7
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Tinjaun Teoritis 2.1.1 Teori Produksi
Teori produksi merupakan analisa mengenai bagaimana seharusnya seorang
pengusaha atau produsen, dalam teknologi tertentu memilih dan mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan
sejumlah produksi tertentu, seefisien mungkin Suherman, 2000. Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output, sehingga nilai barang tersebut
bertambah. Penentuan kombinasi faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi sangatlah penting agar proses produksi yang dilaksanakan dapat
efisien dan hasil produksi yang didapat menjadi optimal. Setiap faktor produksi yang terdapat dalam perekonomian adalah dimiliki
oleh seseorang. Pemiliknya menjual faktor produksi tersebut kepada pengusaha dan sebagai balas jasanya mereka akan memperoleh pendapatan. Tenaga kerja
mendapat gaji dan upah, tanah memperoleh sewa, modal memperoleh bunga dan keahlian keusahawanan memperoleh keuntungan. Pendapatan yang diperoleh
masing-masing jenis faktor produksi tersebut tergantung kepada harga dan jumlah masing-masing faktor produksi yang digunakan. Jumlah pendapatan yang
diperoleh berbagai faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang adalah sama dengan harga dari barang tersebut Sukirno, 2002.
Dalam proses produksi, perusahaan mengubah masukan input, yang juga disebut sebagai faktor produksi factors of production termasuk segala
sesuatunya yang harus digunakan perusahaan sebagai bagian dari proses produksi, menjadi keluaran output. Misalnya sebuah pabrik roti menggunakan masukan
yang mencakup tenaga kerja, bahan baku seperti; terigu, gula dan modal yang telah diinvestasikan untuk panggangan, mixer serta peralatan lain yang digunakan.
Tentu saja setelah proses produksi berjalan akan menghasilkan produk berupa roti. Menurut Salvatore, 2005 menjelaskan bahwa hubungan antara masukan
Universitas Sumatera Utara
8 pada proses produksi dan hasil keluaran dapat digambarkan melalui fungsi
produksi. Fungsi ini menunjukkan keluaran Q yang dihasilkan suatu unit usaha untuk setiap kombinasi masukan tertentu.
2.1.1.1 Teori Produksi Pertanian Produksi adalah jumlah hasil. Dalam usaha tani, guna memperoleh hasil produksi
petani melakukan usaha pengkombinasian faktor-faktor produksi yang dimiliki seperti; luas tanah, modal seperti pupuk, obat-obatan, bibit dan lain-lain, tenaga
kerja, keahlian. Kemudian produktivitas adalah kemampuan suatu faktor produksi, seperti luas tanah, untuk memperoleh hasil produksi per hektar.
Produksi dan produktivitas ditentukan oleh banyak faktor seperti kesuburan tanah, varitas bibit yang ditanam, penggunaan pupuk yang memadai baik jenis maupun
dosis, tersedianya air dalam jumlah yang cukup, teknik bercocok tananam yang tepat dan penggunaan alat-alat produksi pertanian yang memadai dan tersedianya
tenaga kerja . Dalam kondisi nyata luas dan kesuburan tanah yang dimiliki petani adalah
berbeda-beda, demikian pula keadaan lingkungan kehidupan sosial ekonomi mereka. Dengan perbedaan yang ada ini maka usahatani dapat dikelompokkan
menjadi: a. Usahatani yang bersifat subsisten yakni dengan cirri-ciri sebagai berikut: 1.Produksi subsisten subsistence production dengan tingkat komersial
yang rendah dan produksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri. 2.Tingkat kehidupan subsisten subsistence living yakni yang
berhubungan dengan kemampuan memenuhi tingkat kebutuhan hidup yang minimum. b. Usahatani yang bersifat seperti sebuah perusahaan farm bussines
dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Pengalokasian biaya disesuaikan dengan kegiatan usaha yang dilakukan.
2. Pencapaian tingkat efisiensi teknis penggunaan tenaga kerja dan modal agar diperoleh kuantitas produksi yang optimum dan pencapaian tingkat efisiensi
ekonomis yakni laba yang maksimum. Walaupun ada perbedaan seperti apa yang diuraikan di atas, dibalik itu ada
pula kesamaan diantara petani ini, yakni mereka memandang pertanian sebagai suatu sarana pokok untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
9
2.1.2 Proses Produksi Padi Padi dapat terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Padi sawah adalah padi yang
ditanam di tanah persawahan. Sedangkan padi ladang adalah jenis padi yang ditanam di ladang, kebun, atau tegal.
Proses produksi yang dilakukan untuk menghasilkan padi sudah umum dipelajari. Proses ini membutuhkan tiga kali musim tanam dan tiga kali musim
panen dalam setiap tahun. Benih padi umumnya diperoleh dari pedagang eceran atau penjual di pasar dan bantuan dari pemerintah. Hal-hal yang dilakukan dalam
proses produksi padi adalah: a.
Pengolahan lahan Pengolahan lahan ini dilakukan agar kondisi struktur tanah dapat sesuai
dengan ketentuan tanah untuk ditanami padi. Lahan yang ada dipersiapkan dengan mensterilkan tanah dari rumpun rumput, mempertimbangkan kadar air,
curah hujan, hari hujan, tekstur, dan solum tanah. b.
Penanaman Penanaman yang baik dapat dilakukan dengan pola jajar legowo. Cara tanam
padi jajar legowo adalah teknik penanaman padi untuk menghasilkan produksi yang cukup tinggi. Pengaturan jarak tanam jajar legowo dapat menghasilkan
tambahan jumlah populasi tanaman. c.
Pemeliharaan Tahap pemeliharaan adalah tahap yang cukup penting dalam keberlangsungan
hidup tanaman. Tahap ini dapat menentukan apakah luas panen akan bertambah atau mengalami gagal panen. Para petani harus mengetahui dengan
baik adaptasi dalam menghadapi perubahan iklim yang dapat memicu adanya faktor-faktor lain penyebab gagal panen. Penyemaian yang tepat sangat
diperlukan dalam tahap ini. Penggunaan pupuk dan obat pembasmi OPT perlu dilakukan secara bijak.
d. Pemanenan
Pemanenan biasanya dilakukan 3 kali dalam satu tahun pada bulan Januari- Maret, Juni-Agustus, dan Oktober-November. Pada saat panen, luas panen
mungkin dapat berbeda dengan luas pada saat tanam sehingga menghasilkan sisa tanam. Hal ini dikarenakan kemungkinan pada saat pemeliharaan petani
Universitas Sumatera Utara
10 melakukan kesalahan. Dapat juga terjadi karena serangan hama di beberapa
tanaman sehingga tidak bisa dipanen, atau kerusakan tanaman karena perubahan iklim.
e. Pascapanen
Pada tahap pasca panen, umumnya hasil panen ini dijual kepada tengkulak atau penebas dengan ukuran yang berbeda tergantung jenis gabah kering atau
gabah basah pada saat dijual. Sebagian besar hasil panen akan diolah menjadi beras dan dipasarkan ke masyarakat sebagai konsumsi.
2.1.2.1 Curah Hujan
Curah hujan adalah butir-butir atau kristal es yang keluar dari awan. Bila curah dapat mencapai bumu disebut “hujan”, apabila setelah keluar dari dasar awan
tidak sampai ke bumi karena habis menguap segera setelah keluar dari awan disebut “virga”. Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan dinamakan
“Penakar Hujan”. Akat ini berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan yang jatuh dan masuk kedalam corong penakar curah hujan dalam periode 24 jam
dan diamati dalam periode waktu tertentu. Butir air yang dapat keluar dari awan mencapi bumi sekurang-
kurangnya bergaris tengah 200 mikrometer, bila kurang dari 200 mikrometer, butir-butir air tersebut sudah habis menguap sebelummencapai bumi 1
mikrometer = 0,001 cm. Perubahan iklim tidak hanya dipengaruhi oleh suhu, akan tetapi juga
dipengaruhi oleh curah hujan yang tidak merata dan dalam waktu yang tidak dapat diprediksi. Besar kecilnya curah hujan sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan metabolisme tanaman sehingga curah hujan yang terlalu tinggi dapat menyababkan banjir. Banjir berdampak pada kegagalan panen karena
tanaman rusak dan tergenang air.
2.1.2.2 Hari Hujan
Kepadatan hujan D adalah ukuran untuk menyatakan seringnya hujan atau banyaknya hari hujan selama kurun waktu tertentu, misalnya dalam sebulan
Universitas Sumatera Utara
11 banyaknya hari 30, terjadi 9 hari hujan maka kepadatan hujan 930 Rumus
umumnya ditulis:
D= hB
Dengan:
D = menyatakan kepadatan hujan
h = banyaknya hari hujan B = banyaknya hari dalamsebulan
Hari hujan adalah hari ada hujan lebih dari 0,5 mm . Curah hujan yang tinggi
dapat mengakibatkan hari hujan meningkat sehingga dapat menyebabkan banjir yang berdampak pada kegagalan panen.
2.1.2.3 Penggunaan Pupuk Tingkat produktivitas usahatani padi pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh
tingkat penerapan teknologinya, dan salah satu diantaranya adalah pemupukan. Dengan penggunaan pupuk yang tidak sesuai dosis maka produtivitas per satuan
lahan dapat menjadi berkurang. Oleh karena itu berapa dan dalam kondisi bagaimana faktor-faktor produksi digunakan, semuanya diputuskan dengan
menganggap bahwa produsen selalu berusaha untuk mencapai keuntungan yang maksimum. Pemupukan berimbang yang didasari oleh konsep “ pengelolaan hara
spesifik lokasi” PHSL adalah salah satu konsep penetapan rekomendasi pemupukan. Dalam hal ini, pupuk diberikan untuk mencapai tingkat kesediaan
hara esensial yang seimbang di dalam tanah dan optimum guna: a meningkatkan produktivitas dan mutu tanaman, b meningkatkan efisiensi pemupukan, c
meningkatkan kesuburan tanah, dan d menghindari pencemaran lingkungan.
2.1.2.4 Sisa Tanam Akhir Tahun Lalu
Di dalam dunia pertanian, ada kalender tersendiri mengenai siklus satu tahunan atau sering disebut dengan “Musim Tanam MT” dan biasanya dilakukan sampai
tiga kali penanaman. Musim Tanam sering disebut dengan MT 1 diawali pada bulan November sampai pertengahan Februari musim hujan, MT2 dimulai awal
atau pertengahan Maret samapi akhir Juni musim gadu atau pancaroba dan MT3
Universitas Sumatera Utara
12 diawali bulan Juli samapi akhir Oktober musim kering. Secara umum pola
tanam tanam di negara kita ada 3 yaitu: 1.
Pola tanam yang biasa dilakukan dengan menanam Padi-Padi-Padi. 2.
Pola tanam yang biasa dilakukan dengan menanam Padi-Padi-Palawija. 3.
Pola tanam yang biasa dilakukan dengan menanam Padi-Palawija-Padi. Di dalam Musim Tanam Pertama dilakukan penanaman padi diawal
November dan akan dipanen pada pertengahan bulan Februari, hal ini mengakibatkan produksi padi tercatat sebagai produksi tahun lalu atau sering
disebut dengan sisa tanam akhir tahun lalu.
2.2 Pengertian Regresi