Hasil Penelitian Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Tandan Kosong Sawit (Elaeis guineens Jack) Terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Produk Lateks Karet Alam

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Isolasi α-selulosa dari Tandan Kosong Sawit TKS

Melalui serangkaian proses delignifikasi, pemutihan, dan proses pemurnian maka diperoleh α-selulosa yang berwarna putih. Pada tahap isolasi α-selulosa digunakan 75 g serbuk TKS, dan pada akhir proses dihasilkan α-selulosa murni sekitar 30,24 g 40,32 dari berat awal TKS. Hasil α-selulosa yang diperoleh dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1 Gambar 4.1 a Serat TKS yang telah dihaluskan b α-selulosa yang Diisolasi dari TKS Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Hasil Produksi Nanokristal Selulosa dari α-selulosa

α-selulosa yang telah diperoleh kemudian dihidrolisis dengan menggunakan H 2 SO 4 48,84 sehingga diperoleh nanokristal selulosa berbentuk kristal jarum bening. Dari 1 g α-selulosa yang digunakan dalam proses isolasi melalui proses hidrolisis dan didialisis selama 8 hari dengan menggunakan membran dialisis hanya diperoleh nanokristal selulosa sebanyak 0,18 g 18 dari massa awal α-selulosa. Hasil nanokristal selulosa dari α-selulosa yang diperoleh dapat dilihat dari Gambar 4.2. Gambar 4.2 Nanokristal Selulosa

4.1.3. Produk Lembaran Lateks Alam

Nanokristal selulosa yang diperoleh dicampurkan dengan lateks pekat karet alam dengan perbandingan yaitu 0 phr, 0,6 phr, 1,2 phr, 1,8 phr, 2,4 phr dan 3 phr. Proses pencampuran dilakukan dengan pengadukan selama 2 jam kemudian dilakukan pravulkanisasi pada suhu 70 o C selama 30 menit, dan dimaturasi selama 24 jam. Setelah itu, kompon hasil maturasi dituangkan ke dalam plat pencetak dengan ukuran 15 cm x 7 cm dan selanjutnya divulkanisasi pada suhu 120 o C selama 30 menit. Produk Lembaran Lateks Alam yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 4.3. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Produk Lembaran Lateks Alam

4.1.3 Hasil Analisa Gugus Fungsi dengan Spektroskopi FTIR

Hasil analisa gugus fungsi α-selulosa dan nanokristal selulosa dengan menggunakan spektroskopi FTIR dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan Tabel 4.1. 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 20 40 60 80 100 798 1095 1419 1635 2885 3429 895 1031 1159 1315 1643 2916 3335 Tr an sm ita ns i Bilangan Gelombang cm -1 Nanokristal Selulosa Alpha Selulosa Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Spektrum FTIR dari α-Selulosa dan NKS Tabel 4.1 Daerah Absorbansi untuk Gugus Fungsi dari α-selulosa dan nanokristal selulosa NKS Bilangan Gelombang cm -1 Gugus Fungsi 3335, 3429 O-H 2916, 2885 C-H 1643, 1635 C=O 1315, 1419 C-O 1031, 1095 C-O-C 895, 798 C-H

4.1.4 Hasil Analisa Morfologi dengan Transmission Electron Microscopy TEM

Transmission Electron Microscopy merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui morfologi serta ukuran partikel dari suatu molekul. Pada penelitian ini, analisa TEM digunakan untuk mengamati dan mengukur diameter dari NKS yang diisolasi dari tandan kosong sawit TKS. Analisa morfologi NKS dilakukan dengan menggunakan alat TEM JEOL JEM-1400 dengan skala 200 nm. Pada analisis menggunaakan TEM ini terlihat bahwa NKS yang dihasilkan memiliki ukuran partikel yang berbeda-beda. Berdasarkan pengukuran, diperoleh panjang diameter nanokristal selulosa sebesar 47,46 nm, dimana NKS yang dianalisa telah memenuhi kriteria dari nanteknologi yang memiliki skala 1-100 nm. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis morfologi nanokristal selulosa menggunakan TEM dapat dilihat pada Gambar 4.5 Gambar 4.5 Hasil Analisi Morfologi Nanokristal Selulosa Menggunakan TEM

4.1.5 Hasil Pengujian Kandungan Padatan Total TSC

Untuk menentukan nilai TSC yaitu dengan cara menimbang sampel basah, kemudian dipanaskan pada suhu 100 o C selama 3 jam, kemudian ditimbang sampel kering hasil pemanasan, maka nilai TSC dapat ditentukan dengan Persamaan 4.3: ��� = Berat sampel kering berat sampel basah x 100 4.3 Perhitungan untuk lembaran lateks alam tanpa bahan pengisi 0 phr NKS, berat sampel basah yaitu 3,32 gram, dan setelah dipanaskan berat sampel kering yaitu 1,96 gram, maka nilai TSC dari sampel adalah: ��� = 1 ,97 g 3 ,33 g x 100 ��� = 59,16 Universitas Sumatera Utara Nilai pengujian TSC sesudah maturasi yang diperoleh dari produk lembaran lateks karet alam dengan bahan pengisi nanokristal selulosa dapat dilihat dari Tabel 4.2 Tabel 4.2 Nilai TSC Sesudah Maturasi No Komposisi produk lateks alam Berat sampel basah Gram Berat sampel kering Gram TSC 1 Lateks pekat 3,33 1,97 59,16 2 Lateks pekat + 0,6 phr NKS 6,93 4,27 61,62 3 Lateks pekat + 1,2 phr NKS 9,27 5,77 62,24 4 Lateks pekat + 1,8 phr NKS 6,14 3,8 61,89 5 Lateks pekat + 2,4 phr NKS 9,09 5,52 60,73 6 Lateks pekat + 3,0 phr NKS 9,26 5,58 60,26

4.1.6 Hasil Pengujian Swelling Indeks

Nilai swelling indeks ditentukan sesuai dengan ASTM D 3615. Lembaran nanokomposit dibentuk secara bulat dengan diameter 38 mm dengan metode perendaman dalam klorofom selama 25 menit, untuk memungkinkan pengembangan guna mencapai kesetimbangan difusi, kemudian permukaan sampel yang mengembang diukur dengan menggunakan kertas grafik. Perhitungan untuk lembaran lateks alam tanpa bahan pengisi 0 phr NKS, diameter lembaran lateks alam pravulkanisasi setelah mengembang adalah 116 mm, maka nilai swelling indeksnya adalah: �������� indeks = 116 mm 38 mm �������� indeks = 3,05 Nilai Swelling Indeks Lembaran Lateks Alam Pravulkanisasi dan Setelah Maturasi dapat dilihat pada Tabel 4.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Nilai Swelling Indeks Lembaran Lateks Alam Pravulkanisasi dan Setelah Maturasi No Komposisi produk lateks alam Data pengujian Swelling indeks pravulkanisasi Maturasi Pravulka- nisasi Matu- rasi Awal mm Akhir mm Awal mm Akhir mm 1 Lateks pekat 38 116 38 108 3,05 2,84 2 Lateks pekat + 0,6 phr NKS 38 102 38 95 2,68 2,50 3 Lateks pekat + 1,2 phr NKS 38 97 38 84 2,55 2,21 4 Lateks pekat + 1,8 phr NKS 38 92 38 81 2,42 2,13 5 Lateks pekat + 2,4 phr NKS 38 91 38 79 2,39 2,08 6 Lateks pekat + 3,0 phr NKS 38 85 38 77 2,24 2,03 4.1.7 Hasil Analisis Sifat Mekanik Produk Lembaran Lateks Alam Analisis sifat mekanik dari Produk Lembaran Lateks Alam dengan dilakukan dengan menggunakan uji tarik ASTM D-368 tipe IV. Hasil analisa dapat dilihat pada Tabel 4.4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Nilai Kekuatan Tarik, Modulus Young’s, dan Regangan dari Produk Lembaran Lateks Alam Komposisi Produk Kekuatan Tarik MPa Modulus Young’s MPa Regangan Lateks Pekat 0,817 0,388 210 Lateks Pekat + 0,6 phr NKS 1,430 0,162 880 Lateks Pekat + 1,2 phr NKS 3,771 0,430 877 Lateks Pekat + 1,8 phr NKS 2,316 0,289 800 Lateks Pekat + 2,4 phr NKS 1,601 0,273 572 Lateks Pekat + 3,0 phr NKS 1,499 0,280 536 Berdasarkan hasil uji sifat mekanik produk lembaran lateks alam pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa yang memiliki sifat mekanik optimum yaitu pada lembaran nanokomposit dengan variasi berat bahan pengisi NKS sebesar 1,2 phr. Untuk kekuatan tarik, modulus Young’s dan regangan, yaitu masing-masing 5,249 MPa, 0,615 MPa, dan 877.

4.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Produk Karet Nanokomposit Dengan Teknik Pencelupan

8 70 75

Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Tandan Kosong Sawit (Elaeis guineens Jack) Terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Produk Lateks Karet Alam

0 0 15

Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Tandan Kosong Sawit (Elaeis guineens Jack) Terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Produk Lateks Karet Alam

0 0 2

Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Tandan Kosong Sawit (Elaeis guineens Jack) Terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Produk Lateks Karet Alam

0 0 7

Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Tandan Kosong Sawit (Elaeis guineens Jack) Terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Produk Lateks Karet Alam

0 0 21

Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Tandan Kosong Sawit (Elaeis guineens Jack) Terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Produk Lateks Karet Alam Chapter III V

0 0 29

Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Tandan Kosong Sawit (Elaeis guineens Jack) Terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Produk Lateks Karet Alam

0 1 5

Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Tandan Kosong Sawit (Elaeis guineens Jack) Terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Produk Lateks Karet Alam

0 0 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lateks Alam 2.1.1 Tanaman Karet Alam - Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Produk Karet Nanokomposit Dengan Teknik Pencelupan

0 0 16

Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Produk Karet Nanokomposit Dengan Teknik Pencelupan

0 0 13