Agroforestri Potensi Agroforestri Dalam Menyerap Karbon

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Agroforestri

Agroforestri merupakan suatu sistem pengelolaan lahan untuk mengatasi masalah ketersediaan lahan dan peningkatan produktivitas lahan. Masalah yang sering timbul adalah alih fungsi lahan menyebabkan lahan hutan semakin berkurang. Agroforestri diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut dan masalah ketersediaan pangan. Konsep agroforestri merupakan rintisan dari tim Canadian International Development Centre, yang bertugas untuk mengindentifikasi prioritas-prioritas pembangunan di bidang kehutanan di negara-negara berkembang dalam tahun 1970-an. Oleh tim ini dilaporkan bahwa hutan-hutan di negara tersebut belum cukup dimanfaatkan. Pemanfaatan di bidang kehutanan sebagian besar hanya ditujukan kepada dua aspek produksi kayu, yaitu eksploitasi secara selektif di hutan alam dan tanaman hutan secara terbatas Hairiah et all., 2002. Agroforestri diharapkan bermanfaat selain untuk mencegah perluasan tanah terdegradasi, melestarikan sumberdaya hutan, meningkatkan mutu pertanian serta menyempurnakan intensifikasi dan diversifikasi silvikultur. Namun sistem Agroforestri telah dipraktekan oleh petani di berbagai tempat di Indonesia selama berabad-abad dengan nama dan istilah yang berbeda-beda. Tujuan akhir program agroforestri adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat petani, terutama yang di sekitar hutan, yaitu dengan memprioritaskan partisipasi aktif masyarakat dalam memperbaiki keadaan lingkungan yang rusak dan berlanjut dengan memeliharanya. Program-program agroforestri diarahkan pada peningkatan dan pelestarian produktivitas sumberdaya, yang akhirnya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat Hairiah et all., 2002. Universitas Sumatera Utara

B. Potensi Agroforestri Dalam Menyerap Karbon

Hutan sebagai salah satu sumber daya alam yang berperan penting dalam menunjang kehidupan manusia, memiliki fungsi sebagai penyeimbang dalam konteks ekologis, fungsi hidroorologis dan sumber plasma nutfah selain mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Hutan sebagai salah satu penyerap CO 2 yang cukup besar. Pohon- pohon di dalam hutan menggunakan CO 2 dalam fotosintesis yang menghasilkan O 2 dan energi. Sebagian energi tersebut disimpan dalam bentuk biomassa pohon. Fungsi hutan sebagai penyerap CO 2 menyebabkan konservasi hutan secara global akan mengurangi gas-gas di rumah kaca di atmosfer. CO 2 Emisi karbon tanah yang terjadi pada areal konversi yang mengalami degradasi lahan dapat dikurangi dengan melakukan penanaman kembali seperti plantation, agroforestry, reforestatiton, afforestation yang berarti diperlukan suatu manajemen hutan yang baik. Demikian juga pemulihan kembali atau regenerasi pada areal pemanenan kayu, tanah yang terganggu dan emisi karbon yang meningkat dapat ditangkap kembali melalui proses fotosontesis Brown, 1996. tersebut disimpan dalam biomassa hutan. Hampir 50 dari biomassa hutan tersusun atas karbon Brown, 1997. Agroforestri merupakan suatu sistem pola tanam berbasis pohon dapat mempertahankan cadangan karbon C-stock karena adanya akumulasi C yang cukup tinggi dalam biomasa pepohonan. Selain dari pada itu sistem ini dapat mengurangi emisi gas bila dibandingkan dengan sistem pertanian monokultur Ketterings, 1999. Widianto et al. 2003 menyatakan bahwa bila ditinjau dari cadangan karbon, sistem agroforestri lebih menguntungkan daripada sistem pertanian berbasis tanaman musiman. Hal ini disebabkan oleh adanya pepohonan yang memiliki biomassa tinggi dan masukan serasah yang bermacam-macam kualitasnya serta terjadi secara terus-menerus. Walaupun peran agroforestri dalam mempertahankan cadangan karbon di daratan masih lebih rendah bila dibandingkan dengan hutan alam, tetapi sistem ini dapat merupakan Universitas Sumatera Utara suatu tawaran yang dapat memberikan harapan besar dalam meningkatkan cadangan karbon pada lahan-lahan terdegradasi. Potensi penyerapan karbon dari sistem agroforestri didasarkan kepada asumsi bahwa komponen-komponen pohon dalam sistem agroforestri dapat menentukan rosot karbon di atmosfer secara signifikan melalui kecepatan pertumbuhan dan produktifitas. Dengan memperhitungkan pohon dalam produksi pertanian, agroforestri dapat meningkatkan penyimpanan karbon pada lahan untuk kebutuhan tanaman pertanian. Konsep agroforestri dinilai mempunyai nilai lebih pada komponen-komponen kesuburan tanah, variasi spesies, dan konsepnya yang menyeluruh. Alasan utama yang mendasari potensi agroforestri dalam mengurangi emisi karbon yaitu banyaknya lahan di daerah tropis yang digunakan untuk kegiatan pertanian dan meningkatnya penerapan sistem agroforestri dalam waktu yang panjang akan menghasilkan peningkatan potensi yang nyata sebagai sumber biotik karbon dan meskipun jumlah karbon yang diserap per satuan luas relatif lebih rendah dibandingkan dengan hutan alam dan hutan tanaman, kayu yang diproduksi sering dipakai sebagai kayu bakar menggantikan bahan bakar fosil. Penggunaan kayu hasil agroforestri yang tidak untuk kayu bakar akan mengurangi tekanan terhadap penebangan hutan alam dan kebutuhan bahan bakar dari sumber yang tidak diperbaharui. Konsep agroforestri yaitu suatu sistem pertanian berbasis pepohonan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan mempertahankan kelestarian alam merupakan suatu alternatif yang paling sesuai dalam menjawab tantangan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Sistem agroforestri memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan menghasilkan jenis produk yang beragam baik kayu maupun non-kayu. Kandungan biomassanya juga tinggi sehingga pembangunan sistem agroforestri pada lahan-lahan kritis dan terlantar selain dapat memperlambat terjadinya pemanasan global juga memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan dan sosio-ekonomi masyarakat Roshetko et al., 2002. Tabel 1 dijelaskan hasil penelitian Universitas Sumatera Utara yang sudah dilakukan oleh beberapa orang di beberapa daerah di Indonesia. Dari tabel tersebut dikatakan jumlah cadangan karbon terbesar diperoleh dari hutan alam dikarenakan keragaman jenis yang tinggi dan kerapatan kayu yang cukup beragam. Sama halnya dengan kandungan cadangan karbon pada hutan lindung yang masih memiliki keragaman jenis dan kerapatan kayu yang beragam. Hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya mengenai pendugaan cadangan karbon pada lahan agroforestri dapat kita lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Kandungan cadangan karbon di atas permukaan tanah pada berbagai sistem penggunaan lahan di berbagai daerah di Indonesia Jenis Penggunaan Lahan Cadangan Karbon tonha Lokasi Penelitian Hutan alam 204,92 - 264, 70 Kecamatan Sampit, Kalimantan Tengah Dharmawan dan Siregar, 2009 Hutan lindung 211,86 Hutan Lindung Sungai Wain, Kalimantan Timur Nooran , 2007 Hutan bekas kebakaran 7,5 - 55,3 Hutan Pendidikan Bukit Soeharto, Kalimantan Timur Hiratsuka et al, 2006 Hutan Mangrove 54,1 - 182,5 KPH Purwakarta, Jawa Barat Dharmawan dan Siregar, 2009 Hutan bekas tebangan 171,8 - 249,1 Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur Rahayu et al, 2006 Hutan gambut 200 Rataan seluruh tipe hutan gambut di Indonesia Agus, 2007 Agroforestri 0 - 15 tahun 21,31 Desa Karacak, Kabupaten Bogor Yuli, 2003 Agroforestri 15 - 40 tahun 80,78 Desa Karacak, Kabupaten Bogor Yuli, 2003

C. Biomassa