Pengaruh Variabel Karakteristik Pemimpin X2 Terhadap Kinerja Agen Y

ide yang lebih prioritas untuk dapat dijalankan dan menyerahkan kepercayaan kepada para agen untuk melaksanakan penjualan polis. Hal ini sejalan dengan teori Hersey Dan Blanchard dalam Thoha, 2007: 318 bahwa pimpinan atau manajer harus menyesuaikan responnya menurut kondisi atau tingkat perkembangan kematangan, kemampuan dan minat karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Dalam hal ini, respon seorang manajer dalam perilaku kepemimpinannya memberikan sejumlah pengarahan dan dukungan yang bersifat sosioemosional. Sementara itu manajer harus menyesuaikan tingkat kematangan karyawan.

4.7.2. Pengaruh Variabel Karakteristik Pemimpin X2 Terhadap Kinerja Agen Y

Dari hasil pengujian variabel secara parsial didapat bahwa variabel independen yaitu karakteristik pemimpin X2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja agen Y. Hal tersebut dibuktikan dari jawaban responden tertinggi dengan frekuensi dan persentase terbesar dari variabel karakteristik pemimpin yang menyatakan sangat setuju pada pertanyaan “Pimpinan saya mampu bersosialisasi dengan para agen dengan memperhatikan perkembangan agen dalam rangka penjualan polis asuransi.” Hal ini dilakukan pemimpin sebagai monitoring kepada agen, agar agen selalu terus melakukan penjualan asuransi dengan nasabah, dan apabila agen menemukan kendala di lapangan, maka pimpinan mengetahuinya dan dapat mengambil keputusan dengan segera. Universitas Sumatera Utara Frekuensi dan persentase terbesar dari variabel kepemimpinan situasional yang menyatakan setuju pada pertanyaan “Pimpinan saya memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas terutama mengenai bidang perasuransian.” dan “Pimpinan saya selalu menjalankan visi misi perusahaan dengan memotivasi agen agar berhasil dalam melakukan penjualan asuransi”. Dengan pengetahuan dan wawasan yang dimiliki pimpinan menjadikan pimpinan sebagai narasumber dari setiap persoalan yang dihadapai agen dilapangan dalam menjual polis asuransi, disamping itu pimpinan juga harus memotivasi agennya agar selalu giat dalam melakukan penjualan, sehingga penghasilan yang diperoleh agen menjadi lebih meningkat dari biasanya. Frekuensi dan persentase terbesar dari variabel kepemimpinan situasional yang menyatakan tidak setuju pada pertanyaan “Pimpinan saya selalu berusaha untuk dapat mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan baik.” Dalam hal target yang dimaksud disini adalah target agen yang harus dicapai. Target yang ditetapkan perusahaan menjadi target pimpinan, kemudian pimpinan melakukan pembagian target kepada agennya dengan rasio yang ada 25:75. jadi apabila target agen tercapai maka otomatis target pimpinan sudah dapat dikatakan baik karena telah mencapai 75-100. Hal ini terjadi, karena pimpinan kurang selektif membagikan target kepada masing-masing agennya sesuai dengan kemampuan dan pengalamannaya dalam bidang penjualan. Agen senior dan berpengalaman seharusnya diberikan target yang lebih tinggi dibandingkan agen yang masih belum berpengalaman atau baru setahun dua tahun bekerja. Universitas Sumatera Utara Frekuensi dan persentase terbesar dari variabel kepemimpinan situasional yang menyatakan sangat tidak setuju pada pertanyaan “Pimpinan saya memiliki kematangan berpikir dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, khususnya masalah perasuransian”. Hal tersebut sejalan dengan teori Nawawi 2006: 77 bahwa karakteristik utama seorang pemimpin dalam mengefektifkan organisasi terdiri dari: kecerdasan; kematangan dan keluasan pandangan sosial; memiliki motivasi dan keinginan berprestasi; dan memiliki kemampuan hubungan manusiawi. Hal tersebut terjadi karena ada kalanya pimpinan memiliki banyak persoalan sehingga sifat emosionalnya timbul dan sering tidak berpikir secara rasional dan ini kendala yang dihadapai agen dalam rangka menyelesaikan persoalan yang ada. Hal ini sejalan dengan teori Mangkunegara 2004: 67 yang mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. 4.7.3. Pengaruh Variabel Kepemimpinan Situasional X1 dan Karakteristik Pemimpin X2 terhadap Kinerja Agen Y Dari penjelasan kedua variabel diatas disimpulkan bahwa secara bersama- sama adanya pengaruh antara kedua variabel yang ada yaitu variabel kepemimpinan situasional X1, karakteristik pemimpin X2 terhadap kinerja agen asuransi Y. Hal ini disebabkan kepemimpinan situasional dan karakteristik pemimpin merupakan sebagian dari faktor penting dalam proses peningkatan kinerja agen dalam melakukan memasarkan asuransi kepada nasabah. Universitas Sumatera Utara Kepemimpinan situasional dapat mempengaruhi kinerja agen untuk terus memasarkan asuransi dalam rangka meningkatkan pencapaian target yang telah ditetapkan perusahaan disamping meningkatkan penghasilan agen asuransi. Sedangkan karakteristik pemimpin dapat menjadikan agen lebih termotivasi dalam memasarkan asuransi. Bila pimpinan dalam perusahaan atau organisasi itu baik dan memiliki kemampuan dalam mempengaruhi ataupun mengendalikan agen atau karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas penjualan maka kinerja agen dalam memasarkan asuransi akan lebih meningkat seperti yang diharapkan perusahaan. Hal ini terlihat dari distribusi tanggapan responden tertinggi dengan frekuensi dan persentase terbesar dari variabel Y kinerja agen. Pada variabel kinerja yang menyatakan sangat setuju yaitu pada pertanyaan “Saya memiliki keterampilan komunikasi yang baik kepada calon nasabah agar mau membeli asuransi yang saya tawarkan”. Hal ini sangat diperlukan agen untuk dapat menjual asuransi, karena dengan komunikasi yang baik dan cara penyampainan yang jelas, membuat nasabah mengerti dari produk asuransi yang ditawarkan. Dengan demikian mereka yakin akan manfaat yang akan diperolehnya dimasa yang akan datang dengan membeli produk asuransi yang ditawarakan agen tersebut. Frekuensi dan persentase terbesar dari variabel kepemimpinan situasional yang menyatakan setuju pada pertanyaan “Saya selalu melakukan kunjungan minimal kepada tiga orang calon nasabah setiap harinya” dan “Saya memiliki jiwa teamwork yang baik antar sesama agen asuransi dalam rangka menjalankan visi dan misi perusahaan”. Hal ini merupakan SOP yang harus dilaksanakan agen dalam Universitas Sumatera Utara rangka penjualan polis asuransi kepada nasabah dan antara sesama agen harus memiliki jiwa teamwork yang solid agar dapat bersatu dan bersama-sama melakukan penjualan asuransi kepada nasabah tanpa harus ada konflik antara para agen dalam merebut nasabah.” Frekuensi dan persentase terbesar dari variabel kepemimpinan situasional yang menyatakan tidak setuju pada pertanyaan “Saya memiliki jiwa teamwork yang baik antar sesama agen asuransi dalam rangka menjalankan visi dan misi perusahaan” dan “Saya memiliki tanggungjawab terhadap apa yang saya lakukan dalam pekerjaan khususnya target yang telah ditetapkan perusahaan kepada saya”. Hal ini terjadi karena sebagian agen yang tidak memiliki daftar calon nasabah yang akan dikunjungi menjadikan agen tersebut mencari informasi dari agen lainnya dalam hal calon nasabah, sehingga mereka bisa melakukan kunjungan terselubung yang mengatasnamakan agen yang pertama yang nasabah menganggap sama. Dalam hal tanggungjawab target penjualan yang dimaksud agen merasa target yang diberikan tidak sebanding dengan biaya transportasi yang diberikan perusahaan kepada agen dalam rangka melakukan kunjungan dan penjualan asuransi kepada nasabah. Frekuensi dan persentase terbesar dari variabel kepemimpinan situasional yang menyatakan sangat tidak setuju pada pertanyaan “Saya mampu menciptakan cara kerja tersendiri dalam melaksanakan penjualan polis kepada nasabah”. Hal ini terjadi karena biasanya bekerja sendiri tidak dapat maksimal daripada bekerja secara teamwork, dimana masukan ide-ide dari sebuah team dapat menghasilakan ide yang stategis dalam menawarkan asuransi kepada nasabah. Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan situasional dan karakteristik pemimpin terhadap kinerja agen pada AJB Bumiputera 1912 signifikan atau tidak, dapat dihitung dengan menggunakan analisis korelasi regresi berganda yang diperoleh hasilnya Y = 2,352 + 1,536X1 + 0,179X2 + e, hal ini menunjukan menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan situasional dan karakteristik pemimpin secara serentak berpengaruh positif terhadap kinerja agen pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Syariah Medan. Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasman 2011 dan Anbri 2010. Pada penelitian yang dilakukan oleh Hasman 2011 terdapat hubungan yang sangat kuat antara perilaku kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan dengan hasil uji determinan sebesar 47,20, sehingga ada pengaruh antara perilaku kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan dengan hipotesis alternatif Ha positif dan dapat diterima. Pada penelitian yang dilakukan oleh Anbri 2010, hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja berpengaruh secara serempak terhadap kinerja karyawan. Gaya kepemimpinan merupakan variabel yang paling dominan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitan ini sejalan dengan misi perusahaan yaitu menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan nasional melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kepemimpinan situasional dan karakteristik pemimpin berpengaruh positif dan signifikan Universitas Sumatera Utara terhadap kinerja agen pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Syariah Medan. Hal yang menjadi dasar bahwa pemimpin selalu mendukung agennya agar dapat memperoleh penghasilan yang lebih tinggi dengan jalan meningkatkan kinerja agen tersebut dalam melakukan penjualan polis asuransi kepada calon nasabah. Secara otomatis perusahaan telah melaksanakan standar operasional perusahaan dengan sebaik mungkin. Dengan demikian visi dan misi perusahaan akan dapat terwujud. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kepemimpinan Situasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja agen asuransi pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Syariah Medan. 2. Karakteristik Pemimpin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja agen asuransi pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Syariah Medan. 3. Kepemimpinan situasional dan karakteristik pemimpin secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja agen asuransi pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Syariah Medan. 4. Sebesar 88,4 kinerja agen pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Syariah Medan dapat dijelaskan oleh kepemimpinan situasional dan karakteristik pemimpin serta sisanya 11,6 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

5.2. Saran