Saham Sebagai Surat Berharga

3. Jumlah pengajuan minimal ditetapkan beberapa lembar saham, jika kurang dari minimal permohonan diajukan kepada anggota bursa yang lain. 4. Lead underwriting berhak memutuskan apakah permohonan pembelian saham dikabulkan seluruhnya atau tidak disetujui sama sekali. 5. Tempat penyetoran 6. Tempat dan cara-cara mendapatkan prospektus Berdasarkan prospektus yang diterbitkan sebagai penawaran umum dari saham perusahaan yang go publik maka masyarakat maupun badan hukum yang hendak membeli saham perusahaan tersebut dapat menghubungi perusahaan yang menerbitkan prospektus dimaksud. Biasanya perusahan yang menawarkan saham telah menyediakan formulir pemesanan saham. Jadi masyarakat atau badan hukum yang ingin membeli saham harus mendapatkan formulir pemesanan saham yang diterbitkan oleh perusahaan dimaksud dan mengisi formulir tersebut sesuai dengan syarat- syarat yang sudah ditetapkan dalam formulir yang dimaksud.

C. Saham Sebagai Surat Berharga

Istilah surat berharga terdapat dalam Pasal 469 KUHD, antara lain berbunyi : “Dalam hal dicurinya atau hulangnya emas, perak, permata, dan lain- lain barang berharga, uang dan surat berharga....”. Untuk menuju kepada pengertian surat berharga terlebih dahulu dibedakan dua macam surat yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Surat berharga, terjemahan dari istlah aslinya dalam bahasa Belanda, waarde papier”, di negara-negara Anglo Saxon dikenal dengan istilah “negotiable instruments”. 2. Surat yang mempunyai harga atau nilai, terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda “papier van waarde” dalam bahasa Inggrisnya “letter of value”. Surat berharga adalah surat yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksanaan pemenuhan suatu peristiwa, yang berupa pembayaran sejumlah uang. 20 Selanjutnya Purwosutjipto menyebutkan surat berharga adalah surat bukti tuntutan hutang pembawa hak dan mudah diperjual belikan. 21 Kemudian Imam Prayogo Suryohadibroto, dkk, memberikan batasan, Purwosutjipto adalah surat yang diadakan oleh seseorang sebagai pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi, yang merupakan pembayaran sejumlah harga uang. 22 1. Sebagai alat pembayaran alat tukar uang Pendapat-pendapat para sarjana tersebut di atas pada prinsipnya adalah sama sehingga dapat disimpukan bahwa surat berharga mempunyai tiga fungsi utama yaitu : 2. Sebagai alat untuk memindahkan hak tagih diperjual belikan dengan mudah dan sederhana 20 Abdul Kadir Muhammad, Hukum Dagang Tentang Surat Berharga, Penerbit. Citra Aditya bakti, Bandung, 2001. hal. 4. 21 Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, 7 Hukum Surat Berharga, Penerbit Jambatan, 2000. hal. 6. 22 Imam Prayogo Suryohadibroto, dkk, Surat Berharga, Alat Pembayaran Dalam Masyarakat Modren, Penerbit PT. Bina Aksara, Jakarta, 2001. hal. 6. Universitas Sumatera Utara 3. Sebagai surat bukti hak tagih surat legitimasi. Tujuan penerbitan surat berharga adalah sebagai pemenuhan prestasi berupa pembayaran sejumlah uang. Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian terakhir ternyata klasifikasi surat berharga yang dikemukakan Scheltema sudah tidak sesuai lagi dan perlu direvisi. Beliau mengklasifikasikan surat atas pengganti dan atas tunjuk menjadi tiga berdasarkan perikatan dasarnya yaitu : 1. Zakenrechtelijke papieren surat yang bersifat hukum kebendaan, isi perikatan dasarnya ialah hak pemegang atas penyerahan barang yang tercantum didalamnya, misalnya konosemen, ceel. 2. Lidmaatschaps papieren surat tanda keanggotaan suatu persekutuan, isi perikatan dasarnya ialah hak-hak tertentu yang diberikan oleh persekutuan kepada pemegangnya, misalnya saham, tanda keanggotaan koperasi; 3. Schuldvorderings papieren surat tagihan hutang, isi perikatan dasarnya ialah hak pemegang atas pembayaran sejumlah uang yang tercantum didalamnya, misalnya wesel, aksep, cek, promes atas tunjuk, kwitansi atas tunjuk. Berdasarkan klasifikasi di atas ini surat berharga termasuk dalam klasifikasi ke tiga, yang meliputi wesel, aksep, cek, promes atas tunjuk, kwitansi atas tunjuk. Surat-surat inilah yang diatur dalam Buku I titel 6 dan 7 KUH Dagang. Dengan demikian yang dikatakan surat berharga menurut Scheltema adalah surat yang berisi hak atas pembayaran sejumlah uang yang tercantum Universitas Sumatera Utara didalamnya, hak atas pembayaran itu dapat diperoleh dengan menunjukkan dan menyerahkan surat itu sebagai bukti, dan didalam surat itu terdapat klasula peralihan atas tunjuk atau atas pengganti. Kenyataan sekarang menunjukkan bahwa surat berhargati tidak hanya meliputi surat yang diatur dalam Buku I titel 6 dan 7 KUH Dagang, melainkan juga meliputi saham, yang dalam klasifikasi tadi termasuk dalam klasifikasi kedua. Saham memenuhi kriteria surat berharga yang dikemukakan Schertema. Dengan demikian, saham masuk dalam klasifikasi ketiga. Kenyataan juga menunjukkan bahwa surat berharga tidak hanya berklasula atas tunjuk atau atas pengganti, melainkan juga dapat berklasula atas nama, misalnya saham dan obligasi diterbitkan atas nama, sertifikat deposito, sertifikat saham, sertifikat dana reksa, ketiganya diterbitkan atas tunjuk. Dari kenyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dokumen-dokumen berharga yang dikenal dalam lalu lintas perdagangan atau perusahaan dapat berklausula atas nama, atas tunjuk, atas pengganti. Dokumen-dokumen tersebut digolongkan menajdi dua macam yaitu : 1. Surat yang bersifat hukum kebendaan zakenrechtelijke papieren meliputi konosemen, ceel, surat muatan varachbrief. 2. Surat berharga a yang diatur dalam titel 6 dan 7 KUH Dagang yaitu wesel, aksep, cek, promes atas tunjuk, dan kwitansi atas tunjuk, b yang diatur di luar titel 6 dan 7 KUH Dagang yaitu bilyet giro, saham, obligasi, sertifikat saham, sertifikat deposito, sertifikat dana reksa. Surat berharga adalah surat yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut ini : Universitas Sumatera Utara 1. Memuat hak pemegang atas pembayaran sejumlah uang yang tercantum didalamnya berdasarkan perikatan dasar; 2. Hak atas pembayaran dapat diwujudkan dengan menunjukkan dan menyerahkan surat itu sebagai bukti; 3. Dalam surat itu terdapat klausula peralihan aats nama, atau atas pengganti, atau atas tunjuk. Sebagai surat berharga saham memuat jumlah nominal dalam rupiah yang telah ditetapkan oleh perseroan yang telah menerbitkannya. Jumlah nominal ini menunjukkan batas hak dan tanggung jawab pemegang yang diberikan oleh perusahaan perseroan tersebut, misalnya jumlah keuntungan deviden yang dapat diterima pemegang, jumlah maksimal yang dapat diterima pemegang jika saham itu diperalihkan kepada pemagang berikutnya penerima. Jumlah nominal ini dapat juga menyatakan besarnya nilai harga perikatan dasar yang melandasi penerbitan saham tersebut. Selain memuat klausula peralihan dan klausula jumlah uang, saham juga mempunyai ciri legitimasi, yaitu ciri yang menyatakan bahwa pemegang adalah orang yang berhak atas pembayaran sejumlah uang yang tersebut didalamnya dan berhak atas semua manfaat yang timbul dari saham itu, misalnya hak atas deviden, hak suara dalam rapat pemegang saham. Untuk memperoleh hak-hak tersebut, cukup dengan menunjukkan saham itu, ciri legitimasi dapat diketahui dari klausula peralihannya bagi pemegang berikut, sedangkan bagi pemegang pertama dari nam yang tercantum didalam saham itu saham atas nama. Jadi siapa yang Universitas Sumatera Utara menguasai saham itu sah dialah yang berhak atas segala yang terbit dari saham itu. Sedangkan surat yang mempunyai harga atau nilai, diterbitkan bukanlah sebagai pemenuhan prestasi berupa pembayaran sejumlah uang, melainkan sebagai bukti diri bagi pemegangnya sebagai pihak yang berhak atasnya. Saham sebagai surat berharga belum diatur dalam KUH Dagang, tapi bukan berarti bahwa ketentuan dalam pasal-pasal mengenai surat- surat berharga dalam KUH Dagang tidak dapat diperlakukan. Surat berharga yang ditimbul di luar KUH Dagang tetap tunduk kepada ketentuan-ketentuan umum dalam KUH Dagang yang berlaku bagi surat berharga sepanjang tidak diatur tersendiri, sesuai dengan fungsi dan tujuan penerbitan surat berharga itu. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA TENTANG SAHAM SEBAGAI JAMINAN DALAM