Latar Belakang Penentuan Kadar Minyak Dan Asam Lemak Bebas (ALB) Tandan Buah Segar (TBS) Berdasarkan Derajat Kematangan Buah Di PTP.Nusantara III PKS (Pabrik Kelapa Sawit) Sei Mangkei

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelapa sawit Elaeis guineensis Jaqc merupakan salah satu tanaman perkebunan di Indonesia yang memiliki masa depan cukup cerah. Perkebunan kelapa sawit semula berkembang di daerah Sumatera Utara dan Nanggro Aceh Darussalam. Namun sekarang telah berkembang di berbagai daerah, seperti Riau, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, dan Papua Sunarko, 2007 . Perkebuan kelapa sawit Indonesia berkembang dengan pesat sejak awal tahun 80-an sampai akhir tahun 2000. Luas total perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai 3,2 juta ha dengan produksi CPO crude palm oil sebesar 6,5 juta ton. Perkembangan perkebunan sawit ini masih terus berlanjut dan diperkirakan pada tahun 2012 Indonesia akan mencapai produsen CPO terbesar di dunia dengan total produksi sebesar 15 juta tontahun. Sampai saat ini minyak sawit Indonesia sebagaian besar masih diekspor dalam bentuk CPO, sedangkan di dalam negeri sekitar 80 minyak sawit diolah menjadi produk pangan terutama minyak goreng. Universitas Sumatera Utara Kelapa sawit dan turunannya juga memiliki nilai kompetetif yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sumber minyak nabati lainnya. Kelapa sawit memiliki produktivitas yang lebih tinggi dengan menghasilkan minyak sebesar 3 tonha. Di samping itu kelapa sawit juga memiliki biaya produksi yang lebih rendah dan ramah lingkungan Adiputra, 2003. Bagian tanaman kelapa sawit yang bernilai ekonomi tinggi adalah buahnya yang tersusun dalam sebuah tandan, biasa disebut dengan TBS Tandan Buah Segar . Buah sawit dibagian sabut daging buah atau mesocarp menghasilkan minyak sawit kasar crude palm oil atau CPO sebanyak 20 - 24. Sementara itu, bagian inti sawit menghasilkan minyak inti sawit palm kernel oil atau PKO sebanyak 3 - 4 Sunarko, 2007 . Tanaman kelapa sawit sudah mulai menghasilkan pada umur 24-30 bulan. Buah yang pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir artinya belum dapat diolah dalam pabrik karena masih mengandung minyak yang rendah. Umur buah tergantung pada jenis tanaman, umur tanaman dan iklim, umumnya buah telah dapat dipanen setelah berumur 6 bulan terhitung sejak penyerbukan Naibaho,1996. Tandan buah segar TBS dipanen saat kematangan buah tercapai dengan ditandai oleh sedikitnya 1 brondolan telah lepaskg TBS. Dengan kriteria panen ini, Universitas Sumatera Utara diharapkan kandungan minyak dalam TBS optimal dengan kandungan ALB yang sangat rendah dan biaya panen yang relatif lebih ekonomi Adiputra, 2003. Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan buah yang dipanen. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai derajat kematangan buah mempunyai arti yang penting sebab jumlah dan mutu minyak yang diperoleh nantinya sangat ditentukan oleh faktor ini. Derajat kematangan yang baik yaitu jika tandan – tandan yang di panen telah matang yaitu berada pada fraksi 1, fraksi 2, dan fraksi 3 Mestika, 2010. Penentuan saat panen sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas ALB minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung ALB dalam persentase tinggi. Sebaliknya jika pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang, selain kadar ALB-nya rendah, rendemen minyak yang diperoleh juga rendah Purba, 2010. Dengan demikian peneliti tertarik untuk meneliti penentuan kadar minyak dan Asam Lemak Bebas ALB Tandan Buah Segar TBS berdasarkan derajat kematangan buah di PTP.Nusantara III PKS Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei, dimana untuk menentukan kadar minyak dilakukan dengan metode sokletasi dan penentuan ALB dengan metode titrasi. Universitas Sumatera Utara

1.2. Permasalahan