Bank Perkreditan Rakyat Tinjauan Yuridis Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Transformasi Badan Kredit Desa yang Diberikan Status Sebagai Bank Perkreditan Rakyat

d. Membatasi ruang gerak rentenir atau ijon. 3. Tujuan Badan Kredit Desa Tujuan Badan Kredit Desa menurut Otoritas Jasa Keuangan adalah: a. Memudahkan akses permodalan. b. Mendidik masyarakat agar gemar menabung. c. Memberantas sistem ijon dan mempersempit gerak rentenir.

B. Bank Perkreditan Rakyat

1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Perbankan di banyak negara pada umumnya tidak ditujukan untuk melayani masyarakat kecil. Tetapi letak perkantoran, struktur organisasi, program pendidikan,falsafah perusahaan, manajemen dan sistem administrasi, cara dan produser pelayanananya, semua ditujukkan untuk melayani orang-orang mapandan berada. Namun di Indonesia, sudah sejak lama ada sejenis bank yang khusus melayani masyarakat kecil, yaitu Bank Perkreditan Rakyat. Tugasnya memberikan bantuan kepada masyarakat kecil yang membutuhkan bantuan dana dari di pasar-pasar dan di desa- desa. Selain itu tugasnya menghimpun dana tabungan masyarakat berupa deposito berjangka. 79 Dengan dikeluarkannya Pakto 1988, di indonesia terdapat dua jenis Bank Perkreditan Rakyat, yaitu Bank Perkreditan Rakyat gaya lama Bank Perkreditan Rakyat yang telah memperoleh izin sebelum Pakto 1988, dan Bank Perkreditan Rakyat gaya baru Bank Perkreditan Rakyat yang memperoleh izin usaha setelah 79 Pandu suharto, dalam Djuhaendah Hasan, 1996: 191-192. Universitas Sumatera Utara Pakto 1988. Bank Perkreditan Rakyat gaya lama ini terditi atas Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari, Lembaga Perkreditan Rakyat, Badan Kredit Desa, Badan Kredit Kecamatan, Kredit Usaha Rakyat Kecil, Lembaga Perkreditan Kecamatan, Bank Karya Produksi Desa dan Lembaga-lembaga lain yang dipersamakan dengan itu. Sesuai dengan ketentuan Pasal 41 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967, status dan tugas dari Bank Perkreditan Rakyat gaya lama ditetapkan dalam Undang-Undang. Namun sambil menunggu dikeluarkan Undang-Undang dimaksud, pengaturannya diadakan dalam Keputusan Presiden Nomor 38 Tahun 1988 tentang Bank Perkreditan Rakyat. Disebutkan bahwa bank-bank desa sebagaimana di atas semuanya menjadi Bank Perkreditan Rakyat. 80 Dasar hukum Pendirian Bank Perkreditan Rakyat gaya lama ini adalah Staatsblad, Peraturan daerah, keputusan Gubernur masing-masing Provinsi. Pemilikannya bisa Pemerintah Daerah atau masyarakat setempat. Adapun bentuk hukumnya berupa Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah, Koperasi atau Maskapai Andil Indonesia, namun beberapa diantaranya bahkan masih belum memiliki badan hukum. 81 Bank Perkreditan Rakyat merupakan salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil, dan menengah. Lokasi Bank Perkreditan Rakyat biasanya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan sehingga Bank Perkreditan Rakyat banyak dijumpai di setiap daerah yang tersebar di seluruh wilayah indonesia. Bank Perkreditan Rakyat merupakan lembaga 80 Djoni S.Gozali, Rachmadi Usman, Hukum Perbankan, Jakarta: Sinar Grafika,2012. 81 Ibid. Universitas Sumatera Utara perbankan resmi yang diatur berdasarkan pada Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan sebagaimana telah disempurnakan dengan Undang- Undang No. 10 Tahun 1998. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan Undang-Undang tersebut adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensionalatau berdasarkan pada Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 82 Keberadaan Bank Perkreditan Rakyat dirasakan cukup strategis dalam menjembatani terwujudnya pemerataan pembangunan.Di samping itu Bank Perkreditan Rakyat juga sebagai lembaga keuangan mikro diharapkan dapat melayani kebutuhan danausaha mikro terutama yang belum dapat dijangkau oleh pembiayaan bank umum. 83 Bank Perkreditan Rakyat adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum karena Bank Perkreditan Rakyat dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas, dan perasuransian. 84 82 Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain Edisi 3, Jakarta:Salemba Empat, 2014. 83 Tjahjo Oetomo Kartodinoto “Usaha Skala Mikro dan Kecil serta Keunggulan dan Alternatif Pembiayaannya Dalam Era Otonomi Daerah,” Makalah disampaikan dalam rangkamemenuhi salah satu persyaratan pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan Bank Indonesia “SESPIBI”, Jakarta, Maret 2004, hlm. 7. Bank Perkreditan Rakyat merupakan salah satu pendukung perkembangan perekonomian Indonesia, terutama untuk kegiatanusaha mikro, kecil, dan menengah serta sektor informal.Peran Bank Perkreditan Rakyat dalam 84 Bank Perkreditan Rakyat,http:www.ojk.go.ididkanalperbankanPagesBank- Perkreditan-Rakyat.aspx, diakses pada 3 September 2016. Universitas Sumatera Utara pemberian kredit bagi usaha mikro, kecil, dan menengah ini dapat membantu menciptakan lapangan pekerjaan, pemerataan pendapatan, dan pemerataan kesempatan berusaha di Indonesia. 85 Lembaga perkreditan rakyat didirikan berawal dari keinginan untuk membantu para petani, pegawai, dan buruh untuk lepas dari jerat rentenir yang memberikan buna dengan kredit tinggi. Lembaga perkreditan rakyat muncul pada abad ke 19, ditandia dengan terbentuknya beberapa lembaga seperti Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani, Bank Dagang Desa Bank Pasar pada zaman kolonial Belanda. Pada masa setelah kemerdekaan, pemerintah mendorong pendirian bank-bank di pedesaan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan Bank Pekreditan Rakyat yang merupakan bagian dari sistem Perbankan harus sehat dan dapat dipercaya oleh masyarakat supaya bisa berkontribusi maksimal dalam menggerakan perekonomian secara keseluruhan. Perkembangan usaha Bank Perkreditan Rakyat yang terus menunjukkan kinerja yang positif, didorong oleh tiga faktor utama yaitu kebijakan pemerintah yang memberikan peluang pendirian Bank Perkreditan Rakyat, deregulasi perbankan yang memperbesar ruang gerak Bank Perkreditan Rakyat dan besarnya kebutuhan masyarakat terutama di daerah pinggiran kota dan pedesaan terhadap jasa pelayanan perbankan. Kontribusi Bank Perkreditan Rakyat akan semakin nyata jika Bank Perkreditan Rakyat dalam kondisi sehat dan kuat. Penilaian kesehatan Bank Perkreditan Rakyat telah menjadi indikator pentingdalam upaya peningkatan kinerja bank. 85 Bank Perkreditan Rakyat Pendukung Perekonomian Rakyat https:staff.blog.ui.ac.idmartanifiles201408Pedoman-Akuntansi-BPR-pdf.pdf, diakses pada sabtu, 23 Juli 2016 pukul 14.59. Universitas Sumatera Utara jasa keuangan kepada para pedagang pasar seperti Bank Pasar dan Bank Karya Produksi Desa BKPD.Pada awal 1970-an. Pemerintah daerah mulai membentuk Lembaga Dana Kredit Pedesaan LKPD. 86 Pada 1988, melalui keputusan Presiden RI No. 38, pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober 1988 pakto 1988 yang menjadi momentum awal pendirian BPR-BPR baru.Bank-bank pasar yang telah terbentuk dikuhkukan menjadi Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan pada pakto 1988.Kebijakan tersebut memberikan kejelasan mengenai keberadaan dan kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat. Sebagai langkah lanjutan dari Pakto 1988, pemerintah mengeluarkan beberapa ketentuan dalam bidang perbankan yang merupakan penyempurnasan ketentuan sebelumnya, yaitu: penyemurnaan Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan dengan mengeluarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan Penyempurnaan lebih lanjut yang dituangkan dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Penyempurnaan sistem perbankan di Indonesia yang ditempuh dengan cara menyederhanakan jenis bank menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan rakyat serta memperjelas ruang lingkup dan batas kegiatan yang dapat diselenggarakan. Diharapkan dapat lebih meningkatkan perannya dalam pelaksanaan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan stabilisasi nasional ke arah peningkatan tareif hidup rakyat banyak. 87 Pada tahun pelaksanaanya, Undang-Undang No.7 Tahun 1992 didukung dengan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 1992 tentang Perbankan. Dalam 86 Totok Budisantoso, Op.Cit, hlm.196. 87 Ibid. Universitas Sumatera Utara peraturan perundang-undangan tersebut memungkinkan Lembaga Keuangan bukan Bank yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dapat menyesuaikan kegiatan usahanya sebagai bank, dan lembaga-lembaga keuangan kecil, seperti Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa, bank Pegawai, dan lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu dapat diberikan status sebagai Bank Perkreditan Rakyat dalam jangka waktu sampai dengan 31 Oktober 1997 dengan memenuhi persyaratan dan tata cara yang dtetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Bank Perkreditan Rakyat yang didirikan sesudah Pakto 1988 ataupu Lembaga Keuangan yang dikuhkukan menjadi Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan PP No. 71 tahun 1992, tunduk pada ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan Bank Indonesia sebagai otoritas pengawas bank. 88 Sektor perbankan yang memiliki posisi strategis sebagai lembaga intermediasi dan penunjang sistem perbankan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses penyesuaian kebijakan dalam bidang ekonomi dan keuangan dalam menghadapi tantangan perekonomian regional dan internasional. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan penyempurnaan terhadap sistem perbankan nasional yang bukan hanya mencakup upaya penyehatan bank secara individu melainkan juga penyehatan sistem perbankan secara menyeluruh.Upaya penyehatan perbankan nasional menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, bank-bank itu sendiri, dan masyarakat pengguna jasa bank.Adanya tanggung jawab bersama tersebut dapat membantu memelihara tingkat tingkat 88 Ibid. Universitas Sumatera Utara kesehatan perbankan nasional sehingga dapat berperan secara maksimal dalam perekonomian nasional. Supaya proses pembinaan dan pengawasan bank dapat terlaksana secara efektif, kewenangan dan tanggung jawab mengenai perizinan bank yang semula berada pada Menteri Keuangan diahlikan kepada Pimpinan Bank Indonesia sehingga Bank Indonesia memiliki kewenangan dan tangung jawab yang utuh untuk menetapkan perizinan, pembinaan, dan pengawasan bank serta pengenaan sanksi terhadap bank yang tidak memenuhi peraturan perbankan yang berlaku. 89 Dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 menyebutkan bahwa “dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang- seorang”, selanjutnya dalam pasal 33 UUD 1945 juga dikatakanbahwa “ Bumu dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat”. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dalam pasal 33 UUD 1945 beserta penjelasannya secara tegas melarang adanya penguasaan sumber daya alam di tangan orang-seseorang. Dengan kata lain monopoli, Dalam melaksanakan usahanya Bank Perkreditan Rakyat berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi indonesia yang dijalankan sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 yang memiliki 8 ciri positif sebagai pendukung dan 3 ciri negatif yang harus dihindari free fight liberalism, etatisme, dan monopoli. 89 Ibid, hlm. 197. Universitas Sumatera Utara oligopoli, ataupun praktek kartel dalam bidang pengelolaan sumber daya alam bertentangan dengan prinsip Pasal 33 UUD 1945. 90 Fungsi Bank Perkreditan Rakyat Secara lebih detail dapat diuraikan sebagai berikut : 2.Fungsi Bank Perkreditan Rakyat Fungsi Bank Perkreditan Rakyat tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro, kecil, dan menengah, tetapi ada juga yang menerima simpanan dari masyarakat atau dengan kata lain berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dari masyarakat. Simpanan nasabah Bank Perkreditan Rakyat di jamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan LPS sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku sehingga bersifat aman.Pada mulanya tugas pokok BankPerkreditan Rakyat diarahkan untuk menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan.Namun semakin bertumbuh kebutuhan masyarakat, tugas Bank Perkreditan Rakyat tidak hanya ditunjukan masyarakat pedesaan, tetapi juga mencakup pemberian jasa perbankan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah di daerah perkotaan.Dalam penyaluran kredit terhadap masyarakat Bank Perkreditan Rakyat menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Sasaran. Hal tersebut dikarenakan proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana dan sangat mengerti aka kebutuhan nasabah. 91 90 Ibid. 91 Ibid. Universitas Sumatera Utara 1. Memberi pelayanan perbankan kepada masyarakat yang sulit atau tidak memiliki akses ke abnk umum. 2. Membantu Pemerintah mendidik masyarakat dalam memahami pola nasional agar akselerasi pembangunan di sektor pedesaan dapat dipercepat. 3. Menciptakan pemerataan kesempatan berusaha terutama bagi masyarakat pedesaan. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Bank Perkreditan Rakyat dalam melakukan kegiatannya tidak sama dengan kegiatan yang dilakukan oleh bank konvensional bank umum. Adapun bentuk kegiatan yang boleh dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat meliputi: Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito. Menyalurkan pinjaman kepada masyarakat. Menyedikan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah. 92 Peranan Bank Perkreditan Rakyat dalam perekonomian masyarakat dapat dilihat dari skala usahanya.Skala usaha Bank Perkreditan Rakyat adalah usaha kecil sehingga lebih memiliki kekuatan dalam hal likuiditas dibanding bank umum. Bank Perkreditan Rakyat lebih cenderung memberikan pinjaman jangka pendek kepada debiturnya, karena pinjaman tersebut mempunyai batas pelunasan yang relatif cepat dan dana yang diberikan juga minim. Bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan misalnya debitur ingkar janji terhadap kewajibannya maka risiko yang ditanggung oleh pihak bank relatif kecil. 93 92 Manurung, Mandala dan Prathama Rahardja, Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004, hlm. 214. 93 Ibid. Universitas Sumatera Utara Bentuk Badan Hukum Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan Undang- Undang No.10 Tahun 1998 dapat berupa : 1. Perusahaan Daerah Badan Usaha Milik Daerah 2. Koperasi 3. Perseroan Terbatas berupa saham atas nama 4. Bentuk lain yang di tetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Kegiatan Usaha Bank Perkredita Rakyat meiliputi usaha untuh menghimpun dan menyalurkan dana dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Keuntungan Bank Perkreditan Rakyat diperoleh dari spread effect selisih antara bunga pinjaman dan bunga pinjaman dan pendapatan bunga. Kegiatan usaha yang dilakukan Bank Perkreditan Rakyat, antara lain sebagai berikut: 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2. Memberikan kredit dalam bentuk Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, maupun Kredit Konsumsi. 3. Menyediakan pembiayaan dan penetapan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Bank Perkreditan Rakyat yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah tidak diperkenalkan melaksanakan kegiatan secara konvensional. Demikian juga Bank Perkreditan Rakat yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional tidak diperkenalkan melakukan kegiatan berdasarkan pada prinsip syariah. Universitas Sumatera Utara 4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia SBI, deposito berjangka, sertifikat deposito, danatau tabungan pada bank lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada Bank Perkreditan Rakyat apabila Bank Perkreditan Rakyat mengalami over likuiditas. 3. Tujuan Bank Perkreditan Rakyat Menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam usaha mencapai tujuannya Bank Perkreditan Rakyat mempunyai sasaran melayani keutuhan petani, nelayan, peternak, pedagang, pengusaha kecil, pegawai dan pensiunan, karena sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank umum sehingga dapat mewujudkan pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ke tangan para pelepas uang rentenir dan pengijon. 94

C. Badan Kredit Desa Yang Diberikan Status Sebagai Bank Perkreditan Rakyat

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Terhadap Pengurangan Pungutan Oleh Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Akibat dari Kepailitan

3 95 116

Peran Otoritas Jasa Keuangan (Ojk) Sebagai Regulator Dalam Meningkatkan Daya Saing Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Terhadap Pemberian Kredit Kepada Masyarakat

0 18 116

ANALISIS YURIDIS INDEPENDENSI OJK (OTORITAS JASA KEUANGAN) DALAM UPAYA PENGAWASAN BANK Analisis Yuridis Independensi Ojk (Otoritas Jasa Keuangan) Dalam Upaya Pengawasan Bank.

0 2 16

ANALISIS YURIDIS INDEPEDENSI OJK (OTORITAS JASA KEUANGAN) DALAM UPAYA PENGAWASAN BANK Analisis Yuridis Independensi Ojk (Otoritas Jasa Keuangan) Dalam Upaya Pengawasan Bank.

0 5 12

Tinjauan Yuridis Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Transformasi Badan Kredit Desa yang Diberikan Status Sebagai Bank Perkreditan Rakyat

0 0 10

Tinjauan Yuridis Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Transformasi Badan Kredit Desa yang Diberikan Status Sebagai Bank Perkreditan Rakyat

0 0 1

Tinjauan Yuridis Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Transformasi Badan Kredit Desa yang Diberikan Status Sebagai Bank Perkreditan Rakyat

0 0 23

Tinjauan Yuridis Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Transformasi Badan Kredit Desa yang Diberikan Status Sebagai Bank Perkreditan Rakyat

0 0 26

Tinjauan Yuridis Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Transformasi Badan Kredit Desa yang Diberikan Status Sebagai Bank Perkreditan Rakyat

0 0 4

UPAYA OTORITAS JASA KEUANGAN SOLO DALAM MENJAGA EKSISTENSI BANK PERKREDITAN RAKYAT TERHADAP KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) - UNS Institutional Repository

0 0 15