sulit menemukan mahasiswa yang merokok di Fakultas Teknik, terutama setelah kegiatan di laboratorium, dan perkuliahan selesai.
3. Media iklan televisi yang paling banyak menampilkan iklan rokok.
Dengan bebasnya televisi menyiarkan iklan rokok berpotensi untuk menambah lebih banyak lagi perokok muda. Tentunya hal ini tidak
baik untuk kesehatan, maupun ekonomi bangsa Indonesia. Adanya harapan semu yang ditampilkan iklan rokok bahwa rokok membawa
kebanggan, kewibawaan, keberhasilan, maupun segala hal yang diinginkan dan dibutuhkan, sehingga satu-satunya jalan untuk
mendapatkan keinginan tersebut adalah dengan merokok. Tidak pernah ditampilkan efek dari merokok itu sendiri.
4. Efek merokok timbul dalam jangka panjang. Sedangkan dalam jangka
pendek, seperti batuk berdahak, lebih sulit bernafas, mulut berbau, aroma tubuh yang tidak menyenangkan, maupun sakit kepala biasanya
tidak begitu dihiraukan oleh perokok. Kebanyakan perokok menganggap pesan “Merokok Membunuhmu” hanya untuk orang tua
dan merokok dengan kuantitas yang berlebihan. Bahkan ada juga yang menganggap dengan diimbangi olahraga, kebiasaan merokok tidak
akan mengganggu kesehatan.
5.2 Saran Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa responden tidak begitu memerhatikan pesan iklan “Merokok
Membunuhmu” yang dicantumkan di bungkus rokok. Sehingga lebih baik jika pesan iklan “Merokok Membunuhmu” menjabarkan penyakit yang
ditimbulkan akibat kebiasaan merokok.
1.
Sebaiknya pesan iklan “Merokok Membunuhmu” diganti dengan pesan yang lebih wajar, karena pesan tersebut cukup berlebihan, dan kurang
efektif dalam mengurangi jumlah perokok.
2.
Pesan “Merokok Membunuhmu” hanya efektif untuk perokok pemula, sehingga bagi perokok berat, perlu adanya tindakan dan kebijakan lebih
lanjut dari pemerintah.
3.
Pesan “Merokok Membunuhmu” selain membutuhkan gambar, juga perlu adanya penyuluhan untuk menyadarkan masyarakat akan dampak
tembakau bagi kesehatan.
4.
Sebaiknya produksi rokok dibatasi agar jumlah perokok tidak bertambah. Sebaiknya pada bungkus rokok dicantumkan kandungan apa saja yang
terkandung pada rokok.
5.3 Saran dalam Kaitan Akademis
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui persepsi yang terdapat pada gejala sosial yang berkembang di masyarakat. Secara akademis, penelitian ini
memberikan masukan atau pertimbangan terhadap penelitian yang selanjutnya, terutama penelitian dalam bidang Komunikasi. Iklan sebagai
bagian dari peradaban masyarakat, perlu untuk diperhatikan apa saja konten yang disajikan, maupun cara menyajikannya. Adanya pertimbangan moral
dalam penyajian iklan, sebaiknya tidak hanya dilakukan demi kepentingan kaum pemodal saja, namun juga akibat jangka panjang yang mungkin akan
ditimbulkan dari iklan tersebut. Tidak jarang, iklan rokok juga menyertakan konten religi. Ini dapat menimbulkan asumsi bahwa merokok itu merupakan
hal yang wajar, asalkan tidak mencuri, membunuh, maupun memakai narkoba.
Perlu adanya kebijakan kampus agar membatasi mahasiswa, dosen, maupun staf untuk tidak merokok di kampus. Sehingga ada kesan bahwa merokok
menjadi kewajaran di aktivitas akademik.
5.4 Saran Dalam Kaitan Praktis