kewajiban Badan Kredit Desa ditetapkan menjadi tangung jawab pemilik Badan Kredit Desa.
115
B. Mekanisme Adanya Badan Kredit Desa yang Diberikan Status Sebagai Bank Perkreditan Rakyat
Badan Kredit Desa wajib memenuhi ketentuan Bank Perkreditan Rakyat mencakup antar lain kelembagaan, prinsip kehati-hatian, pelaporan dan
transparansi keuangan, serta penerapan standar akuntansi bagi Bank Perkreditan Rakyat Paling lambat tanggal 31 Desember 2019. Ketentuan kelembagaan
sebagaimana dimaksud meliputi antara lain:
116
1. Bentuk Badan hukum Bank Perkreditan Rakyat berupa Perseroan
Terbatas, Koperasi, Perusahaan Umum Daerah atau Perusahaan Perseroan Daerah
2. Kewajiban Bank Perkreditan Rakyat untuk memiliki anggota Direksidan
anggota Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Ketentuan prinsip Kehati-hatian sebagaimana dimaksud meliputi antar lain: 1.
Penerapan tata kelola 2.
Penerapan menejemen waktu 3.
Pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum dan modal inti 4.
Kualitas aset produktif 5.
Penerapan batas minimum pemberian kredit Ketentuan pelaporan dan transparansi keuangan sebagaimana dimaksud
meliputi antara lain, Laporan bulanan, Laporan rencana kerja dan realisasi rencana
115
Pasal 23 POJK No. 10POJK.032016 Tentang Pemenuhan Ketentuan Bank Perkreditan Rakyat Dan Transformasi Badan Kredit Desa Yang Diberikan Status Sebagai Bank
Perkreditan Rakyat.
116
Pasal 2 POJK No. 10POJK.032016 Tentang Pemenuhan Ketentuan Bank Perkreditan Rakyat Dan Transformasi Badan Kredit Desa Yang Diberikan Status Sebagai Bank Perkreditan
Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
kerja, Laporan pelaksanaan pengawasan oleh Dewan Komisaris, Laporan keuangan publikasi, Laporan keuangan tahunan.
Dalam rangka memenuhi seluruh ketentuan Bank Perkreditan Rakyat, Badan Kredit Desa wajib menyampaikan rencana tindak action plan kepada
Otoritas Jasa Keuangan paling lambat tanggal 31 Desember 2016. Rencana tindak tersebut paling sedikit memuat:
117
1. Pembentukan badan hukum Perseroan Terbatas, Koperasi, Perusahaan
Umum Daerah atau Perusahaan Perseroan Daerah. 2.
Pengangkatan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris 3.
Pemenuhan modal inti Bank Perkreditan Rakyat 4.
Permenuhan infrastruktur termasuk teknologi informasi untuk mendukung kegiatan operasional dan pelaporan dan
5. Hari kerja operasional
Otoritas Jasa Keuangan memandang perlu, Otoritas Jasa Keuangan dapat meminta Badan Kredit Desa untuk melakukan revisi terhadap rencana tindak yang
disampaikan oleh Badan kredit Desa, Badan Kredit Desa wajib menyampaikan rencan tindak paling lambat 30 tiga puluh hari setelah Otoritas Jasa Keuangan
menyampaikan permintaan revisi rencana tindak, batas waktu realisasi seluruh rencana tindak paling lambat tanggal 31 Desember 2019. Badan Kredit Desa
wajib melaksanakan rencana tindak dan melaporkan perkembangan realisasi rencana tindak kepada Otoritas Jasa Keuangan setiap 6 enam bulan sekali untuk
117
Pasal 3 POJK No. 10POJK.032016 Tentang Pemenuhan Ketentuan Bank Perkreditan Rakyat Dan Transformasi Badan Kredit Desa Yang Diberikan Status Sebagai Bank Perkreditan
Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
periode yang berakhir pada tanggal 30 juni dan 31 Desember, penyampaian laporan paling lambat pada akhir bulan berikutnya, laporan perkembangan
realisasi rencana tindak dilakukan untuk pertama kali paling lambat tanggal 31 Juli 2017. Badan Kredit Desa atas inisiatif sendiri hanya dapat 1satu kali
merevisi rencana tindak sebagaimana disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat tanggal 31 Desember 2017.Laporan perkrembangan realisasi
rencana tindak dilakukan untuk pertama kali paling lambat pada tanggal 31 Juli 2018.
Dalam rangka melaksanakan rencana tindak pembentukan badab hukum Perseroan Terbatas, Koperasi, Perusahaan Umum Daerah atau Perusahaan
Perseroan Daerah, Badan Kredit Desa harus membentuk badan hukum sesuai ketentuan yang mengatur kelembagaan Bank Perkreditan Rakyat dan ketentuan
peraturan perundang-undangan lainnya. Dalam rangka melaksanakan rencana tindak pengangkatan anggota Direksi dan angota Dewan Komisaris Badan Kredit
Desa harus mengangkat anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris sesuai ketentuan yang mengatur kelembagaan Bank Perkreditan Rakyat dan ketentuan
peraturan perundang-undangan lainnya. Dalam rangka melaksanakan rencana tindak pemenuhan modal inti Bank Perkreditan Rakyat Bank Kredit Desa harus
memenuhi modal inti minimum Bank Perkreditan Rakyat sebesar Rp. 6.000.000.000,00 enam milyar rupiah dengan ketentuan:
1. Bank Kredit Desa dengan modal inti kurang dari Rp. 3.000.000.000,00
tiga milyar rupiah wajib memenuhi modal inti minimum sebesar Rp. 3.000.000.000,00 tiga milyar rupiah paling lambat pada tanggal 31
Desember 2019.
Universitas Sumatera Utara
2. Badan Kredit Desa wajib memenuhi modal inti minimum sebesar Rp.
6.000.000.000,00 enam milyar rupiah paling lambat tanggal 31 Desember 2024.
3. Badan Kredit Desa dengan modal inti paling sedikit sebesar Rp.3.000.000
tiga milyar rupiah namun kurang dari Rp. 6.000.000,00 enam milyar rupiah, wajib memenuhi modal inti minimum sebesar Rp.
6.000.000.000,00 enam milyar rupiah paling lambat tanggal 31 Desember 2019.
118
Dalam rangka memenuhi ketentuan Bank Perkreditan Rakyat, 1 satu Badan Kredit Desa atau lebih dapat melakukan penyatuan Badan Kredit Desa
melalui proses penggabungan Badan Kredit Desa, 2 dua Badan Kredit Desa atau lebih dapat melakukan penyatuan Badan Kredit Desa melalui proses peleburan
Badan Kredit Desa dan harus melibatkan Pemerintah Daerah. Penyatuan Badan Kredit Desa harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Otoritas Jasa
Keuangan, hak dan kewajiban yang timbul setelah penyatuan Badan Kredit Desa menjadi Bank Perkreditan Rakyat menjadi tangung jawab Bank Perkreditan
Rakyat hasil penyatuan Badan Kredit Desa.
119
Untuk memperoleh persetujuan penyatuan Badan Kredit Desa melalui proses penggabungan, ketua pelaksana operasional Badan Kredit Desa atau salah
satu Badan Kredit Desa yang melakukan penyatuan Badan Kredit Desa harus mengajukan permohonan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan format
yang akan diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan. Untuk memperoleh persetujuan penyatuan Badan Kredit Desa melalui proses peleburan.
Ketua pelaksana operasional dari salah satu Badan Kredit Desa yang melakukan
118
Pasal 4 POJK No. 10POJK.032016 Tentang Pemenuhan Ketentuan Bank Perkreditan Rakyat Dan Transformasi Badan Kredit Desa Yang Diberikan Status Sebagai Bank Perkreditan
Rakyat.
119
Pasal 5 POJK No. 10POJK.032016 Tentang Pemenuhan Ketentuan Bank Perkreditan Rakyat Dan Transformasi Badan Kredit Desa Yang Diberikan Status Sebagai Bank Perkreditan
Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
penyatuan Badan Kredit Desa harus mengajukan permohonan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan format yang akan diatur lebih lanjut dalam Surat
Edaran Otoritas Jasa Keuangan permohonan harus dilampiri dengan:
120
1. Nama dan tempat kedudukan Badan Kredit Desa yang melakukan
penyatuan Badan Kredit Desa. 2.
Nama dan tempat kedudukan Bank Perkreditan Rakyat hasil Penyatuan Badan Kredit Desa
3. Nama pemegang saham atau pemilik, calon anggota direksi dan anggota
dewan komisaris hasil penyatuan Badan Kredit Desa. Persetujuan para pemilik Badan Kredit Desa yang melakukan penyatuan
Badan Kredit Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan rancangan neraca dan laba rugi setelah penyatuan Badan Kredit Desa sesuai
dengan format yang akan diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan. Otoritas Jasa Keuangan memberikan Persetujuan atau penolakan secara tertulis
atas permohonan dalam jangka waktu paling lama 30 tiga Puluh hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap.
Bank Perkreditan Rakyat hasil penyatuan Badan Kredit Desa wajib melaporkan pelaksanaan penyatuan Badan Kredit Desa kepada Otoritas Jasa
Keuangan dengan dilampirkan paling sedikit:
121
120
Pasal 6 POJK No. 10POJK.032016 Tentang Pemenuhan Ketentuan Bank Perkreditan Rakyat Dan Transformasi Badan Kredit Desa Yang Diberikan Status Sebagai Bank Perkreditan
Rakyat.
121
Pasal 7 POJK No. 10POJK.032016 Tentang Pemenuhan Ketentuan Bank Perkreditan Rakyat Dan Transformasi Badan Kredit Desa Yang Diberikan Status Sebagai Bank Perkreditan
Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
1. Fotokopi anggaran dasar Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan
Rakyat hasil Penyatuan Badan Kredt Desa yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang
2. Susunan organisasi dan kepengurusan Bank Perkreditan Rakyat hasil
Penyatuan Badan Kredit Desa, data Direksi dan Dewan Komisaris serta data pemegang saham atau pemilik Bank Perkreditan Rakyat hasil
Penyatuan Badan Kredit Desa 3.
Laporan neraca dan laba rugi Bank Perkreditan Rakyuat hasil penyatuan Badan Kredit Desa
4. Alamat lengkap Bank Perkreditan Rakyat hasil Penyatuan Badan Kredit
Desa. Laporan pelaksanan Penyatuan Badan Kredit Desa wajib disampaikan
paling lambat 20dua puluh hari kerja setelah tanggal diterimanya pengesahan anggaran dasar dari nstasi yang berwenang, berdasarkan laporan pelaksanaan
Penyatuan Badan Kredit Desa Otoritas Jasa Keuangan mencabut izin usaha Badan Kredit Desa yang melakukan Penyatuan Badan Kredit Desa melalui proses
penggabungan Badan Kredit Desa atau Otoritas Jasa Keuangan mencabut izin usaha Badan Kredit Desa dan menerbitkan izin usaha Bank Perkreditan Rakyat
yang baru hasil Penyatuan Badan Kredit Desa melalui proses peleburan Badan Kredit Desa. Laporan pelaksanaan Badan Kredit Desa mengacu pada format yang
akan diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah Daerah dapat mengajukan rencana pengalihan Badan Kredit Desa sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dan ketentuan peraturan
perundang-undangan, pengajuan rencana pengalihan Badan Kredit Desa dilampiri dengan:
1. Rancangan Pengalihan Badan Kredit Desa yang memuat paling sedikit:
122
a. Nama dan tempat kedudukan Pemerintah Daerah yang akan mengambil
ahli Badan Kredit Desa b.
Jumlah dan nilai nominal aset dan kewajiban yang akan diambil alih beserta komposisi pemegang saham atau pemilik setelah dilakukan
pengalihan Badan Kredit Desa c.
Rencana status kantor-kantor adan Kredit Desa hasil Pengalihan Badan Kredit Desa
2. persetujuan para pemuilik Badan Kredit Desa yang melakukan Pengalihan
Badan Kredit Desa sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan 3.
rancangan neraca dan laporan laba rugi setelah pengalihan Badan Kredit Desa. Otoritas Jasa Keuangan memberikan persetujuan atau penolakan secara
tertulis atas rencana Pengalihan Badan Kredit Desa dalam jangka waktu paling lama 20dua puluh hari kerja sejak pengajuan rencana Pengalihan Badan Kredit
Desa diterima secara lengkap. Dalam hal rencana pengalihan Badan Kredit Desa disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan, Pemerintah Daerah melaksanakan proses
pengalihan Badan Kredit Desa dilanjutkan dengan pengajuan permohonan izin
122
Pasal 8 POJK No. 10POJK.032016 Tentang Pemenuhan Ketentuan Bank Perkreditan Rakyat Dan Transformasi Badan Kredit Desa Yang Diberikan Status Sebagai Bank Perkreditan
Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
usaha Bank Perkreditan Rakyat yang dilampiri dengan bukti pemenuhan modal inti minimum. Pengajuan rencana Pengalihan Badan Kredit Desa mengacu pada
format yang akan diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan. Otoritas Jasa Keuangan memberikan persetujuan atau penolakan secara
tertulis atas permohonan izin usaha Bank Perkreditan Rakyat dalam jangka waktu paling lama 30tiga puluh hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap.
Dalam persetujuan permohonan izin usaha Bank Perkreditan Rakyat diikuti pencabutan izin usaha Badan Kredit Desa yang diambil ahli.
C. Tinjauan Yuridis pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap Transformasi Badan Kredit Desa yang diberikan status sebagai Bank
Perkreditan Rakyat
Meningkatkan pengawasan merupakan salah satu program pembangunan, yang dasar dan landasannya tidak berbeda dengan kegiatan-kegiatan
pembangunan lainnya.Sehingga pengawasan adalah bahagian yang integral dari kegiatan pembangunan, dimana pengawasan harus dilaksanakan dengan efesiensi
dan efektivitas, agar jangan pengawasan justru menimbulkan pemborosan. Istilah pengawasan dalam banyak hal sama artinya dengan kontrol.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata kontrol adalah pengawasan, pemeriksaan, mengontrol adalah mengawasi dan
Universitas Sumatera Utara
memeriksa.
123
Lingkup pengawasan yang perlu dilakukan pengawasan terdiri dari tiga hal atau kombinasinya yaitu uang, barang dan orang.Demi terwujudnya
penyelenggaraan dari Bank Perkreditan Eks Badan Kredit Desa yang efisien dan transparansi maka dibutuhkan suatu pengawasan.Sehingga dalam menjalankan
atau menyelenggarakan birokrasi, tidak dapat berjalan dengan seimbang jika tidak adanya pengawasan.Pengawasan dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan
terjadinya penyimpangan tugas pemerintahan sebagaimana dasar-dasarnya dalam konstitusi dan jabarannya yang diatur oleh undang undang atau untuk melakukan
cross check atau pencocokan, apakah kegiatan tersebut telah sesuai dengan tolak ukur yang sudah ditentukan sebelumnya atau tidak. Sehingga pengawasan tidak
hanya digunakan dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan peraturan namun juga sebagai tolak ukur keberhasilan dalam mencapai tujuan kegiatan.Dalam hal
tujuan penyelenggaraan dari Bank Perkreditan Rakyat Eks Badan Kredit Desa adalah terlaksananya kegiatan simpan pinjam guna menunjang pembangunan
perekonomian masyarakat Desa. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat Eks Badan Kredit Desa merupakan kegiatan dalam lingkup perekonomian, sehingga demi
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dibutuhkan suatu pengawasan baik intern ataupun ekstern.Selain menunjang transparansi dan akuntabilitas,
pengawasan juga dibutuhkan dalam melindungi aset milik Bank Perkreditan Rakyat Eks Badan Kredit Desa.
124
123
Poerwadarminta, W.J.S Kamus Besar Bahasa Indonesia, diolah kembali oleh Pusat Pembinaan Bahas, Depdikbud, PN Balai Pustaka Jakarta, 1984, hlm 521.
124
M. Situmorang, Viktor dan Juhir, Aspek Hukum Pengawasan Melekat dalam Lingkungan Aparatur Pemerintah, PT. Rineka Cipta,
Jakarta , 1994, hlm 27
Universitas Sumatera Utara
Pengawasan Bank pada prinsipnya terbagi atas dua jenis, yaitu pengawasan dalam rangka mendorong bank-bank untuk ikut serta menunjang
pertumbuhan ekonomi dan menjaga kestabilan moneter, dan pengawasan yang mendorong agar bank secara individual tetap sehat serta mampu memelihara
kepentingan masyarakat dengan baik. Dengan demikian dapat dipahami bahwa sekalipun salah satu tujuan pengawasan bank adalah untuk menciptakan
perbankan yang aman dan memelihara keamanan serta kepentingan masyarakat, tetapi tidak berarti otoritas pengawasharus memikul tanggung jawab atas semua
keadaan dari setiap bank.
125
125
Op.cit Adrian Sutedi hal. 144.
Dalam rangka mewujudkan Otoritas Jasa Keuangan yang efektif dan tidak dijadikan lahan politik untuk untuk kepentingan pribadi atau kelompok, Otoritas
Jasa Keuangann harus bisa mengakomodir fungsi pengawasan di dunia bank dan nonbank. Dengan demikian, dana yang dihimpun dari masyarakat tidak
dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan sendiri, seperti kasus- kasus yang banyak terjadi pascareformasi.
Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan pada sebuah perekonomian memiliki keuanggulan dan kelemahan serta hambatan. Abrams dan Taylor dalam
bukunya yang berjudul Issues in the Unification of Financial Sector Supervision” menjabarkan argumen yang mendukung dan tidak mendukung pembentukan
lembaga pengawas yang menjaga sistem keuangan secara menyeluruh yaitu, perbankan, asuransi, dan pembiayaan.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan konglomerasi keuangan memungkinkan sebuah induk perusahaan untuk memiliki beberapa institusi pada lembaga keuangan yang
berbeda, hal tersebut menciptakan keterkaitan antar lembaga sehingga resiko antar lembaga juga akan terkait. Oleh karena itu, pengawasan harus menyeluruh tidak
parsial untuk memungkinkan analisis rediko yang menyeluruh.Selain perkembangan konglomerasi, praktik arbitrasi peraturandilakukan oleh lembaga
keuangan dengan menciptakan produk yang regulasi pengawasan lebih longgar, arbitrase peraturan merupakan praktik yang dilakukan oleh lembaga keuangan
sehingga produk yang dihasilkan diawasi oleh otoritas yang regulasinya lebih longgar.Arbiterase peraturan juga menjadi salah satu penyalahgunaan yang
muncul jika pengawasan sektor keuangan dilakukan secara parsial. Lembaga keuangan cenderung memilih investasi pada instrumen yang
diawasi oleh lembaga pengawas dengan penetapan aturan yang relatif tidak ketat.Hal tersebut mendorong kompetisi anatar lembaga pengawas untuk menarik
lembaga keuangan.Pemnbentukan lembaga pengawas ditunjuk untuk meningkatkan netralitas persaingan antar lembaga pengawas.
Dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini, Badan Kredit Desa yang diberikan status sebagai Bank Perkreditan Rakyat tidak akan
dikecualikan dari setiap ketentuan yang berlaku bagi Bank Perkreditan Rakyat pada umumnya, namun demi menjaga keberlangsungan operasional Badan Kredit
Desa yang memiliki peranan penting bagi perekonomian masyarakat desa, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini memberikan pilihan sebagai jalan keluar
bagi Badan Kredit Desa yang tidak mampu memenuhi seluruh ketentuan bagi
Universitas Sumatera Utara
Bank Perkreditan Rakyat dengan mengubah kegiatan usaha dan badan usaha menjadi kegiatan dan badan usaha selain Bank Perkreditan Rakyat, yaitu denga
bertransformasi menjadi Lembaga Keuangan Mikro LKM, menjadi Badan Usaha Milik DesaBUMDesa atau unit usaha dari BUMDesa yang sudah ada di
desa dimana Badan Kredit Desa yang berkedudukan dan menjalankan kegiatan operasional. Ruang lingkup peraturan Otoritas Jasa Keuangan ii terbatas pada
Badan Kredit Desa yang telah memperoleh izi dari Menteri Keuangan sehingga diberikan status sebagai Badan Perkreditan Rakyat oleh Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998.
126
Pengawasan Badan Kredit Desa dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka melakukan pengawasan Otoritas Jasa Keuangan berwenang
melakukan pemeriksaan terhadap Badan Kredit Desa. Dalam melakukan pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dapat melakukan kordinasi dengan instansi
terkait antara lain Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Kementerian Dalam negeri.
127
Dalam rangka pemeriksaan Badan Kredit Desa wajib memberikan antara lain:
128
1. Keterangan dan data yang dimanta
126
Penjelasan POJK No. 10POJK.032016 Tentang Pemenuhan Ketentuan Bank Perkreditan Rakyat Dan Transformasi Badan Kredit Desa Yang Diberikan Status Sebagai Bank
Perkreditan Rakyat
127
Pasal 39 POJK No. 10POJK.032016 Tentang Pemenuhan Ketentuan Bank Perkreditan Rakyat Dan Transformasi Badan Kredit Desa Yang Diberikan Status Sebagai Bank
Perkreditan Rakyat.
128
Pasal 40 POJK No. 10POJK.032016 Tentang Pemenuhan Ketentuan Bank Perkreditan Rakyat Dan Transformasi Badan Kredit Desa Yang Diberikan Status Sebagai Bank
Perkreditan Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
2. Kesempatan untuk melihat semua pembukan,dokumen, dan sarana fisik
yang berkaitan dengan kegiatan usahanya 3.
Hal-hal yang diperlukan Otoritas Jasa Keuangan dapat menugaskan pihak lain untuk dan atas nama
Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan pemeriksaan, pihak lain yang melaksanakan pemeriksaan wajib merahasiakan keterangan dan data yang
diperoleh, pihak lain yangditugaskan untuk melakukan pemeriksaan harus memenuhi persyaratan paling sedikit:
1. Bersedia untuk melaksanakan pemeriksaan Badan Kredit Desa sesuai
dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini 2.
Mempunyai penghetahuan dan pemahaman tentang operasional Badan Kredit Desa.
Pemeriksaan oleh pihak lain dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama dengan pemeriksa dari Otoritas Jasa Keuangan, pengaturan mengenai penugasan
pemeriksaan diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan.
129
Pihak lain yang melaksananakan pemeriksaan Badan Kredit Desa wajib melaporkan hasil pemeriksaan Badan Kredit Desa kepada Otoritas Jasa Keuangan
paing lambat 15 lima belas hari kerja setelah seluruh pemeriksaan selesai dilaksanakan. Otoritas jasa melakukan evaluasi atas pelaksanaan pemeriksaan
Badan Kredit Desa yang telah dilakukan oleh pihak lain yang ditugaskan.
130
129
Pasal 41 POJK No. 10POJK.032016 Tentang Pemenuhan Ketentuan Bank Perkreditan Rakyat Dan Transformasi Badan Kredit Desa Yang Diberikan Status Sebagai Bank
Perkreditan Rakyat.
130
Pasal 42 POJK No. 10POJK.032016 Tentang Pemenuhan Ketentuan Bank Perkreditan Rakyat Dan Transformasi Badan Kredit Desa Yang Diberikan Status Sebagai Bank
Perkreditan Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
Badan Kredit Desa yang sudah berbadan hukum sebelum Peraturan Otoritas Jasa Keungan ini berlaku namun tidak sesuai dengan Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan ini dan atau ketentuan peraturan perundang-undangan lainya harus menyesuaikan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dan atau ketentuan
peraturan perundang-undangan paling lambat 31 Desember 2019.
131
Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku Peraturan Bank Indonesia Nomor 627PBI2004 tanggal 13 Desember 2004 tentang
pelaksanaan Pengawasan Badan Kredit Desa Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 4460 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia dan Surat keputusan Direksi Bank
Indonesdia mengenai Bank Perkreditan Rakyat beserta peraturan pelaksanaannya yang mengatur pengecualian Badan Kredit Desa dari Peraturan perundang-
undangan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku sejak tanggal 31 Desember 2019.
132
Pengawasan OJK terhadap transformasi Badan Kredit desa yang diberi status sebagai Bank Perkreditan Rakyat menurut peraturan Otoritas Jasa
Keuangan ini banyak kredit desa yang diberikan status sebagai Bank Perkreditan Rakyat tidak akan dikecualikan dari setiap ketentuan yang berlaku BPR Bank
Perkreditan Rakyat pada umumnya.
131
Pasal 48 POJK No. 10POJK.032016 Tentang Pemenuhan Ketentuan Bank Perkreditan Rakyat Dan Transformasi Badan Kredit Desa Yang Diberikan Status Sebagai Bank
Perkreditan Rakyat.
132
Pasal 51 POJK No. 10POJK.032016 Tentang Pemenuhan Ketentuan BankPerkreditan Rakyat Dan Transformasi Badan Kredit Desa Yang Diberikan Status Sebagai Bank Perkreditan
Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan