Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

proses pengambilan keputusan dan 3 orang 5 menyatakan ragu bahwa pimpinan menghiraukan ide dari kelompok ketika proses pengambilan keputusan. Penjabaran tabel 4.17 di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas kelompok Club Motor Brotherhood menyatakan tidak benar bahwa pimpinan menghiraukan ide dari kelompok ketika proses pengambilan keputusan dengan jumlah 47 orang dalam dalam persentase sebanyak 78,3. Dengan mayoritas anggota kelompok yakni sebanyak 47 orang 78,3 menyatakan tidak benar bahwa pimpinan menghiraukan masukan-masukan dari anggota kelompok disimpulkan bahwa pimpinan kelompok club motor Brotherhood Medan selalu menerima masukan-masukan atau ide dari anggota kelompok ketika proses pengambilan keputusan berlangsung. Karena pimpinan merasa dengan adanya masukan-masukan dari anggota kelompok tentu akan mempengaruhi hasil keputusan akhir, dan tentu akan membuat anggota kelompok merasa nyaman dan puas, karena pendapatnya ikut mempengaruhi hasil keputusan bersama yang ingin dicapai.

4.4. Pembahasan

Menurut teori komunikasi dalam suatu kelompok merupakan hal utama yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai tujuan kelompok. Hubungan komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan, bawahan dengan atasan, dan antara bawahan-bawahan dalam suatu kelompok sangat berpengaruh besar dalam menjembatani terciptanya peningkatan produktivitas anggota dalam suatu kelompok tersebut. Michel Burgoon dalam Wiryanto, 2005 mendefenisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagai informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengikat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kelancaran berkomunikasi yang terjadi di dalam kelompok sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan dari anggota kelompok yang terlibat di dalam kelompok tersebut. Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu masalah dengan pengumpulan fakta dan Universitas Sumatera Utara data serta menentukan alternatif yang matang untuk mengambil suatu tindakan yang tepat, sehingga kegiatan pengambilan keputusan dapat memberikan suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan dalam pemilihan alternatif untuk menyelesaikan suatu masalah. Kelompok pada umumnya selalu memiliki suatu kekhasan dalam orientasi, nilai-nilai, norma-norma, dan kesepakatan yang secara khusus hanya berlaku dalam kelompok tersebut. Misalnya orang – orang yang mempunyai hobi yang sama yaitu hobi mengendarai motor sport dan tergabung ke dalam suatu club motor. Komunikasi kelompok yang terjadi dalam suatu club motor bisa terjadi antara anggota dengan sesama anggota club, antara anggota dengan ketua club, ataupun antara anggota club dengan masyarakat sekitar. Komunikasi yang terjalin pun bisa dalam banyak hal, misalkan sesama anggota saling bertukar fikiran dalam memodif motor nya dan juga komunikasi yang terjalin ketika semua anggota berusaha untuk mengambil suatu keputusan bersama. Suatu proses pengambilan keputusan, terdapat teori yang disebut teori pemikiran kelompok grupthink. Menurut Rakhmat 2005 grupthink adalah proses pengambilan keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif, dimana anggota –anggota berusaha mempertahankan konsensus kelompok sehingga kemampuan kritisnya menjadi tidak efektif lagi. Lahirnya konsep grupthink didorong oleh kajian secara mendalam mengenai komunikasi kelompok yang telah dikembangkan oleh Raimond Cattel, yaitu melalui penelitian yang difokuskan pada kepribadian kelompok sebagai tahap awal. Konsep grupthink didalamnya terdapat banyak gejala-gejala yang dapat menimbulkan konsep gruothink tersebut, di dalam penelitian ini ada empat gejalan grupthink yang akan dibahas yaitu penilaian berlebihan kelompok terhadap anggota kelompok, ketertutupan pikiran anggota kelompok, dan tekanan untuk mencapai keseragaman anggota kelompok. Berdasarkan penelitian West dan turner menambahkan tentang beberapa gejala grupthink seperti pencarian kesepakatan yang terlalu dini yang disebabkan Universitas Sumatera Utara oleh tingginya tekanan konformitas dan adanya minguard keeping yaitu mencegah informasi dari luar agar jaminan sampai mempengaruhi kesepakatan kelompok. Gejala-gejala grupthink tersebut sangat berhubungan dengan pengambilan keputusan kelompok. Gejala -gejala grupthink tersebut tentu dapat mempengaruhi suatu hasil keputusan kelompok. Hal tersebut disebabkan karena dalam proses pengambilan keputusan bersama dalam sebuah kelompok yang paling penting adalah keadaan atau situasi dalam kelompok tersebut maupun anggota kelompok tersebut terlibat dalam gejala grupthink atau tidak. Seperti dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah gejala-gejala grupthink tersebut terdapat dalam club motor Brotherhood Independent Medan dalam proses pengambilan keputusan akhir mereka. Pembahasan berikutnya adalah mengenai hasil penghitungan dari nilai jawaban yang diberikan oleh para responden penelitian yang terangkum dalam bentuk tabel-tabel frekuensi tunggal. Tidak semua tabel dicantumkan dalam pembahasan ini, yang dimasukkan adalah tabel yang memiliki frekuensi yang sangat mempengaruhi di setiap fokus permasalahan yang berkaitan dengan karakteristik responden penelitian dan variabel-variabel gejala grupthink yang terdapat dalam kelompok club motor Brotherhood Medan dalam proses pengambilan keputusan bersama. Gejala grupthink yang pertama yaitu penilaian berlebihan anggota kelompok terhadap kelompok. Gejala ini terdapat atau tidak dalam kelompok club motor Brotherhood Medan dapat kita lihat berdasarkan tabel 4.6 sampai tabel 4.8. Bisa dilihat dari tabel 4.6, dari tabel tersebut disimpulkan bahwa 41 orang 68,4, menyatakan bahwa mayoritas kelompok Club Motor Brotherhood yakin bahwa kelompok mereka memiliki kelebihan tersendiri yang dapat mengalahkan kelebihan kelompok lain. Tentu ini didasari oleh para anggota kelompok mempunyai keyakinan yang kuat bahwa club motor tempat ia bergabung sekarang sudah paling baik. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal misalnya club motor ia bergabung sekarang mempunyai kegiatan yang banyak dan mempunyai sistem organisasi yang bagus, dan semua hal itu tidak dimiliki club motor lain Gejala grupthink penilaian berlebihan anggota kelompok terhadap kelompok juga dapat dilihat pada tabel 4.7, dari penjabaran tabel tersebut dapat Universitas Sumatera Utara ditarik kesimpulan bahwa apabila terjadi suatu rintangan dalam kelompok dapat diselesaikan oleh kelompok itu sendiri, hal ini terlihat dari besarnya tingkat keyakinan yaitu 38 orang 63,4 menyatakan yakin dan 9 15 orang menyatakan sangat yakin. Mayoritas anggota kelompok menyatakan yakin apabila terjadi suatu rintangan dalam kelompok dapat diselesaikan oleh kelompok, karena anggota kelompok merasa yakin bahwa setiap rintangan atau masalah yang dihadapi kelompok dapat diselesaikan secara bersama-sama tanpa ada campur tangan dari pihak lain. Maka berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa gejala grupthink yang pertama yaitu penilaian berlebihan anggota kelompok terhadap kelompok, terdapat pada kelompok club motor Brotherhood Medan. Mayoritas anggota kelompok merasa yakin dan menilai kelompoknya sekarang sudah paling hebat dan paling baik. Berikutnya gejala grupthink yang kedua yaitu ketertutupan pikiran anggota kelompok. Apakah gejala grupthink tersebut ada atau tidak di dalam kelompok club motor Brotherhood Medan dapat dilihat berdasarkan penjabaran tabel 4.9 sampai dengan tabel 4.11. Seperti pada tabel 4.9 disimpulkan bahwa 32 orang 53,4 menyatakan tidak benar dengan adanya argumen dari luar kelompok yang dapat merubah suatu keputusan dalam kelompok, karena suatu keputusan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu dimusyawarahkan atau di angkat dalam suatu rapat bulanan kelompok yang melibatkan semua anggota kelompok dan tanpa adanya menerima masukan-masukan dari luar kelompok. Dengan demikian keputusan yang didapatkan dalam suatu rapat adalah murni keputusan yang didapat dari para anggota club motor Brotherhood Medan tanpa adanya menerima masukan-masukan atau argumen-argumen dari kelompok lain. Dapat dilihat juga pada tabel 4.11, dijelaskan bahwa mayoritas Club Motor Brotherhood 40 orang 66,7 mejawab yakin serta sebanyak 5 orang menjawab sangat yakin dan menganggap bahwa tanpa adanya masukan atau argument dari kelompok lain dapat memberikan akhir keputusan yang paling baik dalam suatu rapat kelompok. Tanpa adanya masukan atau argument dari kelompok lain mayoritas anggota kelompok merasa yakin dapat mendapatkan hasil keputusan yang paling baik. Anggota kelompok merasa jika dengan adanya masukan atau Universitas Sumatera Utara argumen dari luar kelompok malah dapat merusak hasil keputusan yang ingin dicapai. Karena dengan banyaknya masukan atau argument dari luar akan lebih sulit untuk memperoleh hasil keputusan dan lebih memakan waktu yang cukup lama, serta keputusan yang didapat nantinya akan tidak kongkrit. Dapat disimpulkan bahwa gejala grupthink yang kedua yaitu ketertutupan pikiran anggota kelompok terdapat dalam club motor Brotherhood Medan. Gejala ini muncul karena anggota kelompok mempunyai kepercayaan kepada pendapat- pendapat yang berasal dari anggota kelompok itu sendiri dalam mengambil suatu keputusan bersama, tanpa ada menerima masukan-masukan dari kelompok lain dan menganggap masukan dari kelompok lain itu akan dapat merusak hasil keputusan bersama yang ingin dicapai. Selanjutnya gejala grupthink yang ketiga yaitu tekanan untuk mencapai keseragaman antar anggota kelompok. Gejala grupthink tersebut terdapat atau tidak pada club motor Brotherhood Medan dapat dilihat berdasarkan penjabaran tabel 4.12 sampai dengan tabel 4.14. Terlihat pada tabel 4.12, dijelaskan bahwa mayoritas anggota club motor Brotherhood Medan menyatakan tidak benar bahwa pengambilan keputusan diputuskan oleh pimpinan dengan 39 orang 65 menyatakan tidak benar. Semua keputusan akhir yang ingin dicapai anggota club motor Brotherhood Medan harus berdasarkan hasil rapat terbuka yang melibatkan semua anggota kelompok. Keputusan akhir yang didapat bukan hanya keputusan yang dikeluarkan oleh pimpinan kelompok, melainkan keputusan yang dicapai bersama. Pimpinan kelompok berhak mengeluarkan keputusan akhir dari dia sendiri, namun keputusan yang dikeluarkan oleh pimpinan tersebut kembali diangkat keforum, dan menanyakan apakah semua anggota setuju dengan keputusan akhir dari pimpinan kelompok tersebut. Jika banyak anggota kelompok yang tidak setuju, maka pimpinan harus menarik keputusannya tersebut. Dan kembali mengambil keputusan akhir dari semua anggota kelompok club Motor Brotherhood Medan berdasarkan hasil rapat yang melibatkan semua anggota club motor Brotherhood Medan. Selanjutnya pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa mayoritas anggota kelompok Club Motor Brotherhood Medan berjumlah 48 orang 80 Universitas Sumatera Utara menyatakan tidak benar bahwa anggota takut dengan pimpinan saat proses pengambilan keputusan. Anggota kelompok club motor Brotherhood Medan menyatakan tidak takut dengan pimpinan kelompok ketika proses pengambilan keputusan, karena mayoritas anggota kelompok mengeluarkan masukan atau argumen nya ketika rapat pengambilan keputusan berlangsung, dan sedikit orang yang terlihat diam. Jika ada keputusan pimpinan yang kurang berkenan diantara anggota kelompok, maka anggota kelompok tersebut langsung menentangnya, dan memberikan masukan atau argumennya yang dapat mempengaruhi keputusan akhir yang dicapai kelompok club motor Brotherhood Medan. Dapat juga dilihat pada tabel 4.14, dijelaskan bahwa mayoritas kelompok Club Motor Brotherhood menyatakan bahwa setiap anggota mengeluarkan argument saat rapat berlangsung dengan hasil frekuensi berjumlah sama yaitu 50 orang dalam Persen sebanyak 83,3 menjawab benar. Dalam proses pengambilan keputusan akhir makan akan diadakan suatu rapat, dan dalam rapat tersebut para anggota kelompok club motor Brotherhood Medan ikut ambil bagian. Ketika rapat berlangsung, mayoritas anggota kelompok mengeluarkan argumen atau masukan-masukan yang bertujuan untuk hasil keputusan akhir yang paling baik. Dapat disimpulkan bahwa gejala grupthink yang ketiga yaitu tekanan untuk mencapai keseragaman antar anggota kelompok tidak terdapat di dalam kelompok club motor Brotherhood Medan. Karena disetiap adanya kegiatan pengambilan keputusan bersama, semua anggota kelompok aktif mengeluarkan masukan-masukan dan ide-ide nya. Sehingga tekanan mencapai keseragaman antar kelompok tidak muncul, dengan mengeluarkan pendapat nya masing-masing maka akan ada sedikit perdebatan antar anggota kelompok. Tetapi perdebatan tersebut tidak akana berlangsung lama, karena pimpinan selalu menengahinya. Dengan begitu keputusan akhir yang akan di dapat nantinya tentu akan lebih baik, karena keputusan akhir merupakan keputusan berdasarkan masukan-masukan semua anggota kelompok. Selanjutnya gejala grupthink yang terakhir atau yang ke empat yaitu pencarian kesepakatan kelompok yang terlalu dini. Untuk melihat gejala tersebut muncul tau tidak di dalam kelompok club motor Brotherhood Medan dapat dilihat Universitas Sumatera Utara pada penjabaran tabel 4.15 sampai dengan tabel 4.17. Seperti terlihat pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa mayoritas anggota kelompok Club Motor Brotherhood yang berjumlah 47 orang 78,4 menyatakan tidak benar dengan pengambilan keputusan dalam waktu cepat tanpa menerima kritikan dari anggota kelompok. Karena dalam kegiatan rapat pengambilan keputusan kelompok semua anggota mempunyai hak untuk memberi kritikan dan kritikan atau masukan dari anggota kelompok dibahas dalam rapat. Dengan banyaknya kritikan dan masukan dari anggota kelompok makan rapat pengambilan keputusan akan berlansung cukup lama. Agar keputusan yang didapat nantinya merupakan keputusan bersama. Demikian juga pada tabel 4.17, dijelaskan bahwa mayoritas kelompok Club Motor Brotherhood menyatakan tidak benar bahwa pimpinan menghiraukan ide dari kelompok ketika proses pengambilan keputusan dengan jumlah 47 orang dalam dalam persentase sebanyak 78,3. Dengan mayoritas anggota kelompok yakni sebanyak 47 orang 78,3 menyatakan tidak benar bahwa pimpinan menghiraukan masukan-masukan dari anggota kelompok disimpulkan bahwa pimpinan kelompok club motor Brotherhood Medan selalu menerima masukan- masukan atau ide dari anggota kelompok ketika proses pengambilan keputusan berlangsung. Karena pimpinan merasa dengan adanya masukan-masukan dari anggota kelompok tentu akan mempengaruhi hasil keputusan akhir, dan tentu akan membuat anggota kelompok merasa nyaman dan puas, karena pendapatnya ikut mempengaruhi hasil keputusan bersama yang ingin dicapai. Disimpulkan bahwa gejala grupthink yang terakhir atau yang ke empat yaitu pencarian kesepakatan terlalu dini tidak muncul di dalam kelompok club motor Brotherhood Medan ketika mereka melakukan proses pengambilan keputusan bersama. Karena keputusan akhir yang didapat oleh kelompok akan berlangsung cukup lama, disebabkan semua masukan-masukan atau ide-ide dari anggota kelompok diterima oleh pimpinan kelompok, dan membahas semua masukan-masukan atau ide-ide tersebut ke dalam rapat bersama, dan akhirnya keputusan akhir yang didapat nantinya merupakan suatu keputusan bersama. Dalam suatu proses pengambilan keputusan kelompok, yang paling penting diperhatikan adalah keadaan anggota kelompok tersebut. Jika anggota kelompok berada didalam suatu tekanan, maka anggota kelompok tersebut tidak Universitas Sumatera Utara bisa dengan leluasa ikut ambil bagian dalam proses pengambilan keputusan bersama. Di dalam penelitian ini kita bisa melihat apakah anggota kelompok club motor Brotherhood Medan berada dalam suatu tekanan ketika ikut serta dalam proses kegiatan pengambilan keputusan, tekanan-tekanan tersebut bisa termasuk di dalam gejala-gejala groupthink, gejala-gejala grupthink yang termasuk dalam penelitian ini adalah suatu penilaian berlebihan anggota kelompok terdapat kelompok nya sendiri, ketertutupan pikiran anggota kelompok, tekanan untuk mencapai keseragaman antara anggota kelompok, dan yang terakhir adalah pencarian kesepakatan kelompok yang terlalu dini. Dari semua gejala grupthink tersebut, gejala yang tidak terlihat atau tidak terdapat didalam penelitian ini adalah tekanan untuk mencapai keseragaman antara anggota kelompok dan pencarian kesepakatan yang terlalu dini. Disebabkan karena semua kesepakatan yang ingin dicapai terlebih dahulu dimusyawarahkan kepada semua anggota, misalkan pada kegiatan rapat pengambilan keputusan kelompok semua anggota mempunyai hak untuk memberi kritikan atau masukan kepada pimpinan kelompok dan selanjutnya dibahas dalam rapat. Dengan begitu tekanan untuk mencapai keseragaman tidak muncul, karena semua anggota kelompok berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan bersama. Mayoritas anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya dan sedikit anggota yang memilih diam. Dengan banyaknya kritikan dan masukan dari anggota kelompok maka dalam rapat pengambilan keputusan akan berlansung cukup lama tidak dalam waktu yang cepat. Agar keputusan yang didapat nantinya merupakan keputusan bersama. Karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, maka peneliti mempunyai suatu kelemahan dalam melakukan penelitian. Ada beberapa hal yang bersifat normatif tentang kelompok yang tidak bisa di elaborasi dalam penelitian ini. Misalnya kelemahan dalam penjabaran suatu pengertian-pengertian teori yang dilakukan peneliti kurang maksimal, disebabkan literatur bacaan buku yang dijadikan peneliti panduan kurang banyak dan akhirnya menyebabkan hasil defenisi yang kurang lengkap dan kurang memadai tentang pengertian suatu teori. Terdapat juga beberapa kelemahan lain, misalkan sewaktu peneliti ingin melakukan proses pengambilan data dengan membagikan kuesioner kepada para Universitas Sumatera Utara anggota kelompok club motor Brotherhood Medan. Club motor tersebut mempunyai jadwal ngumpul setiap jumat malam, dan ketika ngumpul bareng diadakan, tidak semua anggota kelompok yang dapat hadir, maka dari itu peneliti harus menunggu beberapa minggu atau beberapa kali jadwal ngumpul bareng club hingga semua anggota club bisa mengisi kuesioner yang dibagikan kepada responden. Begitu juga ketika proses pengisian kuesioner berlangsung, tidak semua anggota club merasa nyaman, karena agak sedikit mengganggu mereka. Misalnya ketika kuesioner diberikan kepada anggota club, mereka sedang berbincang-bincang sesama anggota, dan ada juga yang sedang makan. Maka disini peneliti dituntut untuk lebih bersabar dalam membagikan kuesioner yang ingin diisi oleh responden yaitu anggota kelompok club motor Brotherhood Medan. Universitas Sumatera Utara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dituntut dan telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diteliti, ada empat gejala grupthink yang ingin diteliti oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu penilaian berlebihan anggota kelompok terhadap kelompok, ketertutupan pikiran anggta kelompok, tekanan untuk mencapai keseragaman antara anggota kelompok dan pencarian kesepakatan kelompok yang terlalu dini. Gejala groupthink yang timbul dalam penelitian ini ada dua yaitu penilaian berlebihan dari anggota kelompok terhadap kelompoknya dan ketertutupan pikiran anggota kelompok terhadap masukan atau ide kelompok lain yang dapat menimbulkan pengaruh dalam pengambilan keputusan. Ini disebabkan anggota kelompok sudah merasa sangat yakin bahwa kelompok tempat ia bergabung sekarang merupakan kelompok yang paling baik dibandingkan dengan kelompok lain,dan anggota kelompok juga tidak memperdulikan atau menghiraukan masukan kelompok lain. Sedangkan gejala grupthink yang lain yaitu tekanan untuk mencapai keseragaman antar anggota kelompok dan pencarian kesepakatan kelompok yang terlalu dini tidak terdapat dalam kelompok club motor Brotherhood Medan, hal ini disebabkan karena setiap anggota bebas dan aktif memberikan masukan-masukan atau ide-de nya ketika proses pengambilan keputusan bersama berlangsung dan dengan menerima masukan-masukan dari anggota kelompok tadi, maka proses pengambilan keputusan bersama tidak akan berlangsung cepat. 2. Sikap dasar manusia yang menyukai hidup berkelompok menjadikan komunikasi kelompok sangat berkembang, selain itu kelancaran berkomunikasi yang terjadi di dalam suatu kelompok sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Karena pengambilan keputusan merupakan Universitas Sumatera Utara