31
N. Klasifikasi Nelayan berdasarkan sarana apung
1. Nelayan berkapalperahu adalah nelayan yang operasi
penangkapannya menggunakan
sarana apung
berupa kapalperahu.
2. Nelayan rakit adalah nelayan yang operasi penangkapannya
menggunakan sarana apung berupa rakit. 3.
Nelayan tanpa sarana apung adalah nelayan yang operasi penangkapannya tidak menggunakan sarana apung.
2.1.2 Pendapatan Nelayan
Pendapatan merupakan hasil dari penjualan barang dan pemberian jasa dan diukur dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klaim atas barang dan
jasa yang disiapkan untuk mereka. Menurut Mulyadi 2005, pendapatan para nelayan penggarap ditentukan
secara bagi hasil dan jarang diterima sistem upah gaji tetap yang diterima oleh nelayan. Dalam sistem bagi hasil bagian yang dibagi ialah pendapatan setelah
dikurangi ongkos-ongkos eksploitasi yang dikeluarkan pada waktu beroperasi ditambah dengan ongkos penjualan hasil. Dalam hal ini, termasuk ongkos bahan
bakar oli, es dan garam serta biaya makan para awak kapal dan pembayaran retribusi. Pada umumnya biaya lain yang masih termasuk ongkos eksploitasi
seperti biaya reparasi merupakan tanggungan dari pemilik alat dan boat. Dalam hal bagi hasil yang dibagi adalah hasil penjualan ikan hasil
tangkapan. Caranya ialah ikan hasil tangkapan satu unit penangkapan dijual oleh pemilik kemudian dilakukan perhitungan bagi hasil. Waktu-waktu perhitungan
Universitas Sumatera Utara
32
bagi hasil juga dilakukan sekali sebulan, sehingga para nelayan penggarap menerima bagiannya sekali sebulan.
Pendapatan nelayan merupakan sumber utama para nelayan untuk mencukupi kebutuhan hidup. Pendapatan nelayan bersumber dari pendapatan
bersih hasil melaut dengan maksud pendapatan yang sudah tidak dipotong oleh biaya untuk melaut.
Pendapatan nelayan dapat diproksikan dengan Nilai Tukar Nelayan atau disingkat NTN yang dapat dijadikan indikator dari kesejahteraan nelayan yang
merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima nelayan It dengan Indeks harga yang dibayar nelayan Ib. It adalah produksi yang dihasilkan oleh
nelayan dan Ib adalah segala konsumsi RTP rumah tangga nelayan, biaya produksi dan Penambahan Barang Modal BPPBM.
Apabila NTN lebih dari 100, maka dapat dikatakan petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya atau
pendapatan nelayan naik, lebih besar dari pengeluarannya. Dan apabila NTN sama dengan 100, berarti nelayan mengalami impas, kenaikan atau penurunan harga
produksinya sama dengan kenaikan atau penurunan harga barang konsumsi, pendapatan nelayan sama dengan pengeluarannya. Sedangkan jika NTN kurang
dari 100 berarti nelayan mengalami defisit, kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya, pendapatan
nelayan turun dan lebih kecil dari pengeluarannya. Perhitungan Nilai Tukar Nelayan NTN atau NTP-Pi Nilai Tukar
Perikanan masuk sebagai Sub sektor atau variabel perhitungan NTP Nilai Tukar
Universitas Sumatera Utara
33
Petani bersama-sama dengan sub sektor pertanian lainnya, seperti tanaman pangan NTP-P, hortikultura NTP-H, tanaman perkebunan rakyat NTP-Pr dan
Peternakan NTP-Pt.
2.1.3 BBM Bahan Bakar Minyak