Reaksi Tubuh Terhadap Stres

kerjasama, mudah bergaul, dan lain-lain atau merupakan kebalikan dari tipe kepribadian A. f Tingkat perkembangan pada individu ini juga dapat mempengaruhi respons tubuh dimana semakin matang dalam perkembangannya, maka semakin baik pula kemampuan untuk mengatasinya. Dalam perkembangan kemampuan individu dalam mengatasi stresor dan respons terhadapnya berbeda-beda dan stresor yang dihadapinya pun berbeda. Mahasiswa yang mengalami tahap perkembangan dewasa muda dan dewasa tengah mendapatkan stresor yang berasal dari pernikahan, pekerjaan yang meninggalkan rumah, lingkungan pekerjaan yang baru, melanjutkan pendidikan, membesarkan anak, menerima proses penuaan, dan status sosial.

2.9 Reaksi Tubuh Terhadap Stres

Stres yang dialami seseorang dapat menimbulkan reaksi yang ada pada tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis Hidayat, 2007. Stres yang dirasakan tiap individu memiliki reaksi yang berbeda-beda terhadap sistem tubuh Sunaryo, 2013. Hawari 2001 dalam Sunaryo, 2013 mengungkapkan bahwa stres dapat mengenai hampir seluruh sistem tubuh, seperti: Perubahan warna rambut, hitam hingga kecokelat-cokelatan, putihuban, rontok, gangguan ketajaman penglihatan, titinus pendengaran berdenging, daya ingat, konsentrasi, berpikir menurun, wajah tegang, serius, tidak santai, sulit senyum, kedutan pada kulit wajah tic facialis, bibir dan mulut terasa kering, tenggorokan terasa tercekik, kulit dingin atau panas, banyak berkeringat, kulit kering dan timbul eksem, biduran urtikura, gatal-gatal, tumbuh jerawat, telapak tangan dan kaki kering berkeringat, Universitas Sumatera Utara kesemutan, napas terasa berat dan sesak, jantung berdebar-debar, muka merah atau pucat, lambung mual, kembung, perih, mulas; defekasi atau diare, sering berkemih, otot sakit, seperti ditusuk-tusuk, pegal, dan tegang, kadar gula darah meningkat, terjadi gangguan menstruasi pada wanita, libido menurun atau dapat juga meningkat.

3.0 Stres Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Perkuliahan pada modren sekarag ini, bukan lagi sekadar datang kekampus, menghadiri kelas, ikut serta dalam ujian, dan kemudian lulus. Perkuliahan sekarang semakin kompleks yang seringkali menjadi beban tambahan disamping tekanan dalam kuliah yang begitu melelahkan. Grafik usia mahasiswa menunjukkan bahwa para mahasiswa pada umumnya berada dalam tahap remaja hingga dewasa muda. Seseorang pada rentang usia ini masih lebih labil dalam hal kepribadiannya, sehingga dalam menghadapi masalah mahasiswa cenderung terlihat kurang berpengalaman. Masalah-masalah tersebut, baik dalam hal perkuliahan maupun kehidupan diluar kampus, dapat menjadi hal yang mengancam karena ketika ada stresor yang datang, maka tubuh akan meresponnya Purwati, 2010. Masalah yang sering terjadi pada mahasiswa secara kognitif antara lain sulit berkonsentrasi, sulit mengingat pelajaran, dan sulit memahami pelajaran. Secara emosional antara lain sulit memotivasi dirinya sendiri, munculnya perasaan cemas, sedih, kemarahan, frustasi, dan secara fisiologis antara lain gangguan kesehatan, daya tahan tubuh yang terus menurun, sering pusing, badan terasa lesu, lemas, dan insomnia Rasmun, 2004. Universitas Sumatera Utara

3.1 Penyebab Stres Mahasiswa Fakultas Keperawatan