5.1.4. Perbedaan Perilaku Sesudah Pendidikan Kesehatan antara Kelompok Media Visual dan Audiovisual
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa dari awal sebelum pendidikan kesehatan sudah terdapat beda mean pengetahuan, sikap, dan tindakan serta total
perilaku antara kelompok media visual dan audiovisual. Walaupun demikian, perbedaan mean tersebut tidak signifikan sehingga dapat dikatakan kedua
kelompok tidak memiliki perbedaan mean yang jauh berbeda. Hasil pengujian bivariat untuk sub variabel pengetahuan tidak didapatkan
perbedaan yang signifikan antara kelompok visual dan kelompok audiovisual p = 0,077. Hal ini menunjukkan media audiovisual tidak lebih efektif dari media
visual untuk merubah pengetahuan subyek penelitian dalam melakukan perawatan perineum, dan sebaliknya media visual juga tidak lebih efektif dari media
audiovisual untuk merubah pengetahuan subyek penelitian dalam melakukan perawatan perineum, hal ini diperkuat dengan beda nilai mean pretes dan postes
yang hampir sama pada kedua kelompok yaitu 1,50 untuk media visual dan 1,60 untuk media audiovisual.
Pada sub variabel sikap tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara kelompok visual dan kelompok audiovisual p=0,185. Hasil ini bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan Kapti 2010 yang menyatakan bahwa media audiovisual lebih efektif dibandingkan media visual terhadap peningkatan sikap
ibu dalam tatalaksana balita dengan diare, adapun taraf signifikansi hasil penelitian tersebut adalah p = 0,03. Ketidaksignifikanan p-value sub variabel
sikap antara media visual dan media audiovisual terjadi dikarenakan sejak awal
Universitas Sumatera Utara
pretes baik kelompok visual maupun kelompok audiovisual memiliki nilai mean sikap yang tinggi yaitu 14,05 pada media visual dan 14,55 pada media audiovisual
dari total nilai sikap 20, sehingga setelah dilakukan pendidikan kesehatan baik dengan media visual maupun audiovisual perbedaan nilai sub variabel sikap tidak
mengalami peningkatan yang signifikan. Pada sub variabel tindakan didapatkan perbedaan yang signifikan antara
kelompok visual dan kelompok audiovisual p =0,000. Hal ini terjadi dikarenakan media audiovisual menampilkan gambar bergerak yang menarik
perhatian subyek penelitian khususnya terkait dengan langkah-langkah perawatan perineum sehingga penyerapan informasi lebih optimal dibandingkan media
visual yang hanya menyerap informasi dari membaca. Media audiovisual juga terbilang baru untuk sebagian besar subyek penelitian, sehingga keingintahuan
subyek penelitian terhadap isi video membuat responden serius melihat dan mendengarkan isi video sampai selesai. Penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Jusmiyati, dkk 2013 yang menunjukkan media audiovisual lebih efektif digunakan untuk mengubah kemampuan ibu dalam merawat bayi baru
lahir dengan signifikansi p = 0,000. Pada skor total variabel perilaku didapatkan perbedaan yang signifikan
antara kelompok visual dan kelompok audiovisual p =0,002. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rahmawati, dkk. 2007, penelitian ini membandingkan
efektifitas penggunaan media audiovisual dan modul, didapatkan hasil p-value yang signifikan pada perilaku responden.
Walaupun peningkatan pengetahuan dan sikap responden setelah dan sebelum pendidikan antara media visual dan audiovisual tidak signifikan, tetapi
Universitas Sumatera Utara
untuk tindakan menunjukkan nilai yang signifikan. Hal ini mempengaruhi pada skor total pada perilaku yang menunjukkan nilai yang signifikan. Dengan
demikian media audiovisual sebagai media pendidikan kesehatan lebih efektif digunakan untuk memberikan perubahan perilaku kepada ibu nifas dalam
melakukan perawatan perineum.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN