sistem pembagian jasa medik kepada perawat pelaksana tidak sesuai dengan pedoman yang berlaku di rumah sakit dinyatakan 31 orang 46,3 responden.
c. Sistem pembagian jasa medik kepada perawat pelaksana tidak sesuai dengan klasifikasi kerja yang dilakukan dinyatakan 28 orang 41,8 responden
menyatakan kondisi ruangan perawatan di rumah sakit tidak baik. d. Manajemen rumah sakit tidak sesuai dalam melakukan evaluasi pekerjaan untuk
menentukan keadilan jasa medik dinyatakan 19 orang 28,4 responden. e. Sistem pembagian pembagian jasa medik kepada perawat pelaksana sangat tidak
sebanding dengan resiko pekerjaan dinyatakan 21 orang 31,3 responden.
4.3.2 Kewajaran Sistem Pembagian Jasa Medik
Hasil penelitian tentang kewajaran sistem pembagian jasa medik di RSUD
dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan meliputi: a. Perbedaan jumlah dalam pembagian insentif berdasarkan penilaian kinerja yang
obyektif dinyatakan kurang sesuai oleh 31orang 46,3 responden. b. Sistem pembagian jasa medik kepada perawat pelaksana kurang sesuai dengan
yang diharapkan dinyatakan 29 orang 43,3 responden. c. Jasa medik yang diberikan sebanding dengan insentif karyawan organisasi sejenis
dinyatakan kurang sesuai oleh 28 orang 41,8 responden. d. Sistem pembagian jasa medik kepada perawat pelaksana kurang sesuai dengan
kontribusinya kepada rumah sakit dinyatakan 25 orang 37,3 responden.
Universitas Sumatera Utara
e. Sistem pembagian jasa medik kepada perawat pelaksana tidak sesuai dengan jabatan profesi sebagai perawat dinyatakan 26 orang 38,8 responden
4.3.3 Transparansi Sistem Pembagian Jasa Medik
Hasil penelitian tentang transparansi sistem pembagian jasa medik di RSUD
dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan meliputi: a. Sistem pembagian jasa medik yang ada mudah dipahami dan sudah
disosialisasikan dinyatakan kurang sesuai oleh 25 orang 37,3 responden. b. Pelaksanaan pembayaran jasa medik berdasarkan kinerja harus didukung oleh alat
ukur yang akurat diharapkan dinyatakan 26 orang 38,8 responden. c. Proporsi pembagian jasa medik diinformasikan secara terbuka dinyatakan kurang
sesuai oleh 24 orang 35,8 responden. d. Pembagian jasa medik dilakukan oleh suatu unit atau tim yang kompeten
dinyatakan tidak sesuai oleh 32 orang 47,8 responden. e. Setiap perubahan atau revisi tentang sistem pembagian jasa medik
dimusyawarahkan dengan perawat pelaksana dinyatakan kurang sesuai oleh 21 orang 31,3 responden
4.3.4 Konsistensi Sistem Pembagian Jasa Medik
Hasil penelitian tentang konsistensi sistem pembagian jasa medik di RSUD
dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan meliputi: a. Jasa medik yang diterima selalu tepat waktu sesuai dengan tanggal yang telah
ditetapkan oleh manajemen RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan dinyatakan kurang sesuai oleh 31 orang 64,3 responden.
Universitas Sumatera Utara
b. Jumlah jasa medik yang diterima kurang sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan manajemen RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan dinyatakan 24
orang 35,8 responden. c. Prosedur pembagian jasa medik selalu disesuaikan dengan acuan atau pedoman
yang telah ditetapkan manajemen RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan dinyatakan kurang sesuai oleh 27 orang 40,3 responden.
d. Pelaksanaan pembagian jasa medik senantiasa diperbaharui sesuai kebutuhan dan kemampuan manajemen RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan dinyatakan tidak
sesuai oleh 27 orang 40,3 responden. e. Pelaksanaan pembagian jasa medik yang konsisten dan terbuka dapat
membangkitkan kepercayaan perawat pelaksana terhadap RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan dinyatakan tidak sesuai oleh 26 orang 38,8 responden
Jawaban responden mengenai sistem pembagian jasa medik di RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Distribusi Responden tentang Sistem Pembagian Jasa Medik di RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan
No
Keadilan
Jawaban Jumlah
Sangat Sesuai
5 Sesuai
4 Cukup
Sesuai 3
Tidak Sesuai
2 Sangat tidak
Sesuai 1
n n n
n n
n
1 Sistem pembagian jasa medik kepada perawat pelaksana
sesuai dengan beban kerja 1 1.5 7 10.4 21 31.3 30 44.8
8 11.9 67 100.0
2 Sistem pembagian jasa medik kepada perawat pelaksana
sesuai dengan pedoman yang berlaku di rumah sakit
1 1.5 8 11.9 19 28.4 31 46.3 8
11.9 67 100.0 3 Sistem pembagian jasa medik
kepada perawat pelaksana sesuai dengan klasifikasi kerja
yang dilakukan 0 0.0 8 11.9 19 28.4 28 41.8
12 17.9 67 100.0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Lanjutan
4 Manajemen rumah sakit melakukan evaluasi pekerjaan
untuk menentukan keadilan jasa medik
3 4.5 8 11.9 18 26.9 19 28.4 19 28.4 67 100.0
5 Sistem pembagian pembagian jasa medik kepada perawat
pelaksana sebanding dengan resiko pekerjaan
3 4.5 10 14.9 17 25.4 16 23.9 21 31.3 67 100.0
Rata-rata 2,39
Kewajaran
1 Perbedaan jumlah dalam pembagian insentif
berdasarkan penilaian kinerja yang obyektif
3 4.5 3 4.5 31 46.3 22 32.8 8 11.9 67 100.0
2 Sistem pembagian jasa medik kepada perawat pelaksana
sesuai dengan yang diharapkan
2 3.0 2 3.0 29 43.3 24 35.8 10 14.9 67 100.0
3 Jasa medik yang diberikan sebanding dengan insentif
karyawan organisasi sejenis 1 1.5 4 6.0 28 41.8 25 37.3
9 13.4 67 100.0 4 Sistem pembagian jasa medik
kepada perawat pelaksana sesuai dengan kontribusinya
kepada rumah sakit 2 3.0 3 4.5 25 37.3 23 34.3
14 20.9 67 100.0 5 Sistem pembagian jasa medik
kepada perawat pelaksana sesuai dengan jabatan profesi
sebagai perawat 2 3.0 4 6.0 19 28.4 26 38.8
16 23.9 67 100.0
Rata-rata 2,41
Transparansi
1 Sistem pembagian jasa medik yang ada mudah dipahami
dan sudah disosialisasikan 2 3.0 5 7.5 25 37.3 24 35.8
11 16.4 67 100.0 2 Pelaksanaan pembayaran jasa
medik berdasarkan kinerja harus didukung oleh alat
ukur yang akurat 2 3.0 5 7.5 26 38.8 21 31.3
13 19.4 67 100.0 3 Proporsi pembagian jasa
medik diinformasikan secara terbuka
1 1.5 5 7.5 24 35.8 21 31.3 16 23.9 67 100.0
4 Pembagian jasa medik dilakukan oleh suatu unit
atau tim yang kompeten 2 3.0 7 10.4 15 22.4 32 47.8
11 16.4 67 100.0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Lanjutan
5. Setiap perubahan atau revisi tentang sistem
pembagian jasa medik
dimusyawarahkan dengan perawat pelaksana
2 3.0 7 10.4 21 31.3 18 26.9 19 28.4 67 100.0
Rata-rata 2,38
Konsistensi
1 Jasa medik yang diterima selalu tepat waktu sesuai
dengan tanggal yang telah ditetapkan
0 0.0 9 13.4 31 46.3 19 28.4 8 11.9 67 100.0
2 Jumlah jasa medik yang diterima selalu sama dengan
jumlah yang telah ditetapkan 2 3.0 6 9.0 24 35.8 22 32.8
13 19.4 67 100.0 3 Prosedur pembagian jasa
medik selalu disesuaikan dengan acuan atau pedoman
yang telah ditetapkan 2 3.0 7 10.4 27 40.3 21 31.3
10 14.9 67 100.0 4 Pelaksanaan pembagian jasa
medik senantiasa diperbaharui sesuai
kebutuhan dan kemampuan organisasi
2 3.0 8 11.9 19 28.4 27 40.3 11 16.4 67 100.0
5 Pelaksanaan pembagian jasa medik yang konsisten dan
terbuka dapat membangkitkan kepercayaan
perawat pelaksana terhadap rumah sakit
2 3.0 5 7.5 22 32.8 26 38.8 12 17.9 67 100.0
Rata-rata 2,49
Universitas Sumatera Utara
4.4 Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan
Hasil penelitian tentang kepuasan kerja perawat pelaksana di RSUD dr.H.
Yuliddin Away Tapaktuan meliputi: a. Upah jasa medik yang diterima sangat tidak dapat memberikan kepuasan
kepada perawat pelaksana dinyatakan sebanyak 23 orang 34,3 responden. b. Sistem pembagian jasa medik yang diterima sesuai dengan apa yang perawat
pelaksana kerjakan yang cukup memuaskan dinyatakan 24 orang 35,8 responden.
c. Kondisi sosial manajemen pelayanan keperawatan di RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan dapat memberikan kepuasan yang cukup bagi perawat
pelaksana dinyatakan 24 orang 35,8 responden. d. Kondisi fisik perawat pelaksana di RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan
memungkinkan untuk melaksanakan asuhan keperawatan secara optimal yang cukup memuaskan dinyatakan 32 orang 47,8 responden.
e. Kondisi psikologis hubungan antar perawat pelaksana di RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan dapat memberikan kepuasan yang cukup bagi perawat pelaksana
dinyatakan 31 orang 46,3 responden.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Distribusi Responden tentang Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan
No
Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana
Jawaban Jumlah
Sangat puas
5 Puas
4 Cukup
puas 3
Tidak puas
2 Sangat
tidak puas 1
n n n
n n
n
1 Upah jasa medik yang saya terima dapat memberikan
kepuasan bagi saya sebagai perawat pelaksana
1 1.5 4 6.0 20 29.9 19 28.4 23 34.3 67 100.0
2 Sistem pembagian jasa medik yang diterima sesuai dengan apa
yang perawat pelaksana kerjakan
1 1.5 3 4.5 24 35.8 18 26.9 21 31.3 67 100.0
3 Kondisi sosial manajemen pelayanan keperawatan di
rumah sakit dapat memberikan kepuasan bagi saya sebagai
perawat pelaksana 1 1.5 2 3.0 24 35.8 17 25.4
23 34.3 67 100.0 4 Kondisi fisik perawat pelaksana
di rumah sakit memungkinkan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan secara optimal 2 3.0 2 3.0 32 47.8 13 19.4
18 26.9 67 100.0 5 Kondisi psikologis hubungan
antar perawat pelaksana di rumah sakit dapat memberikan
kepuasan bagi saya sebagai perawat pelaksana
2 3.0 1 1.5 31 46.3 20 29.9 13 19.4 67 100.0
Rata-rata 2,23
4.5
Cross Tab Analisis Bivariat Sistem Pembagian Jasa Medik dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di RSUD dr. H. Yuliddin Away
Tapaktuan
Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi perincian masing-masing kategori variabel bebas dengan variabel terikat disajikan dalam tabel silang cross-
tab dengan uji chi square sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
4.5.1 Cross Tab Keadilan Pembagian Jasa Medik dengan Kepuasan Kerja
Perawat Pelaksana
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 44 responden yang menyatakan
keadilan sistem pembagian jasa medik tidak sesuai dan tidak puas, sebaliknya 8 responden yang menyatakan keadilan sistem pembagian jasa medik sesuai dan
puas. Hasil uji chi square diperoleh nilai p 0,001, dengan demikian terdapat hubungan antara keadilan sistem pembagian jasa medik dengan kepuasan kerja
perawat pelaksana.
4.5.2 Cross Tab Kewajaran Pembagian Jasa Medik dengan Kepuasan Kerja
Perawat Pelaksana
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 responden yang menyatakan kewajaran sistem pembagian jasa medik tidak sesuai dan tidak puas, sebaliknya
4 responden yang menyatakan kewajaran sistem pembagian jasa medik sesuai dan puas. Hasil uji chi square diperoleh nilai p 0,001, dengan demikian terdapat
hubungan antara kewajaran sistem pembagian jasa medik dengan kepuasan kerja perawat pelaksana.
4.5.3 Cross Tab Transparansi Pembagian Jasa Medik dengan Kepuasan Kerja
Perawat Pelaksana
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 responden yang menyatakan transparansi sistem pembagian jasa medik tidak sesuai dan tidak puas, sebaliknya
6 responden yang menyatakan transparansi sistem pembagian jasa medik sesuai dan puas. Hasil uji chi square diperoleh nilai p 0,001, dengan demikian terdapat
Universitas Sumatera Utara
hubungan antara transparansi sistem pembagian jasa medik dengan kepuasan kerja perawat pelaksana.
4.5.4 Cross Tab Konsistensi Pembagian Jasa Medik dengan Kepuasan Kerja
Perawat Pelaksana
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 responden yang menyatakan konsistensi sistem pembagian jasa medik tidak sesuai dan tidak puas, sebaliknya
6 responden yang menyatakan konsistensi sistem pembagian jasa medik sesuai dan puas. Hasil uji chi square diperoleh nilai p 0,001, dengan demikian terdapat
hubungan antara konsistensi sistem pembagian jasa medik dengan kepuasan kerja perawat pelaksana.
Tabel 4.5 Cross Tab Sistem Pembagian Jasa Medik dengan Kepuasan Kerja
Perawat Pelaksana
Keadilan Kepuasan Kerja
Tidak Puas Puas
n n
Tidak sesuai 44
74,6 15
25,4 Sesuai
0,0 8
100,0 X
2
= 14,229 d = 1
p 0,001 Kewajaran
Tidak sesuai 43
69,4 19
30,6 Sesuai
1 20,0
4 80,0
X
2
= 3,050 d = 1
p 0,001 Transparansi
Tidak sesuai 43
71,7 17
28,3 Sesuai
1 14,3
6 85,7
X
2
= 6,787 d = 1
p 0,001 Konsistensi
Tidak sesuai 43
71,7 17
28,3 Sesuai
1 14,3
6 85,7
X
2
= 6,787 d = 1
p 0,001
Universitas Sumatera Utara
4.6 Analisis Multivariat
Syarat menggunakan uji regresi pada analisis multivariat melalui pengujian asumsi klasik untuk memastikan apakah alat uji regresi layak digunakan atau tidak,
meliputi uni normalitas data, multikolinieritas dan heteroskedastisitas, dan seluruhnya memenuhi asumsi klasik Lampiran -6 sehingga layak dilanjutkan dengan uji regresi.
Menganalisis pengaruh variabel sistem pembagian jasa medik terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan
menggunakan uji regresi ganda multiple regression dengan hasil bahwa seluruh variabel bebas berpengaruh p0,05 terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana
seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Multivariat Regresi Ganda Variabel Independen
Koefisien Regresi p
Keadilan X
1
0.209 0.017
Kewajaran X
2
0.307 0.006
Transparansi X
3
0.229 0.042
Konsistensi X
4
0.190 0.022
Constant -0.104
0.865
R Square = 86,6
Berdasarkan nilai koefisien regresi B masing-masing variabel diatas dapat dibuat model persamaan regresi sebagai berikut:
Y = β
+ β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
Y= - 0.104 + 0.209X
1
+ 0.307X
2
+ 0.229X
3
+ 0.190X
4
Universitas Sumatera Utara
Dengan persamaan garis regresi yang diperoleh, maka model regresi tersebut dapat diintepretasikan, sebagai berikut:
1. Hasil analisis regresi berganda untuk variabel keadilan pembagian jasa medik diperoleh nilai p=0,017 0,05, berarti ada pengaruh variabel keadilan pembagian
jasa medik terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana. Nilai koefisien b
1
= 0,209 berarti bahwa, apabila nilai keadilan pembagian jasa medik X
1
2. Hasil analisis regresi berganda untuk variabel kewajaran pembagian jasa medik diperoleh nilai p=0,006 0,05, berarti ada pengaruh variabel kewajaran
pembagian jasa medik terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana. Nilai koefisien b
mengalami kenaikan sebesar satu poin ceteris paribus, maka kepuasan kerja perawat
pelaksana Y akan meningkat sebesar 0,209 poin.
1
= 0,307 berarti bahwa, apabila nilai kewajaran pembagian jasa medik X
2
3. Hasil analisis regresi berganda untuk variabel transparansi pembagian jasa medik diperoleh nilai p=0,042 0,05, berarti ada pengaruh variabel transparansi
pembagian jasa medik terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana. Nilai koefisien b
mengalami kenaikan sebesar satu poin ceteris paribus, maka kepuasan kerja perawat pelaksana Y akan meningkat sebesar 0,307 poin.
1
= 0,229 berarti bahwa, apabila nilai transparansi pembagian jasa medik X
3
4. Hasil analisis regresi berganda untuk variabel konsistensi pembagian jasa medik diperoleh nilai p=0,022 0,05, berarti ada pengaruh variabel konsistensi
pembagian jasa medik terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana. Nilai koefisien mengalami kenaikan sebesar satu poin ceteris paribus, maka kepuasan kerja
perawat pelaksana Y akan meningkat sebesar 0,229 poin.
Universitas Sumatera Utara
b
1
= 0,190 berarti bahwa, apabila nilai konsistensi pembagian jasa medik X
4
Keseluruhan variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan adalah variabel
kewajaran pembagian jasa medik dengan nilai koefisien B = 0,307. mengalami kenaikan sebesar satu poin ceteris paribus, maka kepuasan kerja
perawat pelaksana Y akan meningkat sebesar 0,229 poin
Model secara keseluruhan dapat memprediksi besarnya pengaruh variabel independen yaitu sistem pembagian jasa medik terhadap kepuasan kerja perawat
pelaksana sebesar 86,6 R Square, sedangkan 13,4 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model regresi ini, misalnya faktor manajemen rumah sakit
dalam pengelolaan manajemen keperawatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Keadilan Pembagian Jasa Medik terhadap Kepuasan Kerja
Perawat Pelaksana di RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan Keadilan pembagian jasa medik di RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan
menurut responden lebih banyak yang menyatakan tidak sesuai dengan persentase tertinggi jawaban tidak sesuai 30 orang ; 44,8 tentang sistem pembagian jasa
medik kepada perawat pelaksana sesuai dengan beban kerja. Besarnya pengaruh keadilan pembagian jasa medik terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana seperti
ditunjukkan dari hasil uji multivariat ditemukan nilai p0,001 dengan koefisien regresi sebesar 0,209.
Berdasarkan hasil penelitian keadilan pembagian jasa medik menunjukkan manajemen RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan kepada perawat pelaksana perlu
membuat suatu rumus sistem pembagian jasa medik yang memenuhi rasa keadilan bagi perawat pelaksana dengan pembobotan tugas setiap unit kerja perawat
pelaksana, namun prinsip keadilan dalam hal ini belum tentu sama besarnya jumlah jasa medik setiap perawat pelaksana.
Sesuai penelitian Latief 2008 menemukan 53,2 perawat yang bekerja di Rumah Sakit Umum Raden Mattaher menyatakan kepuasannya dalam bekerja, 50,6
perawat yang bekerja RSU Raden Mattaher menyatakan faktor insentif berada pada pada kategori kurang. Faktor insentif mempunyai hubungan yang bermakna
dengan kepuasan kerja perawat. Selain gaji, rumah sakit juga menerapkan sistem
Universitas Sumatera Utara
kompensasi, yang biasanya berupa uang bonus dan sebagainya. Kompensasi ini perhitungannya memang tidak begitu jelas. Sehingga selain menimbulkan
kesimpangsiuran di kalangan karyawan dan staf, juga menimbulkan ketidakpuasan. Apalagi dengan pola pemberian insentif yang tidak transparan.
Seperti diketahui insentif merupakan suatu bentuk kompensasi langsung yang diterima karyawan sebagai tambahan balas jasa atas pekerjaan yang telah di lakukan.
Dari hasil analisis terlihat bahwa adanya kesesuaian insentif yang diterima perawat dengan harapannya menimbulkan kepuasan dalam bekerja. Sistem imbalan jasa yang
baik akan memacu kinerja perawat dalam melaksanakan tugas dan sekaligus meningkatkan kualitas pelayanana kesehatan secara keseluruhan. Menurut Kurniadi
2002 dalam menentukan jasa keperawatan dapat digunakan indikator yang dapat dikodi
fikasi yaitu tingkat lulusan, jabatan spesialisasi, masa kerja, beban kerja, disiplin dan asuhan keperawatan. Teori Heizberg menyatakan insentif merupakan
faktor pemeliharaan yang dapat mencegah merosotnya semangat kerja dan jika tidak terpenuhi akan menimbulkan ketidakpuasan kerja Handoko, 2001. Selanjutnya
Sastrohadiwiryo dan Siswanto 2002 menyatakan kepuasan tenaga kerja ditentukan oleh perbandingan yang dibuat antara apa yang diterima dan berapa yang seharusnya
diterima menurut keinginan pekerja yang bersangkutaan. Jika pekerja menerima kurang dari yang seharusnya mereka terima, mereka merasa tidak puas, sebaliknya
jika mereka menerima lebih dari seharusnya, mereka cenderung merasa puas. Ketidakadilan pembagian jasa medik tersebut dikarenakan hasil revisi atau
ketetapan yang baru dibuat manajemen rumah sakit tersebut lebih menguntungkan
Universitas Sumatera Utara
sekelompok karyawan, yaitu dokter. Berdasarkan jenis pekerjaan, perbandingan skor rata-rata persepsi sebelum dan setelah revisi sistem pembagian jasa pelayanan
menunjukkan adanya perbedaan hasil uji statistik. Dokter menganggap sistem pembagian jasa pelayanan yang direvisi cukup adil, namun paramedis menganggap
revisi sistem pembagian tersebut tidak adil. Rasa keadilan pada karyawan perlu diperhatikan. Rasa tentang keadilan terhadap imbalan atau sistem pembagian jasa
pelayanan yang diterima dapat berpengaruh kepada kepuasan dan prestasi kerja karyawan dan akhirnya akan mempengaruhi kinerja organisasi. Hal tersebut
dikarenakan kinerja organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh kinerja perawat pelaksana namun dipengaruhi oleh kinerja seluruh karyawan, baik karyawan
paramedis maupun karyawan lainnya. Kepuasan perawat pelaksana terhadap sistem pelayanan akan meningkatkan kinerja dokter khususnya jumlah pekerjaan dan
efektivitas, serta kinerja keseluruhan. Jumlah kerja meningkat karena pembagian jasa medik tersebut berkaitan dengan jumlah pasien yang dilayani, jika pasien yang
dilayani semakin banyak maka insentif yang diterima perawat pelaksana semakin besar.
5.2 Pengaruh Kewajaran Pembagian Jasa Medik terhadap Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan
Berdasarkan hasil uji statistik regresi berganda, diketahui bahwa kewajaran pembagian jasa medik berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di
RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan karena ditemukan nilai p0,001 dengan koefisien regresi sebesar 0,307. Mengacu kepada hasil uji tersebut dapat dijelaskan
Universitas Sumatera Utara
bahwa jasa medik yang diterima perawat pelaksana di RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan akan mendukung kepuasan kerja perawat pelaksana.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Webster’s yang dikutip Monroe 1994 bahwa insentif adalah segala sesuatu yang memberi harapan atau penghargaan
sehingga memberikan dorongan untuk bekerja. Insentif merupakan suatu perangsang atau daya tarik yang sengaja diberikan kepada pegawai dengan tujuan untuk
membangun, memelihara dan memperkuat harapan-harapan pegawai agar dalam diri mereka tumbuh semangat kerja. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian
Demen 2002 yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara insentif persepsi dan jumlah yang diterima dengan kinerja perawat di lima
puskesmas kota palangkaraya. Hasil penelitian yang penulis lakukan sesuai dengan penelitian Djailani 1999 yang menyatakan sistem pemberian gaji bulanan dan
insentif secara kombinasi dapat meningkatkan kinerja rumahsakit. Salah satu yang mempengaruhi kinerja adalah insentif material maupun non material. Hasil
penelitian Muchzal 2004 juga menyatakan bahwa terdapat hubungan positif bermakna antara kepuasan kompensasi moneter langsung non gaji dengan kinerja
perawat di Rumahsakit Umum Daerah Sleman. Hasil penelitian Soeroso 2011 menemukan bahwa variabel kepuasan kerja
yang paling berhubungan dengan kinerja perawat suatu Rumah Sakit Negeri di Kabupaten Banyumas adalah aktivitas kerja. Perawat yang merasa puas dengan
aktivitas kerjanya berpeluang 4,448 kali untuk berkinerja baik dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
perawat yang merasa tidak puas dengan aktivitas kerjanya sebagai perawat di rumah sakit tersebut.
5.3 Pengaruh Transparansi Pembagian Jasa Medik terhadap Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan
Berdasarkan hasil uji statistik regresi berganda, diketahui bahwa transparansi pembagian jasa medik terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di RSUD dr.H.
Yuliddin Away Tapaktuan karena ditemukan nilai p0,001 dengan koefisien regresi sebesar 0,229. Mengacu kepada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa sistem
pembagian jasa medik yang transparan bagi perawat pelaksana di RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan akan mendukung kepuasan kerja perawat pelaksana.
Sejalan dengan penelitian Nofrinaldi dkk., 2006 yang menyimpulkan bahwa perawat menganggap sistem pembagian jasa pelayanan yang direvisi kurang
transparan. Namun, kinerja mereka relatif tetap karena tidak ada perbedaan yang signifikan kinerja semua perawat sebelum dengan setelah revisi sistem pembagian
jasa pelayanan. Salah satu faktor yang mungkin mempengaruhi lemahnya kekuatan hubungan antara persepsi terhadap sistem pembagian jasa pelayanan dengan kinerja
adalah teknik atau pendekatan dalam pengukuran kinerja tersebut. Saran kepada pihak manajemen rumah sakit disarankan supaya meninjau
kembali revisi sistem pembagian jasa pelayanan, terutama peninjauan dalam aspek transparansi dalam sistem pembagian jasa pelayanan. Perubahan yang dilakukan
haruslah dengan melibatkan perwakila setiap kelompok karyawan, serta sebelum diterapkan harus disosialisasikan terlebih dahulu. Maka dengan demikian akan
Universitas Sumatera Utara
diharapkan terbentuknya satu persepsi yang sama terhadap sistem pembagian jasa pelayanan pada seluruh karyawan, sehingga tidak akan menimbulkan masalah dengan
sistem pembagian jasa pelayanan yang diterapkan. Pihak manajemen perlu melakukan evaluasi secara berkala terhadap sistem pembagian jasa pelayanan yang
diterapkan. Hal ini bisa dilakukan dengan komunikasi yang aktif dan terbuka dengan semua kelompok karyawan yang ada, dengan begitu akan diketahui diketahui aspek
mana dari ketiga aspek tersebut yang masih relevan atau diterima semua karyawan serta akan menjadi acuan dalam penentuan kebijakan baru.
Penelitian Lukman 2007 yang melibatkan 75 perawat di RS Kusta Sungai Kundur Palembang melaporkan bahwa kompensasi mempengaruhi kinerja perawat.
Pengaruh kompensasi lebih besar terhadap kinerja perawat bila dibandingkan dengan pengaruh faktor lainnya. Kinerja perawat juga dipengaruhi oleh budaya organisasi
yang meliputi tuntutan kerja, dukungan kerja, hubungan interpersonal dan lingkungan kerja fisik Burdahyat, 2009. Kinerja seorang karyawan juga dipengaruhi oleh
sumber dan kondisi sociopsychological work environment yang termasuk di dalamnya adalah kepuasan kerja.
5.4 Pengaruh Konsistensi Pembagian Jasa Medik terhadap Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan
Berdasarkan hasil uji statistik regresi berganda, diketahui bahwa konsistensi pembagian jasa medik terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di RSUD dr.H.
Yuliddin Away Tapaktuan karena ditemukan nilai p0,001 dengan koefisien regresi sebesar 0,190. Mengacu kepada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa pembagian
Universitas Sumatera Utara
jasa medik yang konsisten dengan waktu atau jadwal yang telah ditetapkan bagi perawat pelaksana di RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan akan mendukung
kepuasan kerja perawat pelaksana. Sesuai penelitian Asrofi 2007 menunjukkan ada hubungan yang bermakna
antara insentif dengan kepuasan kerja perawat instalasi RSUD Haji Abdoel Madjid Batoe Kabupaten Batang Hari. Menurut Latief 2008 insentif mempunyai pengaruh
secara langsung dengan kepuasan kerja karyawan dan staf rumah sakit. Besaran jumlah insentif atau kompensasi sangat dirasakan oleh karyawan sebagai bagian dari
hak mereka atas kerja yang telah mereka lakukan. Tidak jelasnya sistem insentif dan kompensasi yang diberikan pihak RS Raden Mattaher memberikan ketidakpuasan
kepada karyawan. Sering mundurnya pemberian insentif yang dilakukan oleh pihak RS Raden Mattaher membuat sebagian karyawan merasa bahwa hak atas kerja
mereka tidak terpenuhi. Menurut Simamora 1999 pemberian insentif jasa perawat merupakan bagian
dari sistem remunerisasi atau manajemen imbalan di rumah sakit. Tujuan mendasar dari semua program insentif adalah memberikan imbalan kepada seorang atas sesuatu
yang secara persis telah dihasilkannya. Dalam manajemen imbalan tidak ada organisasi yang bebas dari ketidaksetujuan dan ketidakpuasan karyawan. Begitu pula
dengan sistem imbalan bagi perawat di rumah sakit, tidak mungkin sistem insentif jasa yang digunakan dapat diterima dan mampu memuaskan semua perawat dalam
rumah sakit tersebut. Untuk meningkatkan kesejahteraan dan sekaligus memotivasi kerja perawat, maka Rumah Sakit Umum Daerah RSUD dr. Haryoto Lumajang
Universitas Sumatera Utara
memberikan kompensasi finansial langsung berupa gaji dan tunjangan insentif jasa pelayanan keperawatan yang dibagikan setiap bulan.
5.5 Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di RSUD dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan