Pengaruh Viskositas Dan Laju Aliran Saliva Terhadap Pembentukan Kalkulus Pada Pasien Di Instalasi Periodonsia Rsgm Usu

(1)

TERHADAP PEMBENTUKAN KALKULUS PADA

PASIEN DI INSTALASI PERIODONSIA

RSGM USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi

Oleh:

Sornamilla Devi Wee NIM: 110600172

Dosen pembimbing:

Pitu Wulandari, drg., S. Psi., Sp. Perio NIP: 19790514 200502 2 001

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Departemen Periodonsia Tahun 2015

Sornamilla Devi Wee

Pengaruh Viskositas dan Laju Aliran Saliva Terhadap Pembentukan Kalkulus Pada Pasien Di Instalasi Periodonsia RSGM USU

ix+43 halaman

Saliva melarutkan makanan secara kimia untuk pengecapan rasa, melembabkan dan melumasi makanan sehingga mudah ditelan. Laju aliran saliva adalah jumlah saliva yang diskresi setiap menit dan dinyatakan dalam satuan mL/menit. Viskositas saliva adalah ukuran yang menyatakan kekentalan dari saliva dan dinyatakan dalam satuan dyne/cm3. Peningkatan viskositas dan penurunan laju aliran saliva berpengaruh terhadap pembentukan kalkulus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh viskositas dan laju aliran saliva terhadap pembentukan kalkulus. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Jumlah pasien yang dijadikan subjek penelitian ini adalah 40 orang, 7 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian diperoleh bahwa pengaruh viskositas dan laju aliran saliva terhadap pembentukan kalkulus dan tingkat keparahan penyakit periodontal menunjukkan pengaruh yang negatif namun hasil tersebut tidak signifikan.


(3)

Department of Periodonsia Year 2015

Sornamilla Devi Wee

Influences of the Salivary Viscosity and Flow rate Towards the Formation of Dental Calculus in Patients That Visits The Department of Periodonsia RSGM USU. ix+ 43 pages.

Saliva serves several functions that are critical for oral health. It helps to soften the food to aid in swallowing. Flow rate is the amount of saliva that is secreted per minute and it is measured in mL/minute. Viscosity is a rheological property of complex salivary fluid and it means a quality or state of being viscous which is measured in dyne/cm3. Increased of salivary viscosity and decrease of salivary flow rate affect the formation of dental calculus. This research is conducted to analyse the influences of salivary viscosity and flow rate towards calculus formation. The type of research conducted was an analytical observational and a cross sectional study. The present study inludes 40 patients which consisted of 7 males and 33 females. Data was analyse using the Pearson correlation statistical test. Results showed insignificant negative correlations between the salivary viscosity and flow rate towards the formation of calculus and the severity of periodontal disease.


(4)

Skripsi ini telah dipersetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Pembimbing: Medan, 4 Maret

2015

Tandatangan Pitu Wulandari, drg., S.Psi., Sp. Perio

NIP: 19790514 200504 2 001


(5)

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 7 Maret 2015

TIM PENGUJI

Tandatangan KETUA : Pitu Wulandari, drg., S.Psi., Sp. Perio ... ANGGOTA : 1. Rini Octavia Nasution, drg., SH., Sp. Perio., M.Kes ... 2. Martina Amalia, drg ...


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “ Pengaruh Viskositas dan Laju aliran Saliva Terhadap Pembentukan Kalkulus Pada Pasien Di Instalasi Periodonsia RSGM USU, selesai disusun untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, dan saran-saran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. dr Sutomo Kasiman, SpPD., SpJP(K) selaku Ketua Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini.

2. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D selaku Ketua Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4. Pitu Wulandari, drg., S.Psi., Sp. Perio selaku dosen pembimbing skripsi di Departemen Periodonsia sekaligus penguji atas kesabaran dan waktu yang diberikannya untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Rini Octavia Nasution , drg., SH., Sp.Perio., M.Kes dan Martina Amalia, drg selaku tim penguji skripsi yang telah memberikan masukan berharga untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Putri Welda Utami Ritonga, drg., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan motivasi dan mendidik penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(7)

iii

7. Seluruh staf pengajar dan Pegawai Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menuntut ilmu di masa pendidikan.

8. Seluruh asisten Laboratorium Kimia Fisika FMIPA yang telah membantu penulis untuk melaksanakan penelitian ini.

9. Maya Fitria, S.K.M., M.Kes. selaku dosen Kependudukan dan Biostatistika di Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah membantu penulis melaksanakan analisis statistik hasil yang diperoleh.

10.Seluruh keluarga besar saya di Malaysia atas doa dan dukungannya baik dari segi moril dan materil.

11.Sahabat-sahabat terbaik penulis Fellicia, Robert, Dwi, Felix, Kiirtana, Hema, Xinyi, Intan, Elangkeswary dan teman seperjuangan di Departemen Periodonsia serta semua angkatan 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini karena keterbatasan pengalaman yang dimiliki penulis. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, 7 Maret 2015 Penulis

(Sornamilla Devi Wee) NIM: 110600172


(8)

iv DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Hipotesis Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Saliva... 4

2.1.1 Kelenjar Saliva ………... 4

2.1.2 Komposisi Saliva ... 5

2.1.3 Laju Aliran Saliva ... 5

2.1.4 Viskositas Saliva ... 5

2.1.5 Cara Pengumpulan Saliva... 6

2.2 Kalkulus ... 7

2.2.1 Kalkulus Supragingiva... 7

2.2.2 Kalkulus Subgingiva... 7

2.2.3 Komposisi Kalkulus... 8

2.2.3.1 Komponen Anorganik... 8

2.2.3.2 Komponen Organik... 8

2.2.4 Proses Pembentukan Kalkulus... 9

2.2.5 Faktor lain yang Berpengaruh Terhadap Pembentukan Kalkulus Supragingiva dan Subgingiva... 9

2.2.5.1 pH dan kapasitas buffer...10

2.2.5.2 Kalsium dan Fosfat...10 2.3 Pengaruh Viskositas Dan Laju Aliran Saliva Terhadap


(9)

v

Pembentukan Kalkulus...… 10

2.4 Kerangka Teori... 12

2.5 Kerangka Konsep... 13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan penelitian……...………. 14

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian………... 14

3.2.1 Tempat Penelitian... 14

3.2.2 Waktu Penelitian……….... 14

3.3 Populasi dan Sampel………....……… 14

3.3.1 Populasi………... 14

3.3.2 Sampel……… 14

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi………... 15

3.4.1 Kriteria Inklusi... 15

3.4.2 Kriteria Eksklusi………... 16

3.5 Variabel Penelitian………... 16

3.6 Definisi Operasional………..……….. 16

3.7 Alat dan Bahan Penelitian……… 17

3.7.1 Bahan Penelitian………... 17

3.7.2 Alat Penelitian………... 17

3.8 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data……….... 20

3.9 Skema Alur Penelitian………….………... 24

3.10 Pengolahan dan Analisa Data……….. 24

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Data Demografi Subjek Penelitian…..………... 25

4.2 Data Kebiasaan Oral Higiene………... 26

4.3 Data Riwayat Dental... 27

4.4 Tingkat Keparahan Periodontal Berdasarkan Periodontal Disease Index (PDI) ………... 28

4.5 Pembentukan Kalkulus Berdasarkan Volpe Manhold Index (VMI)..………... 28

4.6 Laju Aliran Saliva Tanpa Stimulasi……….... 28

4.7 Viskositas Saliva yang Distimulasi……….. ... 28

4.8 Nilai Laju Aliran Saliva Tanpa Stimulasi Dengan Volpe- Manhold Index……….... 29

4.9 Nilai Viskositas Saliva Distimulasi Dengan Volpe-Manhold Index……….…………... 30

4.10 Pengaruh Laju Aliran Saliva Tanpa Stimulasi dan Viskositas Saliva Distimulasi dengan Volpe Manhold Index dengan Periodontal Disease Index... 31


(10)

vi

Manhold Index Berdasarkan Jenis Kelamin………...……..31 4.12 Pengaruh Viskositas Saliva Distimulasi Dengan Volpe Manhold Index………...32 4.13 Pengaruh Laju Aliran Saliva Tanpa Stimulasi Dan Viskositas

Saliva Distimulasi Dengan Periodontal Disease Index

(PDI)....………...32 4.14 Pengaruh Laju Aliran Saliva Tanpa Sitmulasi Dengan

Periodontal Disease Index (PDI) Berdasarkan Jenis kelamin...33 4.15 Pengaruh Viskositas Distimulasi Dengan Periodontal Disease Index (PDI) Berdasarkan Jenis Kelamin...34

BAB 5 PEMBAHASAN 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 39

6.1 Kesimpulan………...39 6.2 Saran………...39 DAFTAR PUSTAKA………...40


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data demografi subjek penelitian... 25 2. Data kebiasaan oral higiene... 26 3. Data Riwayat Dental... 27 4. Tingkat keparahan periodontal berdasarkan Periodontal Disease

Index (PDI)... 28 5. Pembentukan kalkulus berdasarkan Volpe Manhold Index

(VMI) ... 28 6. Laju aliran saliva tanpa stimulasi... 28 7. Viskositas saliva distimulasi... 29 8. Nilai laju aliran saliva tanpa stimulasi dengan Volpe-

Manhold Index (VMI)... 30 9. Nilai viskositas saliva distimulasi dengan Volpe-Manhold

Index (VMI)... 30 10.Pengaruh laju aliran saliva tanpa stimulasi dan viskositas

Saliva distimulasi dengan Volpe-Manhold Index (VMI)... 31 11.Pengaruh laju aliran saliva tanpa stimulasi dengan Volpe

Manhold Index (VMI)... 31 12.Pengaruh viskositas saliva distimulasi dengan Volpe-

Manhold Index (VMI) berdasarkan jenis kelamin... 32 13.Pengaruh laju aliran saliva tanpa stimulasi dan viskositas

Saliva distimulasi dengan Periodontal Disease Index (PDI)... 32 14.Pengaruh laju aliran saliva tanpa stimulasi dengan Periodontal

Disease Index (PDI) berdasarkan jenis kelamin... 33 15.Pengaruh viskositas saliva distimulasi dengan Periodontal


(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1. Kalkulus Supragingiva………... 8

2. Prob Periodontal ( UNC-15) 18 3. Pinset, Sonde dan Kaca mulut... 18

4. Sarung Tangan... 18

5. Masker... 18

6. Gelas ukur... 19

7. Wadah Saliva... 19

8. Piknometer... 19

9. Viscometer Oswald... 19

10. Viscometer yang dijepit pada klem dengan statif... 20

11. Cara pengukuran Indeks Kalkulus Volpe-Manhold Indeks (VMI)... 21


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembaran Penjelasan Kepada Subjek Penelitian 2. Informed Consent

3. Kuisioner

4. Rencana Anggaran Penelitian 5. Personalia


(14)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kalkulus adalah lapisan keras yang terbentuk pada gigi dan sudah sejak lama mempunyai hubungan dengan penyakit periodontal. Kalkulus jarang ditemukan pada gigi susu dan gigi permanen pada usia muda.1 Oliver dkk., cit Dorothy menyatakan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prevalensi dan tingkat keparahan penyakit periodontal adalah kalkulus.2 Kalkulus adalah plak yang mengalami kalsifikasi dan terbentuk tidak hanya pada permukaan gigi namun juga pada permukaan restorasi dan gigi tiruan.1,3

Penelitian oleh Collin dkk., menyatakan bahwa pembentukan kalkulus lebih sering terjadi pada permukaan gigi yang terletak berdekatan dengan duktus saliva.4 Faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kalkulus adalah pH, kalsium, fosfat, laju aliran saliva dan viskositas saliva.5,6 Penelitian Carneiro dkk., mengenai karies, plak supragingiva dan kalkulus di Tanga, Tanzania menyatakan bahwa prevalensi kalkulus pada mahasiswa adalah sebanyak 56.9%.7

Kelenjar saliva mayor terdiri dari kelenjar parotis, submandibularis, sublingualis dan kelenjar saliva minor yaitu kelenjar lingualis, bukalis, labialis, palatinal dan glossopalatine.8,9 Cairan saliva merupakan sekresi eksokrin yang terdiri dari 99% air, dan mengandung berbagai elektrolit (natrium, kalium, kalsium, klorida, magnesium, bikarbonat, fosfat) dan protein. Saliva juga mengandung enzim, immunoglobulin, faktor antimikroba, glikoprotein mukosa, albumin, beberapa polipeptida dan oligopeptida yang penting bagi kesehatan rongga mulut.9,10 Kontribusi saliva dalam keadaan tidak terstimulasi terdiri dari sekresi beberapa kelenjar yaitu 25% kelenjar parotis, 60% kelenjar submandibula, 7% sampai 8%


(15)

Rerata jumlah laju aliran saliva bervariasi sepanjang hari, mengalami peningkatan ketika makan dan menurun ketika tidur. Produksi saliva normal masing-masing individu adalah antara 0,5 liter dan 1,5 liter/hari.12,13 Penelitian oleh Patricia dkk., menyatakan bahwa laju aliran saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti penyakit sistemik, obat-obatan dan dehidrasi.13 Peran saliva di dalam rongga mulut adalah sebagai pelindung rongga mulut karena saliva berperan sebagai pelumas, pelindung fisik, pembersih, buffering, remineralisasi gigi dan antibakteri.14,15

Efisiensi saliva sebagai pelindung tergantung pada viskositas saliva dan laju aliran saliva.Viskositas berhubungan erat dengan laju aliran saliva. Viskositas saliva yang normal penting dalam membantu fungsi bicara, mencerna makanan, mastikasi dan penelanan. Vikositas saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pH, kadar kalsium dan konsentrasi glikoprotein. Penelitian oleh Hirotomi dkk., cit Yas menyatakan bahwa vikositas yang meningkat akan menyebabkan penurunan laju aliran saliva. Peneliti juga menyatakan bahwa peningkatan viskositas saliva juga merupakan penyebab terjadinya penyakit periodontal.10,16 Namun hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Shannon dkk., cit Jin yang berpendapat bahwa peningkatan laju aliran saliva akan menyebabkan pembentukan plak bakteri dan kalkulus yang lebih banyak.5

Umumnya, peningkatan viskositas saliva akan menyebabkan penurunan dalam laju aliran saliva sehingga self-cleansing di dalam rongga mulut menjadi kurang sempurna. Keadaan ini akan menyebabkan penumpukan plak mudah terjadi dan akhirnya menyebabkan terbentuknya kalkulus. Perbedaan pendapat ini membuat penulis tertarik melakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh vikositas dan laju aliran saliva terhadap pembentukan kalkulus.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh viskositas saliva terhadap pembentukan kalkulus. 2. Apakah ada pengaruh laju aliran saliva terhadap pembentukan kalkulus.


(16)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis adanya pengaruh viskositas saliva terhadap pembentukan kalkulus.

2. Untuk menganalisis adanya pengaruh laju aliran saliva terhadap pembentukan kalkulus.

1.4 Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh laju aliran saliva terhadap pembentukan kalkulus pada pasien di instalasi periodonsia RSGM USU.

2. Ada pengaruh viskositas saliva terhadap pembentukan kalkulus pada pasien di instalasi periodonsia RSGM USU.

1.5 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan tambahan ilmu pengetahuan mengenai pengaruh viskositas saliva dan laju aliran saliva terhadap pembentukan kalkulus.

2. Sebagai data dan informasi yang menunjang perkembangan Ilmu Kedokteran Gigi khususnya dalam bidang Periodonsia dalam hal viskositas dan laju aliran saliva.

3. Memberikan tambahan pengetahuan dalam bidang ilmu pencegahan penyakit periodontal.

4. Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menambah ilmu pengetahuan dalam perawatan untuk pasien khususnya yang menderita penyakit periodontal.


(17)

4

BAB 2

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Pengertian Saliva

Whole Saliva atau saliva total adalah campuran kompleks cairan dari kelenjar saliva, lipatan gingiva, transudat mukosa oral, mukus, rongga hidung, faring, bakteri yang tidak melekat, sisa makanan, deskuamasi sel epitel, sel darah dan produk kimia. Metode pengukuran volume saliva terbagi atas 2 bagian yaitu pengukuran langsung dari kelenjar saliva dan pengukuran saliva dari rongga mulut atau whole saliva. Metode yang pertama lebih menyulitkan dari metode yang kedua dan mungkin menyebabkan lesi di duktus Stensen dan Wharthoni. Pengumpulan saliva boleh dilakukan dengan stimulasi maupun tanpa stimulasi (resting). Penentuan laju aliran saliva terstimulasi boleh dilakukan dengan menggunakan parafin dan asam sitrat.11,17

2.1.1 Kelenjar Saliva

Kelenjar parotis adalah kelenjar saliva terbesar, terletak agak ke bawah dan membuka melalui duktus parotid Stensen menuju satu elevasi kecil (papila) yang terletak berhadapan dengan gigi molar kedua pada kedua sisi. Kelenjar submandibularis merupakan kelenjar saliva terbesar kedua setelah kelenjar parotis dan terdiri dari campuran sekresi serus dan mukus tetapi yang lebih dominan adalah serus. Kelenjar submandibularis bermuara pada duktus Whartoni menuju ke dasar mulut pada kedua sisi frenulum lingualis. Kelenjar sublingualis adalah kelenjar yang terkecil dari ketiga kelenjar saliva yang lain dan produksi sekresi mukus. Sel serus menghasilkan saliva yang encer sehingga viskositasnya menjadi lebih rendah sedangkan sel mukus menghasilkan saliva yang kental sehingga viskositasnya lebih tinggi. Kelenjar saliva minor didistribusikan secara luas pada permukaan mukosa bagian dalam bibir, pipi, langit-langit dan daerah glosofaring.18,19


(18)

2.1.2 Komposisi Saliva

Saliva melarutkan makanan secara kimia untuk pengecapan rasa, melembabkan dan melumasi makanan sehingga mudah ditelan. Selain meminimalisasi keasaman rongga mulut dan mencegah demineralisasi enamel gigi, saliva juga memberi kelembaban dan melindungi mukosa oral sehingga terhindar dari kekeringan. Zat antibodi dan antibakteri dalam saliva berfungsi untuk membersihkan rongga mulut dan membantu memelihara kesehatan rongga mulut serta mencegah kerusakan. Amilase pada saliva dapat mengurai zat tepung menjadi polisakarida dan maltose.13

2.1.3 Laju Aliran Saliva

Laju aliran saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor temasuk usia dan jenis kelamin, ukuran kelenjar, kontribusi berbagai kelenjar saliva, nutrisi, merokok, obat-obatan, alkohol, puasa, muntah dan penyakit sistemik. Faktor yang sangat memengaruhi penurunan laju aliran saliva adalah obat-obatan terapeutik, terutama obat-obatan yang digunakan pada penderita Sjogren Syndrome dan pengobatan radiasi untuk kanker kepala dan leher.13 Laju aliran saliva tergantung pada lama dan intesitas stimulus. Stimulus tersebut terdiri atas stimulus mekanik dan stimulus kimiawi. Stimulus mekanik tampak dalam bentuk pengunyahan, sedangkan stimulus kimiawi tampak dalam bentuk efek pengecapan. Kedua jenis stimulus tersebut membangkitkan kegiatan refleks saliva. Stimulus asam, frekuensi pengunyahan yang tinggi dan gigitan yang kuat dapat meningkatkan sekresi saliva.20

Nilai normal rerata aliran saliva yang distimulasi pada individu yang sehat berkisar dari 1,0-3,0 ml/menit sedangkan nilai normal flow rate yang tidak distimulasi berkisar antara 0,3-0,5 ml/menit. Apabila nilainya dibawah 0,7 ml/menit maka keadaan tersebut merupakan hiposalivasi dan apabila diantara 0,1 - 0, 25 ml/menit maka nilainya adalah rendah.8,16


(19)

Viskositas adalah suatu keadaan viskus yang mempunyai hubungan yang erat dengan komposisi glikoprotein. Peran saliva sebagai pelumas sangat penting untuk kesehatan mulut, memfasilitasi pergerakan lidah dan bibir selama proses penelanan, dan juga penting dalam memperjelas ucapan saat berbicara. Viskositas saliva yang normal penting untuk pencernaan makanan dan fungsi motorik seperti mastikasi, penelanan dan bicara. Peningkatan viskositas saliva akan menyebabkan gangguan bicara dan penelanan. Individu yang mempunyai viskositas saliva yang tinggi berisiko tinggi mendapat penyakit periodontal. Efisiensi saliva sebagai pelumas tergantung pada viskositas dan perubahan laju aliran saliva. Apabila viskositas saliva meningkat, komposisi air dalam saliva menurun dan ini akan menyebabkan saliva menjadi lebih kental.14,16

Sifat-sifat saliva pada manusia ditentukan oleh glikoprotein saliva terutama mucin. Saliva terdiri dari 2 jenis mucin yaitu mucin dengan berat molekul yang tinggi / high-molecular-weight mucin (MG1) dan mucin dengan berat molekul yang rendah / low-molecular-weight mucin (MG2).20 High-molecular-weight mucin disekresikan oleh kelenjar sublingualis, submandibularis, dan palatal sedangkan low-molecular-weight mucin adalah hasil sekresi kelenjar submandibularis dan sublingualis. Mucin berperan sebagai pelumas permukaan, perlindungan jaringan keras dan lunak serta lingkungan eksternal, membantu dalam pengunyahan, bicara dan menelan.14

2.1.5 Cara Pengumpulan Saliva

Terdapat 4 cara pengumpulan saliva yaitu passive drooling, spitting, swab dan suction.

a) Passive Drooling

Metode passive drooling dilakukan dengan meminta pasien untuk mengumpulkan salivanya di dalam wadah saliva dan saliva dibiarkan mengalir selama 3 menit . Keuntungan dari pemakaian metode ini adalah lebih akurat dan efektif.


(20)

Metode spitting adalah metode yang sering digunakan untuk pengumpulan saliva karena lebih reliable. Pasien diminta untuk mengumpulkan salivanya di dalam mulut dan kemudian diludahkan ke dalam wadah saliva setiap 60 saat selama 5 sampai 15 menit.

c) Swab

Metode swab dilakukan dengan meletakkan kapas pada dasar mulut pasien pada jangka waktu yang tertentu untuk pengumpulan saliva. Metode ini mudah dilakukan tetapi dapat menyebabkan perubahan komposisi saliva.

d) Suction

Metode suction dilakukan dengan menggunakan suction tube untuk pengumpulan saliva dari dasar rongga mulut pasien dan metode ini tidak memerlukan pasien yang kooperatif.21

2.2 Kalkulus

2.2.1 Kalkulus Supragingiva

Kalkulus supragingiva merupakan kalkulus yang melekat pada permukaan mahkota gigi mulai dari puncak tepi gingiva. Sumber utama komponen kalkulus supragingiva berasal dari saliva sedangkan sumber kalkulus subgingiva berasal dari cairan sulkus gingiva. Jenis kalkulus ini banyak terdapat pada bagian lingual gigi depan rahang bawah dan jumlahnya semakin berkurang pada bagian bukal molar rahang atas namun kalkulus tidak dapat dijumpai pada bawah batas gingiva margin di daerah poket gingiva. Warna kalkulus biasanya putih kekuning-kuningan tetapi dapat dipengaruhi oleh pigmen sisa makanan atau stein rokok. Konsistensinya keras seperti batu tanah liat dan mudah dilepaskan dari permukaan gigi dengan skeler.2,3

2.2.2 Kalkulus Subgingiva

Kalkulus subgingiva atau dikenal sebagai kalkulus seruminal merupakan kalkulus yang berada di bawah batas gingiva margin, di daerah poket gingiva dan tidak dapat terlihat pada waktu pemeriksaan. Lokasi dan perluasanya dapat ditentukan dari pemeriksaan probing dengan alat eksplorer. Konsistensinya padat dan keras.


(21)

Biasanya ditemukan pada akar gigi di dekat batas apikal poket yang dalam dan dapat ditemukan jauh lebih dalam sampai apeks gigi pada kasus yang parah. 2,3

Gambar 1. Kalkulus Supragingiva 22

2.2.3 Komposisi Kalkulus

Komposisi kalkulus bervariasi sesuai dengan lama deposit, posisinya di dalam mulut dan lokasi geografi dari individu. Komposisinya terdiri dari 80% massa anorganik, air dan matriks organik.3

2.2.3.1 Komponen Anorganik

Bahan anorganik kalkulus supragingiva terdiri dari 75,9% kalsium fosfat (Ca3(PO4)2), 3,1% kalsium karbonat (CaCO3) dan magnesium fosfat (Mg3(PO4)2) serta sejumlah ion logam lainnya. Komponen anorganik utamanya adalah 39% kalsium, 19% fosfor, 0,8% magnesium, 1,9% karbon dioksida dan sejumlah kecil logam seperti Na, Zn, Sr, Br, Cu, An, Al, Si, Fe dan F. Terdapat 4 jenis kristal yang membentuk struktur bahan anorganik yaitu 58% hidroksiapatit Ca10(OH)2(PO4)6, 20,9% brushite CaH(PO4)2, 21% magnesium whitlokite Ca9(PO)3XPO4 dan oktakalsium fosfat Ca4H(PO4)3. Biasanya pada setiap sampel kalkulus, bentuk kristal yang paling sering dijumpai adalah hidroksiapatit dan oktakalsium fosfat.3,18


(22)

Komponen organik kalkulus terdiri dari campuran protein polisakarida yang kompleks, sel-sel epitel yang mengalami deskuamasi, leukosit dan berbagai tipe mikoorganisme. Sekitar 1,9% sampai 9,1% komponen organik terdiri dari karbohidrat seperti galaktosa, glukosa, rhamnosa, mannosa, asam glukuronik, galaktosamine, arabinase, asam galakturonik dan glukosamin. Sebanyak 5,9 sampai 8,2% protein yang berasal dari saliva terdiri dari asam amino sedangkan 0,2% lipid terdapat dalam bentuk lemak netral, asam lemak bebas, kolesterol, kolesterol ester dan fosfat lipid.3,18

2.2.4 Proses Pembentukan Kalkulus

Kalkulus merupakan plak bakteri yang termineralisasi tetapi tidak semua plak termineralisasi. Pembentukan kalkulus dimulai dengan akumulasi plak yang berperan sebagai matriks organik untuk mineralisasi deposit. Presipitasi garam-garam mineral ke dalam plak sudah dapat dilihat hanya beberapa jam setelah deposisi plak, meski umumnya keadaan ini berlangsung 2-14 hari setelah terbentuknya plak. Kalsifikasi plak juga mungkin terjadi dalam waktu 4-8 jam dalam segolongan individu. Mineral pada kalkulus supragingival berasal dari saliva, sedangkan pada kalkulus subgingiva berasal dari eksudat cairan gingiva.1,3

Ada beberapa teori yang sudah diperkenalkan sehubungan mekanisme mineralisasi plak awal. a) Teori pertama menyatakan bahwa saliva dapat dianggap sebagai larutan jenuh (supernaturasi) yang tidak stabil dari kalsium fosfat. Oleh karena tegangan karbon dioksida / CO2 relatif lebih rendah di dalam mulut, CO2 akan keluar dari saliva bersama dengan deposisi kalsium fosfat yang tidak mudah larut. b) Selama tidur, aliran saliva berkurang dan amonik terbentuk dari urea saliva, menaikkan pH yang memungkinkan terjadinya pengendapan kalsium fosfat. c) Protein dapat mempertahankan konsentrasi kalsium yang lebih tinggi tetapi jika saliva berkontak dengan gigi, protein akan dikeluarkan dari larutan dan menyebabkan pengendapan kalsium dan fosfor.3


(23)

2.2.5 Faktor Lain Yang Berpengaruh Terhadap Pembentukan Kalkulus Supragingiva Dan Subgingiva

Faktor lain yang berpengaruh terhadap pembentukan kalkulus supragingiva dan subgingiva adalah pH, kapasitas buffer, kalsium dan fosfat.

2.2.5.1 pH Dan Kapasitas Buffer

Faktor pH dan kapasitas buffer berhubungan erat dengan viskositas dan laju aliran saliva. Nilai normal pH saliva tanpa stimulasi adalah 6,7 sampai 7,4. Apabila saliva distimulasi setelah konsumsi karbohidrat akan terjadinya peningkatan pH plak dan proses remineralisasi.5

2.2.5.2 Kalsium Dan Fosfat

Kalsium dan fosfat adalah ion dari saliva yang terlibat dalam pembentukan kalkulus. Kalsium dan fosfat berperan penting dalam proses remineralisasi gigi dan membentuk kristal hidroksiapatit dalam keadaan pH rongga mulut yang tinggi. Peningkatan pembentukan kalkulus disebabkan oleh peningkatan pH dan kadar saturasi plak.5,6

2.3 Pengaruh Viskositas Dan Laju Aliran Saliva Terhadap Pembentukan Kalkulus

Secara klinis, viskositas saliva yang normal terlihat bening dan encer sementara saliva yang kental atau bergelembung menunjukkan kadar viskositas saliva yang tinggi. Menurut Shannon dkk., cit Inoue, viskositas saliva mempunyai hubungan positif dengan peningkatan glikoprotein mucin-5 subtype B (MUC5B) yaitu mucin dengan berat molekul yang tinggi/ high-molecular-weight mucin (MG1). Penelitian yang dilakukan oleh Hiroko I dkk telah membuktikan bahwa terdapat perbedaan viskositas dan jumlah mucin saliva pada hasil saliva terstimulasi dan tidak terstimulasi.23


(24)

Laju aliran saliva mempunyai hubungan yang erat dengan viskositas saliva. Viskositas saliva yang lebih rendah akan meningkatkan laju aliran saliva, sehingga didapatkan self-cleansing yang baik. Sebaliknya viskositas saliva yang tinggi (kental/mukus) menyebabkan laju aliran saliva akan lebih rendah dan terjadinya penurunan self-cleansing dalam rongga mulut. Keadaan ini akan menyebabkan sisa makanan melekat pada permukaan gigi dan penumpukan plak lebih mudah terjadi yang akhirnya terkalsifikasi menjadi kalkulus.8

Secara umum, apabila viskositas saliva meningkat, laju aliran saliva dan efek self-cleasing rongga mulut akan berkurang. Akibatnya, penumpukan plak dan pembentukan kalkulus supragingiva serta kalkulus subgingiva mudah terjadi. Sebaliknya, penurunan viskositas akan menyebabkan laju aliran dan efek self-cleansing rongga mulut meningkat serta penumpukan plak dan kalkulus lebih sulit terjadi. Jumlah kalkulus yang semakin meningkat akan menyebabkan terjadinya inflamasi dan kerusakan pada jaringan pendukung serta penyakit periondontal lain seperti gingivitis dan periondontitis.


(25)

2.4 Kerangka Teori

Viskositas saliva

Viskositas saliva

Laju aliran saliva Laju aliran

saliva

Saliva

Kalkulus Kalkulus

Penyakit Periodontal Penyakit


(26)

2.5 Kerangka Konsep

Variabel Bebas :

- Viskositas saliva - Laju aliran saliva

Variabel tergantung :

- Jumlah peningkatan pembentukan kalkulus

Variabel Terkendali :

- Permen karet wax yang digunakan untuk menstimulasi saliva - Teknik pengumpulan

saliva

Variabel Tak Terkendali :

- Diet


(27)

14

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian Cross Sectional.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Periodonsia RSGM USU dan kemudian sampel dihantar ke Laboratorium Kimia Fisika FMIPA USU untuk pemeriksaan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dalam jangka waktu bulan Desember 2014 sampai Januari 2015.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah pasien di Instalasi Periodonsia pada Desember 2014 sampai Januari 2015.

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti agar maksud dan tujuan penelitian ini dapat tercapai. Sampel penelitian ini diperoleh dari populasi saliva pasien di instalasi periodonsia RSGM USU. Dari hasil perhitungan besar sampel


(28)

Pertimbangan penentuan besar sampel minimum berdasarkan rumus:24

n

n = 36,35 Keterangan :

n = Jumlah sampel minimal

α = level of significant, penelitian ini menggunakan α = 10%, sehingga Zα = 1,64 β = power of test, penelitian ini menggunakan β = 20%, sehingga Zβ = 0,842 Po = proporsi awal penelitian, pada penelitian ini digunakan Po = 50%

Pα = proporsi yang diinginkan dari penelitian, pada penelitian ini digunakan Pα = 70%

Pα – Po = 20%

3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi 3.4.1 Kriteria inklusi

- Subjek yang berusia 20-60 tahun

- Subjek yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini - Memiliki status kesehatan umum baik

- Tidak memiliki karies profunda

- Subjek yang tidak melakukan perawatan periodontal dalam jangka waktu 3 bulan

3.4.2 Kriteria eksklusi

- Sedang mengonsumsi obat-obatan


(29)

- Hamil

- Perokok berat

- Pecandu alkohol

3.5 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

- Viskositas saliva

- Laju aliran saliva

3.5.1 Variabel Tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah jumlah pembentukan kalkulus.

3.5.2 Variabel Terkendali

- Variabel terkendali pada penelitian ini adalah:

- Permen karet wax yang digunakan untuk menstimulasi saliva

- Teknik pengumpulan saliva

3.5.3 Variabel tak Terkendali

Variabel tak terkendali pada penelitian adalah diet dan cara menyikat gigi

3.6 Defenisi Operasional

- Laju aliran saliva adalah jumlah saliva yang diskresi setiap menit dan dinyatakan dalam satuan mL/menit. Pasien dikategorikan pada laju aliran normal (0.2 mL/ menit), rendah (≤ 0.1 mL/ menit) dan tinggi (> 1mL/ menit).

- Viskositas saliva adalah ukuran yang menyatakan kekentalan dari saliva dan dinyatakan dalam satuan dyne/cm3. Pasien dikategorikan pada viskositas rendah ( <1.1 dyne/cm3), normal (1,1- 1,32 dyne/cm3), sedang (1.33-2.0 dyne/cm3) dan tinggi ( >2.0 dyne/cm3).


(30)

- Volume saliva adalah jumlah saliva yang diperoleh akibat pengunyahan. Volume saliva hingga 5 ml, sehingga memenuhi untuk dilakukan pengukuran viskositas

- Pengunyahan adalah proses untuk melumatkan makanan yang terjadi dirongga mulut dengan bantuan saliva.

- Jumlah pembentukan kalkulus adalah jumlah skor Volpe-Manhold Index kalkulus dibagi jumlah permukaan gigi anterior yang diperiksa

3.7 Alat dan Bahan Penelitian

Bahan dan alat penelitian yang digunakan pada penelitian ini meliputi:

3.7.1 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang dipakai pada penelitian ini adalah:

- Permen karet wax

- Sampel saliva untuk pengukuran viskositas dan laju aliran saliva.

3.7.2 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Prob periodontal (UNC -15)

2. Kaca mulut 3. Neraca Analitik

4. Viskometer Oswald Merk Pirex adalah alat yang digunakan untuk menentukan waktu alir saliva.

5. Bola karet 6. Statif dan klem

7. Piknometer Merk Pirex adalah alat yang digunakan untuk menentukan densitas saliva.

8. Gelas ukur 9. Wadah saliva


(31)

10.Stopwatch

11.Masker dan sarung tangan 12.Tissue

13.Kertas label

Gambar 2. Prob periodontal (UNC-15) Gambar 3. Pinset, sonde dan kaca mulut

Gambar 4. Sarung tangan Gambar 5. Masker


(32)

Gambar 6. Gelas ukur Gambar 7. Wadah saliva


(33)

Gambar 10. Viscometer yang dijepit pada klem dengan statif

3.8 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

Sampel yang ingin berpartipitasi dalam penelitian ini harus mengisi lembar persetujuan yang berisi keikutsertaannya dalam penelitian.

1. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan wawancara langsung mengenai identitas subjek dengan bantuan kuesioner terhadap para pengunjung di instalasi periodonsia RSGM USU Medan. Subjek yang terpilih diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan, manfaat dan prosedur penelitian yang akan dilakukan dan apabila subjek bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, maka subjek diminta menandatangani lembar informed consent.

2. Kalkulus diperiksa menggunakan Indeks kalkulus Volpe-Manhold dimana kalkulus diperiksa pada tiga dataran yaitu permukaan mesial tengah dan distal dengan


(34)

menggunakan prob periodontal (dalam satuan milimeter) pada permukaan lingual dari keenam gigi anterior mandibula. Kalkulus diukur secara diagonal dengan prob untuk pengukuran pada dataran mesial dan distal, sedangkan untuk pengukuran dataran tengah kalkulus diukur secara tegak lurus dengan prob.2

- Pengukuran dataran tengah kalkulus

secara tegak lurus dengan prob

- Pengukuran dataran distal kalkulus

secara diagonal dengan prob

- Pengukuran dataran mesial kalkulus

secara diagonal dengan prob

Gambar 11. Cara Pengukuran Indeks Kalkulus Volpe-Manhold (VMI)27

3. Posisi subyek penelitian berdiri tegak lurus terhadap lantai. Pengumpulan dan pengambilan saliva dilakukan pada pukul 08.00-12.00 untuk menghindari variasi circadian rhythm. Metode spitting digunakan untuk pengumpulan laju aliran saliva tanpa stimulasi dan pengumpulan viskositas saliva distimulasi. Pengumpulan saliva dengan metode spitting dilakukan dengan meminta subjek duduk tegak dengan

Kalkulus

Kalkulus


(35)

kepalanya dimiringkan. Kemudian pasien dinstruksikan untuk mengumpul salivanya ke dalam wadah saliva selama 3 menit. Saliva yang dikumpul adalah laju aliran saliva tanpa stimulasi per menit. Kemudian subjek diminta mengunyah wax dan mengumpulkan salivanya di dalam wadah selama 5 menit untuk pengukuran viskositas.

4. Pengukuran Viskositas Saliva

Pengukuran dengan menggunakan Viscometer Oswald untuk menentukan waktu alir karena alat ini mudah digunakan dan akurat

Tahap-tahap pengukuran dengan Viscometer Oswald

- Setiap pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali.

- Viskometer dijepit dengan klem pada statif.

- Masukkan aquadest ke dalam viskometer, kemudian isap aquadest dengan bola karet melalui pipa kapiler sampai melewati garis a.

- Pada saat permukaan aquadest tepat sejajar dengan garis a mulai dilakukan perhitungan dengan stopwatch. Biarkan aquadest mengalir. Catat waktu yang diperlukan untuk mencapai garis b, ulangi sebanyak 3x.

- Keluarkan aquadest.

- Masukkan sampel saliva ke dalam viskometer.

- Kemudian isap saliva dengan menggunakan bola karet melalui pipa kapiler sampai melewati garis a.

- Saliva dibiarkan mengalir ke bawah dan waktu yang diperlukan untuk mengalir dari a ke b dicatat dengan menggunakan stopwatch.

5. Pengukuran Densitas Saliva dengan Piknometer Tahap-tahap pengukuran dengan piknometer.

- Timbang piknometer kosong dan tutupnya pada neraca analitik.

- Aquadest dimasukkan ke dalam piknometer sampai penuh, lalu

piknometer ditutup, perhatikan jangan ada gelembung-gelembung udara yang teperangkap didalam piknometer.


(36)

- Piknometer berisi aquadest ditimbang ke dalam neraca analitik.

- Sampel saliva dimasukkan ke dalam piknometer sampai penuh, lalu piknometer ditutup, perhatikan jangan ada gelembung-gelembung udara yang teperangkap didalam piknometer.

- Piknometer berisi sampel saliva ditimbang ke dalam neraca analitik.

- Densitas ditentukan dengan rumus:

d = Massa pikno berisi – Masa pikno kosong V pikno

Perhitungan viskositas saliva dengan rumus:

Perhitungan viskositas saliva dengan rumus : Keterangan:

nx= viskositas saliva dx= densitas saliva fx= waktu alir saliva da= densitas aquadest ta= waktu alir aquadest


(37)

3.9 Skema Alur Penelitian

3.10 Pengolahan dan Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan memakai uji statistik sebagai berikut: - Uji korelasi Pearson untuk melihat pengaruh viskositas dan laju aliran saliva terhadap pembentukan kalkulus pada pasien di instalasi periodonsia RSGM USU.

BAB 4

Pemeriksaan Kalkulus

Pengumpulan Saliva

Pengukuran Laju Aliran Saliva

Pengukuran Viskositas Saliva

Analisis Data


(38)

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari 2015 di Instalasi Periodonsia RSGM USU Medan. Pengumpulan data diperoleh dari kuesioner dan pemeriksaan klinis terhadap sampel pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU.

Total subjek yang diperiksa berjumlah 40 orang dan seluruhnya merupakan pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU.

4.1 Data Demografi Subjek Penelitian

Data demografi subjek penelitian ini terdiri dari jenis kelamin dan usia yang dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 1. Distibusi data demografi pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU

No Variabel Jumlah Persentase

1 Jenis kelamin a. Laki – laki b. Perempuan

7

33 17,5

82,5

Total 40 100

2 Kelompok usia a. < 20 tahun b. 20-29 tahun c. 30-39 tahun d. 40-49 tahun e. 50-59 tahun f. 60 tahun

2 26 7 2 3 0 5 65 17,5 5 7,5 0


(39)

Pada Tabel 1 terlihat bahwa sebagian besar subjek berjenis kelamin perempuan yaitu 33 orang (82,5%). Subjek dengan kelompok usia 20-29 tahun merupakan jumlah subjek terbanyak yaitu berjumlah 26 orang (65%) dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.

4.2 Data Kebiasaan Oral Higiene

Data kebiasaan oral higiene terdiri dari frekuensi sikat gigi, frekuensi penggantian sikat gigi, kunjungan ke dokter gigi, dan alasan tidak ke dokter gigi yang dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2. Distribusi data kebiasaan oral higiene pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU

No Variabel Jumlah Persentase

1 Frekuensi sikat gigi a. 1 kali

b. 2 kali c. 3 kali d. > 3 kali

3 28 8 1 7,5 70 20 2,5

Total 40 100

2 Frekuensi penggantian sikat gigi a. 1 kali setahun

b. 2 kali setahun c. 3 kali setahun d. > 3 kali setahun

3 7 8 22 7,5 17,5 20 55

Total 40 100

3 Kunjungan ke dokter gigi a. Ya b. Tidak 31 9 77,5 22,5

Total 40 100

4 Alasan tidak ke dokter gigi a. Biaya mahal

b. Perawatan butuh waktu lama c. Penyakit gigi tidak berbahaya d. Takut dengan peralatan dokter e. Belum mengetahui pentingnya

perawatan gigi 13 8 8 8 3 32,5 20 20 20 7,5


(40)

Pada Tabel 2 terlihat bahwa sebagian besar subjek melakukan penyikatan gigi setiap harinya sebanyak dua kali dimana 28 subjek (70%) melakukan penyikatan gigi dua kali sehari. Sebagian besar subjek yaitu 22 subjek (55%) mengganti sikat gigi lebih dari tiga kali setahun. Jumlah subjek yang pernah berkunjung ke dokter gigi lebih banyak dibandingkan yang tidak pernah berkunjung ke dokter gigi yaitu 31 subjek (77,5%). Selain itu, sebanyak 13 orang (32,5%) menyatakan tidak ke dokter gigi karena biaya yang mahal dimana hal ini merupakan jawaban terbanyak dari subjek penelitian ini.

4.3 Data Riwayat Dental

Tabel berikut ini menunjukkan data riwayat dental dari responden yang terdiri dari pengalaman sakit gigi, gusi berdarah dan bau mulut.

Tabel 3. Distribusi data riwayat dental pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU

No Variabel Jumlah Persentase

1 Sakit gigi a. Ya b. Tidak 28 12 70 30

Total 40 100

2 Gusi berdarah a. Ya b. Tidak 27 13 67,5 32,5

Total 40 100

3 Bau mulut a. Ya b. Tidak 14 26 35 65

Total 40 100

Pada Tabel 3 terlihat bahwa jumlah subjek yang pernah sakit gigi berjumlah 28 orang (70%). Sebagian besar subjek mengalami gusi berdarah yaitu sebanyak 27 subjek (67,5%). Selain itu, sebagian besar subjek tidak sering merasakan mulut berbau yaitu sebanyak 26 subjek (65%) tidak sering merasakan bau mulut.

4.4 Tingkat Keparahan Periodontal berdasarkan Periodontal Disease Index

(PDI)

Tabel 4 merupakan data dari Periodontal Disease Index (PDI) keseluruhan subjek penelitian. Pada Tabel ini terlihat bahwa sebagian besar subjek yaitu 32 subjek (80%) merupakan penderita gingivitis.


(41)

Tabel 4. Nilai Periodontal Disease Index (PDI) keseluruhan subjek

No Variabel Jumlah Persentase

1 Periodontal Disease Index a. Normal b. Gingivitis c. Periodontitis 6 32 2 15 80 5

Total 40 100

4.5 Pembentukan Kalkulus berdasarkan Volpe Manhold Index (VMI)

Tabel 5 menunjukkan data Volpe Manhold Index (VMI) dari keseluruhan subjek penelitian. Pada Tabel ini terlihat bahwa sebagian besar subjek yaitu 32 subjek (80%) merupakan subjek dengan pembentukan kalkulus ringan.

Tabel 5. Nilai Volpe Manhold Index (VMI) keseluruhan subjek

No Variabel Jumlah Persentase

1 Volpe Manhold Index

a. Tidak ada pembentukan kalkulus

b. Pembentukan kalkulus ringan c. Pembentukan kalkulus berat

4 32 4 10 80 10

Total 40 100

4.6 Laju Aliran Saliva Tanpa Stimulasi

Hasil penelitian mengenai laju aliran saliva tanpa stimulasi dari seluruh subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut :

No Variabel Jumlah Persentase

1 Laju aliran saliva

a. Laju aliran rendah b. Laju aliran normal c. Laju aliran tinggi

6 29 5 15 72,5 12,5


(42)

Tabel 6. Nilai laju aliran saliva tanpa stimulasi keseluruhan subjek

Pada Tabel 6 terlihat bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki laju aliran saliva normal yaitu 29 subjek (72,5%) dan sebagian kecil memiliki laju aliran saliva yang tinggi yaitu 5 orang (12,5%).

4.7 Viskositas Saliva Distimulasi

Hasil penelitian mengenai viskositas saliva distimulasi dari seluruh subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 7. Nilai viskositas saliva distimulasi keseluruhan subjek

No Variabel Jumlah Persentase

1 Viskositas saliva a. Rendah b. Sedang c. Normal d. Tinggi

0 1 0 39

0 2,5

0 97,5

Total 40 100

Pada Tabel 7 terlihat bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki viskositas saliva tinggi yaitu 39 subjek (97,5%) dan sebagian subjek memiliki viskositas saliva sedang yaitu 1 subjek (2.5%). Tidak ada subjek yang memiliki viskositas yang normal atau rendah.

4.8 Nilai Laju Aliran Saliva Tanpa Stimulasi Dengan Volpe Manhold Index

(VMI)

Tabel 8. Nilai laju aliran saliva tanpa stimulasi terhadap pembentukan kalkulus berdasarkan Volpe Mahold Index


(43)

No Variabel

Jumlah Pembentukan Kalkulus

Total Persentase Tidak

ada Ringan Berat 1 Laju aliran saliva

a. Rendah b. Normal c. Tinggi 0 1 3 0 3 1 6 13 13 6 17 17 15 42,5 42,5

Total 40 100

Pada Tabel 8 terlihat bahwa sebagian besar subjek penelitian yang memiliki laju aliran saliva tinggi ternyata mempunyai kalkulus yang berat yaitu 13 subjek dan pembentukan kalkulus yang ringan tidak terjadi pada subjek yang memiliki laju aliran saliva rendah.

4.9 Nilai Viskositas Saliva Distimulasi Dengan Volpe Manhold Index (VMI)

No Variabel

Jumlah Pembentukan Kalkulus

Total Persentase Tidak

ada Ringan Berat 1 Viskositas saliva

a. Rendah b. Sedang c. Normal d. Tinggi 0 0 0 4 0 1 0 31 0 0 0 4 0 1 0 39 0 2,5 0 97,5

Total 40 100

Pada Tabel 9 terlihat bahwa sebagian besar subjek penelitian yang memiliki viskositas saliva tinggi yaitu 31 subjek ternyata mempunyai kalkulus ringan. Sebagian subjek yang mempunyai viskositas sedang yaitu 1 subjek mempunyai kalkulus ringan.


(44)

4.10 Pengaruh Laju Aliran Saliva Tanpa Stimulasi Dan Viskositas Saliva Distimulasi Dengan Volpe Manhold Index (VMI)

Pada Tabel 10 terlihat laju aliran saliva tanpa stimulasi dengan Volpe-Manhold Index

keseluruhan subjek. Adapun hasil uji statistik dengan korelasi Pearson menunjukkan pengaruh yang negatif antara laju aliran saliva dan Volpe Manhold Index sebesar 0,018 tetapi korelasi antara kedua variabel tidak signifkan.

Tabel 10. Nilai laju aliran saliva tanpa stimulasi keseluruhan subjek dengan Volpe Manhold Index

Saliva Korelasi Hasil uji statistik

Laju aliran saliva - 0,018 0,911

Viskositas saliva - 0,281 0,079

Keterangan: * Uji Korelasi Pearson tidak signifikan

4.11 Pengaruh Laju Aliran Saliva Tanpa Stimulasi Dengan Volpe Manhold

Index (VMI) Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil penelitian mengenai laju aliran saliva tanpa stimulasi dengan Volpe-Manhold

Index(VMI) berdasarkan jenis kelamin pada kelompok perempuan menunjukkan pengaruh

negatif dimana peningkatan dari laju aliran saliva diikuti dengan penurunan skor Volpe

Manhold Index(VMI) sedangkan pada kelompok laki-laki menunjukkan pengaruh yang

positif dimana peningkatan viskositas diikuti oleh peningkatan skor Volpe Manhold

Index(VMI). Pada kelompok perempuan, hasil uji statistik menunjukkan korelasi cukup tetapi

tidak signifikan, sedangkan pada kelompok laki-laki, hasil uji statistik menunjukkan korelasi yang sangat kuat dan signifikan. Data hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 11. Pengaruh laju aliran saliva tanpa stimulasi dengan Volpe Manhold Index

berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Korelasi Hasil uji statistik

Laki-laki - 0,875 0.010*

Perempuan 0,126 0,485


(45)

4.12 Pengaruh Viskositas Saliva Distimulasi Dengan Volpe Manhold Index (VMI) Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil penelitian pada kelompok laki-laki menunjukkan pengaruh negatif dengan korelasi cukup antara viskositas saliva dengan skor Volpe Manhold Index (VMI) dimana peningkatan dari viskositas saliva diikuti dengan penurunan skor Volpe Manhold Index (VMI)

sedangkan pada kelompok perempuan menunjukkan pengaruh negatif dengan korelasi sangat lemah antara viskositas saliva dengan skor Volpe Manhold Index (VMI). Hasil uji stastik juga menunjukkan korelasi yang tidak signifikan antara viskositas saliva dengan Volpe Manhold

Index (VMI) pada kelompok perempuan dan laki-laki. Data penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 12 berikut ini :

Tabel 12. Nilai viskositas saliva distimulasi dengan Volpe Manhold Index berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Korelasi Hasil uji statistik

Laki-laki - 0,266 0,564

Perempuan - 0,231 0,197

Keterangan: * Uji Korelasi Pearson signifikan pada nilai p < 0,05

4.13 Pengaruh Laju Aliran Saliva Tanpa Stimulasi Dan Viskositas Saliva Distimulasi Dengan Periodontal Disease Index (PDI)

Hasil penelitian mengenai laju aliran saliva tanpa stimulasi dengan Periodontal

Disease Index (PDI) secara umum menunjukkan adanya pengaruh negatif dengan korelasi

sangat lemah dan tidak signifikan sedangkan viskositas saliva distimulasi dengan Periodontal

Disease Index (PDI) menunjukkan pengaruh negatif dengan korelasi cukup dan tidak

signifikan dimana penurunan dari viskositas saliva distimulasi diikuti dengan peningkatan skor Periodontal Disease Index (PDI). Data penelitian ini dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 13. Nilai laju aliran saliva tanpa stimulasi dan viskositas saliva distimulasi keseluruhan

subjek dengan Periodontal Disease Index

Saliva Korelasi Hasil uji statistik

Laju aliran saliva - 0,036 0,823


(46)

Keterangan: * Uji Korelasi Pearson signifikan pada nilai p < 0,05

4.14 Pengaruh Laju Aliran Saliva Tanpa Stimulasi Dengan Periodontal Disease Index (PDI) Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok laki-laki mempunyai pengaruh negatif dengan korelasi cukup antara laju aliran saliva dengan skor Periodontal Disease Index (PDI)

dimana peningkatan dari laju aliran saliva diikuti dengan penurunan skor Periodontal

Disease Index (PDI) sedangkan pada kelompok perempuan menunjukkan pengaruh positif

dengan korelasi sangat lemah terhadap skor Periodontal Disease Index (PDI) dimana peningkatan dari laju aliran saliva diikuti dengan peningkatan skor Periodontal Disease

Index (PDI). Hasil uji statistik juga menunjukkan korelasi tidak signifikan antara laju aliran

saliva dengan Periodontal Disease Index (PDI) pada kedua kelompok. Data penelitian ini dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 14. Nilai laju aliran saliva tanpa stimulasi dengan Periodontal Disease Index

berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Korelasi Hasil uji statistik

Laki-laki - 0,650 0,114

Perempuan 0,072 0,689

Keterangan: * Uji Korelasi Pearson signifikan pada nilai p < 0,05

4.15 Pengaruh Viskositas Saliva Distimulasi Dengan Periodontal Disease Index (PDI) Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil uji statistik pada kelompok laki-laki menunjukkan pengaruh negatif dengan korelasi sangat kuat, sedangkan pada kelompok perempuan menunjukkan pengaruh negatif dengan korelasi sangat lemah antara viskositas saliva dengan skor Periodontal Disease Index

dimana penurunan dari viskositas saliva diikuti dengan peningkatan skor Periodontal Disease

Index. Hasil uji stastik juga menunjukkan adanya korelasi yang tidak signifikan antara

viskositas saliva dengan Periodontal Disease Index pada kelompok laki-laki dan perempuan. Data penelitian ini dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 15. Nilai viskositas saliva tanpa stimulasi dengan Periodontal Disease Index


(47)

Jenis Kelamin Korelasi Hasil uji statistik

Laki-laki - 0,047 0,921

Perempuan - 0,335 0,057


(48)

BAB 5

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh viskositas dan laju aliran saliva terhadap pembentukan kalkulus pada pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU, Medan. Subjek penelitian merupakan pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU. Namun, tidak semua pasien di Instalasi Periodonsia yang dapat dijadikan sebagai subjek penelitian karena terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi subjek penelitian (kriteria inklusi dan eksklusi). Kriteria inklusi termasuk pasien baru yang bersedia menjadi subjek dan pasien yang kooperatif dengan kelompok usia 20 sampai 60 tahun kebanyakan subjek yang berada pada usia antara 20 sampai 50 tahun ke atas lebih rentan terhadap penyakit peridontal.28 Selain itu, kriteria ekslusi merupakan sampel yang tidak kooperatif, hamil, memakai gigi tiruan dan ortodontik. Jumlah pasien yang dapat dijadikan sebagai subjek penelitian ini adalah 40 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 33 orang perempuan.

Prosedur penelitian dilakukan dari pukul 8 pagi sampai pukul 12 siang karena pada pagi hari pasien masih segar/fit sehingga lebih mudah berkomunikasi dan kooperatif. Beberapa metode pengumpulan saliva yang biasanya digunakan adalah passive drooling, spitting, suction dan absorbent. Pada penelitian ini metode pengumpulan saliva yang digunakan adalah metode spitting untuk pengukuran laju aliran saliva tanpa stimulasi dan pengukuran viskositas saliva distimulasi karena metode ini adalah metode yang paling efektif dan sering digunakan untuk pengumpulan saliva.21 Pengumpulan viskositas saliva yang distimulasi dilakukan dengan meminta pasien mengunyah permen karet yang tidak memiliki rasa untuk menstimulasi saliva supaya jumlah saliva sebanyak 5ml dapat diperoleh untuk pengukuran viskositas. Setelah itu, pasien diinstruksikan untuk mengumpul saliva ke dalam wadah selama 5 menit. Sebelum penelitian, dilakukan kalibrasi dengan 2 orang peneliti yang lain untuk menyamakan persepsi agar hasil yang diperoleh lebih baik


(49)

Setelah penelitian dilakukan, didapat hasil penelitian berupa data demografi, data kebiasaan oral higiene, data riwayat dental, laju aliran saliva, viskositas saliva, indeks periodontal dan indeks kalkulus. Data demografi menunjukkan sebagian besar subjek adalah perempuan 33 orang (82,5%). Subjek dengan kelompok usia 20-29 tahun merupakan jumlah subjek terbanyak dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, yaitu berjumlah 28 orang (70%).

Data kebiasaan oral higiene subjek meliputi frekuensi penyikatan gigi, frekuensi penggantian sikat gigi, kunjungan ke dokter gigi dan alasan ke dokter gigi. Darwita dkk., cit Robert menyatakan bahwa penyikatan gigi dengan frekuensi yang cukup dan waktu yang tepat, yakni 2 kali sehari, baik setelah makan pagi dan sebelum tidur merupakan hal yang penting untuk mencegah terjadinya kematangan plak pada permukaan gigi. Penyikatan gigi hanya satu kali dalam sehari dapat meningkatkan proses pematangan plak gigi dan waktu plak melekat pada permukaan gigi lebih lama. Apabila kegiatan menyikat gigi dilakukan secara teratur maka plak yang matang dapat dibersihkan secara mekanis.29 Pada penelitian ini, sebagian besar subjek mengetahui frekuensi penyikatan yang tepat. Menurut Brothwell, frekuensi penyikatan gigi sangat berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan periodontal.30

Frekuensi pergantian sikat gigi juga berpengaruh terhadap higiene oral karena sikat gigi yang tidak diganti dapat menyebabkan mikroorganisme mudah berkembang. Menurut American Dental Association (ADA), menganjurkan untuk melakukan pengantian sikat gigi setiap 3-4 bulan sekali atau apabila bulu sikat gigi rusak.31 Pada penelitian tersebut terlihat 22 subjek (55%) melakukan penggantian sikat gigi lebih dari 3 kali dalam satu tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Dali dkk., yang melibatkan 1280 responden bahwa 41,7% dari subjek tersebut melakukan penggantian sikat gigi 1-3 bulan sekali (lebih dari 3 kali dalam satu tahun).32 Data riwayat dental meliputi sakit gigi, gusi berdarah dan bau mulut yang dialami subjek. Data riwayat dental subjek menunjukkan bahwa sebagian besar subjek berkunjung ke dokter gigi dengan keluhan sakit gigi 28 subjek (70%). Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kakoei dkk. Penelitian tersebut melibatkan 1850 subjek dan 74,5% berkunjung ke dokter gigi karena


(50)

menderita sakit gigi.33

Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat 13 subjek (32,5%) yang tidak berkunjung ke dokter gigi dengan alasan biayanya mahal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Armfield cit Chrisopolous yang menyatakan bahwa 67,6% subjek tidak berkunjung ke dokter gigi karena biaya perawatan yang mahal.34 Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memiliki laju aliran saliva tanpa stimulasi yang normal yaitu sebanyak 29 subjek (72,5%). Pada penelitian ini didapati ada pengaruh yang negatif dan tidak signifikan antara laju aliran saliva terhadap pembentukan kalkulus dan tingkat keparahan penyakit periodontal. Sebagian besar subjek memiliki laju aliran saliva yang normal tetapi pembentukan kalkulus tetap terjadi. Hal ini diperkirakan karena laju aliran saliva hanya merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan kalkulus. Beberapa faktor lain yang juga berpengaruh terhadap pembentukan kalkulus yaitu pH, kapasitas buffer dan kalsium.14,35 Namun, terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara laju aliran saliva terhadap pembentukan kalkulus pada kelompok laki-laki yang menunjukkan bahwa peningkatan laju aliran saliva diikuti dengan penurunan skor pembentukan kalkulus. Hal ini mungkin karena ukuran kelenjar saliva laki-laki lebih besar daripada perempuan dan sekresi saliva dari kelompok laki-laki lebih banyak dari perempuan.36 Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hirotomi dkk., yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang negatif antara saliva dan penyakit periodontal.37 Namun, hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinor dkk., yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara laju aliran tanpa stimulasi dan penyakit periodontal (p <0.05).38 Subjek dengan penyakit periodontal memiliki laju aliran tanpa stimulasi yang tinggi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Soesilo cit Kanzil juga menyatakan bahwa bertambahnya laju aliran saliva akan meningkatkan kadar urea, amoniak (NH3), kalsium (Ca2+), fosfat (HPO4 2+), natrium (Na+) yang merupakan sumber alkalin saliva. Difusi komponen saliva seperti kalsium, fosfat, ion OH–, dan fluor ke dalam plak dapat menurunkan kelarutan email dan meningkatkan remineralisasi gigi.39 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif yang tidak signifikan


(51)

antara viskositas saliva terhadap pembentukan kalkulus dan penyakit periodontal. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yas dkk., yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara viskositas saliva dan penyakit periodontal.16 Hal ini mungkin disebabkan pengumpulan saliva membutuhkan waktu yang lama sehingga komposisi dan viskositas saliva berubah dan hasil yang didapati tidak signifikan.37 Namun, hal ini berbanding terbalik dengan penelitian Belskaya dkk., yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara viskositas saliva dan pembentukan kalkulus.40 Furito dkk., juga menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif viskositas saliva dan pembentukan kalkulus yaitu peningkatan viskositas seiring dengan pembentukan kalkulus dan penyakit periodontal.41


(52)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Tidak ada pengaruh viskositas saliva terhadap pembentukan kalkulus. 2. Tidak ada pengaruh laju aliran saliva terhadap pembentukan kalkulus.

6.2 Saran

1. Pada penelitian lanjutan diharapkan tempat pengambilan sampel saliva sama dengan tempat menguji viskositas saliva supaya lebih cepat dan efektif.

2. Saliva diharapkan supaya dapat menjadi alat diagnostik untuk penyakit periodontal.

3. Pada penelitian ini, jumlah sampel perempuan lebih banyak daripada laki-laki sehingga diharapkan jumlah sampel dapat dihomogenkan untuk mendapatkan hasilyangsignifikan.


(53)

16. Asadoorian J. CDHA Position Paper on Tooth Brushing. Canadian Journal of Dental Hygiene 2006; 40: 1-14.

17. Karibasappa G N, Nagesh L, Sujatha B K. Assessment of microbial contamination of toothbrush head: An in vitro study. Indian J Dent Res 2011; 22: 2-5.

18. Dali M, Laleet R. A Study on Oral Health Knowledge, Attitude and Practice Among Population of Siswani Jahada VDC in Biratnagar City, Nepal – A Questionaire Survey. Asian Pac. J. Health Sci 2014; 1: 51-56.

19. Kakoei S, Parirokh M, Nakhaee N, Jamshidshirazi F, Rad M, Kakooei S. Prevalence of Toothache and Associated Factors: A Population-Based Study in Southeast Iran. Iran Endod J 2013; 8: 123-8.

20. Armfield J. The avoidance and delaying of dental visits in Australia. Australian Dental Journal 2012; 57: 1–5.

21. Hassan S A, Al – Sandook T A. Salivary calcium concentration in patients with high incidence of calculus formation. Al – Rafidain Dent J 2005; 5: 88-90.

22. H. Inoue, K. Ono, W. Masuda, Y. Morimoto, T. Tanaka, M. Yokota, K. Inenaga. Gender difference in unstimulated whole saliva flow rate and salivary gland sizes. Archives of Oral Biology 2006; 51: 1055-60.

23. Hirotomi T, Yoshihara A, Ogawa H, Ito K, Igarashi A, Miyazaki H. A preliminary study on the relationship between stimulated saliva and periodontal conditions in community-dwelling elderly people. J Dent. 2006; 34: 692-8.

24. Sinor Z. Association Between Salivary Parameters And Periodontal Disease. International Medical Journal 1994; 20: 1-5.

25. Soesilo D, Santoso R E, Diyatri I. Peranan sorbitol dalam mempertahankan kestabilan pH saliva pada proses pencegahan karies (The role of sorbitol in maintaining saliva’s pH to prevent caries process). Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), 2005; 38: 25–8.

26. Belskaya L V, Golovanova O A. Experimental study of the parameters of human saliva as a mineral – forming medium. Vestn, Otd. Nauk Zemle. 2012; 4: 1-4.

27. Furito I T O. Nihon Shishubyo Gakkai Kaishi (Journal of the Japanese Society of Periodontology). 2010; 16: 131-9.


(54)

Lampiran 1

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Kepada Yth: Saudara/Saudari ...

Bersama ini saya, Sornamilla Devi Wee yang sedang menjalani program pendidikan sarjana pada Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, memohon kesediaan Saudara/I untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya yang berjudul:

PENGARUH VISKOSITAS DAN LAJU ALIRAN SALIVA TERHADAP PEMBENTUKAN KALKULUS PADA PASIEN DI INSTALASI PERIODONSIA RSGM USU

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh viskositas dan laju aliran saliva terhadap pembentukan kalkulus pada pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU

Penelitian ini bersifat observational analitik dimana akan dilakukan pengumpulan saliva yang tidak distimulasi dan saliva yang distimulasi dengan menggunakan permen karet wax dan diperiksa laju aliran saliva dan viskositas saliva pada sampel tersebut di Laboratorium Kimia Fisika FMIPA USU. Pada penelitian tersebut, untuk mendapatkan identitas Saudara/I yang lebih rinci mengenai subjek yang diteliti maka subjek penelitian diminta untuk menjawab pertanyaan. Identitas Saudara/I sebagai subjek penelitian akan dirahsiakan oleh peneliti.

Jika Saudara/i mengerti isi dari lembar penjelasan ini dan bersedia untuk menjadi subjek penelitian, maka mohon kiranya Saudara/i untuk mengisi dan menandatangani surat pernyataan persetujuan sebagai penelitian yang terlampir pada lembar berikutnya. Saudara/i perlu mengetahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat

Demikian lembar penjelasan ini saya perbuat, semoga keterangan ini dapat dimengerti dan atas kesediaan Saudara/I untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

dan Saudara/I dapat mengundurkan diri dari penelitian ini bila Saudara/I merasa keberatan.


(55)

Medan………2015


(56)

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN

(INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Umur : Jenis Kelamin : L / P Alamat :

Menyatakan telah membaca lembar penjelasan kepada subjek penelitian dan sudah mengerti serta bersedia untuk turut serta sebagai subjek penelitian, dalam penelitian atas nama Sornamilla Devi Wee yang berjudul "'Pengaruh Viskositas dan Laju Aliran Saliva Terhadap

Pembentukan KalkulusPada Pasien di lnstalasi Periodonsia RSGM USU" dan menyatakan

tidak keberatan maupun melakukan tuntutan di kemudian hari.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat, penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2015 Pembuat Pernyataan

(……….) Tanda tangan dan nama jelas


(57)

Lampiran 1

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Kepada Yth: Saudara/Saudari ...

Bersama ini saya, Sornamilla Devi Wee yang sedang menjalani program pendidikan sarjana pada Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, memohon kesediaan Saudara/I untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya yang berjudul:

PENGARUH VISKOSITAS DAN LAJU ALIRAN SALIVA TERHADAP PEMBENTUKAN KALKULUS PADA PASIEN DI INSTALASI PERIODONSIA RSGM USU

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh viskositas dan laju aliran saliva terhadap pembentukan kalkulus pada pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU

Penelitian ini bersifat observational analitik dimana akan dilakukan pengumpulan saliva yang tidak distimulasi dan saliva yang distimulasi dengan menggunakan permen karet wax dan diperiksa laju aliran saliva dan viskositas saliva pada sampel tersebut di Laboratorium Kimia Fisika FMIPA USU. Pada penelitian tersebut, untuk mendapatkan identitas Saudara/I yang lebih rinci mengenai subjek yang diteliti maka subjek penelitian diminta untuk menjawab pertanyaan. Identitas Saudara/I sebagai subjek penelitian akan dirahsiakan oleh peneliti.

Jika Saudara/i mengerti isi dari lembar penjelasan ini dan bersedia untuk menjadi subjek penelitian, maka mohon kiranya Saudara/i untuk mengisi dan menandatangani surat pernyataan persetujuan sebagai penelitian yang terlampir pada lembar berikutnya. Saudara/i perlu mengetahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat

Demikian lembar penjelasan ini saya perbuat, semoga keterangan ini dapat dimengerti dan atas kesediaan Saudara/I untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

dan Saudara/I dapat mengundurkan diri dari penelitian ini bila Saudara/I merasa keberatan.


(58)

Medan………2015


(59)

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN

(INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Umur : Jenis Kelamin : L / P Alamat :

Menyatakan telah membaca lembar penjelasan kepada subjek penelitian dan sudah mengerti serta bersedia untuk turut serta sebagai subjek penelitian, dalam penelitian atas nama Sornamilla Devi Wee yang berjudul "'Pengaruh Viskositas dan Laju Aliran Saliva Terhadap

Pembentukan KalkulusPada Pasien di lnstalasi Periodonsia RSGM USU" dan menyatakan

tidak keberatan maupun melakukan tuntutan di kemudian hari.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat, penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2015 Pembuat Pernyataan

(……….) Tanda tangan dan nama jelas


(60)

Lampiran 3

A. BIODATA

No Kartu Pendaftaran : Nama : Usia : Jenis Kelamin : P/L No Telp/Hp : Alamat : Suku : Pekerjaan :

Tingkat Pendidikan : Tidak Sekolah/ SD/ SMP/ SMU/ D3/ S1/S2/ S3 Status Perkawinan : Menikah/ Tidak Menikah

Bila Menikah : Jumlah Anak yang dimiliki :...orang

Lingkari Jawaban pada pertanyaan pilihan :

B. Kebiasaan Oral Higiene DEPARTEMEN PERIODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(61)

1. Berapa kali anda menyikat gigi anda dalam sehari ? A. 1 kali

B. C. 3 Kali C. 2 Kali D. D. > 3 kali

2. Kapan anda menyikat gigi anda?

A. Pagi hari sebelum sarapan dan malam hari saat mau tidur B. Pagi hari setelah sarapan dan malam hari saat mau tidur

C. Pagi hari setelah sarapan, siang hari setelah makan siang dan malam sebelum tidur

D. Pagi hari sebelum sarapan, siang hari setelah makan siang dan malam sebelum tidur

3. Permukaan bagian mana saja dari gigi anda yang anda sikat? A. Depan pada Rahang Atas

B. Belakang pada Rahang Atas C. Depan pada Rahang Bawah D. Belakang pada Rahang Bawah

E. Depang dan Belakang hanya pada Rahang Atas F. Depan dan Belakang hanya pada Rahang Bawah G. Semua permukaan pada Rahang Atas dan Bawah

4. Bagaimana gerakan menyikat gigi anda ? A. Keatas

B. Kebawah

C. Keatas dan kesamping

D. Keatas, kebawah dan kesamping E. Kesamping

5. Apakah anda menggunakan pasta gigi saat menyikat gigi anda ? ( Ya/ Tidak) Bila Ya, Sebutkan...

6. Apakah anda menggunakan obat kumur setelah menyikat gigi anda ? (Ya/Tidak)


(62)

7. Apakah anda rutin mengganti sikat gigi anda? (Ya/Tidak)

8. Berapa kali dalam 1 tahun anda mengganti sikat gigi anda? A. 1 kali setahun

B. 2 kali setahun C. 3 kali setahun D. > 3 kali setahun E. Setiap bulan

9. Sikat gigi jenis apa yang anda pakai untuk menyikat gigi anda? A. Manual

B. Elektrik (memakai tenaga baterai/listrik)

10. Bagaiman bulu sikat gigi yang anda pakai saat menyikat gigi? A. Lembut

B. Sedang/ Medium C. Keras

11. Bagaimana anda menyikat gigi anda? A. Dengan kekuatan keras B. Dengan kekuatan sedang C. Dengan lembut

12. Apakah setelah menyikat gigi anda berkumur –kumur lagi? (Ya/Tidak) Bila ya : berapa kali anda berkumur setelah menyikat gigi

A. 1 kali B. 3 kali C. 5 kali D. > 5 kali

13. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan ataupun minuman yang asam? (Ya/Tidak)

C. Riwayat Perawatan Gigi


(63)

14. Kalau ya, apakah anda berobat secara rutin ke dokter gigi? (Ya/Tidak)

15. Apa tujuan anda ke dokter gigi? A. Untuk menambal gigi

B. Untuk membersihkan karang gigi C. Untuk mencabut gigi

D. Untuk memasang gigi palsu

E. Untuk memasang pesawat gigi (Ortodonti)

F. Untuk memperoleh informasi tentang perawatan gigi

16. Menurut anda, berapa lama sebaiknya kita berkunjung ke dokter gigi? A. 1 tahun sekali

B. 6 bulan sekali C. 3 bulan sekali D. Kalau sakit gigi saja

17. Menurut anda, mengapa orang terkadang malas datang ke dokter gigi? A. Biayanya mahal

B. Perawatannya membutuhkan waktu lama

C. Penyakit gigi bukan penyakit yang membahayakan D. Takut dengan peralatan dokter gigi

E. Belum tahu akan pentingnya perawatan gigi

18. Apakah anda pernah merasakan sakit gigi? (Ya/Tidak)

19. Kalau ya, Bagaimana anda mengatasi rasa sakit pada gigi anda? A. Berkunjung ke dokter gigi untuk pemeriksaan

B. Hanya meminum obat-obatan penghilang rasa sakit C. Hanya berkumur-kumur dengan air hangat saja

20. Apakah anda pernah meminum obat penghilang rasa sakit gigi? (Ya/Tidak) Bila ya, sebutkan nama obat yang sering anda konsumsi


(64)

21. Apakah anda menderita penyakit : A. Diabetes Melitus

B. Tekanan darah tinggi C. Kelainan darah

D. Tidak menderita penyakit sistemik apapun

22. Apakah kalau anda menyikat gigi, gusi anda pernah berdarah? ( Ya/Tidak) Telah berapa lama anda mengalami gusi anda berdarah ketika menyikat gigi?

A. 1 minggu B. 1 bulan C. 3 bulan D. 6 bulan E. 1 tahun F. > 1 tahun

G. Jawaban lain :...

23. Apakah anda sering merasakan mulut anda berbau? (Ya/Tidak) Bila Ya, bagaimana cara anda mengatasi rasa bau mulut tersebut?

A. Memakai pewangi untuk menghilangkan bau mulut B. Memakan permen

C. Berkumur-kumur dengan obat kumur D. Menyikat gigi berulang-ulang


(65)

The Volpe – Manhold Calculus Scoring

Skor pengukuran kalkulus

0 Tidak ada kalkulus

1 Penumpukan kalkulus sebanyak 1mm

2 Penumpukan kalkulus sebanyak 2mm

3 Penumpukan kalkulus sebanyak 3mm

Permukaan gigi yang diukur

Gigi Indeks Mesial Tengah Distal

33 32 31 41 42


(66)

VMI = Jumlah skor VMI

Jumlah gigi anterior yang diperiksa

Viskositas dan Laju Aliran Saliva

Laju aliran saliva tanpa stimulasi :……….m/menit

No. Kriteria Nilai

1. Rendah ≤ 0,1mL/menit

2. Normal 0,2 – 0,9 mL/menit

3. Tinggi > 1 mL/menit

Viskositas saliva distimulasi :………dyne/cm3

No. Kriteria Nilai

1. Rendah < 1,1 dyne/cm3

2. Sedang 1,33–2,0 dyne/cm3

43 Total


(67)

3. Normal > 0,2 dyne/cm3

4. Tinggi > 1mL dyne/cm3


(68)

Lampiran 4

ANGGARAN PENELITIAN

1. Peralatan Penunjang

No. Peralatan Justifikasi

Pemakaia n

Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Harga Peralatan (Rp)

1. Viscometer Oswald Merk Pirex

Unit 1 800.000 800.000

2. Picnometer dan Neraca Analitik

Unit 1 800.000 800.000

3. Prob Periodontal UNC 15

Unit 3 185.000 555.000

4. Nierbeken Unit 3 50.000 150.000

5. Pinset Unit 5 15.000 75.000

6. Kaca Mulut Unit 5 15.000 75.000

7. Sonde Unit 5 15.000 75.000

8.

JUMLAH 2,530.000

2. Bahan Habis Pakai

No. Material Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Harga Peralatan (Rp)

1. Sarung tangan disposable

Box 1 35.000 35.000

2. Masker Box 1 35.000 20.000

3. Alkohol 70 % Liter 500 20.000 20.000


(69)

No. Material Justifikasi Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Harga Peralatan (Rp)

5. Sabun cuci alat mL 450 25.000 25.000

6. Kapas Pack 1 5.000 5.000

7. Sampel Cup Cup 40 300 12.000

JUMLAH 192.000

3. Lain-Lain, Publikasi, Seminar, Laporan Lainnya

No. URAIAN Volume Biaya Satuan

(Rp)

Biaya per Tahun (Rp)

1. Fotokopi 1 paket 100.000 100.000

2. Tinta Printer 1 buah 50.000 50.000

3. Pengurusan Ethical clearance 1 paket 100.000 100.000

JUMLAH 250.000


(70)

Lampiran 5

PERSONALIA

1. Kepala Peneliti

a. Nama Lengkap : drg. Pitu Wulandari, S Psi, Sp. Perio

b. NIP : 19790514 200502 2 001

c. Pangkat : Dosen Pembimbing

d. Fakultas/ Jurusan : Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara e. Waktu Penelitian : November 2014 – Desember 2014

f. Tempat Penelitian : Instalasi Periodonsia RSGMP USU

2. Peneliti

a. Nama Lengkap : Sornamilla Devi Wee

b. NIM : 110600172

c. Pangkat : Mahasiswi

d. Fakultas/Jurusan : Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara e. Waktu Penelitian : November 2014 – Desember 2014


(71)

Lampiran 6

JADWAL KEGIATAN

N o.

Kegiatan Bulan

Augustus September Oktober November Desember Januari Februari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pembuatan

Proposal dan Seminar

X X X X X X X X X X X X X

2 Perbaikan Proposal

X X 3 Pengajuan

Surat Etik

X X X

4 Penelitian X X X X

5 Pengolahan Data

X 6 Pembuatan

Laporan Penelitian

X X X

7 Seminar

Skripsi

X 8 Pembaikan

Laporan


(1)

Lampiran 6

JADWAL KEGIATAN

N

o.

Kegiatan

Bulan

Augustus

September

Oktober

November

Desember

Januari

Februari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pembuatan

Proposal dan

Seminar

X X X X X X X X X X X X X

2

Perbaikan

Proposal

X X

3

Pengajuan

Surat Etik

X X X

4

Penelitian

X X X X

5

Pengolahan

Data

X

6

Pembuatan

Laporan

Penelitian

X X X

7

Seminar

Skripsi

X

8

Pembaikan

Laporan


(2)

HEALTH RESEARCH ETHICAL COMMITTEE

Of North Sumatera

c/o MEDICAL SCHOOL, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. Mansyur No. 5 Medan, 20155 – INDONESIA

Tel: +62-61-8211045; 8210555 Fax: +62-61-8216264, E-mail: komet_fkusu@yahoo.com

FORMULIR ISIAN OLEH PENELITI

Nama lengkap anda :

Alamat (harap ditulis dengan lengkap) :

Telp/Fax/HP/E-mail/lain-lain :

Alamat lain yang dapat dihubungi :

Telp/Fax/HP/E-mail/lain-lain :

Nama Institusi Anda (tulis beserta alamatnya) :

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Jalan Alumni No. 2 Kampus USU, Medan

087869563696

Jalan Dr Mansyur Baru II, No. 5, Medan 087869563696 / sornaann@hotmail.com Jalan Dr Mansyur Baru II, No. 5, Medan Sornamilla Devi Wee

1

2

3

4

5


(3)

Judul Penelitian :

DAFTAR PERTANYAAN :

1. Subyek yang digunakan pada penelitian Anda :

Penderita Non Penderita Hewan

2. Jumlah Subyek yang digunakan dalam penelitian Anda : 40 3. Keterangan: -

(orang/ekor/lain-lain)*

4. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini (pekiraan) untuk setiap subjek : 1

5. Rangkaian usulan penelitian mencakup objektif penelitian manfaat/relevansi dari hasil penelitian disertai alasan/motivasi dilakukannya penelitian dan resiko yang mungkin timbul disertai cara penyelesaian masalahnya (ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti secara umum)

(detik/menit/jam/hari/bulan/tahun)*

Jawaban : Penelitian ini bermanfaat untuk melihat pengaruh viskositas dan laju aliran saliva / air liur terhadap pembentukan karang gigi/kalkulus

6. Apakah masalah etik menurut Anda dapat terjadi pada penelitian Anda ini :

Motivasi dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis, memberi edukasi dan penyuluhan mengenai pengaruh viskositas dan laju aliran saliva / air liur terhadap pembentukan kalkulus/karang gigi sehingga pembentukan kalkulus sebagai penyebab penyakit periodontal pada pasien yang lebih rentan(berisiko tinggi) dapat dicegah

7. Jika subjeknya manusia, apakah percobaan terhadap hewan sudah pernah dilakukan?. Jika tidak , sebutkan alasan mengapa langsung dilakukan terhadap manusia ( berikan argumentasi anda secara jelas dan mudah dimengerti).

Jawaban : Pada penelitian ini dapat terjadi masalah etik karena diperlukan data pribadi subjek penelitian, data kebiasaan oral higiene pasien, pemeriksaan indeks penyakit periodontal, dan pemeriksaan indeks kalkulus pada subjek penelitian. Oleh karena itu, maka identitas pasien akan dirahasiakan dalam penelitian ini

8. Prosedur pelaksanaan penelitian atau percobaan (frekwensi, interval, dan jumlah total segala tindakan invasif yang dilakukan, dosis dan cara penggunaan obat, isotop, radiasi atau tindakan

lainnya)sebutkan!

Jawaban : Tidak pernah dilakukan terhadap hewan karena penelitian ini berupa pengambilan serta pengukuran viskositas dan laju aliran dari air liur/saliva manusia dan bukan berupa pengaplikasian suatu bahan

Pengaruh viskositas dan laju aliran saliva terhadap pembentukan kalkulus pada pasien di instalasi periodonsia RSGMP USU


(4)

9. Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan cara yang digunakan guna pencegahannya (disebutkan jenis bahayanya).

Jawaban : Prosedur penelitian ini awalnya berupa penjelasan tentang penelitian dimana apabila subjek bersedia, maka subjek akan diminta untuk menandatangani lembar informed consent. Setelah itu, subjek diminta mengisi beberapa pertanyaan di kuesioner lalu dilakukan pemeriksaan indeks penyakit periodontal dan indeks kalkulus pada pasien. Setelah itu, pasien diminta untuk mengunyah permen karet wax selama 5 menit dan meludahkannya ke dalam pot saliva kemudian dilakukan pengukuran laju aliran dan viskositas dari saliva tersebut.

10. Pengalaman terdahulu sebelum atau sesudah penelitian dari tindakan yang akan dilakukan (baik sendiri ataupun perorangan)

Jawaban : Bahaya potensial tidak ada hanya dapat terjadi perdarahan saat dilakukan probing dan itu merupakan hal yang lazim terjadi pada pasien dengan penyakit periodontal dan dapat terjadi kelelahan pada sendi rahang yang masih dalam kategori tidak berbahaya serta menimbulkan efek mau muntah.

11. Jika penelitian dilaksanakan pada orang sakit, sebutkan apa kegunaan bagi si sakit, dan bagaimana pula kompensasi yang diberikan jika terjadi kerugian pada jiwanya.

Jawaban : Peneliti sebelumnya belum pernah melakukan penelitian baik secara perorangan maupun kelompok.

12. Bagaimana cara memilih penderita dan sukarelawan yang sehat?

Jawaban : Kegunaan bagi si sakit adalah dapat dilakukan tindakan pencegahan yang lebih pada orang yang berisiko tinggi untuk sakit setelah diketahui faktor tersebut dapat menyebabkan sakit. Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian pada jiwa seseorang karena penelitian ini bersifat non-invasif dan identitas subjek penelitian akan di rahasiakan.

13. Apa hak dan kewajiban yang bisa Anda berikan sebagai jaminan dan imbalan bagi objek tersebut?. Jawaban : Penderita dipilih berdasarkan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian

Jika terdapat ganti rugi, sebutkan pula berapa jumlah yang diberikan!

14. Sejauh mana hubungan antara subjek manusia yang diteliti dengan peneliti? (ceklist yang benar) : Jawaban : Pada penelitian ini subjek mendapat jaminan bahwa identitas subjek sebagai objek penelitian akan dirahasiakan oleh peneliti. Subjek penelitian akan mendapatkan souvenir sebagai imbalan

a. hubungan dokter – pasien b. Hubungan guru – murid

c. Hubungan majikan - anak buah d. Mitra

e. Keluarga f. Lain-lain


(5)

15. Jelaskan cara pencatatan selama penelitian termasuk efek samping dan komplikasinya bila ada!

16. Jelaskan cara memberitahu dan mengajak subjek (lampiran contoh surat persetujuan penderita)! Bila memberitahukan dan kesediaannya secara lisan, tulisan atau karena sesuatu hal penderita tidak dapat diminta pernyataan ataupun persetujuannya, beri pula alasan untuk itu.

Jawaban : Pada penelitian ini pencatatan dilakukan sendiri oleh peneliti dimana peneliti akan mengukur indeks penyakit periodontal dengan menggunakan Periodontal Disease Index dan indeks kalkulus dengan menggunakan Volpe-Manhold Calculus Scoring

17. Apakah subjek diansuransikan? (pilih salah satu)

Jawaban : Pada penelitian ini subjek akan diberi penjelasan terlebih dahulu dari peneliti setelah itu apabila subjek bersedia maka subjek akan diminta menandatangani lembaran surat pernyataan persetujuan (informed consent)

a. Ya b. tidak

Medan, 22 Desember 2014

Mengetahui, Menyatakan :

Dosen Pembimbing Skripsi Peneliti Utama

Pitu Wulandari, drg., S. Psi., Sp. Perio Sornamilla Devi Wee


(6)

SYARAT MENGURUS ETHICAL CLEARANCE:

1.

Proposal Penelitian (dijilid)

2.

Mengisi Formulir Isian oleh Peneliti

3.

Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek penelitian

(dengan bahasa AWAM)

4.

Lembar Persetujuan Subjek (Informed Consent)

5.

Curriculum Vitae

6.

Surat Pengantar dari MEU

7.

SEMUA SYARAT DIBUAT RANGKAP 2

1.

Maksud subjek penderita/non penderita?

2.

Dosen Pembimbing KTI atau Skripsi?

3.

Lembar penjelasan dan informed consent