demineralisasi. Faktor utama untuk mengontrol stabilitas enamel adalah hidrosiapatit sebagai konsentrasi aktif yang dapat membebaskan kalsium, fosfat dan fluor didalam
larutan dan didalam pH saliva.
25,26
2.3 Penyakit Periodontal
2.3.1 Pengertian Penyakit Periodontal
Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan periodontitis.Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses
inflamasi danmempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya kerusakan tulang,keadaan ini dikenal dengan Gingivitis.
14
Apabila penyakit gingiva tidak ditanggulangisedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang
mempengaruhi tulangalveolar, ligamen periodontal atau sementum, keadaan ini disebut dengan Periodontitis.
21
Gambar 3. Periodontitis
16
2.3.2 Etiologi Penyakit Periodontal
Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitufaktor lokal ekstrinsik dan faktor sistemik intrinsik.
22
Faktor lokal merupakanpenyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi, sedangkan faktor
sistemikdihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum.Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktorlokal yaitu inflamasi
gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya. Kerusakanyang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan ketinggian tulangalveolar,
sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya tulang alveolar pada sisipermukaan akar.
19
2.3.3 Pengaruh Kadar Kalsium Saliva Terhadap Pembentukan Kalkulus
Kalkulus adalah plak gigi yang mengalami mineralisasi. Plak lunak mengalami pengerasan oleh pengendapan garam mineral, yang biasanya dimulai antara hari
pertama dan hari keempat belas dari pembentukan plak. Kalsifikasi telah dilaporkan terjadi dalam waktu 4 sampai 8 jam.
24
Plak yang mengalami kalsifikasi dapat menjadi 50 termineralisasi dalam 2 hari dan 60 sampai 90 mineral dalam 12 hari. Semua
plak tidak selalu mengalami kalsifikasi. Pada awalnya,plak mengandung sejumlah kecil bahan anorganik, yang akan terus meningkat setelah plak mengandung sejumlah kecil
bahan anorganik, dan terus meningkat sebagai plak yang berkembang menjadi kalkulus.
25
Plak yang tidak berkembang menjadi kalkulus mencapai pencapaian tertinggi kandungan mineral maksimal di dalam waktu 2 hari. Mikroorganisme tidak
selalu penting dalam pembentukan kalkulus karena kalkulus mudah terjadi pada hewan pengerat yang bebas dari mikroorganisme.
26
Saliva adalah sumber mineralisasi untuk kalkulus supragingiva, sedangkan transudat serum yang disebut cairan sulkus gingiva melengkapi mineral untuk kalkulus
subgingiva.
24
Konsentrasi kalsium dalam plak adalah 2 sampai 20 kali yang ditemukan dalam saliva. Plak awal pembentuk kalkulus berat mengandung lebih banyak kalsium,
fosfor tiga kali lebih banyak, dan kalium lebih kecil dari pembentuk nonkalkulus, menunjukkan fosfor yang mungkin lebih penting daripada kalsium dalam mineralisasi
plak. Pengapuran memerlukan mengikat ion kalsium ke kompleks karbohidrat-protein dari matriks organik dan pengendapan garam kalsium fosfat kristal. Kristal terbentuk
awalnya dalam matriks interseluler dan pada permukaan bakteri dan akhirnya dalam bakteri.
24,25
Inisiasi kalsifikasi dan tingkat akumulasi kalkulus bervariasi antara individu, berbeda antara gigi pada orang yang sama, dan pada waktu yang berbeda dengan orang
yang sama.
24
Menurut klasifikasi ini, kalkulus dapat diklasifikasikan sebagai berat, sedang, atau sedikit pembentuk kalkulus. Peningkatan serata harian dalam pembentuk
kalkulus adalah dari 0.10 menjadi 0.15 dari kalkulus berat kering. Pembentukan kalkulus terus mencapai maksimum. Waktu yang diperlukan untuk mencapai tingkat
maksimal adalah antara 10 minggu dan 6 bulan.
24
Kalsium saliva memainkan peran utama dalam pembentukan kalkulus supragingiva atau kalkulus subgingiva dengan adanya plak gigi yang tidak mengalami
mineralisasi. Hassan Smenyatakankonsentrasi kalsium saliva diketahui secara signifikan tinggi pada pasien yang memiliki kalkulus gigi bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
23
Kalsium adalah ion yang dapat menjadi penanda potensial untuk penyakit periodontal dalam saliva. Menurut penelitian Sewon dkk, menyatakan bahwa
konsentrasi kadar kalsium yang lebih tinggi dapat terdeteksi di saliva yang distimulasi dari pasien periodontitis.
13
2.4 Kerangka Teori