BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Karakterisasi Sampel Dengan Spektrometer
Telah dilakukan penelitian pembuatan nanopartikel emas Au dengan metode laser ablasi. Dimana metode ini merupakan metode fisika yang menjadi pusat
perhatian bagi para peneliti.Metode ini merupakan metode yang paling efektif dan efisien karna metode ini bebas dari bahan kimia berbahaya. Pembentukan
nanopartikel emas direkayasa melalui pulsa laser ablasi pada Plat emas 99,99. Pembuatan nanopartikel ini dilakukan dengan memvariasiakan parameter energi,
panjang gelombang radiasi, waktu irradiasi, dan konsentrasi CTAB. Dari berbagai parameter tersebut akan didapat satu parameter yang mendapatkan hasil terbaik
dalam pembuatan nanopartikel emas melalui laser ablasi tersebut. Preparasi sampel dengan H
2
O + CTAB 0,001 wt, 0,01 wt, dan 0,1 wt. Dimana pada sampel yang digunakan, variasi energi dan variasi konsentrasi di bedakan. Pengujian dengan
spektrometer untuk melihat bahwa nanopartikel yang disintesis telah tebentuk. Nanopartikel emas memiliki absorbansi yang tinggi pada panjang gelombang antara
520 nm - 530 nm.
4.1.1 Pengaruh Energi yang Berbeda Konsentrasi CTAB 0,1 wt, 0,01 wt,
dan 0,001 wt
Sampel yang sudah di preparasi kemudian di radiasi dengan plat Au didalam medium cair pada panjang gelombang untuk setiap sampel yaitu 582 nm. Energi laser
telah disesuaikan dengan memasukkan lembaran kaca di jalur sinar laser sebelum mencapai fokus lensa. Hasil sampel yang sudah diradiasi sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Dengan energi 39 mJ konsentrasi CTAB 0,01 wt, dan 0.1 wt
Dari gambar 4.1 merupakan sampel dengan energi yang sama tetapi konsentrasi CTAB yang dibedakan. Untuk konsentrasi CTAB 0,1 wt, warna cairan
yang dihasilkan lebih pekat, yaitu merah tua daripada sampel dengan konsentrasi 0,01 wt dengan warna batu bata. Radiasi sampel dengan waktu yang sama, tetapi
konsentrasi CTAB yang berbeda ternyata mempengaruhi proses pembuatan nanopartikel emas tersebut. Terbukti dari hasil gambar 4.1 bahwa cairan nanopartikel
emas memiliki perbedaan warna, berarti memiliki tingkat absorbansi, scattering, dan juga diameter yang berbeda dari nanopartikel emas itu sendiri.
Hasil identifikasi sampel diatas dengan menggunakan spektrometer menunjukkan bahwa adanya nanopartikel akibat dari radiasi sampel dengan
menggunakan plat Au. Hasil ini akan menunjukkan tingkat absorbansi dari masing- masing sampel pada energi 39 mJ.
Awal
0,1 wt 0,01 wt
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Identifikasi spektrometer untuk energi 39 mJ
Dari gambar 4.2 Menunjukkan bahwa nanopartikel yang disintesis telah tebentuk.Nanopartikel emas memiliki absorbansi yang tinggi pada panjang
gelombang antara 520 nm - 530 nm.Adanya pergeseran puncak absorbansi untuk konsentrasi yang berbeda. Dimana pada grafik diatas menunjukkan bahwa pada
konsentrasi 0,01 wt puncak grafik berada pada panjang gelombang 521 nm, sedangkan pada konsentrasi 0,1 wt puncak grafiknya berada pada 525 nm. Dimana
pergeseran puncak panjang gelombang menuju ke arah kanan yang berarti semakin besar ukuran partikel yang dihasilkan.Untuk tingkat absorbansi pada konsentrasi 0,1
wt lebih tinggi daripada konsentrasi 0,01 wt. Adanya perbedaan tingkat absorbansi karna jumlah nanopartikel yang berbeda untuk setiap sampel.Absobansi
dengan tingkat yang tinggi, dikarenakan banyaknya nanopartikel yang berinteraksi dengan sinar yang dipancarkan, tetapi pada absorbansi yang rendah berarti lebih
sedikit berinteraksi dengan sinar yang dipancarkan.
Tabel 4.1 Energi 19 mJ konsentrasi CTAB 0,001 wt, 0,01 wt, dan 0,1 wt
Konsentrasi CTAB Warna
0,001 wt Merah tua
0,01 wt Batu bata
0,1 wt Ungu
Universitas Sumatera Utara
Hasil spektometer dari sampel diatas yaitu :
Gambar 4.3 Identifikasi spektrometer dengan energi 19 mJ Tabel 4.2 Energi 9 mJ konsentrasi CTAB 0,001 wt, 0,01 wt, dan 0,1 wt
Gambar 4.4 Identifikasi spektrometer dengan energi 9 mJ
Konsentrasi CTAB Warna
0,001 wt Ungu
0,01 wt Batu bata
0,1 wt Salmon gelap
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Variasi Waktu Dengan Energi 19 mJ Konsentrasi 0,01 wt