Model-model Stres Gejala dan Akibat Stres

menimpa seseorang dapat mengakibatkan gangguan fungsi organ tubuh. Reaksi tubuh dinamakan stres, dan yang dapat dikatakan distres apabila fungsi organ tubuh terganggu. Stres adalah tanggapan atau reaksi tubuh terhadap berbagai tuntutan atau beban atasnya yang bersifat non spesifik. Namun disamping itu stres juga dapat merupakan faktor pencetus penyebab sekaligus akibat dari suatu gangguan atau penyakit. Stres dalam dalam kehidupan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari, masalahnya adalah bagaimana manusia hidup dengan stres tanpa harus mengalami distres. Seorang ahli fisiologi dan tokoh dibidang stres yang terkemuka di Universitas Montreal mengatakan stres adalah tanggapan tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap tuntutan atasnya. Dimana tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, tubuh akan berusaha menyeimbangkan rangsangan atau dengan kata lain manusia akan cukup cepat untuk pulih kembali dari pengaruh stres Selye, 1982 dalam Yosep, 2014.

2.3 Model-model Stres

Pendekatan model stimulus menganggap stres sebagai ciri-ciri dari stimulus lingkungan yang dalam beberapa hal dianggap mengganggu atau merusak. Model pendekatan ini menempatkan stres sebagai sesuatu yang dipelajari dan menekankan pada stimulus apa yang merupakan diagnosa stres. Hal ini memandang stres tanpa suatu tuntutan yang beralasan, pasti mendatangkan stres tanpa memandang bagaimana sumber daya individu Yosep, 2014. Pendekatan model respon mengidentifikasikan bahwa stres sebagai respon individu terhadap stressor yang diterima. Usaha fisiologis untuk mengatasi stres mencapai kapasitas penuh dan perlawanan melalui mekanisme pertahanan diri dan Universitas Sumatera Utara strategi mengatasi stres. Sedangkan reaksi kelelahan yaitu perlawanan terhadap stres yang berkepanjangan mulai menurun, fungsi otak tergantung oleh perubahan metabolisme, sistem kekebalan tubuh menjadi kurang efisien dan penyakit yang serius mulai pada saat kondisi menurun Yosep, 2014. Pendekatan model transaksional mengacu pada interaksi antara manusia dan lingkungannya. Studi berdasarkan pendekatan ini menyimpulkan bahwa kita tidak akan dapat memprediksikan penampilan seseorang hanya mengenal stimulus, individu bervariasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya yaitu dengan melakukan koping terhadap berbagai tuntutan Yosep, 2014.

2.4 Gejala dan Akibat Stres

Gejala atau akibat stres yang dibicarakan adalah gejalaakibat yang negatif karena sering mengganggu kehidupan manusia. Tingkat stres yang tinggi akan berlangsung dalam waktu yang lama tanpa ada jalan keluar bisa mengakibatkan beberapa macam penyakit yaitu: gangguan pencernaan, serangan jantung, tekanan darah tinggi, asma, radang sendi, alergi, gangguan kulit, pusingsakit kepala, sulit menelan, panas ulu hati, mual, berbagai macam keluhan perut, keringat dingin, sakit leher, capai menahun, sering buang air seni, kejang otot, mudah lupa, terserang panik, sembelit, diare, insomnia, dan lain-lain Siswanto, 2007. Cox Gibson, dkk, 1990 dalam Siswanto, 2007 mengkategorikan akibat stres menjadi lima kategori, yaitu: a. Akibat subjektif, yaitu akibat yang dirasakan secara pribadi, meliputi kegelisahan, agresi, kelesuan, kebosanan, depresi, kelelahan, kekecewaan, kehilangan kesabaran, harga diri rendah, perasaan terpencil. Universitas Sumatera Utara b. Akibat perilaku, yaitu akibat yang mudah dilihat karena berbentuk perilaku- perilaku tertentu, meliputi mudah terkena kecelakaan, penyalahgunaan obat, peledakan emosi, berperilaku impulsif, tertawa gelisah. c. Akibat kognitif, yaitu akibat yang mempengaruhi proses berpikir, meliputi tidak mampu mengambil keputusan yang sehat, kurang dapat berkonsentrasi, tidak mampu memusatkan perhatian dalam jangka waktu yang lama, sangat peka terhadap kecaman dan mengalami rintangan mental. d. Akibat fisiologis, yaitu akibat-akibat yang berhubungan dengan fungsi atau kerja alat-alat tubuh, yaitu tingkat gula darah meningkat, denyut jantungtekanan darah naik, mulut menjadi kering, berkeringat, pupil mata membesar, sebentar-bentar panas atau dingin. e. Akibat keorganisasian, yaitu akibat yang tampak dalam tempat kerja, meliputi absen, produktivitas rendah, mengasingkan diri dari teman sekerja, ketidakpuasan kerja, menurunnya keterikatan dan loyalitas terhadap organisasi.

2.5 Macam-macam Stres