2.2 Bahan Pembuatan Kompon
Dalam proses pembuatan barang jadi karet terlebih dahulu cairan lateks pekat harus dibuat menjadi kompon lateks cair Coumpounding. Kompon lateks adalah lateks
pekat yang ditambahkan dengan berbagai bahan kimia untuk memberikan sifat barang jadi karet yang diinginkan Barlow, 1993. Campuran karet mentah dengan
bahan kimia karet disebut sebagai kompon karet. Kompon lateks pada umumnya mengandung 6 atau lebih bahan kimia karet tergantung dari karakteristik barang jadi
karet yang diinginkan. Bahan-bahan kimia tersebut memiliki fungsi spesifik dan mempunyai pengaruh tehadap sifat karakteristik pengolahan dan harga dari kompon
lateksnya.
2.2.1 Bahan Vulkanisasi
Vulkanisasi adalah proses dimana molekul karet yang linier membentuk ikatan silang antara molekul-molekul karet sehingga merubah sifat karet dari viskositas yang lunak
menjadi produk akhir dengan sifat yang dikehendaki Morton, 1959. Tanpa proses vulkanisasi, karet alam tidak akan memberikan sifat elastis dan tidak stabil terhadap
suhu. Hal ini dikarenakan unsur karet yang terdiri dari polimer isoprene yang panjang. Rantai polimer yang belum divulkanisasi akan lebih mudah bergeser saat
terjadi perubahan bentuk Nijasure, 1997.
Secara umum proses vulkanisasi diklasifikasikan menjadi 3 tiga yaitu vulkanisasi konvensional, semi effisien, dan effisien. Proses vulkanisasi ini dibedakan
berdasarkan jumlah sulfur yang ditambahkan. Untuk proses konvensional membutuhkan lebih banyak sulfur. Proses effisiensi membutuhkan lebih sedikit
jumlah sulfur. Sedangkan proses semi-effisiensi membutuhkan jumlah sulfur dengan
Universitas Sumatera Utara
kadar yang sama banyak dengan bahan kimia lainnya. Reaksi vulkanisasi karet alam dengan sulfur dapat dilihat pada Gambar 2.2.
CH
2
C H
3
C CH
CH
2
n
+ Sulfur
CH
2
C H
3
C CH
S S
CH
2
C
CH
2
CH CH
2
H
3
C S
S R
n
S S R
Gambar 2.2 Reaksi Vulkanisasi Karet Alam Sperling, 1986
Bahan vulkanisasi yang sering digunakan dalam industri pengolahan karet adalah sulfur yang mempercepat kematangan kompon. Bahan lain untuk vulkanisasi
adalah peroksida organik dan dammar fenolik Setiawan, 2005.
2.2.2 Bahan Pemercepat Reaksi
Vulkanisasi konvensional yang hanya menggunakan belerang memilik kelemahan yaitu proses ini memerlukan waktu yang lama karena reaksinya berjalan sangat
lambat, proses vulkanisasi membutuhkan belerang dalam jumlah yang sangat banyak dan temperature yang sangat tinggi. Oleh karena itu perlu ditambahkan bahan
pemercepat vulkanisasi yang dikenal sebagai bahan pemercepat accelerator. Fungsi utama bahan pemercepat ini adalah untuk mempercepat proses vulkanisasi oleh
belerang serta bahan pencepat ini dapat meningkatkan jumlah produksi karena waktu vulkanisasi menjadi lebih cepat dan perbaikan kualitas barang jadi karet Nola, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Secara umum, bahan pemercepat yang digunakan adalah dari golongan dithiokarbamat antara lain ZDBC Zinc dibuthyl dithio carbamate, ZDEC Zinc
diethyl dithio carbamate serta ZDMC Zinc dimethyl dithio carbamate, dari golongan sulfenamida yaitu CBS N-Cyclohxylbenzothiazole dan MBS 2-
morpholinthiobenzothiazole, dari golongan tiuransulfida yaitu TMTD Tetramethylthiuram disulfide dan juga dari golongan Tiazol adalah MBT 2-
mercaptobenzothiazole dan MBTS 2,2-mercaptodithiobenzothiazole. Struktur senyawa bahan pemercepat reaksi dapat dilihat pada Gambar 2.3.
N
S SH
MBT
N
S S
S N
MBTS
N
S S
NH CBS
N S
S S
S N
CH
3
CH
3
H
3
C H
3
C
TMTD S
S Zn
S S
N CH
3
CH
3
N H
3
C H
3
C ZDEC
Gambar 2.3 Struktur Senyawa Bahan Pemercepat Reaksi Sasongko, 2012
Sebagian besar bahan pemercepat vulkanisasi membutuhkan bahan pengaktif pemercepat atau disebut sebagai bahan penggiat vulkanisasi untuk bisa mempercepat
proses vulkanisasi secara maksimal. Bahan penggiat yang umum digunakan adalah Zinc Oxida ZnO serta dapat juga digunakan asam stearat sebagai bahan penggiat
Nola, 2001.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Bahan Antioksidan
Bahan antioksidan adalah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam kompon lateks untuk mencegah terjadinya proses oksidasi pada produk karet alam. Bahan
antioksidan dapat menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron pada radikal bebas dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari
pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan sifat oksidatif pada barang jadi karet. Penambahan bahan antioksidan juga dapat melindungi barang jadi karet
terhadap ion-ion peroksida sehingga barang jadi lateks memiliki ketahan terhadap suhu tinggi Kalingensmith, 1982. Bahan antioksidan dikelompokkan antara lain
Fenil nafrilamin contoh: PAN dan PBN, kondensat aldehid-amina contoh: agerite resin, kondesat keton-amina contoh: fuctol H, serta turunan difenil amina contoh:
Norox OD.
2.2.4 Bahan Pemantap
Bahan pemantap Stabilizer ini digunakan untuk mencegah penggumpalan lateks yang terlalu cepat. Selain itu bahan pemantap digunakan untuk melindungi lateks dari
tegangan terhadap beberapa campuran dan berfungsi sebagai bahan pendispersi. Contoh bahan pemantap yang umum digunakan adalah Kalium Hidroksida KOH
Nijasure, 1997.
2.2.5 Bahan Pengisi
Bahan pengisi filler adalah bahan yang ditambahkan pada komposit untuk meningkatkan sifat mekanik dan sifat fisik. Bahan pengisi digunakan sebagai bahan
penguat pada matriks. Fungsi bahan pengisi sebagai penguat adalah sebagai penopang kekuatan dari komposit, sehingga tinggi rendahnya kekuatan komposit sangat
tergantung dari penguat yang digunakan Long, 1985.
Universitas Sumatera Utara
Bahan pengisi terbagi atas 2 dua golongan berdasarkan keaktifannya yaitu bahan pengisi yang tidak aktif dan bahan pengisi aktif. Umumnya, bahan pengisi
tidak aktif digunakan untuk mengurangi biaya dan memanfaatkan limbah contohnya kaolin, serat kayu. Sedangkan bahan pengisi aktif adalah bahan pengisi yang dapat
meningkatkan kekerasan, modulus, tegangan putus, abrasi, sifat termal, ketahanan sobek dan ketahanan kikis contohnya karbon black, silika, aluminium silika dan
sebagainya Bhatnagar, 2004. Perubahan sifat-sifat akibat penambahan bahan pengsi dipengaruhu oleh ukuran,keadaan permukaan, bentuk, dan jumlah bahan pengisi.
Secara umum, keupayaan penguatan bahan pengisi dipengaruhi oleh tiga ciri utama yaitu ukuran dan luas permukaan, bentuk dan struktur permukaan serta
aktifitas dan sifat-sifat permukaan kimia dari bahan pengisi Hanafi, 2000. Untuk memperoleh penguatan yang optimum maka partikel bahan pengisi tersebut harus
tersebar merata dalam kompon karet. Semakin kecil ukuran partikel bahan pengisi maka pada penambahan dengan jumlah berat yang sama, kekuatan tarik barang jadi
yang dihasilkan akan bertambah. Perpanjangan putus serta modulus tidak banyak berpengaruh sedangkan daya pantulnya berkurang.
2.3. Tandan Kosong Sawit