Pengertian Motivasi Teori Motivasi

xlii pemakaian. Namun, menarik untuk dicatat bahwa kepatuhan normatif tampak menurun dampaknya di sebagian besar dunia barat. Faktor utama adalah pertumbuhan urbanisasi diselur dunia yang menyebabkan isolasi sosial yang lebih besar dan individualisme. Faktor lain yang menyebabkan hilangnya kepatuhan normative adalah respek yang lemah terhadap norma sosial, bukan penyangkalan dampak norma tersebut. b. Pengaruh Nilai-Ekspresif Kelompok acuan dapat melaksanakan fungsi nilai ekspresif, dimana suatu kebutuhan akan hubungan psikologis dengan suatu kelompok tampak jelas dengan penerimaan norma, nilai atau perilaku kelompok tersebut dan respons penyesuaian diri dibuat, walaupun tidak ada motivasi untuk menjadi seorang anggota. Suatu hasil yang dikehendaki adalah menaikkan citra dimata orang lain. Hasil yang lain adalah identifikasi dengan orang yang dikagumi dan dihormati. c. Pengaruh Informasi Konsumen kerap menerima opini orang lain sewaktu memberikan bukti yang dapat dipercaya dan dibutuhkan mengenai realitas. Ini adalah yang paling nyata ketika sulit untuk menilai karakter merek atau produk melalui observasi. Mereka kemudian akan merasa pemakaian atau rekomendasi oleh orang lain sebagai hal yang bijaksana dan absah.

D. Teori Motivasi

1. Pengertian Motivasi

xliii Asal kata motivasi bersumber dari bahasa latin movere yang artinya bergerak. Definisi motivasi adalah dorongan yang bersifat internal atau eksternal pada diri individu yang menimbulkan antusiasme dan ketekunan untuk mengejar tujuan-tujuan spesifik Daft, 1999 dikutip dari Safaria, 2004:175. Pengertian ini menegaskan bahwa motivasi berhubungan dengan adanya dorongan internal atau eksternal yang memicu perilaku tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi lain menyebut motivasi sebagai sebuah proses yang dimulai dari adanya kekurangan baik secara fisiologis maupun psikologis yang memunculkan perilaku atau dorongan yang diarahkan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Pengertian ini menegaskan secara lebih spesifik adanya kekurangan baik secara fisiologis maupun psikologis yang memunculkan perilaku tertentu atau dorongan untuk mencapai tujuan yang berharga Daft, 1999 dikutip dari Safaria, 2004:175. Definisi kedua menekankan keterkaitan antara kebutuhan needs, dorongan drive, dan hadiah incentives, yaitu: a. Kebutuhan needs Adalah keadaan yang memunculkan ketidakseimbangan dan kekurangan baik secara fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan bisa diartikan juga sebagai sesuatu keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Sebagai contoh ketika kita membutuhkan alat transportasi guna menunjang segala kegiatan kita setiap hari maka kita membutuhkan sebuah kendaraan untuk membantu mobilitas kita. Motor merupakan sesuatu hal yang menarik untuk diperoleh agar memuaskan kebutuhan akan transportasi. xliv b. Dorongan drive Dorongan disamakan dengan motif yang memicu munculnya perilaku tertentu untuk mengurangi atau memenuhi kebutuhan. Sebagai contoh ketika kita kesulitan transportasi, keadaan ini menyebabkan timbulnya rasa panik, jengkel, dan bingung. Kemudian rasa itu menimbulkan ketengan secara fisiologis sehingga mendorong individu untuk membeli sebuah kendaraan. c. Hadiahinsentif Adalah segala sesuatu yang memuaskan, mengurangi, dan memenuhi kebutuhan, sehingga menurunkan ketegangan. Ketika individu berhasil mendapatkan alat transportasi, kemudian rasa panik pun hilang dan individu kembali beraktivitas seperti biasanya Luthans, 1995. Dorongan, usaha atau upaya diukur secara intensitas, semakin besar tingkat intensitasnya maka semakin besar motivasi yang dimiliki oleh individu. Motivasi tidak sama dengan perilaku, dan hal yang menentukan munculnya suatu perilaku tertentu tidak saja disebabkan oleh adanya motif atau kebutuhan tertentu, tetapi dipengaruhi pula oleh faktor penengah lain seperti kepribadian atau faktor situasional. Jadi, dapat dikatakan bahwa individu yang termotivasi berada di dalam keadaan ketegangan atau kekurangan deficiency, ketegangan dan kekurangan ini perlu dihapuskan dengan adanya dorongan, usaha atau upaya yang tinggi dari individu. Ketika usaha dan upaya individu dalam bentuk perilaku berhasil mencapai dan memenuhi kebutuhannya, maka ketegangannya menurun atau hilang Daft, 1999, Luthans, 1995 dikutip dari Safaria, 2004:176. xlv

2. Macam Motivasi