3.10.1. Pengujian kokoh tekan beton
3.10.1.1 Alat dan bahan
a. Neraca Analitik b. Mesin Compressive Strength
c. Sampel Silinder Benda Uji
3.10.1.2 Prosedur percobaan
Percobaaan dilakukan setelah Silinder di Rendam di dalam Bak perendaman sampai 28 hari
a. Benda uji dikeluarkan dari bak perendaman, lalu dijemur selama
+ -
24 jam. b. Timbang berat benda uji lalu letakkan pada compressor machine sedemikian
sehingga berada tepat ditengah-tengah alat penekannya. c. Secara perlahan-lahan beban tekan diberikan pada benda uji dengan cara
mengoperasikan luas pompa sampai bedan uji runtuh. d. Pada saat jarum penunjuk skala beban tidak naik lagi bertambah, maka cetak
skala yang ditujukan oleh jarum tersebut yang menunjukkan beban maksimum yang dapat dipikul oleh benda uji tersebut.
e. Percobaan diulang untuk setiap benda uji. f. Perhitungan dikonversikan keumur 28 hari.
Sampel yang sudah di Uji Kuat Tekan Di tinjau keretakannya selama 2 bulan, baru setelah itu di lanjutkan dengan teknik pemotongan benda uji Silinder
3.10.3. Pengujian Scanning Electron Microscope
3.10.3.1. Teknik Pemotongan
Pemotongan pada sampel silinder dilakukan di lakukan di Laboratorium Universitas Sumatera Utara dengan Gerinda, dengan
terlebih dahulu memotong menjadi 2 bagian sampel silinder seperti pada ilustrasi berikut
Universitas Sumatera Utara
Gambar.3.20.Pengambilan Sampel Benda Uji
Gambar.3.21.Pemotongan Sampel Benda Uji Setelah di potong menjadi 2 bagian , sampel tersebut di potong kembali
menjadi bagian kecil, selanjutnya jika sudah sampai tidak bisa dipotong karena ukuran sangat tidak mencukupi, cukup di haluskan dengan mesin Gerinda
melalui pinggiran gergajinya, sampai ukuran yang diinginkan.
3.10.3.2. Pengujian SEM dan EDS a.
Pengujian SEM
Tabel.3.4.Penjelasan jenis sinyal, detector, dan resolusi lateral serta kedalaman
sinyal untuk menggambar dan menganalisa material SEM
Sinyal deteksi Informasi yang
Didapat Resolusi Lateral Kedalaman dari Informasi
Secondary electrons Topografi
Permukaan, Kontras Komposisi
5-100 nm 5-50 nm
Universitas Sumatera Utara
Backscattered Electrons
Kontras Komposisi, Topografi
Permukaan, Orientasi Kristal, Dominan
Magnet 50-100 nm
3-1000 nm
Specimen Current Kontras yang
lengkap ke backscattered
dan sinyal Secondary
Electron 50-100 nm
30-1000 nm
Characteristic x-rays Primary
fluorescence Komposisi elemen,
distribusi elemen 0,5-2
μm 0,1-
1 μm
Cathodolumine- Scence
Deteksi Fasa nonmetal dan
semikonduksi ...
...
b. Cara Kerja SEM
Cara kerja SEM, dimulai dengan suatu sinar elektron dipancarkan dari electron gun yang dilengkapi dengan katoda filamen tungsten,
Tungsten biasanya digunakan pada electron gun karena memiliki titik lebur tertinggi dan tekanan uap sehingga memungkinkan dipanaskan
untuk emisi elektron, serta harganya juga murah. Sinar elektron difokuskan oleh satu atau dua lensa kondensor ke titik yang dimaeternya
sekitar 0,4 nm sampai 5 nm. Sinar kemudian melewati sepasang gulungan pemindai Scanning Coil atau sepasang pelat deflektor di
kolom elektron, biasanya terdapat di lensa akhir, yang membelokkan sinar di sumbu x dan y sehingga dapat dipindai dalam mode raster diarea
persegi permukaan spesimen. Ketika sinar elektron primer berinteraksi dengan spesimen, elektron kehilangan energi karena berhamburan acak
yang berulang dari penyerapan dari spesimen atau disebut volume interaksi, yang membentang dari kurang dari 100 nm sampai sekitar 5
μm ke permukaan ukuran volume interaksi tergantung pada energi elektron
yang mendarat, nomor atom dan kepadatan dari spesimen tersebut.
Universitas Sumatera Utara