Panjang Gelombang Sintesis Koloid Nanopartikel

termasuk yang direfleksikan dan didispersikan, sedangkan absorptansi tidak memperhitungkan yang direfleksikan dan didispersikan.

2.9 Panjang Gelombang

Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari sebuah pola gelombang. Biasanya memiliki denotasi huruf Yunani lambda . Dalam sebuah gelombang sinus, panjang gelombang adalah jarak antara puncak: Bentuk gelombang sinus dapat dilihat pada gambar 2.2 Gambar 2.2.Contoh bentuk gelombang Axis x mewakilkan panjang, dan I mewakilkan kuantitas yang bervariasi misalnya tekanan udara untuk sebuah gelombang suara atau kekuatan listrik atau medan magnet untuk cahaya, pada suatu titik dalam fungsi waktu x. Panjang gelombang λ memiliki hubungan inverse terhadap frekuensi f, jumlah puncak untuk melewati sebuah titik dalam sebuah waktu yang diberikan. Panjang gelombang sama dengan kecepatan jenis gelombang dibagi oleh frekuensi gelombang. Ketika berhadapan dengan radiasi elektromagnetik dalam ruang hampa, kecepatan ini adalah kecepatan cahaya c, untuk sinyal gelombang di udara, ini merupakan kecepatan suara di udara. Hubungannya adalah : λ = � � 2 Dimana : λ = panjang gelombang dari sebuah gelombang suara atau gelombang elektromagnetik c ’ = kecepatan cahaya dalam vakum = 299,792.458 kmd ~ 300,000 kmd = 300,000,000 md atau c = kecepatan suara dalam udara = 344 md pada 20 °C 68 °F Universitas Sumatera Utara f = frekuensi gelombang

2.10 Sintesis Koloid Nanopartikel

Koloid nanopartikel dapat terjadi secara alamiah ataupun melalui proses sintesis oleh manusia. Sintesis koloid nanopartikel bermakna pembuatan koloid nanopartikel dengan ukuran yang kurang dari 100 nm dan sekaligus mengubah sifat atau fungsinya. Secara garis besar pembentukan koloid nanopartikel logam dapat dilakukan denganmetoda top-down fisika dan bottom-up kimia. a. Metoda fisika top-down yaitu dengan cara memecah padatan logam menjadi partikel-partikel kecil berukuran nano. Metode top-down juga pada dasarnya penurunan sistem ke subsistem. Dapat dicontohkan dengan membangun sebuah bangunan atau patung dengan membentuk sebuah batu. Pendekatan top-down sering menggunakan metode Sputtering, Mechanical Milling, Pysical vapor deposition, Sputter deposition, atau alat pengeboran untuk mendapatkan komponen yang lebih kecil. Teknik Micropatterning seperti litografi, sketsa plasma dan laser ablasi yang di klasifikasikan ke dalam metode ini. b. Metoda kimia bottom-up dilakukan dengan cara menumbuhkan partikel- partikel nano mulai dari atom logam yang didapat dari prekursor molekular atau ionik. Metode Bottom-up merupakan menyatukan komponen yang lebih kecil dari sistem yang lebih besar. Dapat digambarkan dengan membangun sebuah bangunan dengan menyatukan batu bata atau perakitan bagian-bagian mesin mobil. Di bidang bioteknologi, metode Bottom-up digunakan untuk mendapatkan komponen. Bioteknologi menggabungkan molekul tunggal. Dalam nanoteknologi, dapat di defenisikan sebagai perakitan dari atom dan molekul untuk membentuk sistem yang lebih besar. Pengendapan uap kimia CVD dan proses Sol-gel dapat diklasifikasikan ke dalam metode ini.

2.11 Pulse Laser Ablasion in-Liquid PLAL